Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ELEKTIF

“TERAPI YOGA”

Dosen Pembimbing
H. Kastubi, S.Kep.Ns., M.Kes

Disusun Oleh:
Cerlina Febriati (P27820118002) Rapi Dhira Dentasari (P27820118028)
Itaqqin Nufus (P27820118008) Eva Paras Ita Magfiroh (P27820118030)
Wahyu Ahmad Ramadhan (P27820118011) Novety Hanna K (P27820118033)
Arifa Puteri Nurmarch (P27820118017) Dwi Wahyuningati (P27820118034)
Elly Tryana Wigati (P27820118022) Almaura Rizky N.(P27820118036)
Izan Hendra Prasetyo (P27820118023) Juli Astianti (P27820118041)
Novfaldina Eka Nabila (P27820118024) Farhan Febrian R. (P27820118044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

PRODI D III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO

SURABAYA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, atas rahmat-Nya maka
makalah berjudul “Terapi Yoga” dapat penulis sajikan.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Elektif, di prodi D-III Keperawatan – POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan
senang hati demi penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Surabaya, 30 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.2 Filosofi Yoga..................................................................................................4

2.3 Jenis – Jenis Yoga..........................................................................................4

2.4 Tingkatan Dalam Yoga..................................................................................5

2.5 Perbedaan Yoga dan Olahraga.......................................................................9

2.6 Hubungan Yoga dan Kesehatan.....................................................................9

2.8 Teknik Pernafasan dalam Senam Yoga........................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Yoga adalah aktifitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur
psikologis-fisiologis, sementara aktifitas lainnya mayoritas lebih memiliki
efek pada unsur fisik luar semata, sehingga yoga dapat dipandang
sebagai  salah satu filsafat hidup yang dilatar belakangi ilmu pengetahuan
yang universal yakni pengetahuan tentang seni pernafasan, anatomi tubuh
manusia, pengetahuan tentang cara mengatur pernafasan yang disertai
senam atau gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi,
menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (Sani,1999). Jadi yoga merupakan
sebuah system yang menyadarkan dan mengantarkan kita ke pengembangan
diri, kesehatan lahir batin untuk mencapai kebahagiaan.
Yoga dapat meningkatkan daya ingat, konsentrasi, menajamkan tingkat
intelektual, menyeimbangkan emosi sehingga membuat hidup lebih kaya
dan bahagia. Yoga juga membawa kesadaran, kebebasan dan pencerahan.
Maka dalam kehidupan modern, tubuh yang  menahan beban fisik dan stress
keseharian yang akan bertumpuk di bagian tubuh tertentu, dan
mengakibatkan berbagai ketidak nyamanan fisik, mental, maupun psikis,
sehingga melalui yoga.
Pikiran yang tenang, damai, dan rileks dapat mempengaruhi akibat-
akibat yang ditimbulkan karena adanya stres yang negatif. Sehingga
menurut Shindu (2003) yoga memberi relaksasi, ketenangan, kejernihan
pikiran, keceriaan, rasa percaya diri dan berkembang intuisi serta dapat
menurunkan stres.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari yoga?
2. Apa filosofi dari yoga
3. Apa jenis-jenis yoga?
4. Apa tingkatan dalam yoga?
5. Apa perbedaan yoga dan Olahraga?

1
6. Apa hubungan yoga dan kesehatan?
7. Apa manfaat yang didapatkan dari bermacam-macam postur yoga?
8. Bagaimana teknik pernafasan dalam senam yoga?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum yoga menjadi salah satu terapi komplementer yang dapat
di terapkan untuk suatu proses penunjang kesehatan
1.1.1 Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian yoga
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis yoga.
3. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan yoga dan olahraga lain.
4. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan yoga dan kesehatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat yang didapatkan dari
bermacam-macam postur yoga
6. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pernafasan dalam senam yoga

