Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM GERAK SENDI


PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GERONTIK
PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI LUHUR JAMBI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I:
Rina Febrianti : G1B220003
Ria Novita Sari : G1B220004
Dewi Rara Shinta : G1B220010
Dina Silfia : G1B220012
Ayuni Amalina : G1B220014
Mutiarani Mahendra : G1B220015
Marisa Maharti : G1B220016
Anisa Safutri : G1B220017
Siti Kholifah : G1B220018

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Luri Mekeama, S.Kep,. M.Kep
Ns. Riska Amalya Nasution,M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Meinarisa, S.kep., M.kep

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Evi Nopriyanti, S.Kep
Ns. Ana, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
PRE PLANNING
Mata Ajaran : Keperawatan Gerontik
Pokok Bahasan : Senam gerak sendi
Sasaran : lansia di UPTD PSTW Budi Luhur
Hari/tanggal : Rabu, 05 Mei 2021
Waktu : 1 x 45 menit

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ketahun cendrung


meningkat. Indonesia tergolong negara struktural penduduk lansia (aging
structured population) karena jumlah penduduk kelompok lansia di indonesia
tahun 2000 adalah 14.439.967 dari jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2006
mencapai ± 19.000.000 orang atau 8,9%. Pada tahun 2010 di prediksikan jumlah
lanjut usia meningkat menjadi 9,5% pada tahun 2020 sebesar 11,20%.
Lansia merupakan kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas.
Peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) perlu mendapatkan perhatian karena
kelompok lansia merupakan kelompok beresiko tinggi yang mengalami berbagai
masalah kesehatan khususnya penyakit degenerative. Penyakit pada sendi yang
sering menyebabkan gejala nyeri adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada
permukaan sendi tulang yang banyak ditemukan pada lanjut usia. Perubahan yang
terjadi pada lansia menyebabkan jaringan ikat sekitar sendi, ligament dan
kartilago mengalami penurunan elastisitas karena terjadi degenerasi, erosi dan
klasifikasi sehingga kehilangan fleksibilitasnya.
Pada keadaan ini lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang
terserang. Hampir 8% orang yang berusia 50 tahun keatas mempunyai keluhan
pada sendinya, terutama linu, pegal dan kadang-kadang terasasangat nyeri.
Bagian yang terkena biasanya adalah persendian pad ajari-jari, tulang punggung,
sendi penahan berat tubuh (lutut dan panggul).
Senam Gerak Sendi merupakan Salah satu terapi pilihan untuk mengatasi
berbagai keluhan sendi yang dialami lansia. Senam ini menekankan pada pikiran,
gerakan fisik, dan pernafasan. Senam ini melibatkan gerakan yang terkoordinasi
dari otot-otot tubuh sehingga diperoleh stabilitas dan fleksibilitas yang baik.
Stabilitas dan fleksibilitas tubuh yang baik dapat membantu meningkatkan
keseimbangan.
Tujuan senam gerak sendi lutut, yaitu memperbaiki fungsi sendi, proteksi
sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, meningkatkan
kekuatan sendi, mencegah disabilitas, dan meningkatkan kebugaran jasmani.
Manfaatsenamgeraksendilututadalahmeningkatnyamobilitassendidanmemperkuat
otot yang menyokong dan melindungi sendi, mengurangi nyeri dan kaku sendi,
serta dapat mengurangi pembengkakan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dedi (2018) menyatakan bahwa terdapat
pengaruh senam gerak sendi terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia yang di
Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih 1 Kulon Progo Yogyakarta. Sejalan dengan
penelitian Theresie (2015) yang menyatakan bahwa senam gerak sendi efektif
dalam menurunkan nyeri dan kekauan pada lansia.
Berdasarkan hasil survey pada tanggal 26 April 2020 di Panti Tresna Werdha
(PTSW) Budi Luhur Jambi, didapatkan data jumlah lansia sebanyak 11 orang.
Dari orang lansia didapatkan orang lansia mengeluh nyeri pada sendi.
Penatalaksanaan nyeri sendi diwilayah kerja ini hanya diberikan penatalaksanaan
farmakologi yakni diberikan obat-obatan yang dapat memberikan efek negatif
jangka panjang pada lansia. Sedangkan penatalaksanaan non farmakologis seperti
senam gerak sendi sudah lama tidak dilakukan. Berdasarkan uraian diatas, maka
kelompok kami sepakat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok di Panti
Tresna Werdha (PTSW) Budi Luhur Jambi dengan senam gerak sendi.
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti senam gerak sendi selama kurang lebih 45 menit, lansia
mampu mengaplikasikan senam gerak sendi dalam sehari-hari.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Menyebutkan tujuan senam gerak sendi
2. Memperagakan gerakan senam gerak sendi

B. Pelaksanaan Kegiatan
I. Pokok Bahasan
1) Tujuan senam gerak sendi
2) Gerakan senam gerak sendi
II. Sasaran dan Target
Sasaran : Lansia
Target : Lansia dengan hernia nukleus purposes
III. Metode
Peragaan Senam
IV. Media dan Alat Bantu
Poster
V. Pengorganisasian
1) Moderator : Marisa Maharti, S.Kep
2) Instruktur : Rina Febrianti, S.Kep
3) Fasilitator : Siti Kholifah, S.Kep
Dina Silfia, S.Kep
Dewi Rara Shinta, S.Kep
Anisa Safutri, S.Kep
Mutiarani Mahendra, S.Kep
4) Observer : Ria Novita Sari, S.Kep
5) Dokumentasi : Ayuni Amalina, S.Kep
VI. Uraian Tugas
Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan pembimbing dan anggota kelompok
3) Menjelaskan tujuan terapi modalitas
4) Membuat kontrak waktu
Instruktur
1) Memperagakan cara melakukan senam
2) Memberi reinforcement positif
3) Menyimpulkan kegiatan
4) Mengevaluasi gerakan peserta
Fasilitator
1) Memfasilitasi audiens yang kurang aktif
2) Mampu memotivasi audien untuk kesuksesan acara
3) Mengatasi masalah yang mungkin timbul selama kegiatan
Observer
1) Mengobservasi jalannya acara
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
3) Mencatat penyimpangan acara seminar
Konsumsi
Menyiapkan konsumsi pada hari terapi modalitas
Dokumentasi
Mendokumentasikan jalannya terapi modalitas
VII. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator : Observer

: Instruktur : Peserta
VIII. Waktu dan Tempat
Tempat : UPTD PSTW Budi Luhur
Hari / Tanggal : Rabu, 05 Mei 2021
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

IX. Kegiatan Penyuluhan


Tahap kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan waktu
Pendahuluan 1. Moderator mengucapkan salam. Menjawab salam
(5 menit) 2. Moderator memperkenalkan semua anggota Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan
3. Moderator menjelaskan tujuan terapi modalitas Mendengarkan dan
yang akan dicapai memperhatikan
4. Moderator membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak

Peragaan 1. Menggali pengetahuan peserta tentang hernia Menjawab


(35 menit) nucleus purposes dan senam gerak sendi Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan dan
2. Memperagakan gerakan senam gerak sendi memperhatikan
Bertanya
3. Memberi kesempatan bertanya kepada audiens
Penutup 1. Mengevaluasi gerakan senam sendi peserta Menjawab
(5 menit) pertanyaan
2. Memberikan reinforcement positif Mendengarkan dan
memperhatikan
3. Moderator menyimpulkan tujuan senam sendi Mendengarkan dan
memperhatikan
4. Moderator memberikan salam penutup Menjawab salam

X. Materi ( Terlampir )
XI. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan
c. Evaluasi Hasil
1. Audiens dapat menyebutkan tujuan senam gerak sendi
2. Audiens dapat memperagakan kembali gerakan senam gerak sendi
MATERI

1. Tujuan senam gerak sendi / Mc Kenzie Exercise


Mc Kenzie Exercise adalah terapi latihan yang mengutamakan gerakan ektensi
untuk penguatan dan peregangan otot-otot extensor dan fleksor sendi
lumbosacralis dan dapat mengurangi nyeri (Moldovan M, 2012).
Adapun tujuan Mc Kenzie Exercise adalah untuk membebaskan kekakuan
sendi oleh kapsulo ligamentar tightness, menurunkan nyeri dan spasme otot
melalui efek rileksasi, dapat memanjangkan otot, perbaikan/koreksi tehadap
posture yang buruk dengan memberikan kebiasaan posture baru dengan aligment
yang senormal mungkin. Dalam ekstensi spine secara intermiten akan mereposisi
nucleus ke posisi anterior sebagai akibat dai penekanan pada discus bagian dorsal
dan peregangan discus bagian anterior. Prinsip latihan Mc Kenzie adalah
memperbaiki postur untuk mengurangi hiperlordosis lumbal (El- Bandrawy &
Ghareeb, 2016).

2. Prosedur Mc Kenzie Exercise


Prosedur Mc Kenzie Exercise dikelompokan menjadi 2 yaitu gerakan pada
leher dan gerakan pada punggung.
a. Gerakan pada leher

Gerakan 1
 Duduk tegak dengan pandangan terfokus ke depan.
 Dorong dagu ke bawah, seolah-olah Anda memiliki dagu ganda.
 Tahan posisi ini selama 10 detik dan kemudian lepaskan.
 Ulangi latihan ini 10 kali,selama tiga kali sehari

Gerakan 2
 Mulai dari posisi duduk melipat dagu
 Miringkan kepala ke belakang sejauh mungkin. Pastikan tidak memiringkan
kepala ke depan setelah menyelesaikan pengencangan dagu.
 Wajahnya akan melihat ke atas, seolah-olah melihat ke langit.
 Sekarang dalam posisi miring ke belakang ini, putar sedikit kepala kanan dan
kiri setengah inci.
 Putar kepala ke kanan dan ke kiri, sambil mencoba memiringkannya lebih
jauh ke belakang
 Kembali ke posisi chin tuck dan ulangi latihan ini 10 kali sehari.

Gerakan 3
 Pertahankan pandangan lurus ke depan lalu tekuk kepala ke samping,
sehingga telinga menyentuh bahu
 Tahan posisi selama beberapa detik dan ulangi di sisi yang berlawanan.
 Latihan ini harus dilakukan sebanyak 10 kali di setiap sisi dan harus diulangi
tiga kali sehari.
Gerakan 4
 Putar kepala ke kiri pada awalnya, tanpa mengubah pandangan. Selalu
arahkan pandangan ke depan.
 Rasakan regangan dan tahan posisi selama beberapa detik.
 Ulangi di sisi lain.
 Memutar leher juga harus dilakukan tiga kali sehari, sebanyak 10 kali di setiap
sisi.

Gerakan 5
 Turunkan kepala ke dada.
 Angkat tangan dan kunci jari di belakang kepala sedemikian rupa sehingga
siku mengarah ke bawah.
 Beban tangan akan menekan kepala dan membantu merasakan regangan di
bagian belakang leher.
 Semakin jauh mendorong kepala ke arah dagu, regangan yang lebih besar
akan terasa. Ini juga harus diulangi sebanyak 10 kali, tiga kali sehari.

Gerakan 6
 Kemudian, tarik napas perlahan dan angkat bahu ke dekat telinga, sebanyak
yang Anda bisa.
 Tahan napas Anda selama 10 detik dan buang napas perlahan.
 Kembali ke posisi awal dan tarik napas lagi.
 Ulangi 10 kali selama 3 kali sehari.

b. Gerakan pada punggung

Gerakan 1
 Posisi berbaring tengkurap di atas tikar empuk yang dibentangkan di lantai.
 Tangan harus berada di samping. Jika diperlukan, seseorang bisa meletakkan
bantal empuk di bawah perut.
 Letakkan lengan sedemikian rupa sehingga tangan diletakkan mendatar di
depan tubuh sedangkan siku berada di bawah bahu.
 Menggunakan kekuatan lengan, batang tubuh harus didorong ke atas. Ini
harus ditahan selama 30 detik dan kemudian dikembalikan ke posisi semula.
 Latihan McKenzie untuk punggung ini harus diulangi 3-5 kali, tiga kali setiap
hari.

Gerakan ke 2
 Posisi berdiri dengan kaki terbuka lebar dan tangan di samping.
 kemudian Condongkan tubuh ke depan dan turunkan tangan sampai
menyentuh kaki.
 Posisi ini selama 30-60 detik dan kemudian kembali ke posisi berdiri.
Gerakan 3
 Posisi tubuh seperti berlutut, dengan tangan di lantai di bawah bahu.
 Dagu harus digerakkan ke arah dada saat seseorang menghembuskan napas sementara
punggung diangkat ke atas.
 Selanjutnya, regangkan tubuh. Perut harus ditarik ke bawah dan leher harus direntangkan
dengan dagu
ke arah atas. Ini harus diulangi perlahan selama sekitar 1-2 menit
Gerakan 4
 Posisikan tubuh berbaring telentang, dengan tangan telentang dan kaki rata di
lantai.
 Kepala dan leher harus diputar ke satu sisi sedangkan lutut harus diputar ke
sisi yang berlawanan.
 Lakukan posisi ini selama 30-60 detik, dan kemudian diulangi di sisi lain
Gerakan 5
 Posisi tubuh berbaring telentang, membawa kedua lutut ke dada dan harus
memegang lutut dengan tangan. Lalu, ayunkannya sedikit ke belakang dan ke
depan dengan melakukan pijatan lembut ke punggung bawah.
 Seseorang harus bergoyang dalam lingkaran, putaran kecil pertama dan
kemudian membuat putaran yang lebih besar.
 Latihan McKenzie untuk Punggung ini dilakukan dalam satu arah selama 5
menit dan kemudian ke arah lain selama 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA

El-Bandrawy, A. M & Ghareeb, H. O (2016). Influence Of Mckenzie Protocol On


Postmenopausal Low Back Pain, International Journal of Therapeutic
Applications, (33), 20-2
Firmansyah, Dedi. (2018) Pengaruh latihan gerak sendi lutut terhadap nyeri sendi
lutut pada lasnia yang mengalami osteoatritis di wilayah kerja puskesmas
pengasih 1 kulon progo Yogyakarta. Jurnal keperawatan Yogyakarta, 1 (3): 56-58
http:// jiptummpp-gdl-zofiransor-51643-3-babii
https://youtu.be/hh0cXoQJADc
https://youtu.be/w3Q0xwuIF20
http://indianjournalofphysicaltherapy.in/ojs/index.php/IJPT/article/view/

Anda mungkin juga menyukai