Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA

DISUSUN OLEH

NAMA : PUTU TRI TIRTA

NIM : E1Q 018 053

KELAS : B / PENDIDIKAN FISIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat membantu
sehingga makalah yang berjudul “Model Pembelajaran Quantum Learning” ini dapat
terselesaikan.

Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun, penyusun yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Tanjung, 21 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 5

2.1 Pengertian Quantum Learning.............................................................................. 5

2.2 Tujuan Quantum Learning.................................................................................... 6

2.3 Asas Utama........................................................................................................... 7

2.4 Prinsip-Prinsip....................................................................................................... 8

2.5 Sintaksis................................................................................................................ 8

2.6 Kelebihan dan Kekurangan................................................................................... 13

2.7 Manfaat Quantum Learning.................................................................................. 14

BAB III PENUTUP............................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 15

3.2 Saran..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai
suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini berakar dari
upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang
disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi
hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning,
pemercepatan belajar: yakni, proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan.
Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur
hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis,
pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter
mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp. Dengan
dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki,
Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan terencana
mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di SuperCamp
salama tahuan awal 1980-an.  DePorter menjelaskan bahwa metode ini dibangun
berdasarkan pengalaman dan peneliti an terhadap 2.500 siswa dan sinergi pendapat
ratusan guru di SuperCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum Learning ini
dibentuk di SuperCamp.
Pada tahap awal perkembangannya, Quantum Learning dimaksudkan untuk
membantu meningkatkan  keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi lama
kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program Quantum
Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan metodologi
pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di
sekolah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Quantum Learning

Menurut DePorter (Ismiatun, 2010) Quantum Learning adalah pengubahan


belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum Learning juga menyertakan
segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
Learning berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Atau dapat juga didefenisikan sebagai
pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar.
Interaksi interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi
kesuksesan siswa.

Selanjutnya Porter (Ismiatun, 2010) mendefinisikan quantum learning sebagai “


interaksi - interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. ” Mereka mengamsalkan
kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip
rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu kedalaman analogi tubuh manusia
yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak
mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada
kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan
belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep
kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune(3 in 1),
pilihan modalitas (visual, auditorial, dankinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan
holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning),
simulasi/permainan.

Abudin Nata (Ismiatun, 2010), menjelaskan bahwa Quantum Learning


merangkaikan apa yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensory,
multi kecerdasan dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya meningkatkan
kemampuan guru untuk mendorong murid berprestasi.

5
Menurut Udin Saefudin Saud dan Ayi Suherman (Saiman, 2006) quantum
Learning merupakan bentuk inovasi penggubahan bermacam macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar.

Menurut Wena (Rohim, 2015) quantum Learning merupakan cara baru yang
memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian terarah untuk
segala mata pelajaran dengan menggabungkan keistimewaan-keistimewaan belajar
menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa.

2.2 Tujuan Quantum Learning

Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki (Rohadi, 2015) adapun tujuan dari
pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai berikut.

1. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif.


2. Untuk menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
3. Untuk menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak.
4. Untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karir.
5. Untuk membantu mempercepat dalam pembelajaran

Tujuan di atas, mengindikasikan bahwa pembelajaran kuantum mengharapkan


perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar yaitu kelas, materi
pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan kemampuan otak kiri dan otak
kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.

Menurut Kompasiana (Rohadi, 2015) Lingkungan belajar dalam pembelajaran


kuantum terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah
tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi. Lebih khusus lagi
perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu
dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat.
Mereka diminta berinteraksi social ke lingkungan masyarakat yang diminatinya,
sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.

6
Selain itu, Bobbi DePorter (Rohadi, 2015) menyatakan mengenai lingkungan
dalam konteks panggung belajar. “Lingkungan yaitu cara guru dalam menata ruang
kelas, pencahayaan warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan semua hal
yang mendukung proses belajar”.

Jadi, dapat dikatakan bahwa pembelajaran kuantum sangat memperhatikan


pengkondisian suatu kelas sebagai lingkungan belajar dari peserta didik mengingat
model pembelajaran kuantum merupakan adaptasi dari model pembelajaran yang
diterapkan di luar negeri.

2.3 Asas Utama Quantum Learning

Quantum Teaching bersandar pada konsep “Bawalah dunia mereka kedunia kita,
dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.Artinya seorang guru harus bisa mengajak
siswa sebagai dirinya dan bisa memberi informasi sesuai apa yang dimiliki serta
membangun pengetahuan siswa. Caranya adalah dengan mengaitkan apa yang kita
ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan
rumah, sosial, atletik, music, seni atau akademis mereka. Setelah kaitan terbentuk, kita
dapat membawa mereka ke dunia kita dengan memberikan pemahaman tentang pelajaran
yang akan kita sampaikan. Disinilah kosakata baru, rumus, dan lain-lainnya diberikan.

Pemahaman terhadap hakekat siswa menjadi lebih penting sebagai sarana untuk
menghubungkan dan memasukan dunia kita kepada dunia mereka. Apabila seorang guru
telah memahami dunia siswa, maka siswa telah merasa diperlakukan sesuai dengan
tingkat perkembangan mereka, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis, aktif,
kreatif dan menyenangkan seperti sebuah orkestra yang saling bertautan dan saling
mengisi.

7
2.4 Prinsip-prinsip Quantum Learning

Quantum Learning memiliki prinsip-prinsip yang perlu diterapkan agar tujuan


pembelajaran dapat tercapai. Prinsip-prinsip yang digunakan pada model pembelajaran ini
adalah sebagai berikut:

a. Segalanya berbicara; maksudnya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa


tubuh, mulai dari kertas yang kita bagikan hingga rancangan pelajaran semuanya
mengirim pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan; semua yang terjadi dalam penggubahan mempunyai tujuan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama; otak kita berkembang pesat dengan adanya
rangsangan kompleks yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu,
proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama untuk apa mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha; pada saat siswa mengambil langkah mereka patut mendapatkan
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan; perayaan memberikan umpan balik
mngenai kemajuan dan meningkatkan emosi positif dalam belajar ( Susiani, 2013).

2.5 Sintaksis Quantum Learning


Dalam pembelajaran di kelas, Quantum Teaching menggunakan kerangka
rancangan yang dikenal dengan TANDUR(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi,
Ulangi, Rayakan). Kerangka inilah yang lebih jelas dan dominan digunakan dalam
pembelajaran. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
a. Tumbuhkan
Seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Dengan suasana iniguru dapat menumbuhkan minat dan motivasi parasiswanya dalam
belajar. Apabila dalam diri siswa tersebut sudah ada minat untuk belajar, maka akan
timbul dorongandan motivasi untuk mengetahui lebih lanjut materi yangakan
dipelajari. Strategi yang dapat dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan minat dan
motivasi siswa adalahdengan memanfaatkan pengalaman mereka melalui

8
poster,kalimat afirmasi serta pertanyaan-pertanyaan yangberhubungan dengan materi
yang akan dipelajari.
b. Alami
Pengalaman siswa yang telah ada akan menciptakan ikatan emosional. Dengan
pengalaman awalini guru dapat menyampaikan informasi yang dapatmembantu siswa
memaknai pengalaman tersebut danmengetahui keinginan siswa dengan pengalaman
itu. Strateginya dapat dilakukan dengan menciptakan konflik dalam fikiran siswa dan
membimbing siswamenyelesaikan konflik tersebut serta memberi pertanyaan
mengenai poster-poster yang telah kita tempelkan padapapan tulis yang ada
hubungannya dengan materipembelajaran.
c. Namai
Setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan dengan pengalaman
mereka, saat inilah gurumemberikan identitas, mengurutkan dan mendefenisikanatas
dasar pengetahuan dan keingintahuan siswa tersebut.Penamaan adalah saatnya untuk
menjelaskan konsepketerampilan berfikir dan strategi belajar. Strategi yangdapat
dilakukan adalah dengan cara memberikan informasitentang materi yang dipelajari
dengan menggunakan mediasperti charta, gambar dan lain-lain.
d. Demonstrasi
Setelah mengaitkan pengalaman dengannamai tadi, dengan cara menunjukkan
dan melakukan,siswa diberikan kesempatan yang sama untuk berlatih
danmenunjukkan apa yang mereka ketahui. Pada tahap iniguru memberikan
kesempatan kepada siswa untukmenerapkan pengetahuan yang telah di peroleh
dalamkegiatan berkelompok.
e. Ulangi
Seusai siswa memperagakan sebagai bukti bahwa ia bisa melakukannya, guru
harus bisa memastikan bahwasiswa itu benar-benar telah menguasainya. Strategi
yangdapat dilakukan adalah dengan mengerjakan latihan dalam bentuk LKS Quantum
Teaching “Aku Tahu Bahwa AkuTahu” dan menyimpulkan isi materi.
f. Rayakan
Pada akhir pembelajaran, bagi kelompok siswa yang mampu menyelesaikan
tugas dengan cepat dan benarpada tahap demonstrasi akan dirayakan. Perayaan
dapatdilakukan dengan memberikan pujian ataupunmemberikan hadiah sebagai
imbalan atas usaha kerasnya dalam belajar ( Trisnawati, 2015).
Penjelasan lebih lanjut dipaparkan oleh Wena (Rohim, 2015) dalam Tabel 2.1.

