KEGAWATDARURATAN
PADA PASIEN SYOK HIPOVOLEMIK
SLIDESMANIA.COM
Kelompok 3 & 4
A-2019 2
SLIDESMANIA.COM
SKENARIO
Tn YA (35 tahun), terlibat kecelakaan lalu lintas di jalan Tol, Pekanbaru-Dumai. Pada saat kecelakaan TN YA tidak
memakai seat belt sehingga beliau terlempar keluar mobil sejauh 50 meter. Dia ditemukan tertelungkup di jalan,
masih dalam keadaan sadar dan meringis kesakitan. Penumpang lainnya, istri dan anak mengalami cedera ringan
dan terlihat ketakutan. Semua korban kecelakaan segera dilarikan ke IGD rumah sakit terdekat. Berdasarkan hasil
pemeriksaan, Tn YA mengeluh susah bernafas dan berteriak kesakitan ketika abdomennya di palpasi. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan bahwa TD : 80/56 mmHg, denyut apical 138, tetapi nadi radialis tidak teraba. Nadi
karotis teraba lemah. RR 35/menit; terlihat susah bernafas, asymmetric pergerakan dinding dada, dan absence nya
bunyi nafas pada paru bagian kiri. Trachea deviasi ringan ke kekiri. Abdomen terlihat distensi dan quadrant kanan
atas teraba nyeri kalau di palpitasi. Pada sistem muskuloskeletal terdapat fraktur terbuka pada kaki kiri bawah. saat ini
pasien terpasang IV didaerah proximal tibia dengan resusitasi cairan dimulai dengan pemberian crystalloids.
Terpasang chest tube dengan pengeluaran darah segar, pemberian high flow O2 dengan menggunakan non-
rebtreather mask. Hasil pemeriksaan X-ray terdapat hemothorax dan fraktur iga ke 6 sebelah kiri, Hematocrit : 28 %.
SLIDESMANIA.COM
Tn YA rencana operasi emergency splenectomy dan perbaikan arteri intercostal. Hasil pemeriksaan EKG :
Definisi Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah mengacu pada suatu kondisi di mana darah, plasma, atau kehilangan
cairan yang menyebabkan penurunan sirkulasi darah dan cardiac output. Hal ini menyebabkan
kegagalan multiorgan karena perfusi jaringan yang tidak adekuat. Gejala klasik syok yaitu,
tekanan darah menurun drastis dan tidak stabil walau posisi berbaring, pasien menderita
takikardia hebat, oliguria, agitasi atau bingung, peningkatan kerja simpatis, hiperventilasi,
pembuluh vena yang kolaps, pelepasan hormon stress. Penatalaksanaan syok hipovolemik akibat
perdarahan tetap diawali dengan penilaian airway, breathing, circulation, diability dan exposure.
Kemudian setelah dilakukan tatalaksana awal dievaluasi responnya, bisa respon cepat,
SLIDESMANIA.COM
Menurut Standl et al. (2018) penyebab dari syok hipovolemi dibagi dalam 4 bagian, yaitu:
1. Syok hemoragik, dikarenakan adanya perdarahan akut tanpa terjadi cedera pada
jaringan lunak.
2. Syok hemoragik traumatik, dikarenakan adanya perdarahan akut yang disertai cedera
pada jaringan lunak ditambah dengan adanya pelepasan aktivasi sistem imun.
3. Syok hipovolemik karena kurangnya sirkulasi plasma darah secara kritis tanpa adanya
perdarahan.
4. Syok hipovolemik traumatik, karena kurangnya sirkulasi plasma darah secara kritis tanpa
adanya perdarahan, terjadi cedera pada jaringan lunak serta adanya pelepasan aktivasi
sistem imun.
SLIDESMANIA.COM
Patofisiologi Syok Hipovolemik
Menurut (Hardisman, 2013), tanda dan gejala syok Hypovolemia ditentukan berdasar stadium yaitu:
1. Stadium-I adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan darah hingga maksimal 15%
dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh mengkompensai dengan dengan vasokontriksi
perifer Sehingga terjadi penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien juga Menjadi sedkit
cemas atau gelisah, namun tekanan darah dan tekanan Nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas
masih dalam kedaan normal.
2. Stadium-II adalah jika terjadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada stadium ini vasokontriksi arteri
tidak lagi mampu menkompensasi fungsi kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan
tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat, peningkatan
SLIDESMANIA.COM
3. Stadium-III bila terjadi perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-gejala yang muncul pada
stadium-II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali
permenit, peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan
tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler yang sangat lambat.
4. Sadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah lebih dari 40%. Pada saat ini
takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah sampai tidak teraba,
dengan gejala-gejala klinis pada stadium-III terus memburuk. Kehilangan volume sirkulasi
lebih dari 40% menyebabkan terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan
disertai dengan penurunan kesadaran atau letargik
SLIDESMANIA.COM
Pemeriksaan Syok Hipovolemik
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada
pasien dengan syok hipovolemik adalah sebagai berikut:
1. Kultur darah
6. Laktat Serum
8. EKG
7. Kematian
Penatalaksanaan Syok Hipovolemik
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan tanda tanda vital
dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal. Selanjutnya kondisi
tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap pada kondisi stabil.
Penatalaksanaan syok hipovolemik tersebut yang utama terapi cairan sebagai
pengganti cairan tubuh atau darah yang hilang (Kolecki and Menckhoff, 2016).
Standl et al. (2018) menyatakan bahwa penanganan syok hipovolemik terdiri
dari resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid dengan akses vena perifer,
dan pada pasien karena perdarahan, segera kontrol perdarahan (tranfusi).
Dalam mencegah terjadinya hipoksia, disarankan untuk dilakukan intubasi
SLIDESMANIA.COM
2. Penatalaksanaan keperawatan
Monitoring pada pasien syok yang dapat dilakukan yaitu (Simmons and
Ventetuolo, 2017):
a.Monitor tekanan darah
Pada pasien dengan syok hemoragik, tekanan darah sistol
dipertahankan >70 mmHg dengan MAP >65 mmHg.
b.Mengukur CVP (Central Venous Pressure)
Nilai CVP normal yaitu 5-7 mmHg pada orang dewasa dengan bernapas
secara spontan. Nilai CVP 5 mmHg menandakan pasien mengalami
syok hipovolemik.
c. Passive Leg Raising (PLR)
PLR merupakan pengaturan posisi dengan meninggikan kaki 45 derajat
SLIDESMANIA.COM
1. Pengkajian
a.Identitas Klien
b.Riwayat Kesehatan
c.Pengkajian Primer
Airway
Breathing
Circulation
Disability
d. Pemeriksaan
Kesadaran
Keadaan Umum
TTV
SLIDESMANIA.COM
Keadaan Fisik
e. Pemeriksaan Penunjang
2. Analisa Data
Menurut Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder (2010),
implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat
melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Berdasarkan terminology NIC, implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus
yang digunakan untuk melaksanakan intervensi. Implementasi
keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat. Sebelum
melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan mengapa
tindakan tersebut dilakukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
diantaranya tindakan keperawatan yang dilakukan harus sesuai dengan
tindakan yang sudah direncanakan, dilakukan dengan cara yang tepat,
SLIDESMANIA.COM
Menurut Dinarti, Aryani, Nurhaeni, Chairani, & Tutiany (2013), evaluasi asuhan
keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subyektif, obyektif, assessment,
planing). Komponen SOAP yaitu S (subyektif) dimana perawat menemukan keluhan klien
yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan. O (obyektif) adalah data yang
berdasarkan hasil pengukuran atau observasi klien secara langsung dan dirasakan
setelah selesai tindakan keperawatan. A (assesment) adalah kesimpulan dari data
subyektif dan obyektif (biasaya ditulis dala bentuk masalah keperawatan). P (planning )
adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan dihentikan, dimodifikasi atau
ditambah dengan rencana kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya.
SLIDESMANIA.COM
THANK YOU!
Do you have any questions?
SLIDESMANIA.COM