Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reiza Khoirunnisa

NIM : 23051840009
Kelas : S2R
Makul : Filsafat ilmu
Dosen Pengampu : Prof.Dr.Wagiran S.Pd.,M.Pd

1. Apa sebenarnya perbedaan filsafat dan ilmu


Filsafat dan ilmu adalah dua bidang yang berbeda, meskipun keduanya saling terkait.
Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan ilmu
objeknya terbatas, khusus lapangannya saja. Filsafat hendak memberikan
pengetahuan, insight/pemahaman lebih dalam dengan menunjukkan sebab-sebab yang
terakhir. Sedangkan ilmu juga menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu
mendalam. Ilmu adalah anak dari filsafat. Walaupun secara teknis lepas dari filsafat,
namun ilmu masih tetap kembali ke induknya yakni filsafat, dengan tetap
menggunakan norma-norma filsafat. perbedaan dari filsafat dan ilmu itu tertujuh pada
fokus filsafat yang lebih fokus pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang realitas,
nilai, dan makna, sedangkan ilmu lebih fokus pada pengetahuan yang diperoleh
melalui metode ilmiah ,lalu di dalam filsafat dan ilmu ada Objek kajian filsafat yang
mana realitas secara umum, sedangkan objek kajian ilmu adalah objek-objek tertentu
yang dapat diamati dan diukur, di dalam filsafat dann ilmu juga mempunyai tujuan
filsafat adalah untuk memahami realitas secara menyeluruh dan mencari makna dan
nilai dalam pengalaman manusia, sedangkan tujuan ilmu adalah untuk
mengembangkan teori tentang metode ilmiah dan mencari kebenaran objektif dalam
pengetahuan. Metode di dalam filsafat dan ilmu juga menggunakan metode logika dan
rasionalitas untuk mengembangkan teori dan argumen, sedangkan ilmu menggunakan
metode ilmiah yang melibatkan pengamatan, pengukuran, dan pengujian hipotesis.
Untuk lingkup Filsafat mencakup berbagai topik seperti etika, politik, agama, dan
estetika, sedangkan ilmu terutama berkaitan dengan pemahaman tentang ilmu
pengetahuan. Meskipun filsafat dan ilmu memiliki perbedaan, keduanya saling terkait
dan saling mempengaruhi. Ilmu merupakan cabang dari filsafat, dan filsafat masih
menjadi dasar bagi ilmu
2. Bagaimana relasi timbal balik antara ilmu dan filsafat
Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan timbal balik yang erat. Filsafat
berusaha untuk menyatupadukan masing-masing disiplin ilmu, sehingga terdapat
banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila
pembahasannya tidak ingin bersifat spekulatif Sebaliknya, ilmu pengetahuan juga
memerlukan filsafat sebagai pijakan atau landasan berpikir manusia dalam dunia
akademik sebagai penalaran akal dalam mencari dan mendalami sebuah ilmu
pengetahuan Filsafat dan ilmu pengetahuan secara terus menerus selalu mengalami
transformasi guna untuk menuntaskan problematik yang dihadapi seiringan
perkembangan zaman Secara historis, keberadaan filsafat dan ilmu pengetahuan terus
mengalami dinamika setiap periodisasi guna adanya tuntutan zaman Kedua hal ini
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terintegrasi
Dalam hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat ini banyak masalah filsafat
yang memerlukan landasana pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin
dikatakan terlalu dangkal dan keliru. Bahkan,ilmu menyediakan sebagian besar bahan
yang berupa fakta fakat yang sangay penting bagai perkembangan ide ide filsafat yang
tepat sehingga dapat sejlan dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat tidak hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, melainkan menjadi
bagian dari ilmu yang juga mengalami spesialisasi.filsafat juga tidak mencakup
keseluruhan melainkan sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama,filsafat
hukum, dan filsafat ilmu yang mana semua itu merupakan bagian dari perkembangan
filsafat yang sudah menjadi sektrol dan tersekat-sekat dlam satu bidang.

3. Ilmu pengetahuan berkembang pesat seiring dengan perkembangan metode yang


digunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Berikut adalah
beberapa perkembangan metode yang memungkinkan ilmu pengetahuan berkembang
pesat:
 Metode penelitian: Penelitian merupakan salah satu tridharma perguruan tinggi
yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dosen dan mahasiswa
perlu meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan penelitian, baik
secara mandiri maupun dengan melibatkan dosen dan mahasiswa
lainnya.Periode perkembangan ilmu pengetahuan: Sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dapat diperiodekan sesuai dengan dinamika yang ada, seperti
periode Yunani kuno, periode Islam, periode renaisans, dan lain-lain
 Metode ilmiah: Ilmu pengetahuan membutuhkan metode ilmiah yang
sistematis dan objektif untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan
penelitian. Metode ilmiah meliputi pengamatan, pengujian hipotesis,
pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan
 Teknologi: Perkembangan teknologi memungkinkan ilmu pengetahuan untuk
berkembang pesat. Teknologi seperti komputer, internet, dan peralatan
penelitian modern memudahkan para peneliti untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan membagikan data Kerja sama internasional: Kerja sama
internasional memungkinkan para peneliti untuk berbagi pengetahuan dan
sumber daya, serta mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak
penelitian dilakukan oleh tim internasional yang terdiri dari para peneliti dari
berbagai negara.Dengan adanya perkembangan metode tersebut, ilmu
pengetahuan dapat berkembang pesat dan memberikan manfaat bagi
masyarakat.

Perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan sebagian besar terjadi setelah


pengembangan metode ilmiah yang tepat. Metode ilmiah adalah pendekatan
sistematis dan terorganisir untuk mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan
mencapai pengetahuan yang dapat diandalkan dan dapat diulang. Berikut
adalah beberapa faktor kunci dalam perkembangan metode ilmiah yang telah
mendukung percepatan perkembangan ilmu:
1. Pengamatan Sistematis: Metode ilmiah mengamanatkan pengamatan
sistematis dan terkontrol dari fenomena alam atau objek penelitian. Ini
berarti ilmuwan mengumpulkan data dengan teliti, mencatat
pengamatan mereka, dan mendokumentasikan semua yang mereka
temukan.
2. Formulasi Hipotesis: Ilmuwan mengembangkan hipotesis berdasarkan
pengamatan mereka. Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji yang
mengusulkan jawaban potensial terhadap pertanyaan penelitian.
Hipotesis ini adalah dasar dari metode ilmiah.
3. Desain Eksperimen: Untuk menguji hipotesis, ilmuwan merancang
eksperimen yang cermat. Eksperimen ini mengatur kondisi yang
memungkinkan ilmuwan untuk mengamati efek dari perubahan yang
mereka ingin pelajari.
4. Pengumpulan Data: Ilmuwan mengumpulkan data empiris selama
eksperimen dengan menggunakan instrumen dan teknik yang sesuai.
Data ini dapat berupa pengukuran, catatan, atau pengamatan.
5. Analisis Statistik: Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode statistik. Analisis ini membantu ilmuwan menarik
kesimpulan yang valid dari data mereka.
6. Pengujian dan Verifikasi: Metode ilmiah mendorong pengujian ulang
dan verifikasi hasil eksperimen oleh ilmuwan lain dalam komunitas
ilmiah. Peer review dan replikasi eksperimen memastikan bahwa hasil-
hasil tersebut dapat diandalkan.
7. Pengembangan Teori: Jika hasil eksperimen konsisten dengan hipotesis,
ilmuwan dapat mengembangkan teori yang menjelaskan fenomena
tersebut. Teori adalah kerangka konseptual yang lebih besar yang
menggabungkan pengetahuan dari berbagai eksperimen dan penelitian.
8. Keterbukaan terhadap Revisi: Metode ilmiah menuntut keterbukaan
terhadap revisi teori atau hipotesis jika data baru atau bukti
menunjukkan perlunya perubahan. Ini adalah karakteristik penting yang
memungkinkan ilmu pengetahuan untuk berkembang.
9. Penggunaan Teknologi: Kemajuan dalam teknologi laboratorium dan
komputasi juga telah mempercepat kemampuan ilmuwan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data dengan lebih efisien.
10. Kolaborasi dan Penyebaran Informasi: Kolaborasi antara ilmuwan dari
berbagai bidang dan penyebaran hasil penelitian melalui jurnal ilmiah
dan konferensi juga berkontribusi pada percepatan perkembangan ilmu.
Dengan adanya metode ilmiah yang efektif dan terorganisir, ilmuwan
dapat melakukan penelitian yang lebih baik, menghasilkan bukti yang lebih
kuat, dan mengembangkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia
fisik dan alam semesta. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan secara pesat selama beberapa abad terakhir, dan metode ilmiah
tetap menjadi landasan utama bagi kemajuan dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan
4. Ilmu mengalami perkembangan yang sangat pesat menuju spesialisasi yang makin
sempit dan dalam. Namun di sisi lain timbul pemikiran pula bahwa di masa kini batas-
batas keilmuan semakin kaburn, terjadi pergeseran dari pola mono disiplin menjadi
multi disiplin. Berikan pendapat terkait tersebut.
Jawaban :
Perkembangan ilmu pengetahuan memang telah mengalami dua tren yang berlawanan:
spesialisasi yang makin sempit (mono disiplin) dan pergeseran menuju pendekatan
multi disiplin. Pendapat terkait hal ini bervariasi dan mencerminkan kompleksitas
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini:  Spesialisasi yang Sempit (Mono Disiplin):
 Keunggulan dalam Pemahaman Mendalam: Spesialisasi yang dalam dalam
bidang ilmu tertentu dapat menghasilkan pemahaman mendalam dan
pengetahuan yang sangat khusus tentang topik tersebut. Hal ini memungkinkan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat rinci dalam disiplin
tertentu.
 Kemajuan Teknologi: Beberapa bidang ilmu memerlukan tingkat spesialisasi
yang tinggi karena kompleksitas teknologi dan metodologi yang digunakan.
Misalnya, dalam ilmu biomedis, spesialisasi tinggi diperlukan untuk menguasai
peralatan dan teknik terbaru.
 Publikasi dan Pengakuan: Publikasi dalam jurnal ilmiah yang sangat terkemuka
sering kali memerlukan penelitian yang sangat khusus. Ilmuwan dapat
mendapatkan pengakuan dan reputasi dengan mencapai keunggulan dalam
bidang mereka.  Pendekatan Multi Disiplin:
 Penyelesaian Masalah yang Kompleks: Banyak masalah dalam dunia nyata
tidak dapat dipecahkan dengan pendekatan dari satu disiplin saja. Pendekatan
multi disiplin memungkinkan ilmuwan untuk menggabungkan pengetahuan
dari berbagai bidang untuk mengatasi masalah-masalah yang lebih kompleks
dan multidimensional.
 Inovasi dan Penemuan Baru: Pergeseran ke arah multi disiplin sering kali
menjadi sumber inovasi dan penemuan baru. Kombinasi ide-ide dari berbagai
disiplin dapat memunculkan solusi-solusi yang tidak terpikirkan sebelumnya.
 Relevansi dalam Dunia Nyata: Pergeseran ke arah multi disiplin sering kali
memungkinkan ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan yang lebih relevan
dengan permasalahan dunia nyata, seperti masalah lingkungan, kesehatan
global, dan teknologi terapan. Pendapat terkait apakah spesialisasi yang sangat
sempit atau pendekatan multi disiplin yang lebih baik tergantung pada konteks
dan tujuan penelitian. Keduanya memiliki nilai dan peran yang penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Idealnya, ada ruang untuk kedua pendekatan
ini, dan kolaborasi antara spesialis dalam disiplin tertentu dengan ilmuwan
yang memiliki wawasan multi disiplin dapat menghasilkan pemahaman yang
lebih komprehensif dan solusi yang lebih baik untuk masalah-masalah
kompleks dalam dunia saat ini. Dengan demikian, batas-batas keilmuan yang
kabur dan pergeseran antara mono disiplin dan multi disiplin dapat menjadi
sumber kemajuan dalam ilmu pengetahua

Anda mungkin juga menyukai