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Yoga adalah sebuah ilmu filosofi praktis dan bukan agama. Dari sisi
filosofi, sebenarnya yoga bisa dikaitkan dengan semua kepercayaan kepada
tuhan karena kata yoga diambiil dari bahasa sanskerta ‘yug’yang berarti
‘menggabungkan’ atau ‘mengharmonikan’. Secara garis besar, yoga berarti
mengharmonisasikan elemen spiritual dan fisikal seseorang manusia untuk
mencapai kondisi ideal sehingga memudahkan terjadinya komunikasi
dengan sang pencipta.
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan”
atau “mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan
kesadaran manusia dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan”
Tuhan dan manusia secara fisika, namun kesadaran. Sebenarnya bukannya
Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang memisahkan diri.
Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara
manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun,
tiap usaha walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti
sungai menuju ke samudra yang kemudian lenyap meninggalkan nama dan
bentuknya.
Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan tersebut tidak
sepenuhnya salah, sebab yoga memang induk dari senam serta berbagai
jenis beladiri, tari, musik, nyanyian, bahkan seni bercinta. Yoga berasal dari
bahasa sansekerta “yuj” yang artinya menghubungkan atau menyatukan
(Weller 2001). Secara horizontal berarti menyatukan badan, pikiran, hati,
dan jiwa dalam keselarasan yang alami. Sedangkan dalam arti vertical
berarti menyatukan kesadaran diri kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Setiap orang dari berbagai keyakinan dapat mempelajari teknik-teknik yoga.
Yoga bukan hanya di dominasi orang dewasa. Anak remaja dan anak-anak
pun dapat melakukannya. Yoga bahkan dapat melatih anak untuk mengenal
dirinya, sekaligus dapat mengendalikan luapan emosi (Claire 2006).

3
Yoga sangat baik untuk meningkatkan konsentrasi dan membawa
kesadaran diri, menajamkan pikiran, dan menjauhkan seseorang dari emosi
dan pikiran negatif. Yoga berperan penting dalam meningkatkan asupan
oksigen ke dalam otak, menghilangkan kepenatan, meningkatkan energi,
dan vitalis, meningkatkan kelenturan dan stamina tubuh, menstimulasi
kelenjar hormonal dalam tubuh dan membuatnya stabil. Gerakan-gerakan
yoga juga dapat memperlancar sirkulasi darah. Selain hal itu yoga juga
meningkatkan kekebalan tubuh (Shindu 2006).

2.2 Filosofi Yoga


Walaupun dipercaya sebagai sebuah aktivitas yang diturunkan langsung
sang maha pencipta kepada manusia, yoga pertama kali dikenal luas berkat
sebuah buku yang ditulis oleh patanjali, seorang tokoh legenda yang hidup
500 atau 200 SM berjudul “yoga sutras”. Sebuah kombinasi dari 196 sutra
(literatur religius) yang memuat banyak aspek kehidupan, salah satunya
dalam bentuk sistemasi prinsip dan cara berlatih seluruh varian standar yang
harus dipenuh para pelaku yoga. Patanjali memaparkan secara lugas bahwa
lewat latihan yoga yang rutin dan benar, manusia mampu mengubah drinya
menjadi lebih baik dengan penguasaan pikiran, emosi dan masalah. Lewat
yoga, pencerahan spiritual serta hubungan diri dengan sang maha pencipta
dapat di capai sepenuhnya.

2.3 Jenis – Jenis Yoga


Secara garis besar dapat dibedakan dalam empat macam yaitu :
1. Jnana Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan
pengetahuan. Praktisi yoga ini beranggapan bahwa kebodohan (avidya)
merupakan penyebab utama terjadinya kesalahan dan kelalaian.
Terhapusnya kebodohan, maka terhapus pula kemiskinan, ketidakadilan,
kesewenangan, serta kerusakan alam semesta. Dengan demikian semakin
damai dunia. Semua itu dikarenakan manusia tahu akan hakekat dirinya.
Manusia yang tahu hakekat dirinya, maka dia akan tahu hakekat
Tuhannya.

4
2. Karma Yoga : merupakan yoga yang dilakukan penekanan pada
tindakan. Para praktisinya selalu memperhatikan segala sesuatu yang
diperbuatnya, sehingga tidak menimbulkan karma yang membawa pada
penderitaan. Para praktisinya tidak pernah mengeluh menghadapi
masalah kehidupan. Semua masalah dipandang merupakan akibat dari
karma yang telah dibuatnya, maka harus diterima dan dihadapi sebagai
pendidikan dan kasih sayang Ilahi.
3. Bhakti Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan penekanan pada
bakti kepada Tuhan, yaitu melaksanakan perintah dan menjauhi larangan
Tuhan. Semuanya dilakukan dengan cinta tanpa memiliki pamrih apa pun
(termasuk ingin masuk sorga). Kecintaan praktisi Bhakti bermakna luas.
Bukan hanya pada Tuhan, namun juga pada semua ciptaanNYA.
Mencintai ciptaan merupakan manifestasi dari mencintai Sang Pencipta
itu sendiri. Cinta seorang Bhakta tidak membeda-bedakan ras, suku,
bangsa, dan agama. Tidak membenci yang miskin maupun yang kaya,
yang indah maupun yang buruk, yang pintar maupun yang bodoh, yang
beriman maupun yang kafir.
4. Raja Yoga : merupakan yoga yang dilakukan dengan menekankan pada
pengendalian pikiran. Dengan mengendalikan pikiran, maka terkendali
pula semua indra-indra manusia. Hasil dari semua itu disebut
Pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti (Jw.). Makrifatullah (Is.).
Apapun namanya, bukan suatu masalah yang patut diperdebatkan.
Perkembangan kemudian, hanya Raja.

2.4 Tingkatan Dalam Yoga


Menurut patanjali, yoga terdiri dari 8 tingkatan. Setiap yingkatan
memiliki identitas tersendiri, namun memperkuat satu sama lain dan tidak
dapat dipisahkan. Tingkatan ini tidaka dapat dilihat dengan pemahaman
bahwa yang satu lebih dari lainnya, namun harus dengan pemahan bahwa
satu tinggkatan takkan pernah dicapai tanpa memahami tingkatan
sebelumnya. Secara otomatis berarti “melepaskan atau mengacuhkan
penguasaan terhadap satu tingkatan dapat merusak konsep hakiki yoga
secara keseluruhan”.

5
1. Yama (disiplin sosial kemasyarakatan)
Memiliki 5 prinsip universal: kejujuran, anti-kekerasan, tidak
mencuri, tidak mengumbar nafsu birahi, dan penguasaan hasrat. sebuah
prinsip yang harus dipatuhi dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
2. Niyama (disiplin individu)
Juga memiliki 5 persyaratan: bersih diri, bersyukur, tidak berlebihan,
mawas diri, dan menyembah sang maha pencipta. Perilaku ini harus
tercermin dalam kehidupan pribadi setiap saat.
3. Asana (postur tubuh)
Menurut patanjali, “postur yang baik membawa stabilitas dalam
tubuh dan keagungan pikiran”. Melatih asan/postur mampu
meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan kesehatan. Dengan asana,
seluruh bagian penting tubuh, seperti jantung, paru-paru, ginjal, hati,
empedu, pankreas, dan bagian lainnya menjadi terstimulasi untuk bekerja
lebih baik. Namun diatas segalanya, latihan asana bertujuan mencapai
keseimbangan antara tubuh dan pikiran.
4. Pranayama (pengaturan napas)
Secara spesifik, patanjali menekankan fase prayanama hanya bisa
dilakukan setelah dasar-dasar asana dikuasai dengan baik. Melatih
pranayama diyakini dapat melepaskan jiwa dari tekanan, mengendurkan
sistem saraf, dan menenangkan pikiran.
5. Pratyahara (pengaturan indera)
Pembatasan diri ini adalah penghubung antara 4 tingkatan awal
dangan 3 tingkatan selanjutnya. Setelah mematuhi semua persyaratan
awal, seseorang mampu melakukan kontrol terhadap pikiran dan segenap
panca indera sehingga mampu berkontemplasi dengan baik, lalu
membuang semua elemen negatif demi peningkatan kualitas spiritualnya.
6. Dharana (konsentrasi)
Kemampuan untuk mengontrol naluri dasar pikiran untuk selalu
mengembara dan mengambang ke segala aspek. Di saat kita sedang
menempatkan diri dalam keadaan tenang, kadang kita mendapati pikiran
dipenuhi berbagai hal yang tumpang tindi. Dalam fase dharana,

6
seseorang dituntut memiliki kemampuan menguasai satu hal dan
mendalaminya tanpa harus mengalami gangguan selama mungkinsalah
satu teknik termudah menguasai fase ini adalah penggunaan mantra atau
peembacaan serentetan literaturdalam hati ataupun secara vokal.
7. Dhayana (meditasi)
Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam
waktu tertentu tanpa terganggu, ia telah mencapai fase dhayana. Di sini,
pikiran, tubuh, dan napas telah bergabung dan telah menjadi satu-
kesatuan.
8. Samadhi (realisasi diri)
Inilah titik kulminasi pencapaian yoga. Sebuah pencapaian spiritual
yang hakiki. Di sini, tercapai esensi yogasesungguhnya- mungkin esensi
seluruh tujuan dan aktivitas apapun di dunia ini. Pada fase ini, tubuh dan
indera dalam kondisi relaks, pikiran selalu dalam kondisi awas, dan
semua aspek mampu berjalan harmonis.

7
8
2.5 Perbedaan Yoga dan Olahraga
Non yoga (contohnya: aerobic)
1. Gerakan-gerakannya sporadis, cepat, dan memberikan penekanan
yang kuat pada otot.
2. Dirancang untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis
3. Tidak ada keharusan untuk memperhatikan nafas
4. Memperlancar peredaran darah dengan memberikan penekanan
pada jantung,dll
Senam Yoga:
1. Gerakannya lembut, cenderung menghindari gerakan otot yang tiba-tiba
dan terlalu keras
2. Tidak dirancang secara khusus untuk membentuk tubuh, sehingga tidak
efektif untuk mendapatkan bentuk tubuh yang atletis dan perut yang kecil
3. Gerakan yoga dilakukan dengan kesadaran penuh akan nafas sehingga
kekuatan mental bertambah serta pikiran lebih fokus dan tajam
4. Memperlancar peredaran darah namun tidak memberikan pressure
berlebihan pada jantung, dll

2.6 Hubungan Yoga dan Kesehatan


Berikut ini adalah penyakit fisik yang telah terbukti dapat diperlambat,
dikurangi, bahkan disembuhkan oleh senam yoga:
1. Acidity, heartburn (sakit jantung),
2. Intoxication (keracunan),
3. Allergies (alergi) ,
4. Alzheimer (kondisi medis yang menyebabkan dementia /  penurunan
daya ingat),
5. High blood pressure (tekanan darah tinggi).
Yoga dapat bersifat therapeutic bagi penyakit-penyakit diatas jika
dipraktikkan sesuai dengan prinsip berikut:
a. Bernafas dalam. Teknik pernafasan yoga meningkatkan kapasitas
paru-paru agar proses pernafasan menjadi optimal. Teknik pernafasan
yoga juga membantu menguatkan organ tubuh bagian dalam dan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk relaks

9
b. Pola makan seimbang. Pola makan yang seimbang dan memenuhi
asupan gizi bagi tubuh akan meningkatkan kesehatan saecara holistik
c. Istirahat yang cukup. Penting sekali menjaga keseimbangan antara
bekerja dan beristirahat agar kesehatan tubuh selalu dalam kondisi
yang prima.
d. Berpikir positif. Pikiran/bathin juga harus selalu diberikan input yang
positif agar aspek mental dan emosional terjaga kesehatannya.
Terdapat korelasi antara pikiran dan tubuh. Pikiran-pikiran positif
amat membantu proses pemulihan tubuh dari penyakit
2.7 Manfaat Yang Didapatkan Dari Bermacam-Macam Postur Yoga 
1. Melatih seluruh otot tubuh, karena ada otot yang jarang sekali
dipergunakan bahkan dalam banyak olahraga keras sekalipun.
2. Meningkatkan asupan oksigen ke otak dan kedalam sistem tubuh
3. Menstimulasi syaraf pada tulang punggung
4. Memperlancar peredaran darah
5. Menstimulasi kelenjar hormonal (sistem endokrin) dalam tubuh

2.8 Teknik Pernafasan dalam Senam Yoga


Ada 2 teknik pernafasan yang sebaiknya dipelajari dan dikuasai, dan
dianjurkan dilakukan setiap kali secara rutin sebelum melakukan gerakan
yoga harian:
1. Kapalabhati (Kapala = tempurung kepala; bhati = yang membawa
cahaya)
Metode:
a. Lakukan dua kali pernafasan normal.
b. Tarik nafas, kemudian hembuskan nafas, tarik abdomen ke dalam.
Ulangi sampai 20x, atur ritme dan penekanan dilakukan lebih kepada
saat hembusan nafas.
c. Kemudian tarik nafas, hembuskan sepenuhnya, tarik nafas sedalam-
dalamnya dan tahan nafas selama yang anda sanggup. Secara
perlahan hembuskan.

10
Teknik ini cocok dipergunakan untuk membersihkan saluran
pernafasan, seperti misalnya hidung tersumbat cairan atau dada terasa sesak.
Prinsip dari teknik ini adalah membuat paru-paru seperti layaknya pompa,
tekanan udara yang dihasilkan sanggup membuang sumbatan yang ada di
saluran pernafasan, mulai dari paru-paru sampai ke lubang hidung.
2. Anuloma Viloma
Metode:
a. Siapkan tangan anda dalam posisi Vishnu Mudra (lihat penjelasannya
di bawah).
b. Tarik nafas melalui lubang hidung kiri, tutup sebelah kiri dengan ibu
jari sampai di hitungan ke-4.
c. Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
d. Keluarkan nafas melalu lubang hidung sebelah kanan, tutup hidung
kiri dengan jari manis dan kelingking, sampai hitungan ke-8.
e. Tarik nafas melalui hidung kanan, posisi hidung kiri tetap tertutup
dengan jari manis dan kelingking, sampai hitungan ke-4.
f. Tahan nafas, tutup kedua lubang hidung sampai hitungan ke-16.
g. Keluarkan nafas melalui hidung kiri, tutup hidung kanan dengan ibu
jari sampai hitungan ke-8.
Prinsip teknik pernafasan ini adalah bernafas dengan satu lubang
hidung, tahan nafas dan hembuskan melalui lubang hidung lainnya. Lubang
hidung ditutup dengan memakai teknik Vishnu Mudra pada tangan kanan.
Caranya, lipat jari telunjuk dan jari tengah ke hidung. Letakkan ibu jari di
sebelah kanan lubang hidung dan jari manis serta jari kelingking di sisi
lubang hidung kiri.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta ‘Yuj’berarti “menghubungkan”
atau “mempersatukan”. Yoga adalah suatu teknik untuk menghubungkan
kesadaran manusia dengan Ilahi. Pernyataan ini bukan berarti “penyatuan”
Tuhan dan manusia secara fisika, namun kesadaran. Sebenarnya bukannya
Tuhan yang terpisah dari manusia, tapi manusialah yang memisahkan diri.
Ketidaktahuan (avidya) yang menjadi sebab terjadinya pemisahan antara
manusia dan Tuhan. Jenis penyatuan ini sulit untuk diwujudkan. Namun,
tiap usaha walaupun kecil tetap ada manfaatnya. Penyatuan ini seperti
sungai menuju ke samudra yang kemudian lenyap meninggalkan nama dan
bentuknya.

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran,
diantaranya adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengenali tentang senam yoga
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan manfaat senam yoga,
dilingkungan masyarakat umum.

12
DAFTAR PUSTAKA

KIrschner, M. (1997). Yoga Untuk Kesehatan & Kekuatan. Bandung: Pionir Jaya.

Lebang, E. (2010). Yoga Sehari-hari . Jakarta: Pustaka Bunda.

13

Anda mungkin juga menyukai