Anda di halaman 1dari 8

RMK MATAKULIAH METODE PENULISAN LAPORAN

“PENELITIAN ILMIAH SECARA INDUKTIF DAN DEDUKATIF”

Disusun oleh :

1. I Gede Darma Saputra (2107311033/09)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2023
1. Ilmu Pengetahuan, dan Pendekatan Ilmiah (Dedukatif, Induktif)
a. Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan Ilmiah adalah kumpulan – kumpulan pengetahuan yang disusun
bedasarkan merode ilmiah. Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat
Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi), pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga
syarat, yaitu: Sistematik, Objektif, Dapat dipertanggung jawabkan.
b. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu
pengetahuan yang bersifat fungsional terhadap masalah tertentu.Pendekatan
ilmiah memiliki wujud berupa metode ilmiah. Yang dimana metode ilmiah
adalah prosedur di dalam memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi,
ilmu adalah pengetahuan yang didapat melalui metode yang disebut metode
ilmiah.
c. Pendekatan Dedukatif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode
deduktifsering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang
umumke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).
d. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif lebih menekankan pada pengamatan dahulu, lalu
menarikkesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering
disebut sebagaisebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus
menjadi umum (goingfrom specific to the general).
2. Pendekatan Non Ilmiah
Pendekatan non ilmiah adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu dalam usaha
mencari ilmu pengetahuan serta di dalam mencari kebenaran. Dapat dilakukan berbagai
cara seperti penemuan ilmu pengetahuan secara tiba-tiba atau kebetulan yang tentunya.
Tetap berpegang teguh pada akal sehat (common sense), usaha coba-coba (trial and
eror), dan lain sebagainya.
3. Cara Berfikir Ilmiah
Merupakan proses mengkaji ide-ide menggunakan ilmu pengetahuan, pengamatan, dan
proses penyelidikan dan mengujinya untuk mendapatkan pengetahuan. jenis pencarian
pengetahuan yang melibatkan pencarian informasi yang disengaja, termasuk
mengajukan pertanyaan, menguji hipotesis, melakukan pengamatan, mengenali pola,
dan membuat kesimpulan (Kuhn, 2002; Morris et al., 2012).
Berikut merupakan cara berfikir ilmiah :
A. Menetapkan masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab.
B. Mengumpulkan data dan informasi terkait masalah atau pertanyaan tersebut
melalui observasi, eksperimen, atau studi literatur.
C. Membuat hipotesis atau dugaan terkait jawaban atas masalah atau pertanyaan
yang telah ditetapkan.
D. Melakukan pengujian terhadap hipotesis tersebut dengan metode ilmiah yang
sesuai, seperti eksperimen, observasi, atau analisis data.
E. Menganalisis data dan informasi yang diperoleh dari pengujian hipotesis.
F. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan data yang telah
dianalisis.
G. Mengevaluasi hasil penelitian dan mengeksplorasi kemungkinan hipotesis atau
jawaban alternatif lain yang mungkin ada.
H. Menerbitkan hasil penelitian untuk dibahas dan diperdebatkan oleh komunitas
ilmiah.
4. Definisi Riset
Riset adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang berarti penelitian. Dalam hal ini,
riset dilakukan secara metodikal dengan menggunakan kaidah ilmiah untuk
mendapatkan temuan atau penyelesaian dari suatu masalah. Kegiatan riset meliputi
beberapa hal yaitu pengumpulan, pengolahan, pengkajian, dan penyajian data secara
sistematis. Untuk melakukannya, seorang peneliti harus bersikap objektif dan
menggunakan bukti empiris dalam mengemukakan analisis suatu data. Oleh karena itu,
pengerjaan riset membutuhkan metode ilmiah agar mendapatkan hasil yang berkualitas.
Menurut pakar sosiologi asal Amerika, Earl Robert Babbie, riset adalah penyelidikan
atau percobaan sistematis untuk mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan fenomena tertentu. Terdapat dua metode dalam kegiatannya, yaitu
metode induktif dan deduktif.
5. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian sangat penting dalam melakukan penelitian karena metodologi
penelitian memberikan kerangka kerja yang jelas dan sistematis dalam melakukan
penelitian. Dengan adanya metodologi penelitian, peneliti dapat menentukan Langkah
- langkah yang harus dilakukan secara terstruktur, mulai dari perumusan masalah,
pengumpulan data, analisis data, hingga pengambilan kesimpulan.
Adapun manfaat dari metode penelitian adalah :
a. Memudahkan kegiatan penelitian.
b. Membantu mengatasi berbagai keterbatasan.
Dengan metode penelitian yang tepat maka berbagai keterbatasan
ataupun masalah bisa diatasi dengan baik sehingga dapat berjalan
dengan lancar.
c. Meningkatkan kualitas hasil penelitian.
d. Membantu mendapatkan hasil penelitian yang solutif.
6. Penelitian Kuantitatif dan kualitatif
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan metode yang bersifat induktif
dan objektif. Dikatakan sebagai metode tradisional karena
popularitasnya sudah cukup lama. Metode penelitian kuantitatif berlandaskan
filsafat positivisme sehingga disebut dengan metode positivistik. Metode
penelitian ini merupakan metode ilmiah karena memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah. Biasanya, penelitian kuantitatif hadir karena adanya teori yang tertolak.
Akibatnya, teori tersebut perlu diteliti untuk menghasilkan data, dibahas, dan
ditarik kesimpulannya. Dapat disimpulkan, penelitian kuantitatif digunakan
untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Mengutip buku Metodologi
Penelitian Pendidikan oleh Iwan Hermawan, pengamatan pada penelitian
kuantitatif mencakup hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian,
fenomena, dan korelasi di antara keduanya. Metode penelitian ini disebut
kuantitatif karena data-data yang digunakan berupa angka dan menggunakan
statistik. Umumnya, bagian kesimpulan penelitian kuantitatif disertai tabel,
grafik, dan sebagainya.
b. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam metode baru.
Penelitian ini menggunakan metode post positivistik karena berlandaskan pada
filsafat post-positivisme. Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada
kondisi objektif yang alamiah. Pada masalah yang bersifat abu-abu, peneliti
akan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi objek
agar mengetahui makna di baliknya. Fokus penelitian kualitatif berpusat pada
pengamatan yang mendalam. Oleh karna itu penelitian dengan metode kualitatif
akan menghasilkan kajian suatu fenomena yang lebih komprehensif, seperti
dikutip dari Memahami Metode Penelitian Kualitatif dari Kementerian
Keuangan (Kemenkeu).Penelitian dengan metode kualitatif cenderung
menekankan pada pengamatan fenomena dan penelitian substansi makna
fenomena tersebut. Analisis penelitian kualitatif yang tepat dan akurat akan
sangat berpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan.
7. Etika dalam Penelitian
Etika Penelitian menurut Notoatmodjo (2012), etika penelitian merupakan suatu
pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara
pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat (memperoleh
dampak langsung dan tidak langsung).
Kode Etik Peneliti adalah acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan. Ini menjadi
suatu bentuk pengabdian dan tanggung jawab sosial dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Untuk menunjang etika penelitian, maka National Academy of Science USA (1995)
telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanan tugas dan tanggung
jawab sebagai peneliti atau saintis. Panduan tersebut dirumuskan menjadi 7 poin
penting, diantaranya:
1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial. Setelah artikel diterbitkan, atau
suatu penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan menilai
hasil itu berdasarkan apa yang ereka ketahui sebelumnya dari sumber lain.
Mekanisme sosial ini akan membantu membangkitkan dan mempertahankan
kumpulan teknik percobaan, konvensi sosial, dan metode lain ang digunakan
oleh para saintis dalam melakukan dan melaporkan penelitian.
2. Menjadi seorang saintis dan peneliti harus bertanggung jawan dan memahami
nilai-nilai dalam sains. Keinginan untuk melakukan penelitian baik adalah nilai
manusiawi. Demikian juga keharusan bahwa kejujuran dan objektivitas yang
baku harus tetap dipertahankan.
3. Menghindari diri dalam keterlibatan kegiatan yang mempunyai conflict of
interest atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bisa ke dalam sains.
4. Harus mendorong publikasi dan keterbukaan. Sains bukan hanya pengalaman
pribadi. Namun sains adalah pengetahuan yang dibagikan berdasarkan
pemahaman bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan sosial.
5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang.
6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang-orang yang betul-betul
memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai pengarang)
7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga kesahihan
hasil yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil tersebut oleh
klonsensus ilmiah).
8. Menghindari tercela dalam sains.
9. Harus bereaksi terhada pelanggaran etika.
8. PKM Pedoman Dikti 2020
a. Sejarah PKM
PKM dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya
program restrukturisasi di lingkungan Ditlitabmas Ditjen Dikti. Sedangkan
Pekan Imiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang dilaksanakan pada tahun
2002 adalah PIMNAS-I kegiatan PKM. Pada tahun 1997 Ditlitabmas sudah
menginisiasi kegiatan khusus bagi mahasiswa yaitu Karya Alternatif
Mahasiswa dan KAM digabungkan bersama Program Pengembangan Budaya
Kewirausahaan di Perguruan Tinggi, PPBKPT. KAM kemudian tumbuh
menjadi cikal bakal PKM. Pada awalnya, dikenal lima jenis kegiatan yang
ditawarkan dalam PKM, yaitu PKM, Penelitian (PKM-P), PKM-
Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M),
PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T) dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-I).
Namun, sejak Januari 2009, Ditlitabmas mengelola 6 (enam) PKM. Kompetisi
Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) yang semula menjadi tugas Direktorat
Akademik dalam pengelolaannya, dilimpahkan kepada Ditlitabmas. Karena
sifatnya yang identik dengan PKM-I, KKTM selanjutnya dikelola bersama-
sama PKM-I dalam PKM-Karya Tulis (PKM-KT). Dengan demikian, di dalam
PKM-KT terkandung dua program penulisan, yaitu: PKM- Artikel Ilmiah
(PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT). PKM-I atau selanjutnya
disebut PKM-AI yang merupakan artikel hasil kegiatan, tidak lagi ditampilkan
dalam IMNAS, namun dipublikasikan pada e-journal. Sedangkan PKM-GT
yang berpeluang didiskusikan dalam forum terbuka, diposisikan sebagai
pengganti PKM-AI di PIMNAS. Pada tahun 2011, jumlah bidang PKM
bertambah menjadi 7 dengan diperkenalkannya bidang PKM-Karsa Cipta. Pada
tahun 2015, terjadi alih kelola PKM dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (DRPM) ke Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan (DitjenBelmawa).

Pada tahun 2019 mulai diperkenalkan satu lagi bidang PKM berbasis media sosial, yaitu PKM-
GFK (Gagasan Futuristik Konstruktif) yang berpeluang ditampilkan di PIMNAS. PKM
diperuntukkan bagi mahasiswa di seluruh Perguruan Tinggi melalui penyediaan dana yang
bersifat kompetitif, akuntabel dan transparan.

B. Tujuan PKM
PKM secara umum bertujuan untuk memandu mahasiswa menjadi pribadi yang
1. Tahu dan taat aturan
2. Kreatif, inovatif
3. Objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual.
C. Karakteristik Umum
PKM menumbuhkembangkan HOTS (Higher Order Thinking Skills), Creative
Thinking melalui implementasi filosofi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu :
A. Pendidikan dan pengajaran
B. Penelitian dan pengembangan
C. Pengabdian kepada masyarakat
D. Tahapan Kegiatan PKM
Tahapan Persiapan:
1. Ditjen Belmawa menerbitkan Pedoman PKM

2. Ditjen Belmawa menetapkan klasterisasi Perguruan Tinggi program


PKM

3. Mahasiswa menyusun proposal PKM 5 Bidang, artikel PKM AI,


artikel PKM-GT, proposal dan video PKM-GFK
4. Perguruan Tinggi dapat mengetahui klaster PKM melalui akun
Operator
5. Perguruan Tinggi melaksanakan Evaluasi Internal dan membuat
Berita Acara Hasil
Evaluasi Internal setiap jenis PKM yaitu:
a) Berita Acara PKM 5 Bidang,
b) Berita Acara PKM-AI,
c) Berita Acara PKM-GT
d) Berita Acara PKM-GFK untuk memenuhi kuota klasterisasi yang ditetapkan
Perguruan Tinggi mengajukan permohonan kepada Ditjen Belmawa untuk
memperoleh akun pengguna Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang
Kemahasiswaan
dan akun pengguna Operator Perguruan Tinggi untuk mengakses SIMBelmawa.

Anda mungkin juga menyukai