Anda di halaman 1dari 21

PRE PLANNING SENAM TERA UNTUK ASAM URAT

PADA LANSIA DI WISMA MELATI DAN MELUR DI


UPT KHUSNUL KHOTIMAH DINAS SOSIAL
PROVINSI RIAU

A. Latar Belakang
Penyakit asam urat di Indonesia sebesar 90% diderita oleh penduduk
Indonesia yang terjadi pada rentang usia 34 tahun keatas. Lansia yang
mengalami asam urat terjadi peningkatan kadar asam urat yang disebabkan
pembentukan berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat (Sari, 2017). Asam
urat yang dialami oleh lansia dikarenakan penumpukan kristal-kristal yang
diperoleh dari hasil metabolisme purin yang mengenai sendi terutama sendi
perifer di bagian jari kaki dan tangan serta sendi lutut (Reny, 2014). Asam urat
yang tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan berbagai komplikasi
yang menyerang organ tubuh, yang paling berbahaya dapat mengganggu kerja
organ ginjal dan mengakibatkan kerusakan pada ginjal akibat kerja ginjal yang
terlalu berat (WHO, 2015).
Lansia yang menderita asam urat yang mengalami inflamasi akan
merasakan nyeri hebat, yang sering terjadi di kaki bagian atas, pergelangan
kaki, kaki bagian bawah dan mengalami nyeri sendi (Reny, 2014). Nyeri akibat
asam urat sering menganggu aktifitas sehari-hari para lansia, Yekti (2016)
mengatakan bahwa dengan mengatur pola makan yang mengandung tinggi
purin dan mengkonsumsi obat keluhan rasa sakit akibat asam urat bisa
berkurang. Selain dengan cara diatas untuk mengurangi keluhan nyeri asam
urat bisa dilakukan dengan olahraga secara teratur, salah satunya senam tera.
Senam merupakan suatu latihan yang melatih fisik dan mental, yang
memudahkan gerakan-gerakan anggota tubuh dengan satu teknik irama
pernapasan, persendian dan peregangan melalui pemusatan pemikiran dan
dilakukan secara beraturan, serasi, benar dan berkesinambungan. Senam juga
dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta fungsi jantung dan
peredaran darah, serta mengontrol hipertensi. Penelitian yang dilakukan
Prasetia (2018) menjelaskan bahwa senam tera sebagai terapi aktivitas
merupakan terapi non farmakologi yang tepat dalam menurunkan asam urat,
selain itu juga
sebagai terapi yang sangat baik dalam meningkatkan kebugaran dan fungsi dari
otot-otot serta sendi khususnya bagi lansia.
Senam tera secara jasmani memiliki tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi serta fungsi dari jantung, peredaran darah, sistem
pernafasan, sistem susunan saraf, sistem pencernaan, kelenjar endokrin,
kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan otot dan sendi, keseimbangan,
koordinasi dan proses metabolisme. Senam tera terdiri dari 3 komponen dasar,
antara lain gerakan peregangan, gerakan persendian, gerakan pernapasan
(Naryadi, 2012). Senam tera merupakan olahraga yang cocok bagi para lansia
karena merupakan salah satu bentuk latihan ringan yang digunakan untuk
melatih otot dan persendian.
Gerakan dalam senam ringan dilakukan dan tidak membahayakan para
lansia, gerakan yang menghindari melompat dan kaki menyilang, namun masih
dapat memacu fungi kerja organ, otot dan persendian yang terdapat pada tubuh
manusia dengan intensitas ringan maupun sedang. Untuk mengurangi nyeri
sendi lutut para lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik atau
berolahraga yang berintensitas ringan seperti melakukan senam tera. Senam
tera dilaksanakan 3 kali dalam 1 minggu selama 6 minggu. Porsi latihan yakni
10 menit yang dipandu oleh intruktur senam (Putri, 2018).
Dalam rangka pelaksanaan Praktek Keperawatan Gerontik yang
dilaksanakan di PSTW Khusnul Khotimah Pekanbaru, telah dilakukan
pengkajian awal oleh Ners Muda tentang masalah kesehatan yang mungkin
timbul di PSTW pada tanggal 29 Januari – 10 Februari 2024 untuk
mendapatkan gambaran umum mengenai masalah kesehatan yang mungkin
dialami oleh lansia di PSTW Husnul Khotimah terkhusus wisma melur dan
melati.
Dari hasil pengkajian dan observasi selama 4 hari yang dilakukan pada
lansia dari 2 wisma didapatkan data bahwa diantara 7 lansia yang dilakukan
pemeriksaan terdapat 5 lansia yang mengalami asam urat, 1 lansia mengalami
hipertensi, dan 1 lansia mengalami parkinson.
Berdasarkan fakta-fakta diatas, maka tanggung jawab perawat semakin
besar dalam upaya pencegahan kecacatan bahkan yang mengancam jiwa akibat
penyakit degeneratif yang dialami oleh lansia. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan mengadakan senam tera guna meningkatkan
pemeliharaan kesehatan pada lansia dan perawatannya sehingga lansia dapat
melakukan perawatan dan pencegahan mandiri sebelum terjadi kondisi yang
lebih parah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan selama 1 kali, diharapkan, lansia dapat mengetahui
gerakan senam tera dan menerapkannya dalam perawatan kondisinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan senam tera selama 1 kali, diharapkan lansia
dapat:
a. Mampu mengikuti kegiatan senam tera yang diadakan oleh ners muda.
b. Lansia mengetahui tujuan, manfaat, dan gerakan senam tera yang telah
dilakukan.
c. Mampu meningkatkan kesadaran lansia terhadap teknik perawatan non
farmakologis sebagai penatalaksanaan terhadap nyeri pada asam urat.
d. Mampu menurunkan angka kesakitan pada lansia di PSTW Khusnul
Khotimah.
C. Konsep Acara
1. Persiapan
Persiapan acara dilakukan dengan berdiskusi dengan kelompok terlebih
dahulu mengenai tempat pelaksanaan, alat yang dibutuhkan dan proses
dalam kegiatan. Setelah itu, membuat pre planning terkait senam dan
dikonsulkan selama lebih kurang 1 hari.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan cara
sebegai berikut:
a. Absen.
b. Penjelasan singkat terkait tujuan dan manfaat senam
c. Pelaksanaan senam yang dipimpin oleh instruktur senam dan ners muda
serta beberapa fasilitator untuk mendampingi lansia dalam pelaksanaan
senam.
d. Peserta diistirahatkan setelah selesai senam.
3. Strategi Antisipasi
a. Jika ketika ditemukan lansia dengan tekanan darah rendah atau kadar
asam urat tinggi maka akan di konsulkan dengan klinik PSTW Khusnul
Khotimah untuk penanganan lebih lanjut.
b. Jika ditemukan lansia yang tidak dapat mengikuti gerakan senam, maka
lansia akan mengikuti gerakan ringan yang dapat dilakukan.
D. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Senam Tera
2. Sasaran : Lansia Binaan yang berjumlah 7 orang di wisma
melati dan melur

