Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

FAKULTAS PASCASARJANA
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
GENAP TH. AKADEMIK 2022/2023
Program Studi : PENDIDIKAN IPS
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Kelas/Semester : 1b / 1
Hari / Tanggal : Sabtu, 20 Mei 2023
Dikumpulkan via
email
Waktu : 1x24 Jam (1 hari)
Dosen / Email : Dr. Sigit Widiyarto, M.Pd / unindra103@gmail.com
  Sifat Ujian : Take Home 131  

1. Jelaskan manfaat filsafat ilmu untuk penerapan pembelajaran di tempat anda mengajar/ di tempat
anda bekerja ( poin 30)
2. Jelaskan sejarah Filsafat Ilmu hingga saat ini. ( poin 20)
3. Bagaimana Filsafat Sebagai Sarana Pengantar Ke Arah Filsafat Ilmu ( poin 30)
4. Apa beda filsafat ilmu dan ilmu filsafat jelaskan. (20)

Jawaban :

1. Filsafat ilmu memiliki manfaat yang signifikan dalam penerapan pembelajaran di berbagai tempat
kerja atau lembaga pendidikan. Berikut adalah beberapa manfaat penting dari filsafat ilmu dalam
konteks pembelajaran di tempat Anda mengajar atau bekerja:
1. Memahami dasar-dasar ilmiah: Filsafat ilmu membantu pengajar dan pekerja untuk memahami
landasan dasar ilmiah di balik pengetahuan dan disiplin ilmu tertentu. Ini membantu menciptakan
pemahaman yang lebih mendalam tentang teori, metode, dan prinsip-prinsip yang mendasari
pembelajaran.
2. Analisis kritis: Filsafat ilmu mendorong kemampuan untuk melakukan analisis kritis terhadap
pengetahuan dan keyakinan yang ada. Hal ini membantu mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan reflektif dalam proses pembelajaran, yang penting untuk memahami sudut pandang
yang berbeda, mempertanyakan otoritas, dan mengembangkan penalaran yang lebih baik.
3. Metode ilmiah: Filsafat ilmu melibatkan pemahaman tentang metode ilmiah dan bagaimana
pengetahuan dapat diperoleh melalui proses tersebut. Dengan memahami metode ilmiah, pengajar
atau pekerja dapat mengajarkan dan menerapkan pendekatan berbasis bukti dalam pembelajaran,
memastikan bahwa pengetahuan yang diajarkan didasarkan pada fakta dan penelitian yang valid.
4. Etika dan nilai-nilai dalam ilmu: Filsafat ilmu mempertimbangkan aspek-etika dan nilai-nilai
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ini membantu dalam memahami dan mengaplikasikan
prinsip-prinsip etika dalam pembelajaran dan penelitian. Etika ilmiah menjadi penting dalam
menjaga integritas akademik dan memastikan bahwa penelitian dan pembelajaran dilakukan
dengan pertimbangan moral yang tepat.
5. Refleksi dan introspeksi: Filsafat ilmu mendorong refleksi diri dan introspeksi terhadap
pandangan dan keyakinan kita sendiri. Hal ini membantu dalam pengembangan profesional dan
pribadi, serta membantu kita memahami cara pandang dan asumsi yang mendasari praktik
pendidikan atau pekerjaan kita. Dengan melakukan refleksi yang tepat, kita dapat menjadi
pengajar atau pekerja yang lebih baik dengan terus mempertanyakan dan meningkatkan praktik
kita.
Secara keseluruhan, filsafat ilmu memberikan landasan konseptual yang penting bagi pengajar atau pekerja
untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pembelajaran, mempromosikan berpikir
kritis, menerapkan metode ilmiah, menghormati etika ilmiah, dan melakukan refleksi diri secara terus-
menerus. Dengan memanfaatkan filsafat ilmu, tempat Anda mengajar atau bekerja dapat menjadi
lingkungan yang mendorong perkembangan intelektual dan profesional yang baik.

2. Sejarah filsafat ilmu mencakup perkembangan pemikiran tentang sifat, tujuan, dan metode ilmu
pengetahuan dari zaman kuno hingga saat ini. Berikut adalah gambaran umum tentang sejarah
filsafat ilmu:
1. Zaman Kuno: Pemikiran awal tentang filsafat ilmu dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno di
Mesir, Yunani, dan India. Socrates, Plato, dan Aristoteles di Yunani kuno adalah tokoh-tokoh
yang memberikan sumbangan besar dalam mengembangkan pemikiran tentang metode ilmiah,
epistemologi, dan logika.
2. Zaman Pertengahan: Pada Abad Pertengahan, filsafat ilmu dipengaruhi oleh pemikiran para
filosof Kristen seperti Santo Agustinus dan Santo Thomas Aquinas. Mereka menggabungkan
pemikiran Aristoteles dengan doktrin-doktrin agama dalam upaya mengintegrasikan filsafat dan
teologi.
3. Zaman Pencerahan: Abad ke-17 dan ke-18 menyaksikan perkembangan pesat dalam filsafat
ilmu, dengan pemikir seperti Francis Bacon, René Descartes, dan Isaac Newton. Mereka
menekankan penggunaan metode induktif, rasionalitas, dan empirisme dalam penelitian ilmiah.
4. Abad ke-19: Filsafat ilmu pada abad ke-19 ditandai dengan munculnya positivisme, yang
dipelopori oleh Auguste Comte. Positivisme menekankan pentingnya pengamatan dan
pengujian empiris dalam mendapatkan pengetahuan. Pemikiran lain yang mempengaruhi filsafat
ilmu pada periode ini termasuk evolusionisme dan materialisme dialektis Karl Marx.
5. Abad ke-20: Pada abad ke-20, pemikiran dalam filsafat ilmu semakin beragam. Logis
empirisme, yang dikembangkan oleh filosof seperti Bertrand Russell dan Ludwig Wittgenstein,
menekankan pentingnya bahasa dan logika dalam penelitian ilmiah. Filsafat ilmu analitik juga
berkembang pesat, dengan fokus pada analisis logika dan konsep-konsep ilmiah.
6. Abad ke-21: Pada abad ke-21, filsafat ilmu terus berkembang dengan mempertimbangkan isu-
isu seperti filsafat alam semesta, pemahaman tentang realitas virtual, bioetika, dan masalah etika
dalam penelitian ilmiah. Filsafat ilmu juga semakin terhubung dengan ilmu-ilmu sosial, seperti
sosiologi dan antropologi.
Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, filsafat ilmu terus beradaptasi dan berevolusi
untuk memahami fenomena baru yang muncul. Selama beberapa dekade terakhir, isu-isu seperti
keberlanjutan lingkungan, etika kecerdasan buatan, dan implikasi filosofis dari perkembangan neurosains
telah menjadi fokus perhatian dalam filsafat ilmu.

Saat ini, filsafat ilmu terus menjadi bidang interdisipliner yang melibatkan kontribusi dari berbagai disiplin
ilmu dan pemikir

3. Filsafat merupakan sarana pengantar yang penting untuk mempelajari filsafat ilmu. Melalui
pemahaman konsep-konsep dan metode filsafat secara umum, individu dapat memperoleh dasar yang
kokoh untuk memahami dan mengaplikasikan filsafat ilmu secara khusus. Berikut adalah beberapa
cara di mana filsafat berperan sebagai sarana pengantar ke arah filsafat ilmu:
1. Refleksi Epistemologis: Filsafat membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang
pengetahuan, kebenaran, dan sifat ilmu itu sendiri. Melalui filsafat, individu diajak untuk
merenungkan tentang bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apa yang membedakan
pengetahuan ilmiah dari pengetahuan lainnya, dan apa batas dan keterbatasan ilmu pengetahuan.
Pemahaman akan pertanyaan-pertanyaan ini membantu membentuk dasar pemikiran kritis yang
diperlukan dalam filsafat ilmu.
2. Pemahaman Metode Ilmiah: Filsafat ilmu membahas metode-metode yang digunakan dalam
penelitian ilmiah, seperti observasi, pengujian, pengukuran, dan penalaran induktif dan deduktif.
Filsafat mengajarkan individu untuk mempertanyakan dan memahami landasan logis dan
epistemologis di balik metode-metode tersebut. Dengan memahami metode ilmiah secara
filosofis, individu dapat menerapkan pendekatan berbasis bukti dalam praktik ilmiah mereka.
3. Etika Ilmiah: Filsafat membahas etika dan nilai-nilai yang terkait dengan penelitian dan praktik
ilmiah. Pertanyaan-pertanyaan etis tentang penggunaan teknologi, eksperimen pada subjek
manusia atau hewan, keadilan dalam alokasi sumber daya, dan tanggung jawab sosial dalam ilmu
pengetahuan semuanya menjadi bagian penting dalam filsafat ilmu. Memahami landasan filosofis
etika ilmiah membantu individu dalam mengambil keputusan etis yang tepat dalam praktik ilmiah
mereka.
4. Analisis Konsep dan Teori: Filsafat melibatkan analisis konsep dan teori secara mendalam. Ini
membantu dalam memahami dan mengklarifikasi konsep-konsep yang mendasari ilmu
pengetahuan, seperti ruang, waktu, penyebab, kebebasan, atau kehidupan. Dengan menerapkan
alat-alat analisis filosofis, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang
teori-teori ilmiah dan implikasi konseptual mereka.
5. Pemikiran Kritis: Filsafat melibatkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan reflektif. Ini
membantu individu dalam mengembangkan keterampilan evaluasi yang diperlukan untuk menilai
argumen-argumen ilmiah dan pendekatan-pendekatan teoritis. Kemampuan untuk menganalisis
secara kritis, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan, serta mempertanyakan asumsi dan
premis adalah keterampilan penting yang diperoleh melalui filsafat dan diterapkan dalam filsafat
ilmu.
Dengan memanfaatkan pemahaman dan alat pemikiran dari filsafat, individu dapat memperoleh perspektif
yang lebih kaya dan mendalam tentang sifat, tujuan, dan metode ilmu pengetahuan. Hal ini membantu
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih matang dan kritis terhadap disiplin ilmu tertentu serta
menerapkan prinsip-prinsip filsafat ilmu dalam praktik sehari-hari.

