Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KEPERAWATAN JIWA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK):

PENERAPAN TERAPI AIR DENGAN METODE WUDHU PADA PASIEN


RISIKO PERILAKUKEKERASAN

Disusun oleh :

1. Vita Cahyaningsih : 2211040102

2. Amelia Wardah : 2211020152

3. Eviyanti Khasanah : 2211040192

4. Fitri Dian Kumala : 2211040161

5. Hauzan Fadhil : 2211040132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
I. TOPIK

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) pada pasien Resiko Perilaku Kekerasan dengan
terapi air dengan metode wudhu dengan tujun untuk memperbaiki tanda dan gejala
Resiko Perilaku Kekekerasan.

II. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mengerti tentang


manfaat terapi air dengan metode wudhu bagi pasien Risiko Perilaku
Kekerasan..
b. Tujuan Khusus

Serelah diberikan penyuluhan selama 25 menit mampu :

1. Menjelaskan pengertian Risiko Perilaku Kekerasan dan Terapi air dengan metode
Wudhu

2. Manfaat Terapi air dengan metode Wudhu

III. LANDASAN TEORI

A. Latar Belakang

Orang sehat jiwa merupakan orang yang mempunyai kemampuan untuk


menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan berinteraksi dengan baik,
tepat dan bahagia. Seseorang dengan sehat jiwa dapat mengendalikan diri dalam
menghadapi stressor di lingkungan masyarakat dengan selalu berfikir positif dalam
keselarasan tanpa adanyatekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun
eksternal yang mengarahpada kestabilan emosional seseorang tersebut. Gangguan jiwa
yang sering ditemukan adalah gangguan mental (skizofrenia).
Masalah gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan
kemungkinan akan bertambah luas menjadi 25% pada tahun 2030, gangguan jiwa
berhubungan dengan bunuh diri, ada hampir 800.000 kematian akibat bunuh diri di
seluruh dunia akibat gangguan jiwa. Gangguan jiwa meliputi depresi, cacat intelektual
dan gangguan akibat penyalahgunaan narkoba, gangguan termasuk autisme dan
gangguan mental.
Sesorang yang mengalami risiko perilaku kekerasan ditandai dengan
mengungkapkan sebuah ancaman, mengungkapkan kata – kata kasar, mengungkapkan
keinginan inginmemukul atau melukai, wajah memerah dan tegang, pandangan tajam,
mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, bicara kasar dan suara
meninggi atau berteriak.
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku seseorang yang menunjukkan
bahwa ia dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan baik secara fisik,
emosio nal, seksual dan verbal. Risiko perilaku kekerasan yang tidak ditangani
dengan baik dapat menimbulkan dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri,
orang lain maupun lingkungan sekitar. Maka penanganan pasien dengan risiko perilaku
kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat. Salah satu penangan pada pasien
risiko perilaku kekerasan yaitu dengan terapi air. Terapi air atau yang bisa juga
dikenal dengan hydrotherapy adalah jenis terapi yang menggunakan medium air untuk
meningkatkan kesehatan. Ada beberapa jenis terapi air diantaranya yaitu dengan
menggunakan air dingin, menggunakan air panas, hingga menggunakan tekanan air.
Salah satu terapi air yang ajarkan adalah terapi wudhu. Wudhu dapat
bermanfaatuntuk menjernihkan pikiran, menyejukkan hati, mengurangi stress, rasa
khawatir, marah dan dapat merangsang sistem kerja saraf.
Wudhu merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mensucikan
diri dari hadast dengan menggunakan air yang dilakukan dalam agama islam sebelum
dilakukannya sholat. Wudhu merupakan gerbang atau kunci pertama dalam
melaksanakan ibadah. Terapi wudhu termasuk psikoterapi islami dengan menggunakan
media air.Terapi air dengan metode wudhu dapat membantu menurunkan amarah pada
pasein risiko perilaku kekerasan karena terapi wudhu termasuk psikoterapi islami
dengan menggunakan media air. Air dapat menjadi daya penenang dalam tubuh, air
memiliki daya penenang jika suhu air sama dengan suhu kulit, sedangkan bilasuhu air
lebih tinggiatau rendah maka akan memberikan efek stimulasi.
B. Definisi TAK

Pengertian Terapi aktivitas kelompok (TAK) adalah salah satu terapi


modalitas yang dilakukan oleh seorang perawat pada sekelompok klien dengan
masalah keperawatan yang sama (Keliat & Pawirowiyono, 2014).

C. Jenis - Jenis TAK

Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yamg paling


banyak ditemukan dikelompokan sebagai berikut :

a. TAK Sosialisasi

Untuk klien yang menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik

b. TAK Stimulasi Sensori

Untuk klien yang mengalami gangguan sensori

c. TAK Orientasi Realita

Untuk klien dengan halusinasi yang telah dapat mengontrol halusinasinya

d. TAK Stimulasi presepsi

Untuk klien dengan halusinasi

e. TAK Peningkatan Harga Diri

Biasanya untuk klien dengan harga diri rendah

f. TAK Penyaluran Energi

Biasanya untuk klien prilaku kekerasan yang telah dapat mengekspresikan


marahnya secara konstruktif, klien menarik didi yang telah dapat berhubungan
dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik.

D. Manfaat TAK

a. Manfaat umum

1. Meningkatkan kemam puan uji realistis melalui komunikasi dan umpan balik
dengan atau dari orang lain.

2. Melakukan sosialisasi

3. Membangkitkan motivasi untuk kemapuan fungsi kognitif dan afektif.


b. Manfaat khusus

1. Meningkatkan identitas diri

2. Menyalurkan emosi secara konstruktif

3. Meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial.

c. Manfaat rehabilitasi

1. Meningkatkan ketrampilan ekspresi diri

2. Meningkatkan ketrampilan sosial

3. Meningkatkan kemampuan empati

4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah

E. Tahap - tahap dalam TAK

Fase fase dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

a) Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang akan menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut akan dilaksanakan,proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber -sumber yang diperlukan
seperti proyektor dan jika memungkinkan biaya dan keuangan.

b) Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.

1. Orientasi

Snggota mulai mengembangkan sistem social masing-masing dan leader mulai


menunjukan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

2. Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
3. Kebersamaan

Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan


siapa dirinya.
c) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah di bina, bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi ( akhir dan sementara). anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
IV. Klien

1. Karakteristik Klien

1. Inklusi

a. Klien dengan Resiko Perilaku Kekerasan

b. Klien dengan usia: semua umur

c. Klien yang kooperatif

d. Klien yang bersedia mengikuti kegiataan TAK

2. Ekslusi

a. Klien dengan keadaan sakit

b. Klien dengan gangguan mobilitas

2. Masalah Keperawatan: Resiko Perilaku Kekerasan


3. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1. Kondisi lingkungan tenang, dilaksanakan di tempat yang terbuka atau


tertutup yang terdapat kran air untuk melakukan terapi air wudhu.
2. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan terapi wudhu bagi pasien Risiko
Perilaku Kekerasan..
3. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

4. Leader, Fasilitator, observer berperan sesuai tugasnya.

b. Evaluasi Proses

1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Leader mampu memimpin acara.

3. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

4. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab


dalam antisipasi masalah.
5. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
6. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c. Evaluasi Hasil

1. Menjelaskan apa yang sudah dilakukan terkait dengan .

2. Menyampaikan masalah yang dirasakan dengan jelas.

3. Menyampaikan perasaan yang dirasakan dengan jelas.

4. Mampu menyadari keadaan keadaan realita yang dialami


d. Evaluasi Proses

1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

2. Leader mampu memimpin acara.

3. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

4. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab


dalam antisipasi masalah.
5. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
6. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

e. Evaluasi Hasil

1. Menjelaskan apa yang sudah dilakukan terkait dengan .

2. Menyampaikan masalah yang dirasakan dengan jelas.

3. Menyampaikan perasaan yang dirasakan dengan jelas.

4. Mampu menyadari keadaan keadaan realita yang dialami

4. Pengorganisasian TAK

a. Terapis

1. Leader : Amelia Wardah

2. Co Leader : Hauzan Fadhil

3. Observer : Fitri Dian Kumala

4. Fasilitator 1 : Eviyanti Khasanah

5. Fasilitator 2 : Vita cahyaningsih


b. Peran dan Fungsi

a. Leader

1. Memimpin jalannya kegiatan

2. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan

3. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan

4. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien

5. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan.

6. Memberi reinforcement positif pada klien

b. Co Leader

1. Membantu tugas leader

2. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader

3. Mengingatkan leader tentang kegiatan

4. Menjadi contoh kegiatan.

c. Observer

1. Mengobservasi jalannya cerita

2. Mencatat jumlah klien yang hadir

3. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung

4. Mencatat tanggapan yang dikemukaan klien

5. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas

6. Membuat laporan hasil kegiatan

7. Menyimpulkan kegiatan
d. Fasilitator

1. Memfasilitasi jalannya kegiatan

2. Memfasilitasi klien yang kurang aktif

3. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara

4. Dapat mengatasi hambatan – hambatan yang terjadi dari dalam / luar


kelompok
c. Seleksi Klien

Melakukan seleksi kepada klien dengan cara pengkajian dan memilih klien
yang sudah kooperatif dan mau untuk mengikuti TAK.
d. Nama klien yang ikut

No Nama Umur

e. Waktu

a. Tanggal : 28 January 2023

b. Hari : Sabtu

c. Jam : 08.00-09.00 WIB

f. Lama tiap langkah kegiatan : 60 menit

g. Tempat : Ruang Arjuna atau Mushola


h. Metode : demonstrasi dan diskusi
f. Media dan alat
- laptop
- air
-galon
g. Setting tempat

Keterangan
Leader : Amelia Wardah
Co leader : Hauzan Fadhil
Observer : Fitri Dian Kumala
Fasilitator 1 : Eviyanti Khasanah
Fasilitator 2 : Vita Cahyaningsih

5. Proses TAK

a. Persiapan

1. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien gangguan jiwa yang
sudah kooperatif
2. Membuat kontrak dengan klien

3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


b. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

a. Salam dari terapis kepada klien

b. Perkenalan nama dan panggilan terapis.

c. Menanyakan nama dan panggilan semua klien.

2. Evaluasi / Validasi

a. Menanyakan perasaan klien saat ini

3. Kontrak

a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu


melakukan terapi soiritual wudhu
Terapis menjelaskan aturan main berikut

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus


meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 60 menit.

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir .

4. Fase kerja

1. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan , yaitu latihan


terapi air wudhu
2. Terapis lalu mengamati proses terapi

3. Beri pujian kepada klien yang melakukan dengan baik.

4. Simpulkan isi , waktu terjadi , situasi terjadi , dan perasaan klien


setelah di beri terapi .
5. Fase Terminasi

a. Evaluasi

a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak Lanjut

Terapis meminta klien untuk menerapkan terapi airwudhu


untukmengontrol amarah atau emosinya letika muncul.
c. Kontrak waktu yang akan datang.

6. Antisipasi Masalah

a. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

1. Memanggil klien

2. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat


atau klien lain
b. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin

1. Panggil nama klien

2. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

c. Bila klien lain ingin ikut

1. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang


telah dipilih
2. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
3. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini.
7. Evaluasi

a. Evaluasi respon subjektif klien

 Klien mengatakan senang mendapatkan teknik baru untuk


meredakan emosi
 Klien mengatakan marah karena keinginanya tidak terpenuhi

 Klien mengatakan tidak pernah beribadah

 Klien mengtakan tidak tahu cara minum obat baik dan benar

b. Evaluasi respon objektif klien

 Klien terlihat senang dan kooperatif

 Klien terlihat antusias mengikuti kegiatan TAK

c. Kontrak yang akan datang

 Mereview kembali kegiatan yang sudah dilakukan di hari


sebelumnya
 Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan klien di hari
sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai