Anda di halaman 1dari 15

BAB I KARAKTERISTIK MATERI

FISIKA SEKOLAH MENENGAH


Dalam bab ini Anda diajak untuk mengkaji karakteristik materi
Fisika Sekolah Menengah dimulai dari mengkaji secara filosofis tentang
Hakekat ilmu Fisika sebagai cabang dari ilmu Sains selain ilmu Biologi dan
Kimia. Bagaimana proses ilmu Fisika ditemukan dan apa produk-produk
dari ilmu Fisika. Setelah selasai membaca sub bab ini ada diajak mengenal
seberapa dalam dan luas materi fisika sekolah menengah yang terdapat di
silabus Kurikulum Mata Pelajaran Fisika SMA/MA edisi Revisi 2017.
Dengan mengetahui secara filosofis tentang makna hakekat ilmu Fisika, dan
materi Fisika SMA Anda sebagai calon guru fisika diharapkan dapat
memberikan makna dalam proses pembelajaran fisika di sekolah menengah
nantinya. Adapun indikator pencapian pada bab ini agar mahapeserta didik
dapat.
1. Memberikan contoh – contoh produk Fisika
2. Membuat laporan ilmiah seperti yang dilakukan oleh ilmuwan.
3. Menggambarkan seberapa dalam dan luas materi fisika di sekolah menengah.

A. HAKEKAT FISIKA

Fisika merupakan cabang dari sains. Sains juga disebut ilmu pengetahuan
alam (disingkat IPA). Sebagai cabang dari sains, Fisika adalah ilmu pengetahuan
alam yang mempelajari materi dan energi serta interaksi antara keduanya. Fisika juga
berkaitan erat dengan matematika. Matematika merupakan alat bantu yang
digunakan dalam fisika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis atau
rumus-rumus fisika.

1
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang lahir dan berkembang melalui
langkah-langkah observasi (pengamatan), perumusan masalah, penyusunan hipotesis,
pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori.
Jadi hakekat Fisika adalah Fisika sebagai produk atau kumpulan pengetahuan
(“a body of knowledge”), Fisika sebagai sikap (“ a way of thinking”), dan Fisika
sebagai proses (“a way of investigating”). Hal ini sesuai pendapat Collete dan
Chiappetta (1994) dalam Kanginan (2016). Jadi dapat dikatakan bahwa hakekat
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari materi dan energi serta interaksi
antara keduanya melalui serangkaian proses yang dikenal dengan metode ilmiah.
Proses tersebut dibangun atas dasar sikap ilmiah dan menghasilkan produk yang
tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku
universal.
a. Produk Ilmiah

Produk ilmiah yang berupa kumpulan pengetahuan dalam fisika


disebut produk fisika yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus,
teori, dan model.
1) Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang sesungguhnya dari segala peristiwa
yang terjadi di alam.
2) Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian, objek, fenomena, dan fakta.
3) Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori. Dalam rumus, kita dapat melihat keterkaitan antara konsep-konsep dan
variabel-variabel. Pada umumnya prinsip dan hukum dapat dinyatakan secara
matematis.
4) Istilah prinsip dan hukum sering digunakan secara bergantian karena dianggap
sebagai sinonim. Hukum Fisika adalah suatu aturan dasar yang menyimpulkan
pengamatan berkaitan untuk menjelaskan suatu pola kejadian alam. Hukum
fisika tidak dapat memberi alasan mengapa fenomena ini terjadi, hukum fisika

2
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
secara sederhana hanyalah menceritakan fenomena tersebut.
5) Teori Fisika adalah suatu penjelasan berdasarkan pada berbagai pengamatan yang
didukung oleh hasil-hasil eksperimen. Teori digunakan untuk menjelaskan
sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat langsung diamati. Teori mungkin
berfungsi sebagai penjelasan untuk hukum-hukum. Suatu teori merupakan
penjelasan terbaik atas mengapa sesuatu dapat bekerja seperti demikian. Teori-
teori diubah dan dimodifikasi begitu eksperimen baru memberikan pengertian
dan hasil pengamatan baru.
6) Suatu ide, struktur, atau sistem dapat dipresentasikan untuk memodelkan
fenomena yang tidak dapat dilihat yang dicoba jelaskan oleh ilmuwan. Model
sangat berguna untuk membantu memahami fenomena alam atau suatu teori.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, produk fisika seperti


model, prinsip atau hukum, dan teori dihasilkan setelah mempelajari gejala
alam yang melibatkan materi, energi, dan interaksinya melalui serangkaian
proses yang meliputi langkah-langkah observasi, perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen-eksperimen
dan penarikan kesimpulan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa pemahaman
fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan kata-kata kunci gejala atau
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.

b. Sikap Ilmiah

Untuk menghasilkan produk fisika, seseorang perlu menempuh


berbagai kegiatan kreatif yang melibatkan pengamatan, pengukuran, dan
penyelidikan atau eksperimen. Semua kegiatan tersebut memerlukan proses
mental dan sikap yang berasal dari pemikiran. Jadi, orang yang bertindak dan
bersikap dengan pemikirannya sehingga akhirnya melakukan kegiatan-
kegiatan ilmiah tersebut. Pikiran dan sikap baik yang diperlukan untuk

3
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, antara lain rasa ingin tahu dan rasa
penasaran yang besar, diiringi dengan rasa percaya, obyektif, jujur, dan
terbuka, serta mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap inilah
yang kemudian memaknai hakikat Fisika sebagai sikap atau “ a way of
thinking”. Tabel 1 merupakan penjelasan beberapa sikap ilmuan yang baik.

Tabel 1 Daftar beberapa sikap ilmuan yang baik.

Penjelasan
Sikap

Pengamatan tajam Setelah ilmuwan merumuskan masalah, ia


harus membuat pengamatan yang hati-hati dan
melakukan pengukuran yang akurat dengan
bantuan peralatan-peralatan ilmiah.
Obyektif Ilmuwan harus berpikir secara sistematik dan
menganalisis kejadian untuk membuat hipotesis
dan menarik kesimpulan yang akurat.
Ilmuawan tidak boleh langsung melompat ke
kesimpulan, tetapi membuat generalisasi
berdasarkan pada pengamatan yang dapat diuji
kebenarannya (dapat diulang).
Kemauan berbagi Ilmuwan harus mempertahankan catatan akurat
sehingga mereka dapat meneruskan informasi
ke ilmuwan lainnya. Seringkali, ilmuwan
mempublikasikan penemuan mereka ke
ilmuwan lainnya untuk menelaah dan
melaksankan eksperimen yang serupasebelum
teori ilmiah disetujui.

4
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
Berpikiran terbuka Ilmuwan harus memiliki pendapat yang
fleksibel. Mereka harus mau mengubah
pendapat dan memodifikasi hipotesis yang
telah dibuat jika hasil penelitian baru
menunjukkan bahwa pendapat tersebut perlu
dikoreksi.
Rasa ingin tahu dan Akhirnya ilmuwan harus selalu ingin tahu dan
penasaran secara kontinyu menanyakan pertanyaan
mengapa? Dengan cara tersebut, mereka akan
mengarah pada hipotesis baru untuk diuji
dengan eksperimen dan seterusnya sehingga
lebih lanjut ilmuwan akan mampu memahami
alam semesta dengan baik.
Sumber : Kanginan (2016)
Selain memiliki sikap yang tepat untuk menjadi peneliti sains
(termsuk fisika), seseorang juga memerlukan beberapa kecakapan ilmiah
seperti pada Tabel 2.

c. Metode Ilmiah

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk


Fisika seperti hukum dan teori, fisikawan menempuh proses Fisika yang
disebut proses ilmiah atau lebih dikenal dengan sebutan metode ilmiah.
Metode ilmiah terdiri atas beberapa langkah dan tiap langkah dalam metode
ilmiah melibatkan penggunaan satu atau lebih kecakapan ilmiah. Kecakapan
ilmiah terdiri atas beberapa kecakapan berbeda yang diperlukan dalam
penelitian ilmiah, termasuk kecakapan berpikir dan mengemukakan alasan.
Beberapa kecakapan ilmiah lainnya adalah mengamati, mengukur, menarik
kesimpulan dan mengontrol variabel (lihat Tabel 1.2).
5
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
Tabel 2 Daftar beberapa kecakapan ilmiah untuk menjadi peneliti sains.

Sikap Penjelasan

Menggunakan lima indra untuk membuat


Mengamati
pengamatan dan pengukuran
Menarik kesimpulan Menggunakan pengamatan dan pengukuran
untuk menjelaskan mengapa sesuatu terjadi.
Seseorang ilmuwan memperhatikan pola dalam
pengamatannya sehingga ia dapat menarik
suatu kesimpulan umum.
Komunikasi Untuk membagi ilmu dan informasi, para
ilmuwan berkomunikasi dalam bentuk suatu
laporan tertulis yang mungkin menggunakan
tabel, grafik, dan bagan.
Perencanaan Sebelum menampilkan suatu penyelidikan,
ilmuwan merencanakan secara hati-hati,
termasuk dalam memutuskan peralatan apa
yang akan digunakan dan uji apa yang akan
dilaksanakan.
Sumber : Kanginan (2016)

Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.


1) Melaksanakan pengamatan dan observasi
Tahapan observassi dilakukan untuk menemukan suatu masalah. Dalam
melakukan tahapan observasi ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu sebai
berikut.
6
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
a) Pengamatan kualitatif, yaitu pengamatan yang dilakukan menggunakan indra
kita.
b) Pengamatan kuantitatif, yaitu pengamatan dengan mengamati data berupa
angka-angka.
2) Merumuskan masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai objek penelitian. Ketentuan-ketentuan dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan adalah sebagai berikut.
a) Pertanyaan harus dinyatakan secara jelas.
b) Pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
c) Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat tanya, yaitu apa, siapa, kapan,
di mana, dan bagaimana.
3) Kajian pustaka atau mengumpulkan informasi
Kajian pustaka merupakan panduan-panduan dari beberapa literatur yang
mendukung teori-teori yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian
pustaka dapat berupa buku-buku maupun informasi-informasi yang ada di
internet.
4) Membuat hipotesis atau dugaan sementara
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian
masalah yang diajukan dalam penelitian ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau
dinyatakan sebelum penelitian saksama atas topik yang dikehendaki. Oleh karena
itu, kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang
saksama. Hal yang perlu diingaat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis
tidak benar, bukan berarti penelitian yang dilakukan salah melainkan hipotesisnya
yang mungkin harus diubah.
5) Melakukan eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Hipotesis yang siajukan mengandung beberapa variabel yang berpengaruh pada
7
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen,
yaitu sebagai berikut.
a) Variabel bebas, yaitu variabel yang dapat diubah secara bebas oleh peneliti.
b) Variabel terikat, yaitu variabel yang yang diteliti, perubahannya bergantung
pada variabel bebas.
c) Variabel kontrol, yaitu variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut.
a) Usahakan hanya terdapat satu variabel bebas selama eksperimen.
b) Pertahnkan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang dianggap konstan.
c) Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
d) Catat hasil eksperimen secara lengkap dan saksama.
6) Menganalisis data
Data yang dianalisis ditampilkan dalam tabel atau grafik yang nantinya akan
ditafsirkan untuk ditarik kesimpulan.
7) Menarik kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan ringkasan analisis data yang menghubungkan
hasil eksperimen dan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang
bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika memungkinkan,
kesimpulan di akhiri dengan memberikan pemikiran berupa pertanyaan untuk
penelitian lebih lanjut.
8) Mengulangi kerja ilmiah
Seorang ilmuwan menulis laporan tentang eksperimennya. Laporan ilmiah
biasanya memuat masalah, bahan-bahan, peralatan, langkah-langkah kerja, tabel
atau grafik, serta kesimpulan yang jelas. Seorang ilmuwan mungkin puas dengan
kesimpulannya, tetapi tidak dengan ilmuwan lainnya yang membaca laporan
ilmiah yang ditulisnya. Ilmuwan lain tentu saja dapat mengulangi kerja ilmiah
yang telah dilakukan oleh ilmuwan sebelumnya.
8
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
B. MATERI PELAJARAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH

Dalam sub bab ini Anda diajak untuk mengkaji materi fisika sekolah
menengah berdasar silabus mata pelajaran Fisika SMA Kurikulum Tahun
2013 revisi 2017. (Lihat selengkapnya pada Lampiran) Saat ini kita berada
pada abad 21 yang ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat,
sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu landasan penting dalam
pembangunan bangsa. Pembelajaran sains diharapkan dapat menghantarkan
peserta didik memenuhi kemampuan abad 21. Berikut kemampuan yang
diperlukan pada abad 21, yaitu: 1) keterampilan belajar dan berinovasi yang
meliputi berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah, kreatif dan
inovatif, serta mampu berkomunikasi dan berkolaborasi; 2) terampil untuk
menggunakan media, teknologi, informasi dan komunikasi (TIK); 3)
kemampuan untuk menjalani kehidupan dan karir, meliputi kemampuan
beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu mengembangkan diri, memiliki
kemampuan sosial dan budaya, produktif, dapat dipercaya, memiliki jiwa
kepemimpinan, dan tanggung jawab. Silabus ini disusun dengan format dan
penyajian/penulisan yangsederhana sehingga mudah dipahami dan
dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan
substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan
(sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan
dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum;
mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
(learnable); terukur pencapainnya (measurable); bermakna (meaningfull);
dan bermanfaat untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk
kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. Silabus ini bersifat

9
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi
keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus
mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan
pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan
alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktifitas. Pembelajaran tersebut
merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan
berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata
pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam
pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan
metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

a. Kompetensi Setelah Mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam di Pendidikan


Dasar dan Pendidikan Menengah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika) dibelajarkan sejak


SD/MI hingga SMA/MA. Pada jenjang SD/MI Kelas I, II, dan III (kelas
rendah) muatan sains diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sedangkan di Kelas IV, V, dan VI (kelas tinggi) Ilmu Pengetahuan Alam
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri tetapi pembelajarannya
menerapkan pembelajaran tematik terpadu. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di SMP/MTs menerapkan pembelajaran sains terpadu. Di tingkat
SMA/MA, Ilmu Pengetahuan Alam disajikan sebagai mata pelajaran yang
spesifik yang terbagi dalam mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi.
Setelah mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sejak
Sekolah Dasar, lulusan pendidikan dasar dan menengah akan memperoleh
kecakapan untuk:
10
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
• menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan potensi
proses dan produk sains;
• memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran sains
melalui bidang-bidang spesifiknya yaitu Fisika, Kimia dan Biologi;
• membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau
cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip sains;
• mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan
oleh hal-hal yang bersifat ilmiah;
• menyelesaikan masalah yang dihadapi lulusan dalam kehidupannya, terutama
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan
pertimbangan ilmiah;
• mengenali dan menghargai peran sains dalam memecahkan permasalahan umat
manusia, seperti permasalahan ketersediaan pangan, kesehatan, pemberantasan
penyakit, dan lingkungan hidup.
• memahami dampak dari perkembangan sains terhadap perkembangan teknologi
dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi dampaknya di masa depan
bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

11
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
Kompetensi kerja ilmiah (penyelidikan) untuk setiap jenjang ditunjukkan
dalam Gambar 1.

Gambar 1. Penjejangan Kerja Ilmiah pada Satuan Pendidikan


b. Kompetensi Setelah Mempelajari Fisika di Sekolah Menengah Atas/
Madrasah Aliyah
• Setelah peserta didik mengikuti pembelajaran Fisika di SMA/MA diharapkan
memiliki kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan sebagai berikut.
• menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis,kreatif,
inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, berdasarkan
potensi proses dan produk fisika;
• memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil pembelajaran
sains melalui bidang-bidang Fisika; membedakan produk atau cara yang
masuk akal dengan produk atau cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-
prinsip Fisika;
12
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
• mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh hal-hal
yang bersifat ilmiah;
• menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan
pertimbangan ilmiah;
• mengenali dan menghargai peran Fisika dalam memecahkan permasalahan
umat manusia; dan
• memahami dampak dari perkembangan Fisika terhadap perkembangan
teknologi dalam kehidupan manusia di masa lalu, maupun potensi
dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

Dalam konteks mata pelajaran Fisika SMA, kurikulum Fisika SMA


mencakup rencana pengaturan materi pelajaran Fisika, dan cara
pembelajaran Fisika untuk mencapai kompetensi. Ruang lingkup mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dipelajari dari jenjang SD, SMP dan
SMA. Materi Fisika yang dipelajari pada jenjang SD berbasis tema dan
fenomena Fisika sederhana, pada jenjang SMP berbasis fenomena Fisika
dengan pendekatan kualitatif, sedangkan pada jenjang SMA berbasis
fenomena Fisika dengan pendekatan kuantitatif. Ruang lingkup mata
pelajaran Fisika pada jenjang SMA dijabarkan ke dalam peta materi Fisika
setiap kelas sebagaimana ditampilkan pada tabel 3.

13
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
Tabel 3. Peta Materi Fisika

TUGAS 1.1.

Setelah membaca uraian diatas kerjakan tugas bersama kelompok Anda.


Baca buku-buku pelajaran Fisika SMA yang anda miliki dan diskusikan
dengan teman kelompok Anda.
1. Berikan contoh-contoh produk Fisika yang berupa:
a) Fakta fisika
b) Konsep fisika
c) Prinsip atau Hukum Fisika
d) Teori Fisika
e) Model dalam Fisika

14
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.
2. Buatlah laporan ilmiah yang pernah anda lakukan dalam Praktikum Fisika
Dasar/Praktikum Fisika di SMA untuk Eksperimen/Percobaan Ayunan
Matematis dengan tujuan menyelidiki hubungan antara panjang ayunan
sederhana dengan periode ayunan.
Format Laporan Ilmiah:
− Judul
− Masalah
− Hipotesis
− Variabel
− Alat dan Bahan
− Langkah Kerja
− Hasil Pengamatan
− Analisis Data
− Diskusi/Pembahasan
− Kesimpulan

15
KAJIAN FISIKA SEKOLAH MENENGAH
Drs. Sutrio, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai