Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Diabetes Mellitus adalah Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Subekti, et al.., 1999). Klasifikasi Etiologis Diabetes Melitus Menurut
ADA 2003 terdriri atas Diabetes Melitus Tipe 1, Diabetes Melitus Tipe 2 dan Diabetes Melitus
Tipe Lain.

Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor genetik, lingkungan


dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes. Ada kecenderungan penyakit ini
timbul dalam keluarga. Disamping itu juga ditemukan perbedaan kekerapan dan komplikasi
diantara ras, negara dan kebudayaan. DM tipe 2 akan meningkat menjadi 5 – 10 kali lipat karena
terjadi perubahan perilakurural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara
epidemiologis adalah bertambahnya usia, jumlah dan lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh,
kurangnya aktivitas jasmani dan hiperinsulinemia. Semua faktor ini berinteraksi dengan
beberapa faktor genetik yang berhubungandengan terjadinya DM tipe 2 (Soegondo, 1999).
Tanpa intervensi yang efektif, kekerapan DM tipe 2 akan meningkat disebabkan oleh berbagai
hal misalnya bertambahnya usia harapan hidup, berkurangnya kematian akibat infeksi dan
meningkatnya faktor resiko yang disebabkan oleh karena gaya hidup yang salah seperti
kegemukan, kurang gerak/ aktivitas dan pola makan tidak sehat dan tidak teratur (Slamet Suyono
Dalam PusatDiabetes dan Lipid, 2007).

Kejadian DM diawali dengan kekurangan insulin sebagai penyebab utama. Di sisi


laintimbulnya DM bisa berasal dari kekurangan insulin yang bersifat relatif yang disebabkan
oleh adanya resistensi insulin (insuline recistance). Keadaan ini ditandai dengan ketidakrentanan/
ketidakmampuan organ menggunakan insulin, sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal
dalam mengaturmetabolisme glukosa. Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemi)
(M.N Bustan, 2007).
Baik pada DM tipe 1 maupun pada DM tipe 2 kadar glukosa darah jelas meningkat dan bila
kadar itu melewati batas ambang ginjal, maka glukosa itu akan keluar melalui urin. Mungkin
inilah sebabnya penyakit ini disebut juga penyakit kencing manis (Suyono, 1999).

Diagnosa DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak dapat
ditegakanhanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menentukan diagnosa DM harus
diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosa
DM, pemeriksaan yangdianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan
bahan darah kapiler (Perkeni,1998).

Saran

Kami selaku penulis menyadari banyak bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Kami berharap makalah ini mampu membawa manfaat bagi pembaca
dan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca sehingga kami
akan terus meningkatkan kualitas dalam penulisan.

Anda mungkin juga menyukai