3. Metode : Roleplay
4. Media dan Alat : a) Laptop dan Speaker
b) Video senam
5. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 03 Oktober 2024, pukul 10.00 WIB
Tempat : Wisma melati PSTW Khusnul Khotimah
E. Pengorganisasian
Setting Tempat
Keterangan:

: Co-Leader : Peserta

: Fasilitator : Observer

: Leader

F. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Pelaksana Kegiatan Lansia Pelaksana
1 5 menit Absen  Menjawab Co-Leader
Pembukaan: salam
 Mengucapkan salam  Bersedia
 Memperkenalkan mengikuti
anggota kegiatan
 Menjelaskan tujuan
 Memperhatikan
dan kontrak waktu kegiatan
 Reinforcement
positif
 Memberikan
kesempatan lansia
untuk bertanya
2 15 menit Pelaksanaan: Leader
 Penjelasan singkat  Memperhatikan
tujuan dan manfaat penjelasan
senam
 Memulai kegiatan  Mengikuti
senam. kegiatan
 Memberi  Memberikan
kesempatan lansia pertanyaan
untuk bertanya
 Memberi informasi  Mempraktikkan
dan motivasi agar senam
lansia rutin  Bersedia
melakukan senam melakukan
senam secara
mandiri

3 5 menit Penutup: Co-Leader


 Menyimpulkan  Mampu
tujuan, manfaat dan menyimpulkan
gerakan senam tera. tujuan, manfaat
dan gerakan
senam
 Mengucapkan salam  Menjawab
dan menutup salam
kegiatan.

G. Pengorganisasian
1. Leader : Fauziah Wahyu, S.Kep
2. Co Leader : Kinanti Resti Fani, S.Kep
3. Observer : Erlin Youlandari, S.Kep
4. Fasilitator : Ruth Pratiwi Nathasya, S.Kep
Putri Yosepin, S.Kep
Syafni Gusti Windari, S.Kep
5. Perlengkapan : Cigilang Rahmandayu, S.Kep

H. Uraian Tugas
1. Leader dan Co Leader
a. Mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan dari semua kegiatan
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan
2. Fasilitator
a. Mengikuti gerakan senam tera dengan baik dan benar
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam mengikuti kegiatan senam
3. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir dan
membuat laporan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
4. Perlengkapan
Mempersiapkan fasilitas sarana dan pra sarana kegiatan senam tera.
I. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Preplanning dipersiapkan dan dikonsultasikan dengan pembimbing
sebelum kegiatan dilakukan
2) Tempat dan alat telah disepakati dan dipersiapkan sebelum kegiatan
berlangsung
3) Peran dan tanggung jawab masing-masing tugas telah ditentukan
sebelum kegiatan
4) Setting tempat yang diatur disesuaikan dengan tempat yang luas dan
sirkulasi yang baik
b. Evaluasi proses
1) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2) Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung.
c. Evaluasi hasil
1) Peserta antusias terhadap kegiatan dari awal sampai akhir
2) Mengetahui tujuan dan manfaat dilakukannya kegiatan senam
3) Mengetahui gerakan senam tera yang telah dilakukan.
Ringkasan Materi
SENAM TERA

1. Definisi
Senam tera merupakan suatu latihan yang melatih fisik dan mental, yang
memudahkan gerakan-gerakan anggota tubuh dengan satu teknik irama
pernapasan, persendian dan peregangan melalui pemusatan pemikiran dan
dilakukan secara beraturan, serasi, benar dan berkesinambungan. Senam
merupakan olahraga yang cocok bagi para lansia karena senam salah satu
bentuk latihan ringan yang digunakan untuk melatih otot dan persendian.
2. Tujuan
Senam tera juga dapat memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta fungsi
jantung dan peredaran darah, serta mengontrol hipertensi. Senam tera secara
jasmani memiliki tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta
fungsi dari jantung, peredaran darah, sistem pernafasan, sistem susunan saraf,
sistem pencernaan, kelenjar endokrin, kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan
otot dan sendi, keseimbangan, koordinasi dan proses metabolisme (Naryadi,
2012).
3. Manfaat
Senam tera secara jasmani memiliki tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi serta fungsi dari jantung, peredaran darah, sistem
pernafasan, sistem susunan saraf, sistem pencernaan, kelenjar endokrin,
kekuatan dan daya tahan otot, kelenturan otot dan sendi, keseimbangan,
koordinasi dan proses metabolisme (Naryadi, 2012).
4. Gerakan
Senam tera yang terdiri dari 3 komponen dasar, antara lain gerakan
peregangan, gerakan persendian, gerakan pernapasan (Naryadi, 2012). Gerakan
dalam senam tera ringan dilakukan dan tidak membahayakan para lansia,
gerakan yang menghindari melompat dan kaki menyilang, namun masih dapat
memacu fungi kerja organ, otot dan persendian yang terdapat pada tubuh
manusia dengan intensitas ringan maupun sedang. Untuk mengurangi nyeri
sendi lutut para lansia dianjurkan unruk melakukan aktivitas fisik atau
berolahraga yang
berintensitas ringan seperti melakukan senam tera. Senam tera dilaksanakan 3
kali dalam 1 minggu selama 6 minggu. Porsi latihan yakni 10 menit yang
dipandu oleh intruktur senam (Putri, 2018).

5. Evidence Based Practice Nursing


Nama Peneliti &
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1. Efektifitas senam Umami, (2014)  Sampel yang
tera terhadap digunakan sebesar 56
penurunan kadar responden yang dibagi
asam urat pada menjadi 2 kelompok
lansia di Dusun yaitu kelompok kasus
Gondang Desa dan kelompok kontrol
Tulungrejo Kota yang masing-masing
Batu. mempunyai jumlah
responden 28 orang.
Kelompok kasus
melakukan senam tera
8 kali selama 1 bulan.
 Hasil penelitian
menunjukkan senam
tera dapat menurunkan
kadar asam urat pada
lansia (p (0,007) < α
(2,787)). Maka dapat
disimpulkan dari
penelitian ini adalah
ada pengaruh senam
tera terhadap
penurunan kadar asam
urat pada lansia di
Dusun Gondang Desa
Tulungrejo Kota Batu
2. Pengaruh senam tera Luluk, (2019)  Jenis penelitian ini
terhadap penurunan adalah penelitian
tingkat nyeri asam eksperimen dengan
urat pada lansia di desain quasy
Posbindu Desa eksperiment
Karanganom. (nonequivalent control
group design). Populasi
dalam penelitian ini
adalah lansia yang
mengikuti posbindu di
desa Karanganom.
Teknik pengambilan
sampel secara
purposive sampling
dengan jumlah sampel
26 orang yang
memenuhi kriteria
inklusi.
 Hasil penelitian
menunjukkan nilai
p(0,001). Berdasarkan
hasil penelitian
disimpulkan bahwa ada
pengaruh senam tera
terhadap penurunan
tingkat nyeri asam urat
pada lansia di Posbindu
Desa Karanganom.
Gerakan Senam Tera

Tabel 1
Gerakan dan Gambar Peregangan Senam Tera
Indonesia (DPP Senam Tera, 2009).

No Gerakan Gambar
1 Dorong tangan ke atas

2 Dorong tangan ke kiri

3 Dorong tangan ke kanan

4 Dorong tangan ke depan

5 Rentangkan ke samping
6 Angkat siku rapat

7 Buka ke belakang

8 Putar ke kiri

9 Putar ke kanan

10 Bungkuk lengan ke atas

11 Lenturkan badan
12 Tekuk lutut ke kiri

13 Tekuk lutut ke kanan

14 Lutut kiri ke depan

15 Lutut kanan ke depan

16 Putar pinggul ke kiri

17 Tekuk lutut rapat


Tabel 2
Gerakan dan Gambar Persendian Senam Tera
Indonesia(DPP Senam Tera, 2009).

No Gerakan Gambar
1 Menoleh ke kiri ke kanan

2 Tundukan kepala

3 Miringkan kepala
4 Putar kepala

5 Lengan ke depan

6 Telapak

tangan

kearah badan

7 Telapak tangan ke

arah depan

8 Putar bahu ke depan

9 Balik arah
10 Busungkan badan

11 Telapak tangan ke bawah

12 Rentangkan tangan

13 Dorong tangan ke atas

14 Putarkan pinggang

15 Bermain piano

16 Kaki kiri ke depan

17 Kaki kiri ke belakang


18 Tumit ke depan

19 Tumit ke samping

20 Kaki ke belakang

21 Tangan dilipat

22 Bertepuk tangan

23 Tumit diangkat
Tabel 3
Gerakan dan Gambar Pernapasan Senam
TeraIndonesia (Komunitas Senam Tera,
2011).

No Gerakan Gambar
1 Mengatur nafas

2 Bangkit mengatur nafas

3 Mengayun pelangi

4 Membelah awan

5 Mengayun lengan

6 Mengayuh di danau

7 Mengangkat bola
8 Mendorong telapak

9 Membelai mega

10 Meraup air

11 Mendorong ombak

12 Membentangkan sayap

13 Menyulurkan tinju

14 Terbang melayang
10 Memutar roda

11 Menepuk bola
Daftar Pustaka

Sari, Y. A & Syamsiyah, N. (2017). Berdamai Dengan Asam Urat. Tim Bumi
Medika: Jakarta.
Pratiwi. (2017). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Lansia (Studi di Puskesmas
Maospati, Kabupaten Magetan).
Siswanto, H. (2019). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Pasien lanjut Usia Di
Puskesmas Pangkalan Susu.
Kussoy, V. F. M., Kundre, R., & Wowiling, F. (2019). Kebiasaan Makan Makanan
Tinggi Purin Dengan Kadar Asam Urat Di Puskesmas. Jurnal Keperawatan, 7(2), 1–7.
https://doi.org/10.35790/jkp.v7i2.27476

Anda mungkin juga menyukai