4. Filsafat ilmu (Philosophy of Science) dan ilmu filsafat (Philosophy) adalah dua bidang yang berbeda,
meskipun keduanya terkait erat dalam kaitannya dengan pemikiran dan penelitian filosofis. Berikut
adalah perbedaan antara kedua bidang tersebut:
1. Fokus Utama: Filsafat Ilmu berfokus pada pemahaman, analisis, dan evaluasi tentang sifat,
tujuan, dan metode ilmu pengetahuan. Bidang ini mempertanyakan dan mengeksplorasi aspek-
aspek epistemologis, metodologis, etis, dan konseptual dalam ilmu pengetahuan. Di sisi lain, Ilmu
Filsafat lebih luas dalam cakupan dan melibatkan pemeriksaan mendalam tentang berbagai
masalah filosofis, seperti metafisika, etika, logika, filsafat pikiran, filsafat bahasa, dan banyak
lagi.
2. Ruang Lingkup: Filsafat Ilmu berkaitan langsung dengan pemahaman dan penelitian tentang ilmu
pengetahuan dalam hal struktur, metode, dan epistemologi. Ini melibatkan analisis tentang
bagaimana pengetahuan ilmiah diperoleh, diverifikasi, dan diterapkan. Di sisi lain, Ilmu Filsafat
menyoroti pertanyaan fundamental tentang realitas, eksistensi, pengetahuan, nilai-nilai, agama,
etika, dan berbagai isu filosofis lainnya yang melampaui batasan ilmu pengetahuan.
3. Pendekatan Metodologis: Filsafat Ilmu menggunakan pendekatan yang lebih terfokus pada
penelitian, analisis, dan evaluasi secara filosofis terhadap prinsip-prinsip dan metode ilmiah. Ini
melibatkan pemikiran kritis terhadap konsep dan teori ilmiah serta penalaran logis dalam
memahami dan menguji pengetahuan ilmiah. Sementara itu, Ilmu Filsafat melibatkan penelitian,
diskusi, dan analisis terhadap argumen filosofis, konsep abstrak, dan pemikiran sistematis
terhadap berbagai masalah filosofis.
4. Penerapan Praktis: Filsafat Ilmu memiliki penerapan praktis yang kuat dalam konteks ilmu
pengetahuan, misalnya dalam mengembangkan metodologi penelitian yang lebih baik,
mengevaluasi implikasi etis dalam ilmu pengetahuan, dan merumuskan pandangan tentang
hubungan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat. Di sisi lain, Ilmu Filsafat juga dapat memiliki
implikasi praktis, tetapi cakupannya lebih luas dan tidak terbatas pada ilmu pengetahuan,
melainkan juga mencakup bidang-bidang lain seperti politik, seni, agama, dan kehidupan manusia
secara umum.
Meskipun ada perbedaan antara filsafat ilmu dan ilmu filsafat, keduanya saling melengkapi dan sering
berinteraksi. Filsafat ilmu memberikan perspektif filosofis terhadap ilmu pengetahuan, sementara ilmu

Anda mungkin juga menyukai