Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah swt. semata maka penulisan makalah dengan


judul”Metode Ilmiah” ini dapat diselesaikan. Makalah ini ditulis dengan maksud
untuk menjelaskan lebih jelas mengenai Metode Ilmiah.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas semester gasal mata kuliah
Dasar Dasar Sains. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran baik secara
tertulis maupun secara lisan, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Dasar Dasar Sains ataupun dari teman-teman Mahasiswa dan Mahasiswi supaya
penulis bisa mengembangkan ilmu pengetahuannya, khususnya memahami
tentang Metode Ilmiah.

Jember, 10 Oktober 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2

BAB 1.PENDAHULUAN ....................................................Error! Bookmark not defined.

1.1Latar Belakang .............................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah .......................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan .........................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB 2.PEMBAHASAN .......................................................Error! Bookmark not defined.

A. Dasar-Dasar Penelitian ...........................................Error! Bookmark not defined.

B. Pengertian Metode Ilmiah ......................................Error! Bookmark not defined.

a. Definisi Metode Ilmiah .........................................Error! Bookmark not defined.

b. Sikap Ilmiah ..........................................................Error! Bookmark not defined.

c. Kegunaan Metode Ilmiah ......................................Error! Bookmark not defined.

C. Karakteriktik dan Lngkah-langkah Metode Ilmiah ............ Error! Bookmark not


defined.

D. Contoh Penerapan Metode Ilmiah Dalam IPA ....Error! Bookmark not defined.

BAB 3.PENUTUP ................................................................Error! Bookmark not defined.

A. KESIMPULAN .........................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................Error! Bookmark not defined.


BAB 1.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui langsung dari


pengalaman, berdasarkan pancaindra, dan diolah oleh akal budi secara spontan.
Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan intuitif. Pengetahuan
dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah dan pengetahuan pra-ilmiah.
Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra terhadap pengalaman hidup
sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Sedangkan
pengetahuan pra-ilmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang
terbuka terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah.

Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin Scientia yang berarti Knowledge.
Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk
meramalkan dan memahami gejala-gejala alam. Ilmu pengetahuan ialah
pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara metodis, sistematis,
konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka pengetahuan tadi
harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan) dan disusun secara
metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar pengalaman tadi bisa
diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan setepat-tepatnya.

Metodis, berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan


menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis, berarti dalam
usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi
suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren, berarti setiap bagian dari jabaran ilmu
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research).

Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang


diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan
adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan
mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar,
dan sebagainya.

Menurut Almadk (1939), “Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-


prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran”.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa “Metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dasar-dasar penelitian?
2. Bagaimana pengertian metode Ilmiah?
3. Bagiamana karateristik dan langkah-langkah metode ilmiah?
4. Bagaimana contoh penerapan metode ilmiah dalam IPA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Dasar-dasar penelitian.
2. Untuk mengetahui pengertian metode Ilmiah.
3. Untuk mengetahui karateristik dan langkah-langkah metode ilmiah.
4. Untuk mengetahui contoh penerapan metode ilmiah dalam IPA.
BAB 2.PEMBAHASAN

A. Dasar-Dasar Penelitian
Menurut Webter Dictionary, Penelitian adalah investigasi ataueksperimen
yang bertujuan untuk menemukan dan interpretasi atas fakta, revisiatas teori atau
hukum, atau aplikasi atas teori atau hukum yang telah direvisi.
Menurut Donald & William (1997), Penelitian Ilmiah adalah penyelidikan
yang sistematis, terkendali, empiris dan kritis mengenai fenomena-fenomena alam
yang dibimbing oleh teori dan hipotesis-hipotesis mengenaihubungan-hubungan
yang diduga antara fenomena-fenomena tersebut.
Penelitian (Research) dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan
ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan
bagian dari usaha pemecahan masalah. Dalam kaitannya dengan hal ini,
makafungsi penelitian disini adalah untuk mencarikan penjelasan dan
ja#abanterhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan
yangdapat digunakan untuk pemecahan masalah. Penjelasan dan jawaban terhadap
permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam
Penelitian Dasar (Basic Research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik
seperti biasanya ditemui pada Penelitian Terapan (Applied Research).
Riset adalah suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode
yang ilimiah. Riset memiliki 3 unsur penting, yaitu:
1) Sasaran
2) Usaha untuk mencapai sasaran
3) metode ilmiah (Husein, 1999)

Menurut Almack (1930) hubungan antara ilmu dan penelitian adalah


seperti hasil dan proses. Penelitian merupakan proses untuk menghasilkan ilmu.
Menurut Whitney (1960), penelitian dan ilmu merupakan proses dan hasilnya
adalah kebenaran. 1adi, penelitian yang diproses dengan ilmu, akan menghasilkan
kebenaran ilmiah. Kebenaran ilmiah dapat diterima karena:

1. Adanya koheren  konsisten


2. Adanya koresponden  berhubungan
3. Pragmatis  sifat fungsional dalam kehidupan prakti

Secara sederhana penelitian merupakan metode menemukan


kebenaranyang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis). Dengan
demikian penelitian merupakan proses penemuan jawaban yang ilmiah atas
masalah yang terjadi melalui pendekatan yang sistematis, logis, kritis yang
terkontrol oleh bukti empiris untuk mencapai kebenaran ilmiah atau pengetahuan
ilmiah. Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah scientific method atau non-
ilmiah (unscientific method).

