Anda di halaman 1dari 39

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

FILSAFAT ILMU
SEMESTER 1 TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

Dosen Pengampu : Dr.Y. Suyitno, MPd

Oleh:

NAMA : MUJI IRIYANI


NIM : 2220110076
KELAS : C ( Banjarnegara )

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
KEMENTERIAN PENDIDKAN, KUBUDAYAAN, DAN
RISET DAN TEKNOLOGI DIKTI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
________________________________________________________
SOAL UAS FILSAFAT ILMU
PRODI S2 PENDIDIKAN DASAR KLS A,B,C, dan D
PASCASARJANA UMP Th. 2022-2023
Dosen Pengampu: Dr. Y. Suyitno MPd.
A. Petunjuk:

1. Jawablah soal-soal berikut dengan disertai DAFTAR PUSTAKA pada akhir


jawaban bagian C. dan sumber rujukan lainnya,
2. Jawaban ditik dg jarak 1,5 spasi, huruf font 12, dengan huruf Time New
Romans.
3. Jawaban diserahkan dalam bentuk hard copy, dengan cover judul jawaban
UAS Filsafat Ilmu, nama, nim, prodi, kls, dan tahun angkatan. Hasil
jawaban dikirim pada tgl 30 Desember 2022 dalam 1 paket kelas, ke
Alamat: Dr. Y. Suyitno, M.Pd Jl. Lembursawah no 12 RT 02/!2 Utama
Cimahi Selatan- Kota Cimahi,
4. Bila ada yang masih belum menyerahkan tugas makalah, diserahkan
bersama jawaban UAS.

B. Soal-soal

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu? Mengapa seorang calon ilmuwan
harus belajar filsafat ilmu? Apa Peranan Filsafat Ilmu dalam riset dan studi
ilmiah lainnya? (5)
2. Ada berapa sumber kebenaran? Jelaskan masing-masing sumber tersebut
dan apa hasil kebenarannya, Apa yang dimaksud dengan kebenaran dalam
ilmu, dan apa syarat bahwa sesuatu yang ditemukan itu adalah benar secara
ilmiah? (10)
3. Bagaimana hukum alam (teori atom, gravitasi, gerak, space and time) ini
dapat menjelaskan tentang teori kebenaran. Jelaskan masing-masing teori
kebenaran yang bersumber pada teori hukum alam tersebut dan berikan
contohnya. (15)
4. Ada tiga syarat mutlak bagi pengetahuan untuk bisa jadi Ilmu Pengetahuan
yang otonom. Apa syarat mutlak itu, dan jelaskan dengan tegas masing-
masing syarat tersebut. Berikan contohnya masing-masing dalam ranah
Ilmu Pendidikan.! (15)
5. Jelaskan perbedaan antara ilmu, filsafat dan agama dalam hal kebenaran,
berikan contohnya!( 5)
6. Berikan uraian yang jelas tentang teorema, aksioma, asumsi dan hipotesis,
berikan contohnya secara tegas. (5)
7. Mengapa dalam paradigma positivisme, menolak argument teologis dan
teleologis? Jelaskan dengan tegas.(10)
8. Jelaskan implikasi kajian ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari Ilmu
Pendidikan terhadap rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan/kurikulum,
dan terhadap metode dan strategi pendidikan/pembelajaran. (10)
9. Bagaimana pandangan para filosof ilmu abad 20 tentang batas-batas ilmu
(demarkasi) antara yang empiris dengan yang metafisis? dan berikan contoh
menurut beberapa tokoh fisikawan dan biolog tentang kehidupan.(10)
10. Apakah prinsip Filsafat Ilmu sudah diajarkan di SD? Jelaskan dan berikan
contohnya. (5)
11. Dewasa ini perkembangan ilmu sudah mencapai tingkat yang terspesialisasi
begitu ragam, sehingga untuk menganalisis permasalahan Pendidikan, tidak
hanya dilihat dari perspektif hasil belajar saja. Coba perspektif apa saja yang
mungkin dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dan menjadi
kajian dalam Pendidikan dasar. (10)
12. Selamat bekerja. Tidak ada plagiasi. Jika terjadi plagiasi/peniruan, maka
dapat mengikuti kuliah tahun depan. Berikan daftar rujukan secara lengkap.

C. DAFTAR PUSTAKA.:
1.
2.
3. dst
KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PROGRAM PASCASARJA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

LEMBAR JAWAB UAS FILSAFAT ILMU

Mata kuliah : Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu : Dr. Y. Suyitno,M.Pd.
Nama Mahasiswa : Muji Iriyani
NIM : 2220110076

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu? Mengapa seorang calon ilmuwan
harus belajar filsafat ilmu? Apa Peranan Filsafat Ilmu dalam riset dan studi
ilmiah lainnya?
 Definisi Filsafat Ilmu
Filsafat Ilmu adalah suatu bidang studi filsafat yang obyek materinya berupa
ilmu pengetahuan dalam berbagai jenis dan perwujudannya. Jadi meliputi
prulalitas ilmu pengetahuan. Sementara objek formalnya yaitu berupa
hakekat ilmu pengetahuan. Jadi Filsafat Ilmu merupakan suatu pengetahuan
yang benar secara hakiki mengenai objek pengetahuan yang diperoleh
melalui pendekatan atau sudut pandang metode atau sistem yang filosofis.
 Mengapa seorang calon ilmuwan harus belajar filsafat ilmu
Seorang calon ilmuwan perlu mempelajarai filsafat ilmu untuk menyadarkan
seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir yang hanya
berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan
yang ada di luar dirinya. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu maka para
ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke
dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap
keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga mereka dapat mengarahkan
seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat
manusia.
 Peranan Filsafat Ilmu dalam riset dan studi ilmiah lainnya
Peranan filsafat ilmu dalam penelitian ilmiah yaitu Sebagai Landasan
pengembangan ilmu atau teori, Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian
penalaran teori ilmiah. Filsafat ilmu mampu menguji, merefleksi, mengkritik
asumsi dan metode keilmuan dalam sebuah penelitian ilmiah. Sebagai dasar
dalam keilmuan di tingkat perguruan tinggi. Filsafat ilmu memberikan
pendasaran logis terhadap metodologi penelitian. Kontribusi Filsafat ilmu
dalam metodologi penelitian juga dapat bersifat mengisi dan memperluas
cakrawala kognitif (akal) tentang apa yang disebut ilmu, yang diharapkan
akan menimbulkan pengertian untuk disiplin dalam berkarya ilmiah,
sekaligus meningkatkan motivasi seorang peneliti untuk melaksanakan tugas
secara sungguh-sunguh.
Dapat diuraikan beberapa poin tentang peranan filsafat ilmu dalam
penelitian ilmiah, sebagai berikut:
1. Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu atau Teori
1) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. prinsip
kritis terhadap kegiatan ilmiah, dapat menjadikan seorang peneliti
memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga
dapat menghindarkan diri dari sikap solipistik, menganggap bahwa
hanya pendapatnya yang benar.
2) Filsafat ilmu mampu menguji, merefleksi, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan dalam sebuah penelitian ilmiah. Sehingga sikap
seperti ini mampu melahirkan sebuah teori keilmuan yang baru dan
Membuka kemungkinan-kemungkinan hal baru dalam penelitian
ilmiah, karena penelitian adalah suatu proses untuk mencapai
jawaban terhadap suatu pertanyaan atau permasalahan. Dalam ilmu
selalu menemukan pola-pola, dan kemudian ada kenyamanan dengan
pola-pola itu, dalam rangka itu ilmu membutuhkan filsafat, Melalui
Filsafat Ilmu, pola-pola itu dirangsang oleh filsafat ilmu untuk
menemukan kemungkinan munculnya ilmu atau teori-teori baru.
3) Pengembangan Teori/Ilmu Baru, konten dari sebuah ilmu adalah
teori, maka pengembangan ilmu adalah sebuah teori. Ada beberapa
kemungkinan dalam pengembangan teori. Pertama, menyusun teori
baru. Kedua, menemukan teori baru untuk mengganti teori lama.
artinya sudah ada teori, namun karena dinilai sudah tidak
mampu/relevan dalam menyelesaikan suatu masalah, maka teori itu
diganti dengan teori baru. Ketiga, merevisi teori lama. Artinya adalah
seorang peneliti tidak membatalkan teori lama, tidak juga
menggantinya dengan teori baru, ia hanya merevisi, ia hanya
menyempurnakan teori lama itu. Keempat, membatalkan teori lama.
Ia hanya membatalkan, tidak menggantinya dengan teori baru. Ini
aneh: ia mengurangi jumlah teori yang sudah ada, ia membatalkan
teori dan tidak menggantinya dengan teori baru, tetapi tetap
dikatakan ia mengembangkan ilmu (Tafsir, 2004).
4) Sebagai dasar dalam keilmuan di tingkat perguruan tinggi, filsafat
ilmu akan memberikan :
1) pemahaman berbagai asumsi dasar dalam ilmu pengetahuan dan
2) pemahaman kekuatan dan kelemahan setiap metode ilmiah,
sehingga pada saatnya dapat memberikan pertimbangan yang tepat
ketika akan melakukan sebuah penelitian,
2. Filsafat Ilmu Memberikan Pendasaran Logis terhadap Metodologi
Penelitian
Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metodologi
penelitian. Sebuah metode penelitian ilmiah, harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional. Oleh sebab itu, kontribusi
filsafat ilmu dalam metode penenelitian mampu memberikan landasan
logis dan sistematis. Metodologi adalah Ilmu atau bidang filsafat yang
membahas tentang cara-cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Metodologi termasuk bidang yang disebut dengan “tool studies” atau
ilmu tentang mengenai “alat”, maksudnya adalah ilmu yang berfungsi
sebagai “alat” bagi ilmu lain. Sedangkan ilmu yang membahas bahan,
materi atau isi pelajaran disebut “content studies”. Mata pelajaran
mengenai isi (content studies) adalah mata pelajaran yang mengajarkan
fakta-fakta, bahan-bahan atau informasi tentang mata pelajaran/kuliah
tertentu.

Referensi :
UNPAD. 2013 Manfaat dan Makna Filsafat Ilmu.
https://www.pancabudi.ac.id/news/news/2013-04-14~manfaat-dan-makna-
filsafat-ilmu- . Diakses pada tanggal 28 Desember 2022 pukul 16:37

Caswili, Willi. Jurnal Ilmiah : Tujuan dan Manfaat Filsafat Ilmu.


https://www.academia.edu/25475072/Jurnal_Ilmiah_Tujuan_dan_Manfaat_Fils
afat_Ilmu_TUJUAN_DAN_MANFAAT_FILSAFAT_ILMU . Diakses pada
tanggal 28 Desember 2022 pukul 16:55

Subekti, Imam dkk. 2021. Kontribusi Filsafat Ilmudalam Penelitian


Ilmiah dan Kehidupan Sosial. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 4 No 3 Tahun 2021
ISSN: E-ISSN 2620-7982, P-ISSN: 2620-7990
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JFI/article/view/37304/19930#:~:text
=Kontribusi%20filsafat%20ilmu%20dalam%20penelitian%20ilmiah%20yaitu
%20%3A%20Sebagai%20Landasan%20pengembangan,keilmuan%20dalam
%20sebuah%20penelitian%20ilmiah. Diakses pada 28 Desember 2022 pukul
17:04

2. Ada berapa sumber kebenaran? Jelaskan masing-masing sumber tersebut dan


apa hasil kebenarannya, Apa yang dimaksud dengan kebenaran dalam ilmu,
dan apa syarat bahwa sesuatu yang ditemukan itu adalah benar secara ilmiah?
Ada 2 sumber kebenaran yaitu :
1. Kebenaran Ilmiah adalah kebenaran yang diperoleh melalui penelitian.
Kebenaran Ilmiah maksudnya adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti
kebenarannya menurut norma-norma keilmuan. Kebenaran Ilmiah
cenderung bersifat objektif, didalamnya terkandung sejumlah pengetahuan
menurut sudut pandang yang berbeda-beda, tetapi saling bersesuaian.
2. Kebenaran Non-Ilmiah adalah Penemuan Kebenaran tanpa melalui
penelitian. Seringnya orang-orang memandang tiga hal berikut ini sebagai
kebenaran yang tidak ilmiah, karena di sebabkan sifat dan caranya
sederhana, penuh dengan kira-kira, serta tidak dapat di jangkau oleh alat
indera manusia. Hal ini mencakup : pengetahuan biasa, mitos, dan wahyu.
Kebenaran ini diperoleh secara kebetulan, secara akal sehat, secara intuitif,
secara trial & error, secara spekulasi, melalui wahyu, dan karena
kewibawaan.
Apa yang di maksud kebenaran dalam ilmu
Kebenaran Ilmu. Yaitu kebenaran yang sifatnya positif karena mengacu
pada fakta-fakta empiris, serta meungkinkan semua orang untuk mengujinya
dengan metode tertentu dengan hasil yang sama atau paling tidak relatif sama.
Syarat bahwa sesuatu yang ditemukan itu adalah benar secara ilmiah
adalah :
Suatu kebenaran dapat disebut sebagai kebenaran ilmiah bila memenuhi
dua syarat utama, yaitu :
1. pertama, harus sesuai dengan kebenaran ilmiah sebelumnya yang
memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara
keseluruhan, dan
2. kedua, harus sesuai dengan fakta-fakta empiris. Sebab teori yang
bagaimanapun konsistennya sekiranya tidak didukung oleh pengujian
empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

Referensi :
https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/index.php?dir=Anrinal/METODE
%20RISET/Materi%20Ajar%20%28Doc-version%29/&file=BAB
%20I%20%20Pengetahuan%20dan
%20Penelitian.DOC#:~:text=Kebenaran%20yang%20diperoleh
%20melalui%20penelitian,Secara%20Akal%20Sehat . Diakses pada
28 Desember 2022 pukul 22:18

Institut Agama Islam An-Nur Lampung. 2022. Kebenaran Ilmu Menurut


Beberapa Teori. https://an-nur.ac.id/kebenaran-ilmu-menurut-
beberapa-teori/#:~:text=Kebenaran%20Ilmu.,atau%20paling
%20tidak%20relatif%20sama. Diakses pada 28 Desember 2022
pukul 22: 48

Ebekunt. 2008. Ilmu dan Upaya Manusia untuk Memperoleh Kebenaran.


https://ebekunt.wordpress.com/tag/kebenaran-ilmiah/ Diakses pada
28 Desember 2022 pukul 23:00
3. Bagaimana hukum alam (teori atom, gravitasi, gerak, space and time) ini dapat
menjelaskan tentang teori kebenaran. Jelaskan masing-masing teori kebenaran
yang bersumber pada teori hukum alam tersebut dan berikan contohnya. (15)
 Hukum Alam
Hukum alam adalah aturan berdasarkan kebiasaan peristiwa
tertentu yang dapat menghasilkan perkiraan melampaui saat peristiwa itu
berlangsung. Misalnya ketika Ibrahim memperhatikan bahwa matahari
biasanya tampak terbit dari arah timur setiap pagi, dirinya
menyimpulkan, “Matahari selalu tampak terbit dari arah timur”.
Kesimpulan itu merupakan pernyataan hukum alam karena diambil
berdasarkan kebiasaan penampakan matahari oleh pengamat yang berada
di Bumi serta dapat menghasilkan perkiraan bahwa esok hari, lusa, bulan
depan, atau 6000 tahun setelah Ibrohim menyimpulkan, matahari akan
selalu tampak terbit dari arah timur.
Pada sisi lain, kalau saya bilang, “Seragam Chelsea berwarna
biru,” bukanlah hukum alam karena biarpun disimpulkan dari kebiasaan
selama 113 tahun bahwa Chelsea menggunakan seragam berwarna biru,
tidak dapat membuat prediksi seperti, “Kalau Chelsea dibeli oleh Paris
Hilton, seragamnya pasti biru.”
Pembedaan seperti itu sepertinya sepele, tapi penting karena
menunjukkan bahwa tidak semua pernyataan umum yang disimpulkan
berdasarkan pengamatan dapat dipertimbangkan sebagai hukum alam
Semua pernyataan umum boleh diterima atau ditolak untuk
dipertimbangkan sebagai hukum alam. Hal ini dapat terjadi karena
sejauh ini hukum alam tidak berupa pernyataan tunggal, melainkan
beberapa pernyataan berkelindan dengan pernyataan lain, yang kadang
salah satu pernyataan bersifat lebih khusus ketimbang pernyataan lain.
Seperti sudah disebutkan, hukum alam diambil berdasarkan
pengamatan, sehingga pernyataannya dapat berupa kalimat verbal.
Namun, karena terdapat keharusan bahwa pernyataan tersebut bisa
menghasilkan perkiraan, biasanya diperlukan pernyataan matematis
berupa persamaan matematika (hubungan dua unsur saling terkait yang
dapat dihitung). Dengan demikian, pernyataan hukum alam biasanya
ditunjukkan dengan seperangkat kalimat verbal yang kemudian
dialihbahasakan ke dalam persamaan matematika.
Perkiraan yang didapatkan dari hukum alam bisa berupa satu hasil
yang tentu atau beberapa hasil yang berada pada kisaran tertentu, namun
harus memiliki cakupan dan batasan keberlakuan yang jelas. Misalnya
Hukum Newton gagal memperkirakan benda yang bergerak setara
kecepatan cahaya, namun pernyataan tersebut masih dapat dianggap
hukum karena masih mencakup semua benda yang bergerak meski
terbatas pada kecepatan yang jauh di bahwa kecepatan cahaya.
Perkiraan yang didapatkan dari hukum alam biasanya dapat
dilakukan kalau diperoleh informasi kondisi alam raya pada masa
tertentu. Misalnya informasi benda yang bergerak dengan kecepatan
tetap sebesar 80 km/jam pada pukul 08:00 pada lintasan lurus, dapat
dipakai sebagai bahan memperkirakaan lokasi benda tersebut satu jam
yang lalu maupun kemudian.
Jadi hukum alam bisa menjelaskan tentang teori kebenaran karena
sudah dibuktikan lewat hasil pengamatan yang lama dan dapat
menghasilkan perkiraan yang melampaui saat peristiwa itu berlangsung.
Dan karena terdapat keharusan bahwa pernyataan tersebut bisa
menghasilkan perkiraan, biasanya diperlukan pernyataan matematis
berupa persamaan matematika (hubungan dua unsur saling terkait yang
dapat dihitung).
 Teori Kebenaran
Terdapat 3 Teori kebenaran dalam ilmu, yaitu :
1. Teori korespondensi (The Correspondence theory of truth). Menurut
teori ini kebenaran, atau sesuatu itu dikatakan benar apabila terdapat
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan faktanya (a proposition – or
meaning – is true if there is a fact to which it correspond, if it expresses
what is the case). Menurut White Patrick “truth is that which conforms
to fact, which agrees with reality, which corresponds to the actual
situation. Truth, then can be defined as fidelity to objective reality”.
Sementara itu  menurut Rogers, keadaan benar (kebenaran) terletak
dalam kesesuaian antara esensi atau arti yang kita berikan dengan esensi
yang terdapat di dalam objeknya. Contoh : kalau seseorang menyatakan
bahwa Kualalumpur adalah ibukota Malayasia, maka pernyataan itu
benar kalau dalam kenyataannya memang ibu kota Malayasia itu Kuala
Lumpur.

2. Teori Konsistensi (The coherence theory of truth). Menurut teori ini


kebenaran adalah keajegan antara suatu pernyataan dengan pernyataan
lainnya yang sudah diakui kebenarannya, jadi suatu proposisi itu benar
jika sesuai/ajeg atau koheren dengan proposisi lainnya yang benar.
Kebenaran jenis ini biasanya mengacu pada hukum-hukum berfikir
yang benar. Misalnya Semua manusia pasti mati, Uhar adalah Manusia,
maka Uhar pasti mati, kesimpulan uhar pasti mati sangat tergantung
pada kebenaran pernyataan pertama (semua manusia pasti mati).
3. Teori Pragmatis (The Pragmatic theory of truth). Menurut teori ini
kebenaran adalah sesuatu yang dapat berlaku, atau dapat memberikan
kepuasan, dengan kata lain sesuatu pernyataan atau proposisi dikatakan
benar apabila dapat memberi manfaat praktis bagi kehidupan, sesuatu
itu benar bila berguna.
Teori-teori kebenaran tersebut pada dasarnya menunjukan titik berat
kriteria yang berbeda, teori korespondensi menggunakan kriteria fakta, oleh
karena itu teori ini bisa disebut teori kebenaran empiris, teori koherensi
menggunakan dasar fikiran sebagai kriteria, sehingga bisa disebut sebagai
kebenaran rasional, sedangkan teori pragmatis menggunakan kegunaan
sebagai kriteria, sehingga bisa disebut teori kebenaran praktis.

Referensi :
ARS. 2018. Hukum Alam, Kehendak Bebas, Perilaku
Manusia.https://www.qureta.com/post/hukum-alam-kehendak-bebas-
perilaku-manusia . Diakses pada 29 Desember Pukul 05:15
Institut Agama Islam An-Nur Lampung. 2022. Kebenaran Ilmu Meneurut
Beberapa Teori. https://an-nur.ac.id/kebenaran-ilmu-menurut-beberapa-
teori/2/ .Diakses pada 29 Desember 2022 pukul 07:00

4. Ada tiga syarat mutlak bagi pengetahuan untuk bisa jadi Ilmu Pengetahuan
yang otonom. Apa syarat mutlak itu, dan jelaskan dengan tegas masing-masing
syarat tersebut. Berikan contohnya masing-masing dalam ranah Ilmu
Pendidikan.!
Tiga syarat mutlak pengetahuan untuk bisa jadi Ilmu Pengetahuan adalah
harus memuat:
1. Ontologi
Ontologi itu sendiri membahas tentang apa yang ingin diketahui
mengenai teori tentang keberadaan atau sesuatu yang ada, berwujud dan
berasal dari pengetahuan dan bersifat rasional. Ontologi mempelajari
hakikat apa yang ada di dunia ini. Contoh dari ontologi dalam ranah ilmu
pendidikan yaitu visi misi lembaga pendidikan atau sekolah. Didalam
lembaga pendidikan atau sekolah visi misi merupakan komponen yang
harus ada. Jadi visi misi tidak hanya terpampang dan hanya bacaan saja
tetapi juga harus ada pembuktiannya. Ada eksistensi dan menunjukkan
bahwa lembaga pendidikan ini ada dan tujuan di ciptakannya suatu
lembaga itu sendiri.
2. Epistemologi
epistemologi membahas mengenai ilmu pengetahuan dan bagaimana
proses memperoleh pengetahuan. Dalam filsafat pendidikan epistimologi
membahas ilmu pengetahuan yang mengacu pada kebenaran adanya cara
pendidik menyampaikan ilmu dan cara peserta didik memperoleh ilmu.
Contohnya yaitu komponen yang harus ada dalam proses pembelajaran
misalnya metode pembelajaran, media pembelajaran. Dalam epistimologi
pendidikan juga memperhatikan keberhasilan penyampaian materi,
penanganan pendidik terhadap peserta didik. Karena epistimologi
pendidikan sangat menekankan pada bagaimana cara peserta didik
memperoleh ilmu. Maka dari itu peserta didik harus memperoleh
penanganan yang tepat dan sesuai agar ilmu atau tujuan pendidikan yang
ingin dicapai dapat berhasil, menghasilkan sesuatu yang nyata dan
tentunya sangat bermanfaat untuk peserta didik
3. Aksiologi
aksiologi membahas mengenai nilai yang berkaitan dengan kegunaan
atau manfaat dari pengetahuan yang diperoleh. Secara umum aksiologi di
artikan sebagai cabang ilmu filsafat yang mempelajari dan membahas
tentang nilai dan kualitas yang terkandung didalam sesuatu yang ada.
aksiologi membahas tentang etika dan estetika. etika yaitu suatu norma
atau aturan yang dipakai untuk pedoman dan berperilaku. Etika berkaitan
langung dengan aturan yang pastinya akan membentuk perilaku
seseorang menjadi baik. Karena etika biasanya bersumber dari agama dan
moral. estetika yaitu nilai keindahan yang berfokus pada pendidik sebagi
publik figure yang menjadi panutan dan contoh untuk peserta didiknya.
Referensi:
Nurjanah, Frisky Twinzasih. 2020. Ontologi Pendidikan, Epistemologi
Pendidikan dan Aksiologi Pendidikan.
https://www.kompasiana.com/friskytwinzasihnurjanah/5e6a5777d541df21095f
8742/ontologi-pendidikan-epistimologi-pendidikan-dan-aksiologi-pendidikan .
Diakses pada tanggal 28 Desember 2022 pukul 19:20

Notaviya, Vina. 2020. Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi dalam


Filsafat Pendidikan.
https://www.kompasiana.com/vinanotaviya/5e70ccc8d541df64671c4b42/ontol
ogi-epistimologi-dan-aksiologi-dalam-filsafat-pendidikan?
page=2&page_images=1 . Diakses pada tanggal 28 Desember 2022

5. Jelaskan perbedaan antara ilmu, filsafat dan agama dalam hal kebenaran,
berikan contohnya!( 5)
Terdapat perbedaan antara ilmu, filsafat, dan agama dimana ilmu dan filsafat
bersumber dari akal budi atau rasio manusia, sedangkan agama bersumber
dari wahyu Tuhan.
1. Ilmu, Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan cara penyelidikan
(riset), pengalaman (empiris), dan percobaan (eksperimen). Contohnya
pernyataan semua besi bila dipanaskan akan memuai, sifat-sifat
pembiasan cahaya misalnya cahaya menembus benda bening. Hal-hal
tersebut sudah melalui percobaan dulu dan dibuktikan secara empiris
bahwa itu benar dan bisa dianggap sesuatu yang benar.
2. Filsafat menemukan kebenaran atau kebijakan dengan cara penggunaan
akal budi atau rasio yang dilakukan secara mendalam, menyeluruh, dan
universal. Kebenaran yang diperoleh atau ditemukan oleh filsafat adalah
murni hasil pemikiran (logika) manusia, dengan cara perenungan
(berpikir) yang mendalam (logika) tentang hakikat sesuatu (metafisika).
Contohnya pernyataan 1 + 1 = 2, jika pernyataan itu di akui oleh banyak
orang dan belum ditemukan yang bisa mematahkannya maka pernyataan
itu di anggap benar.
3. Agama mengajarkan kebenaran atau memberi jawaban berbagai masalah
asasi melalui wahyu atau kitab suci yang berupa firman Tuhan. kebenaran
agama bersifat mutlak (absolut), karena ajaran agama adalah wahyu yang
maha benar, yang maha mutlak. Contohnya umat muslim mempercayai
kebenaran peristiwa isra mi’raj yaitu peristiwa perjalanan nabi
Muhammad SAW dari  dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha.
Kemudian, Rasulullah SAW naik ke surga untuk memperoleh perintah
salat lima waktu oleh Allah SWT.
Kebenaran yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan, dengan cara
penyelidikan tersebut adalah kebenaran positif, yaitu kebenaran atau teori
yang lebih kuat dalil atau alasannya. Kebenaran filsafat adalah kebenaran
spekulatif, berupa dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset
dan eksperimen. Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat, keduanya
nisbi (relatif), sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut), karena
ajaran agama adalah wahyu yang maha benar, yang maha mutlak.
Referensi :
Mustofa. Pengertian Pengertian Kebenaran Ilmu, Filsafat dan Agama.
http://www.tabayuna.com/2018/12/pengertian-kebenaran-ilmu-filsafat-
dan.html . Diakses pada tanggal 27 oktober 2022.

Novanti, Erina. Ilmu, Filsafat dan Agama.


https://www.kompasiana.com/erinanovanti0878/5d136ff30d82301e44364f23/
ilmu-filsafat-dan-agama . Diakses pada tanggal 26 Oktober 2022.

6. Berikan uraian yang jelas tentang teorema, aksioma, asumsi dan hipotesis,
berikan contohnya secara tegas. (5)
 Teorema
Menurut Wikipedia Teorema adalah sebuah pernyataan, sering dinyatakan
dalam bahasa alami, yang dapat dibuktikan atas dasar asumsi yang
dinyatakan secara eksplisit ataupun yang sebelumnya disetujui.
Dalam logika, sebuah teorema adalah pernyataan dalam bahasa formal yang
saat diturunkan dengan mengaplikasikan aturan inferensi dan aksioma dari
sebuah sistem deduktif.
Teorema dari sejumlah fungsi memiliki nama lain:
1. Identitas - digunakan untuk teorema yang menampakkan persamaan
antara 2 pernyataan matematika.
2. Lema - pra-teorema. Pernyataan proposisi yang diikuti dengan bukti
yang sedikit atau tidak ada sama sekali dari sebuah teorema atau definisi
lain. Yaitu, proposisi B adalah korolar proposisi A jika B bisa
dideduksikan dari A.
3. Proposisi - pernyataan yang tak dikaitkan dengan "teorema" apapun.
4. Klaim - hasil menarik yang diperlukan atau bebas.
5. Aturan - digunakan untuk teorema tertentu seperti aturan
Bayes dan aturan Cramer, yang mendirikan formula yang berguna

 Aksioma
Aksioma merupakan sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima
sebagi suatu kebenaran dan juga sifatnya umum, juga tanpa perlu adanya
pembuktian dari kita. Dan bisa juga dikatakan ialah sebuah ketentuan yang
pasti atau mutlak kebenarannya.
Untuk aksioma misalnya ialah seperti ‘’garis ialah himpunan titik-titik yang
membuat paling sedikit ialah dua titik’’, dan ‘’dua titik yang bernilaian
termuat dapat tepat garis’’.
Contoh Aksioma
1. Melalui dua titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah garis lurus.
2. Jika sebuah garis dan sebuah bidang mempunyai dua titik persekutuan,
maka garis itu seluruhnya terletak pada bidang.
3. Melalui tiga buah titik sembarang hanya dapat dibuat sebuah bidang.
4. Melalui sebuah titik yang berada di luar sebuah garis tertentu, hanya
dapat dibuat sebuah garis yang sejAjar dengan garis tertentu tersebut.
Beberapa aksioma yang saling berhubungan dapat membentuk sistem
aksioma.

 Asumsi
Asumsi menurut Bakhtiar (2004) dalam Suyitno (2019:54) merupakan
sebuah anggapan, dugaan, pikiran yang dianggap benar untuk sementara
sebelum ada kepastian. Ilmu menganggap bahwa objek-objek empiris yang
menjadi bidang penelaahannya mempunyai sifat keragaman,
memperlihatkan sifat berulang dan semuanya jalin menjalin secara teratur.
Asumsi juga dapat diartikan sebagai dugaan yang diterima sebagai dasar
atau landasan berfikir karena dianggap benar.

 Hipotesis
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang
sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan melalui penelitian.
Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala
yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam
upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja
menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenaraannya
disebut teori.
Contoh:
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat
saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa
(karena langit mendung, maka...) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila
ternyata beberapa saat kemudian hujan benar turun, maka dugaan
terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun, apabila
ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis =
pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesis
merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan
terarah. 
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema . Diakses pada 28 Desember 2022 pukul
21:01
duniapcoid. 2022. Pengertian Aksioma.
https://duniapendidikan.co.id/pengertian-aksioma/ . Diakses pada 28
Desember 2022 pukul 21:15
Suyitno, Y. 2019. Filsafat Ilmu, Struktur dan Metodologi Ilmu. Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis .Diakses pada 28 Desember 2022 pukul


21:30
7. Mengapa dalam paradigma positivisme, menolak argument teologis dan
teleologis? Jelaskan dengan tegas.(10)
Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu-ilmu
alam (empiris) sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan
menolak nilai kognitif dari suatu filosofis atau metafisik.
Theologi dalam bahasa Yunani berarti “theologia” yang berarti suatu
catatan tentang para dewa atau Allah. Teologi dalam Islam berarti Tauhid yang
berarti esa. Oleh sebab itu berbicara tentang teologi berarti kita berbicara
tentang Tuhan, atau tentang eksistensi Tuhan. Sedangkan teleogis adalah
merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan
“kebijaksanaan” objektif di luar manusia.
Jika fenomena yang terjadi di alam ini dilihat dari kacamata sains, maka
harus diikuti fakta-fakta logis dan empiris yang menggunakan metode ilmiah,
seperti eksperimen, observasi, dan komparasi. Bahkan, cara pandang sains
menilai naif pada segala gejala yang di luar nalar. Akal dianggap tidak mencari
sebab dan akhir sebuah kehidupan. Begitulah teori filsafat aliran positivisme
yang menolak aktifitas yang berkaitan dengan teologis dan metafisik
Paradigma positivisme seolah-olah menolak keberadaan kekuasaan
Tuhan, maupun metafisika. Atau setidaknya, boleh dikata dalam pandangan
aliran ini Tuhan tak campur tangan dalam soal alam. Auguste Comte yang
merupakan tokoh aliran positivisme yang paling terkenal sekaligus pendiri dari
aliran ini dan sering disebut Bapak Positivisme menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan tidak bisa melampaui fakta sehingga positivisme benar-benar
menolak metafisika dan menerima adanya "das Ding an Sich" atau objek yang
tidak dapat diselidiki oleh pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu paradigma
positivisme menolak argument teologis dan teleologis karena paradigma
positivisme menolak keberadaan kekuasaan tuhan.

Referensi : :
Nawaning. Filsafat Positivisme Sebagai Filsafat Modern.
https://www.kompasiana.com/primaaida/5e96ea31d541df72ce380533/filsafat-
positivisme?page=all#section1. Diakses pada tanggal 28 Desember 2022.

8. Jelaskan implikasi kajian ontologi, epistemologi, dan aksiologi dari Ilmu


Pendidikan terhadap rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan/kurikulum, dan
terhadap metode dan strategi pendidikan/pembelajaran. (10)
Ontologi pendidikan mengupas tentang hakikat Pendidikan.
Epistemologi pendidikan membahas tentang asal- usul atau sumber pendidikan,
metode membangun pendidikan, unsur- unsur pendidikan, sasaran pendidikan,
dan sebagainya. Sedangkan aksiologi pendidikan mengkaji tentang nilai guna
dari pendidikan.
Proses pendidikan tidak terlepas dari konsep ontology, epistemologi,
dan akasiologi didalam pengkajiaanya dimana pelaksannanya harus
mencerminkan aktualisasi dari cita - cita suatu bangsa. Ontologi dari sebuah
pendidikan adalah mengubah baik perilaku, kognitif, dan psikomotor sebagai
sebuah perubahan yang riil dimana penerapannya kepada peserta didik harus
dilandasi dengan humanisme yang akan merupah dari ketiga aspek tersebut dari
background atau intake yang buruk atau kurang baik menjadi lebih baik.
Hakekat dari sebuah pendidikan haruslah secara proper berniat dan berperilaku
sebagai penerang suatu bangsa dari kegelapan berpikir
Dalam membuat, ataupun menerapkan aturan perundang - undangan di
dalam proses pendidikan hendaklah pemerintah menyatukan konsep ontologi
dalam tataran praktis bukan dalam tataran teoretis. Pencapaian tujuan
pendidikan haruslah benar - benar di imbangi dengan undang-undang yang
berhakekat dengan pendidikan agar para generasi pendidik dan peserta didik
memiliki wawasan, jiwa, karakter yang benar - benar pembelajar sejati bukan
hanya belajar dimaknai sebagai cara untuk mendapatkan gelar ataupun ijasah,
tetapi hakekat dari pencarian ilmu haruslah menjadi landasan yang utama di
dalam medesain, merumuskan, melaksanakan, mengevaluasi sebuah sistem
pendidikan Indonesia.
Proses pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari bagaimana
pendidikan itu di rancang, di rumuskan, dilaksanakan, ataupun di evaluasi.
Dalam epistimologi dikenal sebuah cara untuk mendapatkan sebuah ilmu, maka
di dalam pendidikan mulai dari perancangan sampai evaluasi pendidikan
haruslah dilakukan secara benar, tepat dan ilmiah. Pendidikan tidak bisa
dilaksanakan secara pengalaman, oleh karena itu di dalam mengkaji sebuah
sistem proses pendidikan haruslah sebuah hasil dari kajian yang amat
mendalam. Peraturan baik itu perundang-undangan sampai kurikulum harus
memiliki dasar ilmiah dan kuat sehingga dalam pengambilan tindakan tidak
serta merta berdasakan pengalaman dari sebuah kebijakan masa lampau.
Desain sebuah pendidikan merupakan proses yang sangat bermakna di
dalam pencerdasan bangsa. Patokan atau pedoman yang akan dilaksanakan
merupakan sebuah mekanisme bagi para pelaksana baik di tingkat pusat sampai
pada guru yang sebagai ujung tombak pendidikan. Analisis data, pengujian data
harus selalu dilakukan agar menciptakan sebuah pengembangan metode
ataupun sistem pembelajaran.
Hasil dari pengembangan tersebut tentulah memiliki implikasi dan
dampak yang sangat luas. Apabila semua tindakan epistemologi di lakukan dari
tingkat pusat sampai guru, maka proses pendidikan ini tidak akan mengalami
bias yang sangat terlihat.
Kajian aksiologi mempengaruhi strategi pembelajaran/ pendidikan yang
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai-nilai (values) tentang akhlak,
adab, dan olah pikir merupakan hal utama yang diimplementasikan dalam
pembelajaran. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
menentukan nilai-nilai tersebut terinternalisasi kepada peserta didik selama
proses pembelajaran.
Referensi :
Mulyono, Kemal Budi. 2015. Implikasi Ontologi, Epistemologi, Aksiologi
Pendidikan Indonesia.
https://www.kompasiana.com/kemalbudi/551743f9a333118407b65a20/i
mplikasi-ontologi-epistemologi-aksiologi-pendidikan-indonesia Diakses
Pada 29 Desember 2022 pukul 22:00

9. Bagaimana pandangan para filosof ilmu abad 20 tentang batas-batas ilmu


(demarkasi) antara yang empiris dengan yang metafisis? dan berikan contoh
menurut beberapa tokoh fisikawan dan biolog tentang kehidupan.(10)
 Pandangan Filsuf Abad Ke-20 Terhadap Demarkasi Ilmu
Pandangan Filsuf Terhadap Demarkasi Ilmu
Menurut KBBI versi Daring, definisi dari “Demarkasi /de•mar•ka•si/
/démarkasi/” adalah batas pemisah, perbatasan, tanda batas. Batas atau
Demarkasi antara empiris dan metafisik terletak pada ada tidaknya makna
pada pernyataan empiris “meaningful” dengan pernyataan metafisik
“meaningless”. Pada abad ke-20, terdapat beberapa filsuf yang
mengemukakan pendapat dan teorinya terkait demarkasi ilmu, di antaranya
adalah Percy Williams Bridgman, Rudolf Carnap, Alfred J. Ayer, dan Karl
Popper.
1. Percy Williams Bridgman adalah penemu konsep “Definisi
Operasional”. Ia salah seorang pendukung awal dan utama dari
Operasionalisme. Bridgman memperjuangkan sebuah orientasi
metodologis yang dikenal sebagai operasionalisme, yaitu metode yang
lebih menekankan kecenderungan penelitian yang menggunakan
pengukuran secara operasional. Bridgman mengungkapkan pendapatnya
yang dikenal dengan Bridgman’s Early Position dan Bridgman’s Revised
Position.
2. Rudolf Carnap adalah seorang filsuf kelahiran Jerman. Carnap
mengemukakan bahwa sebuah “pernyataan” harus dapat diubah
bentuknya (translatability) ke dalam bahasa empiris dan dapat
dikonfirmasi.
3. Alfred J. Ayer, yang berpendapat bahwa suatu kalimat bisa jadi benar
atau salah berdasarkan istilah-istilah yang dipergunakan. Tidak perlu
adanya verifikasi untuk mendemarkasikannya, tetapi hanya
membutuhkan analisis saja dengan berdasarkan realitas inderawi.
Selanjutnya, pernyataan-pernyataan yang kebenaran atau kesalahannya
tidak bisa ditentukan dengan menganalisis, hanya bisa dilakukan dengan
mengecek fakta-fakta (verifikasi).
4. Karl Raimund Popper mengemukakan prinsip demarkasi ilmu yang
disebut dengan falsifikasi. Falsifikasi adalah kebalikan dari verifikasi,
yaitu pengguguran teori lewat/melalui fakta-fakta. Selama suatu teori
belum bisa difalsifikasi, maka ia akan dianggap benar. Selain itu, Popper
juga mengkritik prinsip verifikasi dengan menyatakan bahwa Prinsip
verifikasi tidak pernah mungkin untuk menyatakan kebenaran hukum-
hukum umum. Kritikan kedua, sejarah membuktikan bahwa ilmu
pengetahuan juga lahir dari pandangan-pandangan metafisik. Ketiga,
untuk menyelidiki bermakna atau tidaknya suatu ucapan atau teori, kita
terlebih dulu harus mengerti tentang ucapan atau teori tersebut.
 Beberapa Tokoh Fisikawan dan Biologi
1. Tokoh Fisikawan
a. Galileo Galilei
Pria kelahiran tahun 1564 ini memberikan kontribusi besar pada
bidang fisika, astronomi, kosmologi, matematika, dan filsafat
Ia mencetuskan gagasan yang cukup kontroversial pada zaman itu,
yakni teori heliosentris di mana bumi berputar mengelilingi
matahari. Sementara, otoritas agama dan masyarakat umum pada
masa itu mempercayai teori geosentris.

Galileo Galilei percaya ba

b. Isaac Newton

Ia adalah fisikawan yang konon menemukan teori gravitasi ketika


sebuah apel jatuh dari pohon dan mengenai kepalanya. Isaac Newton
melihat sebuah apel jatuh dari pohon lalu berpikir mengenai
kekuatan misterius yang menarik benda ke tanah. Dari sini, teori
gravitasi tercetus. Prinsip gravitasinya juga menjelaskan mengenai
bagaimana planet-planet berputar mengelilingi matahari

c. Michael Faraday
Listrik yang kita nikmati sekarang adalah buah dari kerja
keras dan pemikiran Michael Faraday. Ilmuwan kelahiran 22
September 1791 ini menemukan induksi elektromagnetik dan
hukum elektrolisis.
Melansir The Guardian, perangkat elektromagnetiknya
adalah dasar dari teknologi motor listrik. Ia juga menciptakan
banyak istilah baru seperti 'ion', 'elektroda', dan 'katoda'.
Michael Faraday membuktikan bahwa gerakan bisa diubah
menjadi listrik. Rotasi (energi kinetik) diubah menjadi listrik
menggunakan induksi elektromagnetik, mengutip dari Famous
Scientists.
d. James Clerk Maxwell

Ia terkenal karena studinya dalam radiasi elektromagnetik,


yang menyatukan ilmu listrik, magnet, dan optik. Melansir National
Library of Scotland, elektromagnet menggabungkan listrik dan
magnet dalam satu perangkat. Lalu, pergerakan elektron yang
berfluktuasi menciptakan gelombang elektromagnetik.
Selain itu, James Clerk Maxwell menemukan bahwa foto
berwarna bisa dibentuk dengan filter merah, hijau, dan biru. Dan di
tahun 1861, ia mempersembahkan foto berwarna pertama di dunia.

e. Marie Curie

Marie Curie adalah perempuan pertama yang


memenangkan Nobel. Mengutip dari The Guardian, ia
memenangkan Nobel pertamanya di tahun 1903 bersama suaminya,
Pierre, karena menemukan radioaktivitas. Kemudian, Marie
memenangkan Nobel keduanya di tahun 1911 karena menemukan
radium.
Melansir BBC, penelitian Marie sangat penting dalam
pengembangan sinar-X dalam pembedahan. Selama Perang Dunia
Pertama, ia membantu melengkapi ambulans dengan peralatan X-
ray. Kemudian, ia diangkat sebagai kepala dinas radiologi oleh
Palang Merah Internasional.  Ia meninggal pada 4 Juli 1934 karena
leukemia yang disebabkan paparan radiasi tinggi dari penelitiannya.

f. Albert Einstein
Salah satu persamaan paling terkenal yang ia ciptakan adalah
E=mc2, yang menunjukkan kesetaraan massa dan energi. Artinya,
energi dan massa bisa dipertukarkan, di mana energi bisa menjadi
massa dan sebaliknya, mengutip dari Public Broadcasting Service
(PBS).
Selain itu, Einstein mencetuskan teori tentang cahaya, di
mana semua cahaya terdiri dari paket energi kecil yang disebut foton
(photons). Melansir Interesting Engineering, foton adalah partikel
tetapi juga memiliki sifat seperti gelombang.
g. Niels Bohr

Fisikawan kelahiran Kopenhagen ini mengembangkan


gagasan modern tentang atom, yang memiliki nukleus di pusatnya
dan elektron yang berputar di sekelilingnya. Kontribusi terbesar
Niels Bohr adalah model atom. Modelnya menunjukkan atom
sebagai inti kecil bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron
yang mengorbit.
Berkat penelitiannya tentang struktur atom, ia memenangkan
Hadiah Nobel. Selain itu, ia memberikan sumbangsih besar terhadap
teori kuantum. Unsur kimia bohrium (Bh), nomor 107 pada tabel
periodik dinamai berdasarkan namanya

2. Tokoh Biologi
a. Wiliam Harvey

William Harvey, ilmuwan kelahiran Folkestone, Inggris. Ia


dikenal sebagai dokter sekaligus ahli embriologi dan ahli fisiologi.
William Harvey adalah ilmuwan pertama yang berani
mempertanyakan kepercayaan tentang jantung dan peredarannya,
dilansir American Heart Association.
Ia menunjukkan model sirkulasi darah yang benar,
menjelaskan peran katup dan jantung, mekanisme pertukaran darah
beroksigen, hingga proses tubuh memompa darah.
Mengutip History-biography, pandangannya kontras dengan konsep
ortodoks bahwa darah terus-menerus diproduksi di hati.
Di tahun 1628, William Harvey menerbitkan mahakaryanya
yang berjudul De Moto Cordis atau Anatomical Studies on the
Motion of the Heart and Blood in Animals sebagai judul dalam
bahasa Inggris. Pengetahuannya bersumber dari pengamatannya
terhadap hewan yang dibedah hidup-hidup (living dissections).
b. Jean - Baptiste Lamarck
Jean Baptiste Lamarck, seorang ahli biologi, naturalis, dan
akademisi yang dulunya adalah tentara. Awalnya, di tahun 1778 ia
menerbitkan Flore Française, buku untuk membantu
mengidentifikasi spesies yang berbeda berdasarkan karakteristik
yang kontras.
Berkat karyanya, ia memperoleh gelar "Botanist to the
King" dari Comte de Buffon pada tahun 1781. Selain itu, Lamarck
adalah orang pertama yang menggunakan istilah invertebrata, yang
merujuk pada hewan tanpa tulang belakang, melansir ThoughtCo.
Pemikiran lain yang ia lontarkan ialah adaptasi terjadi pada
spesies untuk membantu mereka bertahan hidup lebih baik di
habitatnya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa perubahan fisik ini
diwariskan ke generasi selanjutnya. Ini menjadi pijakan Charles
Darwin dalam mencetuskan teori seleksi alam (natural selection).

c. Charles Darwin
Charles Darwin adalah naturalis Inggris yang populer berkat
teori seleksi alam. Mengutip National Geographic, teori ini
mengatakan bahwa individu dari suatu spesies lebih mungkin
bertahan hidup di lingkungan mereka dan mewariskan sifat ke
generasi berikutnya yang paling sesuai untuk lingkungan tertentu.
Kemudian, di tahun 1859, ia menerbitkan gagasannya
tentang evolusi dan seleksi alam dalam On the Origin of Species,
salah satu karyanya yang paling kontroversial. Dikatakan bahwa
spesies berubah dari waktu ke waktu dan berhasil meyakinkan
banyak orang, walau tidak sedikit pula yang kontra.
Dalam bukunya yang berjudul The Descent of Man yang
diterbitkan di tahun 1871, ia mengungkapkan bahwa manusia dan
kera memiliki nenek moyang yang sama. Ia tidak mengatakan
manusia berevolusi secara langsung dari kera, melainkan
menegaskan bahwa kehidupan yang sederhana berevolusi menjadi
lebih kompleks melalui berbagai mutasi genetik.
d. Gregor Mendel

Gregor Mendel, biarawan Austria dijuluki sebagai bapak


genetik (father of genetics). Berawal dari ketidakyakinannya
mengenai bagaimana sifat diturunkan dari generasi ke generasi, ia
menguji sendiri prinsip-prinsip hereditas dengan kacang polong
(Pisum sativum L) antara tahun 1856-1863.
Mengapa ia memilih kacang polong? Ini karena tanaman
dan bijinya muncul dalam dua bentuk yang mudah dikenali.
Misalnya, bentuk biji yang bulat atau keriput dan tanaman yang
tinggi atau pendek, dilansir John Innes Centre.
Ia mempelajari bagaimana sifat diturunkan melalui kacang
polong selama bertahun-tahun. Dalam studinya, Mendel
menemukan pola pewarisan yang sangat mirip serta memakai
rumus matematika untuk menjelaskan frekuensi kemunculan setiap
sifat. Hasil penelitiannya diterbitkan dalam Proceedings of the
Brunn Society for the Study of Natural Sciences di tahun 1866.

e. Rosalind Franklin

Ilmuwan Inggris ini menemukan struktur molekul asam


deoksiribonukleat (DNA), konstituen kromosom yang fungsinya
untuk mengkodekan informasi genetik, dikutip Britannica.
Pada Mei 1952, Franklin mengambil gambar yang disebut
"Photograph 51" dan menangkap pola difraksi sinar-x DNA. Data ini
sampai ke James Watson dan Francis Crick, yang juga mempelajari
DNA di waktu yang bersamaan.
Melansir New Scientist, data ini memberi mereka informasi
untuk menentukan struktur heliks ganda DNA dan segera
mempublikasikan makalah dalam jurnal Nature. Sayangnya, mereka
tidak meminta izin ke Franklin untuk menginterpretasikan datanya,
sehingga aksinya disebut tidak etis.

f. Alfred Russel Wallace

Di buku sekolah, terdapat istilah garis Wallace, yaitu garis


batas fauna yang membentang dari Samudera Hindia ke Laut
Filipina. Garis batas ini membagi kelompok hewan Asia dan
Australia.
Mengutip National Geographic, Wallace menghabiskan 8
tahun untuk mempelajari dan mengumpulkan spesimen biologi di
Asia Tenggara. Dalam kurun waktu tersebut, ia telah
mengumpulkan lebih dari 125.000 spesimen.
Studinya tentang distribusi geografis hewan mendukung
teori evolusinya. Wallace mulai memahami bagaimana spesies
berevolusi. Perubahan terjadi karena individu yang paling kuat
bertahan, lalu mewariskan karakteristik menguntungkan pada
keturunannya, dilansir Natural History Museum.
g. Gertrude. B. Elion
Ahli biokimia dan farmakologi AS, Gertrude. B. Elion.
Biokimia sendiri merupakan studi tentang proses kimia yang
berkaitan dengan organisme hidup. Ia terkenal berkat penemuan
obat untuk leukemia dan herbal untuk mencegah penolakan
transplantasi ginjal, dikutip Biology Discussion.
Pada saat itu, obat kemoterapi terlalu beracun dan
menyebabkan muntah parah. Lalu, ia menguji lebih dari 100
senyawa purin dan akhirnya menemukan 6-mercaptopurine (6-
MP). Jika 6-MP atau thioguanine digabung dengan obat lain,
membuat leukemia lebih efektif diobati.
Berkat penemuannya, Elion memenangkan Hadiah Nobel
untuk kedokteran di tahun 1988. Melansir Biography, secara
keseluruhan, Elion dianugerahi dengan 23 gelar kehormatan dan
mengembangkan 45 paten di bidang kedokteran.

Referensi :
Wahab, Abdul. 2016. Pandangan Filsuf Abad Ke-20 Terhadap Demarkasi
Ilmu Pengetahuan. https://www.gurupantura.com/2016/01/batas-
demarkasi-ilmu.html. Diakses pada 29 Desember pukul 09:40
Zakiah, Nena. 2021. 7 Ahli Fisika Paling Terkenal dan Berpengaruh di
Dunia.
https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-zakiah-1/kumpula
n-ahli-fisika-paling-berpengaruh-di-dunia?page=all .Diakses pada 29
Desember 2022 pukul 10:30
Zakiah, Nena. 2021. 7 Ahli Biologi Paling Terpopuler dan Kontribusinya
untuk dunia. https://www.idntimes.com/science/discovery/nena-
zakiah-1/daftar-ahli-biologi-paling-terkenal-di-dunia?page=all .
Diakses pada 29 Desember 2022 pukul 11:15
10. Apakah prinsip Filsafat Ilmu sudah diajarkan di SD? Jelaskan dan berikan
contohnya.
Prinsip filsafat ilmu sudah di ajarkan di sekolah dasar. rasa ingin tahu
peserta didik tinggi sekali. Rasa ingin tahu merupakan sikap ilmiah yang
diperlukan untuk memperoleh pengetahuan yang sebenar-benarnya serta
menumbuhkembangkan sifat kreatif bagi peserta didik.
Pengertian filsafat dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). (n)
pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat dari segala
yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Dalam pengertian tersebut bisa kita
simpulkan bahwa filsafat adalah pemikiran yang menyelami masalah apa
saja (the rational explanation of anything) secara sistem tertentu dan secara
metodis dapat dipertanggung jawabkan.
Metode yang dapat dipertanggungjawabkan merupakan tingkatan dalam
pemerolehan pengetahuan. Berikut urutan pemerolehan pengetahuan yang
dilakukan di sekolah dasar :
1. Pertama adalah penyelidikan melalui observasi. Di dalam observasi tersebut
hal yang diutamakan adalah pencarian masalah, atau proses pemetaan
masalah.  Observasi menjadi penting untuk melanjutkan tingkat kedua.
2. Kedua adalah perumusan hipotesis. Dari serangkaian data yang didapatkan
di observasi, baru bisa memberikan asumsi mengenai jalan keluar
permasalahan yang telah ditemukan.
3. Ketiga adalah melakukan peramalan, kegiatan peramalan adalah meninjau
hipotesis dalam kerangka untuk menguji kembali bila dihadapkan dengan
masalah-masalah lain yang sejenis. Apakah ada kesalahan mengenai
perumusan hipotesis tersebut.
4. Kemudian terakhir adalah menyimpulkan pengetahuan yang di dapatkan dari
penyelidikan yang mendalam serta melalui serangkaian pengujian hipotesis
bersama rekan sebaya atau orang yang ahli dalam bidang tersebut.

 Contoh penerapan aplikasi kegiatan filsafat di sekolah dasar


1. Pertama brainstroming. Kegiatan ini dilakukan di sekolah dimulai
dengan proses pencarian masalah. peserta didik melakukan
brainstroming dengan guru mengenai apa yang ingin diketahui hari ini.
Guru sebagai fasilitator bisa membuka pertanyaan kepada peserta didik
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa yang dekat dengan
diri peserta didik.  
2. Kedua adalah pengelompokan. Pengelompokan dilakukan ketika
peristiwa atau objek yang ingin diketahui sama atau diketahui misalnya,
salah satu peserta didik ingin mengetahui mengenai mengapa ada hujan
es, kemudian peserta didik lainnya ingin mengetahui mengenai bentuk
awan yang tidak beraturan. Kedua peserta didik ini bisa di kelompokan
untuk bekerja sama dan berkolaborasi atau berbagi mengenai fakta-fakta
yang diketahui ketika kegiatan observasi.
3. Ketiga penyimpulan. kegiatan ini dilakukan ketika peserta didik sudah
mengantongi data dan fakta yang akan bermuara pada penarikan
kesimpulan. Guru sebagai fasilitator tugasnya adalah mempertanyakan
kesimpulan tersebut dengan fakta dan data pembanding agar peserta
didik menjadi ragu kemudian proses pencarian lebih mendalam.
4. Keempat adalah presentasi pengajuan hipotesis. Ketika pencarian sudah
mendalam, serta data dan fakta sudah dikantongi peserta didik mulai
dengan melatih kemampuan bicara dari kesimpulan yang dia dapatkan.
teman-temannya juga bisa bertanya mengenai hal tersebut.
5. Kelima adalah Eureka. Ketika sudah selesai presentasi dan pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan sudah terjawab guru bisa mengajak
peserta didik berteriak Eureka. Eureka adalah teriakan yang dilakukan
oleh Archimedes ketika menemukan hukum fisika prinsip
Archimedes. Eureka berarti aku menemukannya.
Dengan melakukan ini pengetahuan yang didapat oleh peserta didik
lebih komprehensif. Rencana tindak lanjutnya adalah memperluas objek
pengamatannya. Misalnya dari pertanyaan pertama yang diajukan mengenai
mengapa bentuk awan tidak beraturan, berkembang menjadi
mempertanyakan tentang fenomena pelangi atau bisa lebih ekstrim lagi,
mengapa awan tidak dapat dipadatkan?. Rangkaian kegiatan ini adalah cara
berfilsafat pada pendidikan dasar.
Referensi :
Riadi, Reszky Fajarmmahendra. 2022. Pelajaran Filsafata di sekolah Dasar?.
https://www.indonesiana.id/read/153950/pelajaran-filsafat-di-sekolah-
dasar . Diakses pada 29 Desember 2022 pukul 16:00

11. Dewasa ini perkembangan ilmu sudah mencapai tingkat yang terspesialisasi
begitu ragam, sehingga untuk menganalisis permasalahan Pendidikan, tidak
hanya dilihat dari perspektif hasil belajar saja. Coba perspektif apa saja yang
mungkin dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dan menjadi kajian
dalam Pendidikan dasar.

 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan merupakan proses perubahan manusia terkait dengan
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh sehingga
menjadi lebih kompleks yang terus berkembang sepanjang hidup atau tidak
dapat kembali ke keadaan semula (Harahap & Sormin, 2021).
Perkembangan pada manusia terletak pada perubahan secara kualitatif yang
terkait dengan kondisi psikologis, tetapi beberapa tidak terlepas juga dari
pengaruh struktur biologis.
Setiap manusia pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya,
termasuk peserta didik. Peserta didik ini adalah individu yang sedang
berproses untuk mencapai perubahan yang lebih baik pada dirinya. Melalui
proses belajar, perkembangan pada peserta didik dapat lebih terarah dan
terukur.
Hurlock (1980) berpendapat bahwa faktor internal maupun eksternal
memiliki pengaruh terhadap kemampuan perkembangan individu. Namun,
belum dapat ditentukan faktor seperti apa yang lebih mempengaruhi. Berikut
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta didik
menurut Limbong dan Mamesah (2020):
Faktor Intenal
1. Gen dan sifat bawaan (faktor herediter)
Kemampuan bawaan yang didapat dari orangtua memiliki
pengaruh kepada perkembangan individu secara fisik, kognitif, serta
emosi. Riwayat keluarga dengan penyakit atau gangguan tertentu dapat
turun pada individu sehingga individu kemungkinan besar memiliki
penyakit atau gangguan yang sama.
Di sisi lain, kecerdasan, sifat, kepribadian orangtua juga dapat
menurun pada peserta didik dan memberikan pengaruh yang lebih besar
bagi intelegensinya dibanding faktor lingkungan (Amini & Naimah,
2020).
2. Kecerdasan
Kecerdasan merupakan kemampuan manusia yang dapat diukur
dengan melihat beberapa hal seperti kemampuan analisis, memori,
pemahaman, dan abstraksi.
J.J Rousseau mengatakan bahwa anak yang cerdas dilahirkan
dari orangtua yang cerdas pula (Amini & Naimah, 2020). Sesuai dengan
hasil riset ahli University of Washington yang membuktikan kecerdasan
seorang anak lebih besar bersumber dari ibunya yang memiliki dua
kromosom X, tempat dari gen kecerdasan.
3. Bakat khusus
Individu terlahir dengan bakat tertentu baik yang langsung dapat
diketahui, maupun yang masih terpendam. Bakat di sini tidak hanya
terkait dengan kemampuan akademik atau intelegensi, tetapi juga
kemampuan lain terkait kreativitas dan olah tubuh.
4. Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis antara aspek
fisiologis, kognitif, serta afektif yang mempengaruhi perilaku individu
dalam beradaptasi selama hidupnya. Setiap individu sudah memiliki
kepribadian yang berasal dari faktor genetis. Seiring berjalannya waktu,
mungkin akan ada penyesuaian kepribadian, tetapi tidak akan berubah
secara drastis. Kepribadian yang dimiliki peserta didik berpengaruh
terhadap bagaimana ia merespons lingkungannya, termasuk mengatasi
permasalahan yang mungkin ia hadapi.
Faktor Eksternal
1. Kesehatan dan nutrisi
Kondisi fisik sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik
dalam melakukan proses belajar. Maslow dalam Hierarki Kebutuhannya
menekankan pemenuhan kebutuhan fisiologis adalah dasar sebelum
individu memenuhi kebutuhannya yang lain.
Peserta didik yang sehat dapat menjalankan kegiatannya dengan
optimal. Kesehatan ini harus ditunjang oleh nutrisi yang cukup dan
seimbang. Dengan demikian secara fisik ia sudah siap untuk melakukan
kegiatannya.
2. Peran keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dan pertama yang
dimiliki individu. Sebagai “sekolah” pertama, penanaman dasar-dasar
pengetahuan kepada individu sangat mempengaruhi proses
perkembangan di masa selanjutnya.
Pola asuh yang tepat serta budaya yang sehat dalam keluarga
dapat membantu peserta didik untuk berkembang sesuai dengan fase
perkembangan yang harus dilewati. Selain itu, hubungan yang harmonis
serta kemampuan finansial yang stabil juga dapat menunjang
perkembangan peserta didik.
3. Lingkungan sosial
Peserta didik memiliki lingkungan sosial tempatnya berkembang
yang berpengaruh pada kondisi fisik, psikologis, serta kognitif.
Lingkungan di sini terkait dengan segala hal di sekitar individu, baik itu
orang lain, kondisi lingkungan, fasilitas, bahkan media sosial yang tidak
terlihat bentuknya secara fisik.
Lingkungan memberikan pengaruh secara positif dan negatif.
Namun, bagaimana peserta didik merespons lingkungan sangat
dipengaruhi oleh penanaman nilai dan norma sejak dini dalam keluarga.
Dengan demikian lingkungan yang kurang baik tidak menjamin
individu memiliki perkembangan yang tidak baik, begitu pula
sebaliknya.

 Pengertian Karakteristik Peserta Didik


Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat,
watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif
tetap. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola
kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil
dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya
dalam mencapai cita-cita atau tujuannya.
Informasi terkait karakteristik peserta didik sangat diperlukan
untuk kepentingan-kepentingan dalam perancangan pembelajaran. Hal
ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Ardhana dalam Asri
Budiningsih (2017: 11) karakteristik peserta didik adalah salah satu
variabel dalam desain pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai
latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk
aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum,
ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional
siswa yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman
atas karakteristik peserta didik dimaksudkan untuk mengenali ciri-ciri
dari setiap peserta didik yang nantinya akan menghasilkan berbagai data
terkait siapa peserta didik dan sebagai informasi penting yang nantinya
dijadikan pijakan dalam menentukan berbagai metode yang optimal
guna mencapai keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Ragam Karakteristik Peserta Didik antara lain :
1. Etnik,
2. Kultural
3. Status Sosial
4. Minat
5. Perkembangan Kognitif
6. Kemampuan/ pengetahuan awal
7. Gaya Belajar
8. Motivasi
9. Perkembangan emosi
10. Perkembangan social
11. Perkembangan moral dan spiritual
12. Perkembangan motorik
Dari berbagai macam karakteristik peserta didik ini bisa menjadi
kajian di sekolah dasar, misalnya tentang perkembangan fisik dan
psikomotorik peserta didik, perkembangan emosi dan sosial peserta didik,
perkembangan proses dan keterampilan kognitif peserta didik dan kajian
tentang perkembangan moral dan spiritual peserta didik
Referensi :
Munawaroh, Isniatun.
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Pedagogi/Modul%20Bahan
%20Belajar%20-%20Pedagogi%20-%202021%20-%20P2.pdf
Andriani, Ana dan Muntohar. 2022. Problematika Perkembangan Peserta
Didik. Purwokerto: CV Pena Persada
12. Selamat bekerja. Tidak ada plagiasi. Jika terjadi plagiasi/peniruan, maka dapat
mengikuti kuliah tahun depan. Berikan daftar rujukan secara lengkap.

D. DAFTAR PUSTAKA.:

Anda mungkin juga menyukai