9
No Rancangan Penerapan dalam PBM
1. Pengkondisian awal Tahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa
mengenai model pembelajaran kuantum yang menuntut
keterlibatan aktif siswa. Melalui pengkondisian awal
akan memungkinkan dilaksanakannya proses
pembelajaran yang lebih baik. Kegiatan yang dilakukan
dalam pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa
percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan
ketrampilan belajar.
2. Penyusunan Tahap ini sama artinya dengan dengan tahap persiapan
rancangan dalam pembelajaran biasa. Kegiatan yang dilakukan
pembelajaran dalam tahap ini adalah penyiapan alat dan pendukung
lainnya, penentuan kegiatan selama proses belajar
mengajar, dan penyusunan evaluasi.
3. Pelaksanaan metode Tahap ini merupaka n inti penerapan model pembelajaran
pembelajaran kuantum. Kegiatan dalam tahap ini meliputi T-A-N-D-U-
kuantum R: (1) penumbuhan minat, (2) pemberian pengalaman
umum, (3) penamaan atau penyajian materi, (4)
demonstrasi tentang pemerolehan pengetahuan oleh
siswa, (5) pengulangan yang dilakukan oleh siswa, (6)
perayaan atas usaha siswa.
Tumbuhkan Tumbuhkan mengandung
makna bahwa pada awal
kegiatan pembelajaran pengajar
harus berusaha
menumbuhkan/mengembangkan
minat siswa untuk belajar.
Dengan tumbuhnya minat,
siswa akan sadar manfaatnya
kegiatan pembelajaran bagi
dirinya dan kehidupannya.

Alami Alami mengandung makna


bahwa proses pembelajaran
akan lebih bermakna jika siswa

10
mengalami secara langsung atau
nyata materi yang diajarkan.
Demikian pula pengalaman
siswa sebelumnya, akan
bermakna bagi guru dalam
mengajarkan konsep-konsep
yang berkaitan.
Namai Namai mengandung makna
bahwa panamaan adalah saatnya
untuk mengajarkan konsep,
keterampilan berpikir, dan
strategi belajar. Penamaan
mampu memuaskan hasrat
alami otak untuk memberi
identitas, mengurutkan, dan
mendefinisikan.
Demonstrasi Demonstrasikan berarti bahwa
memberi peluang pada siswa
untuk menerjemahkan dan
menerapkan pengetahuan siswa
ke dalam pembelajaran lain atau
ke dalam kehidupan siswa.
Kegiatan ini akan dapat
menigkatkan hasil belajar siswa.
Ulangi Ulangi berarti bahwa proses
pengulangan dalam kegiatan
pembelajaran dapat memperkuat
koneksi saraf dan me-
numbuhkan rasa tahu yakin
terhadap kemampuan siswa.
Pengulangan harus dilakukan
secara mulitmodalitas, dan
multikeceradasan.
Rayakan Rayakan mengandung makna

11
pemberian penghormatan
kepada siswa atas usaha,
ketekunan, dan kesuksesannya.
Dengan kata lain perayaan
berarti pemberian umpan balik
yang positif kepada siswa atas
keberhasilannya, baik berupa
pujian, pemberian hadiah, atau
bentuk lainnya.
4. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan terhadap proses dan produk untuk
melihat keefektifan model pembelajaran yang digunakan.
Langkah-langkah pembelajaran metode pembelajaran
ceramah bermakna dan dilaksanakan dengan tahap-tahap:
1. Guru mengecek pengetahuan siswa tentang materi
yang akan diajarkan
2. Guru menerangkan dan menyampaikan materi
pelajaran di depan kelas dengan metode ceramah, di sini
siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru dan
mencatat hal-hal yang penting di buku tulis.
3. Guru memberikan contoh soal dan mengadakan tanya
jawab pada siswa tentang materi.
4. Guru memberikan latihan soal atau memberi pekerjaan
rumah.
5. Guru dan siswa secara bersama- sama membahas hasil
pekerjaan siswa dan mengambil kesimpulan.
6. Guru mengadakan evaluasi.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan
a) Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum
meskipun serba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai.

12
b) Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris,
“hewan-istis”, dan atau nativistis.
c) Pembelajaran kuantum lebih konstruktivistis, bukan positivistis-empiris,
behavioristis.
d) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
e) Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
f) Pembelajaran kuantum sangat menentukan kealamiahan dan kewajaran proses
pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
g) Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan
proses pembelajaran.
h) Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
i) Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan (dalam) hidup, dan prestasi fisikal atau material.
j) Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting
proses pembelajaran.
k) Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan
keseragaman dan ketertiban.
l) Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran.
2. Kekurangan
a) Membutuhkan pengalaman yang nyata
b) Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
c) Kesulitan mengidentifikasi keterampilan siswa

2. 7 Manfaat Quantum Learning

Manfaat yang diperoleh dari quantum learning adalah :

1. Sikap positif

2. Motivasi

13
3. Ketrampilan belajar seumur hidup

4. Kepercayaan diri

5. Sukses

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

14
Berdasarkan pemaparan materi diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan,
yaitu :
a. Quantum Learning adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala
nuansanya. Quantum Learning juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
b. Tujuan model pembelajaran ini mengindikasikan bahwa pembelajaran kuantum
mengharapkan perubahan dari berbagai bidang mulai dari lingkungan belajar
yaitu kelas, materi pembelajaran yang menyenangkan, menyeimbangkan
kemampuan otak kiri dan otak kanan, serta mengefisienkan waktu pembelajaran.
c. Quantum Learning memiliki prinsip-prinsip yang perlu diterapkan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
d. Dalam pembelajaran di kelas, Quantum Teaching menggunakan kerangka
rancangan yang dikenal dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi, Rayakan). Kerangka inilah yang lebih jelas dan dominan
digunakan dalam pembelajaran.

2. SARAN

Model pembelajaran Quantum ini sesuai dengan kurikulum yang berlaku


saat ini, oleh karena itu model pembelajaran inkuiri sangat disarankan untuk
diterapkan, terutama guru yang mengajarkan pelajaran MIPA agar siswa dapat
berfikir kreatif, kritis, dan dapat memecahkan masalah dengan cara siswa itu
sendiri. Terlebih lagi sekarang adalah jaman era digital atau industri 4.0 dimana
proses belajar mengajar telah menggunakan teknik student center atau
pembelajaran berpusat pada siswa sehingga diharapkan siswa berperan aktif dalam
proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

15
Ismiatun, Erni. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk
Meningkatkan Minat Belajar Pai Siswa Kelas VII D SMPN 2 Pandak Bantul.
Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Rohadi. 2015. Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning). (online).


https://rohadicgbs.wordpress.com/2015/10/30/apa-itu-quantum-learning-
pengertian-teori-dan-tujuan/.

Rohim, Nur Hasan. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning


Berdasarkan Gaya Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Peserta Didik Kelas Viii Mts Sunan
Ampel Plososari Patean Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.Semarang:
Universitas Islam Negeri Walisongo.

Saiman, Marwoto. 2009. Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kdas V SDS Kalam Kudus Kecamatan
Tebing Tinggi, Kabupaten Bengkalis. Jurnal llmu-ilmu Sejarah, Budaya dan
Sosial, Vol.4, No.2.

Susiani, Ketut.,Nyoman Dantes.,I Nyoman Tika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran


Quantum Terhadap Kecerdasan Sosio-Emosional Dan Prestasi Belajar Ipa
Siswa Kelas V Sd Di Banyuning. Jurusan Pendidikan Dasar Volume 3
Tahun 2013.

Trisnawati., Dhoriva Urwatul Wutsqa. 2015. Perbandingan Keefektifan Quantum


Teaching Dan Tgt Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Prestasi Dan
Motivasi. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. 2, No. 2.

16

Anda mungkin juga menyukai