Berikut ini adalah dasar-dasar dalam penelitian Ilmiah:

1. Pendekatan Ilmiah
Penelitian ilmiah yang diperoleh dari pengetahuan dan teori yang
dikembangkan berdasarkan pada data empiris. Menghasilkan kesimpulan
secara obyektif. Hasil penelitian merupakan kebenaran ilmiah yaitu
pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji siapapun.
2. Pendekatan non ilmiah
Pendekatan non ilmiah menggunakan:
 Akal sehat
 Prasangka
 Intuisi
 Penemuan kebetulan dan coba-coba
 Pikiran kritis sifat

Penelitian Ilmiah

1. Skeptis: selalu mencari fakta atau bukti yang mendukung setiap


pernyataan
2. Analitis: sikap yang mendasarkan pada analisis dalam setiap
persoalanmemilih yang relevan serta yang utama.
3. Kritis: setiap pemecahan persoalan selalu berpijak pada logika dan
obyektifitas data atau fakta.
Syarat-syarat penelitian ilmiah:
1. Permasalahan dan tujuan penelitian harus didefinisikan secara jelas
2. Rumusan masalah harus rinci mencakup unsur-unsur ayang akan diteliti.
3. Prosedur penelitian yang digunakan harus jelas terbuka, sehingga
diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan penelitian tersebut.
4. Analisis data harus sesuai dengan problem penelitian.
5. Kesimpulan harus didukung oleh data dan hasil analisis yang akurat.

Beberapa kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi peneliti:

1. Daya nalar
2. Originalitas
3. Daya ingat
4. Kewaspadaan
5. Akurat
6. Dapat Bekerja Sama
7. Kesehatan
8. Semangat
9. Pandangan Moral

Ciri-ciri Penelitian Ilmiah

Penelitian ilmiah harus konsisten dan dapat diakui oleh umum sehingga
mengurangi keyakinan pribadi, bias dan perasaan. Oleh karena itu, Penelitian
Ilmiah mempunyai ciri-ciri antara lain:

1. Diperoleh melalui penelitian dengan metode ilmiah


2. Dibangun diatas teori tertentu
3. Terkontrol berdasarkan data empiris
4. Dapat diuji reliabilitas dan validitas internalnya
5. Kesimpulan dibuat secara obyektif.
B. Pengertian Metode Ilmiah
a. Definisi Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan suatu


kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur, sistematis,
dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan
secara alami berdasarkan bukti fisis.

Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu
proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.

Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah


haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998).
Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara
mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus
secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau
bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah
cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan
penjelasan kebenaran.

Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam


mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian,
mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan
sebagainya, akan lebih mudah terjawab.

b. Sikap ilmiah
1) Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan
penelitian-penelitian demi mendapatkan sesuatu yang baru.
2) Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya
selalu menerima kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada
serta tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
3) Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian
terhadap suatu masalah tidak boleh mudah putus asa. Seringkali dalam
membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulang-ulang untuk
mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan
yang didapat juga lebih akurat.
4) Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang
teliti dalam melakukan penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan
sehingga menghasilkan data yang baik.
5) Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian
tidak boleh dipengaruhi perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus
berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap objektif didukung dengan sikap
terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang lain.
6) Terbuka Menerima Pendapat Yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau
paling hebat. Kalau ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus
menerimanya.
c. Kegunaan Metode Ilmiah
Dengan adanya sikap dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-
penemuan yang berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan manusia. Beberapa kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan
manusia antara lain :
1) Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian
yang memuaskan.
2) Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang
objektif.
3) Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya
masih teka teki.
C. Karakteristik dan Langkah-langkah Metode Ilmiah
a. Karakteristik
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat
utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selainitu, proses ini
juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan: pengamatan
yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan atau perhitungan yang
cermat.
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk
dapatdikatakan sebagai penelitian ilmiah. umumnya ada empat karakteristik
penelitian ilmiah, yaitu:
1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana
sampai yang kompleks.
2. Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsungmenurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika Prosedur penalaran yang
dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kasus individual !khusus" atau prosedur deduktif yaitu
cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan
yang bersifat umum.
3. Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-
hari fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra" yangditemukan atau
melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagaihasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu:
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada
penyebabnya (ada hubungan sebab akibat)
4. Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama biladilakukan dengan
metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan
definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode
ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.
Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-
kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan
bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif. Apabila hasil dari
suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan
hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil
tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi
dana.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks,
harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab
serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang
mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan
menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk menyimpulkkan persoalan
serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil
yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa
merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran.
Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara
objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran
yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-
ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu
digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam
aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah
adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
b. Langkah-Langkah Metode Ilmiah
1. Karakterisasi (Objektif dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek
investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat
utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses
ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan observasi; observasi
yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan / atau perhitungan
yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol,
seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses
atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran
sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop,
atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat
dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah
biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau
dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan
regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi
ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering
diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang
diukur.
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang
penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis yang
berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut
mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau
observasi suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat
statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi
tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan
terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut
menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar.
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan
seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi
tersebut tidak dapat diobservasi, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut
belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode
yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh
jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan. Yang perlu diingat,
jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti
penelitian yang dilakukan salah
3. Melakukan Eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada
eksperimen. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu
hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut.
Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila
hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Bergantung pada prediksi yang dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat
dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk
membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti
efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan
membantu dalam reproduksi eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu
diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas.
Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung
pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen
dipertahankan tetap.
 Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
 Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan
konstan, catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
4. Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang.
Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi
langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan
untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan
mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan
suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat
membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi
subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu
yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode
eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek
penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri
dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun.
Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan
membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah
dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen
dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan
karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain. Jika
hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
 Jangan ubah hipotesis
 Jangan abaikan hasil eksperimen
 Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
 Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan
penyebab ketidaksesuaian
 Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang
eksperimen.
D. Contoh Penerapan Metode Ilmiah Dalam IPA
Percobaan dengan pengamatan tentang cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit :
1) Judul
Pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman cabai rawit.
2) Variabel
Variabel bebas : cahaya matahari
Variabel kontro : suhu ruangan,media tumbuh,jumlah air
Variabel terikat : tanaman cabai rawit
3) Rumusan Masalah
Apakah cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit?
4) Hipotesis
H1 : cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit
Ho : cahaya matahari tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit 5.
5) Tujuan
Untuk membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit
6) Manfaat
Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit
7) Cara Kerja
Alat dan bahan :
a. 8 buah pot yang berisi tanah
b. Penggaris
c. 8 biji cabai rawit yang sudah dikeringkan
d. Air
e. Cahaya matahari

Langkah kerja :

1. Menyiapkan bahan-bahan
2. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 1 dan
meletakkannya ke dalam ruangan
3. Menanam 4 biji cabai rawit kedalam pot golongan 2 dan
meletakkannya diluar ruangan
4. Menyirami tanaman cabai rawit setiap sore hari
5. Mengukur tinggi tanaman cabai rawit setiap 2 hari sekali
6. Mengamati perbedaan-perbedaan anatara pot golongan 1 dengan pot
golongan 2
7. Mencatat hasil pengukuran dan pengamatan kedalam tabel hasil
penelitian
8. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
9. Analisa Data
Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 1 (didalam ruangan)
Mengalami pertambahan tinggi yang cepat, dari hari ke hari. Namun
pertambahan daunnya lambat, warna daunnya hijau pucat dan batang
kecambahnya tidak kokoh dan melengkung. Batang kecambah
melengkung karena pertambahan tinggi yang cepat tetapi batangnya tidak
kuat. Kekurangan cahaya tersebut yang menyebabkan daunnya pucat,
berukuran kecil, tipis, dan batangnya tidak kokoh karena tanaman tidak
bisa melakukan proses fotosintesis secara maksimal.
Tanaman cabai rawit dalam pot golongan 2 (diluar ruangan)
Mengalami pertumbuhan yang lambat ,namun jumlah daunnya bertambah
lebih cepat, bewarna hijau lebar dan tebal dan batang kecambahnya kokoh.
Dengan cahaya matahari yang cukup tanaman tersebut dapat melakukan
proses fotosintesis secara maksimal , sehingga tanaman tersebut ternutrisi.
Nutrisi yang cukup itulah yang menyebabkan tanaman cabai rawit didalam
pot 2 tampak lebih gemuk, kokoh,berdaun lebar tebal dan banyak.
10. Kesimpulan
Tanaman yang berada diluar ruangan dapat melaukan proses
fotosintesis yang maksimal sehingga hasil daunnya lebih tebal dan
batangnya kokoh dibandingkan dengan tanaman yang berada di luar
ruangan hasil daunnya lebih tipis dan batangnya tidak kokoh.
BAB 3.PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian metode ilmiah adalah suatu proses atau cara keilmuan
dalam melakukan proses ilmiah (science project) untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
2. Kriteria yang termasuk ke dalam metode ilmiah adalah:
a) Berdasarkan fakta
b) Bebas dari prasangka
c) Menggunakan prinsip-prinsip analisa
d) Menggunakan hipotesa
e) Menggunakan ukuran objektif
f) Menggunakan teknik kuantifikasi 3.
3. Langkah-langkah dalam membuat metode ilmiah
a) Hipotesis
b) Melakukan eksperimen
c) Menyimpulkan eksperimen
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S(2009). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Heriyanto. A. (2006). Panduan Penelitian. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Sastroasmoro, S. (2002). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-2


Sagung Seto. Jakarta.

Sangaji, E.M. Research and Science. Andi Ofset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai