DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS MATARAM
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat membantu
sehingga makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Quantum Learning” ini dapat
terselesaikan.
Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 5
2.4 Prinsip-Prinsip....................................................................................................... 8
2.5 Sintaksis................................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 15
3.2 Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Menurut Udin Saefudin Saud dan Ayi Suherman (Saiman, 2006) quantum
Learning merupakan bentuk inovasi penggubahan bermacam macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar.
Menurut Wena (Rohim, 2015) quantum Learning merupakan cara baru yang
memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian terarah untuk
segala mata pelajaran dengan menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar
menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.
Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (Rohadi, 2015) adapun tujuan dari
pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.
6
Selain itu, Bobbi DePorter (Rohadi, 2015) menyatakan mengenai lingkungan
dalam konteks panggung belajar. “Lingkungan yaitu cara guru dalam menata ruang
kelas, pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal
yang mendukung proses belajar”.
Quantum Teaching bersandar pada konsep “Bawalah dunia mereka kedunia kita,
dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.Artinya seorang guru harus bisa mengajak
siswa sebagai dirinya dan bisa memberi informasi sesuai apa yang dimiliki serta
membangun pengetahuan siswa. Caranya adalah dengan mengaitkan apa yang kita
ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan
rumah, sosial, atletik, music, seni atau akademis mereka. Setelah kaitan terbentuk, kita
dapat membawa mereka ke dunia kita dengan memberikan pemahaman tentang pelajaran
yang akan kita sampaikan. Disinilah kosakata baru, rumus, dan lain-lainnya diberikan.
Pemahaman terhadap hakekat siswa menjadi lebih penting sebagai sarana untuk
menghubungkan dan memasukan dunia kita kepada dunia mereka. Apabila seorang guru
telah memahami dunia siswa, maka siswa telah merasa diperlakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis, aktif,
kreatif dan menyenangkan seperti sebuah orkestra yang saling bertautan dan saling
mengisi.
7
2.4 Prinsip-prinsip Quantum Learning
8
poster,kalimat afirmasi serta pertanyaan-pertanyaan yangberhubungan dengan materi
yang akan dipelajari.
b. Alami
Pengalaman siswa yang telah ada akan menciptakan ikatan emosional. Dengan
pengalaman awalini guru dapat menyampaikan informasi yang dapatmembantu siswa
memaknai pengalaman tersebut danmengetahui keinginan siswa dengan pengalaman
itu. Strateginya dapat dilakukan dengan menciptakan konflik dalam fikiran siswa dan
membimbing siswamenyelesaikan konflik tersebut serta memberi pertanyaan
mengenai poster-poster yang telah kita tempelkan padapapan tulis yang ada
hubungannya dengan materipembelajaran.
c. Namai
Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan dengan pengalaman
mereka, saat inilah gurumemberikan identitas, mengurutkan dan mendefenisikanatas
dasar pengetahuan dan keingintahuan siswa tersebut.Penamaan adalah saatnya untuk
menjelaskan konsepketerampilan berfikir dan strategi belajar. Strategi yangdapat
dilakukan adalah dengan cara memberikan informasitentang materi yang dipelajari
dengan menggunakan mediasperti charta, gambar dan lain-lain.
d. Demonstrasi
Setelah mengaitkan pengalaman dengannamai tadi, dengan cara menunjukkan
dan melakukan,siswa diberikan kesempatan yang sama untuk berlatih
danmenunjukkan apa yang mereka ketahui. Pada tahap iniguru memberikan
kesempatan kepada siswa untukmenerapkan pengetahuan yang telah di peroleh
dalamkegiatan berkelompok.
e. Ulangi
Seusai siswa memperagakan sebagai bukti bahwa ia bisa melakukannya, guru
harus bisa memastikan bahwasiswa itu benar-benar telah menguasainya. Strategi
yangdapat dilakukan adalah dengan mengerjakan latihan dalam bentuk LKS Quantum
Teaching “Aku Tahu Bahwa AkuTahu” dan menyimpulkan isi materi.
f. Rayakan
Pada akhir pembelajaran, bagi kelompok siswa yang mampu menyelesaikan
tugas dengan cepat dan benarpada tahap demonstrasi akan dirayakan. Perayaan
dapatdilakukan dengan memberikan pujian ataupunmemberikan hadiah sebagai
imbalan atas usaha kerasnya dalam belajar ( Trisnawati, 2015).
Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Wena (Rohim, 2015) dalam Tabel 2.1.
9
No Rancangan Penerapan dalam PBM
1. Pengkondisian awal Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa
mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut
keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal
akan memungkinkan dilaksanakannya proses
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan
dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa
percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan
ketrampilan belajar.
2. Penyusunan Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan
rancangan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan
pembelajaran dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung
lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar
mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3. Pelaksanaan metode Tahap ini merupaka n inti penerapan model pembelajaran
pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-
kuantum R: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman
umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4)
demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh
siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6)
perayaan atas usaha siswa.
Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung
makna bahwa pada awal
kegiatan pembelajaran pengajar
harus berusaha
menumbuhkan/mengembangkan
minat siswa untuk belajar.
Dengan tumbuhnya minat,
siswa akan sadar manfaatnya
kegiatan pembelajaran bagi
dirinya dan kehidupannya.
10
mengalami secara langsung atau
nyata materi yang diajarkan.
Demikian pula pengalaman
siswa sebelumnya, akan
bermakna bagi guru dalam
mengajarkan konsep-konsep
yang berkaitan.
Namai Namai mengandung makna
bahwa panamaan adalah saatnya
untuk mengajarkan konsep,
keterampilan berpikir, dan
strategi belajar. Penamaan
mampu memuaskan hasrat
alami otak untuk memberi
identitas, mengurutkan, dan
mendefinisikan.
Demonstrasi Demonstrasikan berarti bahwa
memberi peluang pada siswa
untuk menerjemahkan dan
menerapkan pengetahuan siswa
ke dalam pembelajaran lain atau
ke dalam kehidupan siswa.
Kegiatan ini akan dapat
menigkatkan hasil belajar siswa.
Ulangi Ulangi berarti bahwa proses
pengulangan dalam kegiatan
pembelajaran dapat memperkuat
koneksi saraf dan me-
numbuhkan rasa tahu yakin
terhadap kemampuan siswa.
Pengulangan harus dilakukan
secara mulitmodalitas, dan
multikeceradasan.
Rayakan Rayakan mengandung makna
11
pemberian penghormatan
kepada siswa atas usaha,
ketekunan, dan kesuksesannya.
Dengan kata lain perayaan
berarti pemberian umpan balik
yang positif kepada siswa atas
keberhasilannya, baik berupa
pujian, pemberian hadiah, atau
bentuk lainnya.
4. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk
melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan.
Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran
ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap-tahap:
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi
yang akan diajarkan
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi
pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini
siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya
jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan
rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil
pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.
1. Kelebihan
a) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum
meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.
12
b) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
“hewan-istis”, dan atau nativistis.
c) Pembelajaran kuantum lebih konstruktivistis, bukan positivistis-empiris,
behavioristis.
d) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
e) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
f) Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
g) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses pembelajaran.
h) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
i) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
j) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting
proses pembelajaran.
k) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban.
l) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran.
2. Kekurangan
a) Membutuhkan pengalaman yang nyata
b) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
c) Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa
1. Sikap positif
2. Motivasi
13
3. Ketrampilan belajar seumur hidup
4. Kepercayaan diri
5. Sukses
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
14
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yaitu :
a. Quantum Learning adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala
nuansanya. Quantum Learning juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
b. Tujuan model pembelajaran ini mengindikasikan bahwa pembelajaran kuantum
mengharapkan perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar
yaitu kelas, materi pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan
kemampuan otak kiri dan otak kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.
c. Quantum Learning memiliki prinsip-prinsip yang perlu diterapkan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
d. Dalam pembelajaran di kelas, Quantum Teaching menggunakan kerangka
rancangan yang dikenal dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi, Rayakan). Kerangka inilah yang lebih jelas dan dominan
digunakan dalam pembelajaran.
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
15
Ismiatun, Erni. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Pai Siswa Kelas VII D SMPN 2 Pandak Bantul.
Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
16