Anda di halaman 1dari 13

Terapi

Kognitif
Kelompok 1
Definisi Terapi Modalitas

Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan askep baik di institusi
maupun di masyarakat yang bermanfaat dan berdampak terapeutik (Riyadi dan
Purwanto, 2009). .
Definisi Terapi Kognitif

Terapi kognitif adalah suatu pendekatan yang mengkombinasikan


penggunaan teknik kognitif dan perilaku yang dapat membantu individu
memodifikasi mood dan perilakunya dengan mempengaruhi pikiran merusak
diri. Terapis bertindak seperti pelatih, mengajari kliennya teknik dan strategi
untuk mengatasi masalahnya. Konsep dasar dari terapi kognitif yaitu kognisi,
kognisi adalah kunci untuk memahami dan menangani gangguan psikologis.
Tujuan Terapi Kognitif

1. Langsung : memperbaiki (menghentikan,


mengganti/mengubah) pola pikir

2. Tidak langsung : mengurangi sampai dengan


menghilangkan perilaku menyimpang,
meningkatkan perilaku produktif, dan
meningkatkan kepuasan serta penerimaan diri
Manfaat Terapi Kognitif

Terapi kognitif dapat membantu menghentikan pola pikir negatif dan


membantu penderita dalam melawan depresi, karena terapi ini bertujuan untuk
mengubah pikiran negatif menjadi positif, mengetahui penyebab perasaan
negatif yang dirasakan, membantu mengendalikan diri dan pencegahan serta
pertumbuhan pribadi. Terapi kognitif juga fokus untuk membantu klien
mengidentifikasi dan mengkoreksi pikiran maladaptif, jenis pikiran otomatis
dan mengubah perilaku sendiri yang disebabkan oleh berbagai masalah-
masalah emosional.
Indikasi Pelaksanaan Terapi Kognitif

Menurut Setyoadi, dkk (2011), terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi psikiatri yang
lazim, diantaranya :

1. Depresi (ringan sampai sedang)


2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan
3. Individu yang mengalami stress emosional
4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder) yang sering terjadi pada orang
dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku dan antidepresan.
5. Gangguan phobia (misalnya agoraphobia, phobia sosial, phobia spesfik)
6. Gangguan stress pascatrauma (post traumatic stress disorder)
7. Gangguan makan (anoreksia nervosa)
8. Gangguan mood
9. Gangguan psikoseksual
10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya
Prinsip Pelaksanaan Terapi Kognitif

Menurut Aron T Beck (Beck, 2020), terdapat prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh
konselor dalam melakukan terapi kognitif, diantaranya:

1. Terapi kognitif berdasarkan pada formulasi yang terus berkembang dari


permasalahan dan konseptualisasi kognitif klien.
2. Terapi kognitif didasarkan pada pemahaman yang sama antara konselor dan klien
terhadap permasalahan yang dihadapi klien.
3. Terapi kognitif memerlukan kolaborasi dan partisipasi aktif baik dari konselor
maupun klien sebagai penerima terapi.
4. Terapi kognitif berorientasi pada tujuan dan berfokus pada permasalahan.
5. Terapi kognitif berfokus pada kejadian saat ini.
6. Terapi kognitif merupakan edukasi, bertujuan mengajarkan klien untuk menjadi terapis
bagi dirinya sendiri, dan menekankan pada pencegahan.
7. Terapi kognitif berlangsung pada waktu yang terbatas.

8. Terapi kognitif memiliki sesi yang terstruktur, baik bagian awal, pertengahan, hingga
akhir.

9. Terapi kognitif mengajarkan klien untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan


menanggapi pemikiran disfungsional dan keyakinan mereka.

10. Terapi kognitif menggunakan berbagai teknik untuk merubah pemikiran, perasaan, dan
tingkah laku klien
 
Teknik / Tahapan Terapi Kognitif
Tahapan-tahapan terapi kognitif menurut Susana (2015) secara bertahap
dengan tujuan sebagai berikut:

● Klien mengungkapkan pikiran-pikiran irrasional dan dapat membantah


pikiran-pikiran tersebut menjadi pikiran yang rasional.
● Klien dapat memiliki kesadaran merusak kebiasaan berpikir,
menentang pikiran negatif serta mengganti pikiran untuk lebih
meningkatkan kualitas hidup dan keyakinan yang dimiliki.
● Klien berani mencoba berada pada situasi tesebut dan menerapkan
teknik restrukturisasi yang telah diajarkan.
● Klien dapat mengaplikasikan teknik restrukturisasi yang telah diajakan
ketika klien berada pada situasi tertentu yang memunculkan pikiran
irasionalnya

 
Tahapan terapi oleh Kasandra Oemarjoedi dalam buku
A.Kasandra Putranto :

1. Sesi 1: Asesmen dan Diagnosa Awal


2. Sessi 2: Mencari emosi negatif, pikiran otomatis, dan
keyakinan utama yang berhubungan dengan gangguan
3. Sessi 3: Menyusun rencana intervensi dengan memberikan
konsekuensi positif-konsekuensi negatif kepada klien dan
kepada “significant persons”
4. Sessi 4: Formulasi status, fokus terapi, intervensi tingkah laku
lanjutan
5. Sessi 5: Pencegahan Relapse
Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Terapi Kognitif

1. Untuk membuat pikiran klien yang terselubung menjadi lebih terbuka dan ini sangat
penting untuk mengatasi kognitif yang bersifat otomatis (Gladding, 2009)
2. Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang diatas sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental, dan
sosialsehingga dapat membantu penyembuhan pasien
3. Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now” yaitu dalam dalam
membantu mengatasi segera dan sekarang sehingga tidak ada penumpukan masalah
4. Sebagai peran model yaitu perawat dalam memberikan bantuan kepada pasien
menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang di tampilkan
perawat
5. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal yang penting
dalam terapi kognitif karena perawat juga perlu memasukkan pengkajian secara
biologis dan menyeluruh serta mengevaluasi pasien kelainan jiwa untuk mendeteksi
adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga bisa teratasi dengan penanganan tepat
6. Memberikan pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan
komunitasyang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, ciri-ciri
sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, cirri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan tugas
keluarga dan upaya perawatan pasien dengan gangguan jiwa
7. Sebagai perantara sosial yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak
pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah
pasien.
8. Kolaborasi dengan tim (dokter jiwa, perawat komunitas, pekerja sosial,
psikolog, dan lain-lain)
9. Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada management keperawatan kesehatan
jiwa
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai