OLEH :
TIM PRAKTIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN 2021
MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Pendahuluan
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
(Gillies,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga
perlu menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989).
Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu:
1. Menerapkan perencanaan di MPKP
2. Menerapkan pengorganisasian di MPKP
3. Menerapkan proses pengarahan di MPKP
4. Menerapkan pengendalian di MPKP
4
MODUL I
PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP
A. Pendahuluan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu
dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah
dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola
pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan
rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1
sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu
tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,
kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan
jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.
B. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:
1. Merumuskan visi ruang MPKP
2. Merumuskan misi ruang MPKP
3. Merumuskan filosofi ruang MPKP
4. Memahami kebijakan ruang MPKP
5. Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan
dan tahunan
5
D. Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.
6
Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1.
7
Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.
8
Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.
Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan
dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
9
Tabel I.4. Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat
Bulan :
No Nama Perawat 1 2 3 4 5 6 7 30 Jml %
1 Ali 0 0 9 100
2 Adi - 0 9 90
3 Ani 0 0 9 100
4 Ami 0 0 0 8 100
5 Aki - 0 9 90
6 Bona 0 - 0 8 88,9
7 Buni 0 0 9 100
8 Buri 0 0 9 100
2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai
MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana
tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana
bulanan karu adalah:
Membuat jadual dan memimpin case conference
Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
Membuat jadual dinas
Membuat jadual petugas TAK
Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.
10
Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.6.
8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
koord Katim PA
15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
Katim PA Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
jadwal Katim PA
Dinas
29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
Koord Katim
Mengetahui
Kepala Ruangan
( ……………………..)
11
Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim
15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
jadwal PA PA PA PA Penkes Klg
dinas Tim
29 30 31
Menyusun Koordinasi Menyusun
Laporan dg Katim Laporan
Tim menyusun Bulanan
Lap Bln
Ketua Tim Kepala Ruangan
( ……………………..) ( ………………………)
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi
mutu pelayanan
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP
bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
12
MODUL II
PENGORGANISASIAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP
A. Pendahuluan
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,
penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu :
a. Menyusun struktur organisasi di MPKP
b. Menyusun jadual dinas
c. Menyusun daftar alokasi asuhan keperawatan pasien
13
Bagan 2.1. Struktur Organisasi Ruangan MPKP
KEPALA RUANGAN
TIM I TIM II
8 – 10 Klien 8 – 10 Klien
14
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya
01 Menggambarkan
kedudukan kepala
ruangan
Adanya posisi tim I
02
dan II
Gambaran jumlah
03
perawat pelaksana
Jumlah pasien yang
04
dikelola
15
2) Compensatory reward
Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
3) Professional relationship
Memimpin rapat keperawatan
Memimpin konferensi kasus
Melakukan rapat timkesehatan
Melakukan kolaborasi dengan dokter
b. Ketua Tim
1) Management Approach
a) Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b) Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c) Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
dilakukan oleh Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
2) Compensatory reward
Menilai kinerja perawat pelaksana
3) Professional Relationship
Melaksanakan konfrensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
16
4) Patient Care Delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep
diri harga diri rendah
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko
perilaku kekerasan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
proses piker: waham
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan
diri
c. Perawat pelaksana
1. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)
No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Karu P P P P P P L P
Tim I
17
2 Katim P P P P P P L P
3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S
5 PA. C S L S S S S S L
6 PA .D S* S* S* L M* M* M* M
7 PA. E P S L S S S S S*
Tim II
8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P
10 PA G M* M* M* M* - L P P
11 PA H P P P P P L S S
13 PA I P P P L S* S* S* S
14 PA.J S S S L M M M M*
Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6
Sore 4 3 4 3 3 5 4 4
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * : Penanggung jawab
Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
Tabel 2.4. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP
18
4. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara
total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu
mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien
dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang
holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar
pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada
Tabel 2.5
No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh
Ketua Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari
dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 Februari 2021 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini.
Tono merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli
sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang
dinas malam
Dinas sore tanggal 6 Februari 2021 adalah Ulfa dan Pustie
Dinas malam tanggal 6 Februari 2021 adalah Ujang
19
Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel 2.6.
Keterangan :
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
6
20
MODUL III
PENGARAHAN PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUANG MPKP
A. Pendahuluan
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan
pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan
pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston, 1998)
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Menerapkan manajemen waktu
3. Melaksanakan komunikasi yang efektif
4. Melaksanakan pendelegasian
5. Melaksanakan supervisi
21
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut :
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan
mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan
tujuan organisasi
f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa
pimpinan mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah
dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan
diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan
dan tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin
22
3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua
Tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self
evaluasi pada Tabel 3.1
No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan
mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total
Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56
D. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai.
Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan
tugas sebelum memulai tugas yang lain
c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
23
2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana
kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang
disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.
E. PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam
organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
24
Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang
berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua
Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah
satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim
kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift
berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang
kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada
perawat pelaksana yang hadir.
Contoh Surat Pendelegasian Tugas terencana dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Jakarta,..........................2006
Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi
( ………………………….) ( ……………………)
25
4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel
3.3) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan
arahan untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor
Total skor
Nilai = X 100
24
F. SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
26
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih
kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap
pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal
yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan
bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya
secara benar.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-
masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi
adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua
Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan
asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan
kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf
maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf
yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal
supervisidapat dilihat pada Tabel 3.4
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan
supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.5.
27
Tabel 3.5. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada
staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi
supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu
ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang
telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total
Total
Nilai aktivitas supervisi---------------------------100
40
G. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi
yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan,
pendapat dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang bekerja
bersama.
28
2. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore
dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas
malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim
atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai,
tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah
disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman
29
Tabel 3.7. Pedoman Pre Conference
30
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total
Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi---------------------100
12
H. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang
lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP
konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu
dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini
mungkin di ruang MPKP.
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak
yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai
pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan
perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.
Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.
31
penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan
metode ini.
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya
lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain.
Ini suatu upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi
sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara
penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua
belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau
kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan
mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala
Seksi Perawatan atau Konsultan.
32
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total
Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24
33
MODUL IV
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP
A. Pendahuluan
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998)
mendefinisikan kontrol sebagai “ Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai
dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi “ Pengontrolan penting dilakukan untuk
mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspons dengan
cara duduk bersama.
Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan
standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang
telah dilakukan.Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :
1. Audit struktur
2. Audit proses
3. Audit hasil
Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk
fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik;
pelanggan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan
menggunakan cek list.
35
berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan
kegiatan.
Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM,
atau indicator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan.
Kondisi SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indicator
mutu umum dapat berupa BOR, aLOS, TOI, Angka infeksi nosokomial (NI) dan angka
dekubitus.
B.Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu :
1. Mengukur indikator mutu umum di MPKP
2. Mengukur hasil pelayanan dari kondisi pelanggan
3. Mengukur kinerja perawat
4. Mengukur kepuasan tenaga kesehatan
Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik
adalah 80 – 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.
36
2. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)
Average Length of Stay ( ALOS ) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu
yang dijadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut ). Secara umum AvLOS
yang ideal antara 6 – 9 hari
Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sbb :
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan
dengan rumus sbb :
37
Di MPKP pengukuran angka cedera dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami cedera atau
perlukaan yang tidak termasuk decubitus selama masa perawatan dalam periode
waktu tertentu. (satu bulan).
Di MPKP pengukuran angka skabies dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami scabies dalam
satu peride satuan waktu tertentu (satu bulan).
Ruangan : ……………….
Periode : ……………….
Jumlah pasien masuk : ……………….
Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang
telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.
38
3. Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi kode rekam medik pasien sesuai
dengan urutan pulang pada waktu evaluasi. Tiap sub kolom hanya digunakan
untuk satu berkas rekam medik yang dinilai. Rekam medik yang telah dinilai
diberi tanda supaya tidak dinilai ulang
4. Pada tiap kolom diberi tanda “ V “ bila aspek yang dinilai ditemukan. Sedangkan
apabila aspek yang dinilai tidak ditemekan diberi tanda “ O “
5. Kolom keterangan diisi sesuai bila penilaian dianggap perlu mencantumkan
penjelasan atau bila ada keraguan penilaian
6. Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “ yang
ditemukan pada masing- masing kolom
7. Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total.
8. Tiap variabel dihitung prosentasenya dengan cara :
Total
Persentase = ……………………………………………….. X 100 %
Jumlah berkas X Jumlah aspek yg dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan ( bio-psiko-
sosial-spiritual )
3 Data dikaji sejak pasien masuk
sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi hidup
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
B Diagnosa
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan aktual
dirumuskan
3 Merumuskan diagnosa keperawatan
risiko
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
C Perencanaan
39
1 Rencana tindakan berdasarkan Dx.
Keperawatan
2 Rencana tindakan disusun menurut
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subyek,
perubahan prilak, kondisi pasien
danatau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dab jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien /eluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan
kerjasama dengan tim kesehatan
lain
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu
pada rencana keperawatan
2 Perawat mengobservasi respons
pasien terhadap tindakan
keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah
dilaksanakn dicatat ringkas dan jelas
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
E Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan
tindakan yang dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan
jelas,ringkas,istilah yang baku dan
benar
4 Setiap melakukan
tindakan/kegiatan, perawat
mencantumkan paraf/nama jela, dan
tanggal,jam dilakukan tindakan
5 Berkas catatan keperawatan
40
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
1 Pengkajian keperawatan
2 Diagnosa keperawatan
3 Perencanaan keperawatan
4 Tindakan keperawatan
5 Evaluasi keperawatan
6 Catatan keperawatn
E. Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau
outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien ,
keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain
Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat
selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara
pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk
dilakukan tiap 6 bulan sekali.
41
Tabel 4.4. Survey Kepuasan Pasien
( 1 ).Data Umum
1. Jenis kelamin saudara : Laki-laki / Perempuan
2. Umur saudara :.....................tahun
3. Suku Bangsa : ….………………
4. Pendidikan terakhir : ………………….
5. Pekerjaan saudara : ………………….
6. Lama saudara di rawat di RS................................minggu / bulan
No Pertanyaan SS S TS STS
01 Perawat menyambut dengan ramah ketika Saudara datang
02 Perawat memperkenalkan diri
03 Perawat menjelaskan sarana di ruangan yang dapat
dimanfaatkan
04 Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku selama
perawatan
05 Perawat menanyakan masalah-masalah yang saudara
alami terkait dengan kondisi kesehatan saudara
06 Perawat menjelaskan masalah kesehatan yang saudara
alami
07 Perawat membicarakan tujuan perawatan yang hendak
dicapai
08 Perawat meminta pendapat saudara dalam merancang
tindakan yang akan diberikan kepada saudara
09 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih untuk
dilakukan secara mandiri
10 Perawat melakukan penyuluhan kesehatan untuk
mengatasi masalah saudara
11 Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar saudara
(makan, mandi) ketika saudara mengalami kesulitan
12 Perawat mau mendengarkan keluhan saudara dengan
sabar
13 Perawat segera menanggapi keluhan saudara
14 Perawat mendampingi saudara ketika dilakukan
pemeriksaan dokter
15 Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan tindakan
keperawatan
16 Perawat selalu membuat perjanjian dengan saudara
17 Perawat selalu menepati janji yang ditetapkan
18 Perawat bersikap sopan
19 Perawat berpenampilan rapi
42
20 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus saudara
lakukan di rumah
21 Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus diteruskan
di rumah
22 Perawat menjelaskan waktu kontrol
Penilaian kepuasan:
4 untuk Sangat Setuju
3 untuk Setuju
2 untuk Tidak Setuju
1 untuk Sangat Tidak Setuju
A. Data Umum
1. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Umur...................................................tahun
3. Suku Bangsa :…………………….
4. Pendidika terakhir :…………………….
5. Pekerjaan :…………………….
6. Lama keluarga saudara dirawat di RS :…....minggu/ bulan
No Pertanyaan SS S TS STS
01 Perawat bersikap sopan
02 Perawat berpenampilan rapi
03 Perawat menggali informasi dari keluarga
04 Perawat memberikan informasi mengenai masalah yang
43
dihadapi pasien
05 Perawat memberikan informasi mengenai tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien ( inform consent )
06 Perawat menjelaskan perkembangan pasien
07 Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga mengenai
cara perawatan yang harus dilakukan keluarga dirumah
08 Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang
meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa obat
10 Perawat menjelaskan waktu kontrol
12 Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah
dimengerti
13 Perawat memberikan penjelaskan rujukan yang bisa
digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan
14 Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter
C. Saran-saran saudara demi perbaikan pelayanan keperawatan
1. ………………………………………………………….
2. ………………………………………………………….
Penilaian kepuasan:
4 untuk Sangat Setuju
3 untuk Setuju
2 untuk Tidak Setuju
1 untuk Sangat Tidak Setuju
Nilai kepuasan: total nilai dibagi 88 kali 100%.
Total nilai
Kepuasan keluarga =--------------------X 100%
88
Tanggapan anda
No Pertanyaan SS S TS STS
Bagaimana pendapat Anda terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat ?
01 Perawat merupakan orang pertama dan paling
lama kontak dengan pasien
02 Perawat selalu bekerja sungguh-sungguh
03 Perawat tidak ramah dalam memberikan
pelayanan kepada pasien
44
04 Perawat selalu tidak ada di tempat saat
dibutuhkan
05 Kerjasama perawat dengan dokter sangat baik
06 Perawat mampu menjelaskan perkembangan
pasien
07 Perawat mampu menjelaskan tanda dan gejala
penyakit pasien
08 Perawat mampu menjelaskan efek terapi dan
efek samping obat
09 Perawat kasar dalam memberikan pelayanan
pada pasien dan berkolaborasi dengan dokter
10 Perawat ramah, sopan, rapi dan cekatan
Penilaian kepuasan:
4 untuk Sangat Setuju
3 untuk Setuju
2 untuk Tidak Setuju
1 untuk Sangat Tidak Setuju
Ruangan : …………………….
Semester : …………………….
Petunjuk : Beri tanda pada kolom skor
4 Jika Selalu Dilakukan
3 Jika Sering Dilakukan
2 Jika Kadang-kadang dilakukan
1 Jika Tidak pernah dilakukan
45
8 Survey kepuasan pasien dilakukan setiap ada pasien
pulang atau meninggal
9 Survey kepuasan keluarga dilakukan tiap pasien pulang
atau meninggal
10 Survey kepuasan tenaga kesehatan dilakukan setiap bulan
11 Survey masalah keperawatan dilakukan tiap bulan
12 Audit dokumen dilakukan tiap bulan
Sub Total
Total
Total Nilai
Nilai pengendalian =------------------------------100
48
46
MODUL V
COMPENSATORY REWARD
A. Pendahuluan
Modul ini menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya
manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah
pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan
organisasi dapat tercapai.Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai
kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang
dirawat di rumah sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja
diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam menyusun
tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan setting tertentu.
47
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu:
1. Melakukan proses rekruitmen di ruang MPKP
2. Melakukan proses seleksi di ruang MPKP
3. Melakukan proses orientasi di ruang MPKP
4. Melakukan penilaian kinerja di ruang MPKP
5. Melakukan pengembangan staf perawat ruang MPKP
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori
Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga
level, yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP
Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners,
Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta
seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III
Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).
MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan
pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis yang berada di MPKP.
Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners,
beberapa perawat spesialis keperawatan, dan bahkan ada doktor keperawatan yang
bekerja di area MPKP ini.
Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang
pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta
seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III
Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan
kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat
pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2.
48
memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan
diri dengan mengisi formulir pendaftaran (lampiran 1) dan biodata (lampiran 2).
49
D. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP
Proses seleksi perawat di ruang MPKP:
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat
pelaksana/asosiet.
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim
dan kepala ruangan.
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang
memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah
pengetahuan perawat terkait dengan konsep MPKP. Tes ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah
yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang
tertinggi.
Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan
bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes
wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana.
Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan
menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat
pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap
pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.
Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan,
bidang perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5).
Presentasi berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan
dijalankan jika terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6)
dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala
ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka
pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang
bekerja di ruang MPKP.
Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan
akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan
menandatanganinya. Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan
pengembangan karir.
50
F. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang
sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu.
Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum
tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program
mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal,
praktik lapangan, dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung
selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan
presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan
selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional
membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP (lampiran 8).
Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP.
Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job
training untuk semua kegiatan MPKP.
51
c) Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat, dokter
d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat
b) Melakukan seleksi tenaga perawat
c) Melakukan orientasi
d) Melakukan penilaian kinerja
e) Melakukan pengembangan tenaga perawat
c. Hubungan profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visit dokter
d. Asuhan keperawatan
a) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan ( gangguan
konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial,
gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko
bunuh diri, defisit perawatan diri).
52
b. Compensatory reward
1) Melakukan orientasi kepada perawat baru
2) Melakukan penilaian kinerja
c. Hubungan profesional
1) Memimpin konferensi kasus
2) Mengikuti visit dokter
d. Asuhan keperawatan
1) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi
sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir:
waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
4) Perawat Pelaksana
a. Pendekatan manajemen:
1) membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan
keperawatan
b. Asuhan keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko
perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi,
gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat
dalam melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah
menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau
tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator
nasional (konsultan).
G. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan
perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan
supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui
dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang
Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh
Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan kepala ruangan; kinerja perawat
pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala
Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan
seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala
Bidang Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari
bidang perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.
53
memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di
ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program
pengembangan jenjang karir.
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses
pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di
ruang MPKP, yaitu:
1. Kepala ruangan
a. Masa percobaan 3 bulan
b. Setiap tahun dilakukan evaluasi
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai
dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir
Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP
d. Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali
2. Perawat primer/ketua tim
a. Masa percobaan selama 3 bulan
b. Setiap tahun di evaluasi
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan diusulkan
hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Magang persiapan menjadi kepala ruangan
Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir
Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP
d. Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 tahun untuk 1 kali kurun
waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat
pelaksana tetapi kemampuan yang baik.
3. Perawat pelaksana
a. Masa percobaan selama 3 bulan
b. Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi
c. Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2 bulan
d. Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutan tidak berhasil akan dikembalikan ke
bidang keperawatan
e. Bila dalam 1 tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk pelatihan
f. Bila telah menguasai keterampilan merawat 7 macam kasus dipersiapkan
magang untuk persiapan perawat primer/Ketua Tim.
54
Bidang Keperawatan/fasilitator nasional. Out the job training yaitu pelatihan yang
diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (misalnya pelatihan 4 hari/lebih), perawat
harus meninggalkan pekerjaannya sementara. Pelatihan yang diikuti oleh perawat akan
dirancang sesuai dengan pengembangan kemampuan yang terkait.
Sesuai dengan jenjang karir yang dikembangkan oleh PPNI dan Direktorat
Keperawatan Depkes RI maka di RS program pengembangan karir di rumah sakit
direncanakan sebagai berikut:
1. Perawat lulusan DIII keperawatan hanya dapat berkembang mencapai jenjang
perawat klinis 2 (PK 2) dan perawat manajer 1 (PM 1)
2. Perawat lulusan S1 Ners keperawatan dapat berkembang sampai jenjang perawat
klinis 3 (PK 3), perawat manajer 2 (PM 2), dan perawat pendidik 1 (PP 1)
3. Perawat lulusan S2/Spesialis keperawatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5,
PM 5, PP 4, dan perawat riset 3 (PR 3)
4. Perawat lulusan S3 keperawatan/kesehatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5,
PM 5, PP 5, PR 5 dengan syarat pendidikan sebelumnya adalah bidang
keperawatan
Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat
menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut:
1. Perawat pelaksana dapat dari PK 1 – PK 5
2. Katim dapat dari PK 2 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM
1 dan PP 1. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan
berperan sebagai pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada
timnya
3. Karu dapat dari PK 3 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM
2 dan PP 2
4. Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 –PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
5. Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
6. Direktur keperawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 5, PP 4, dan PR 2
Daftar Lampiran
55
Lampiran 1 : Formulir pendaftaran
Lampiran 2 : Surat pernyataan
Lampiran 3 : Test tulis (pre-post test)
Lampiran 4 : Test wawancara
Lampiran 5 : Penilaian presentasi
Lampiran 6 : Rekapitulasi penilaian
Lampiran 7 : Penilaian kinerja kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana
56
Lampiran 1
BIODATA PERAWAT
I. Nama : ......................................................................
II. Tempat/tanggal lahir : ......................................................................
III. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan ( )
III. Pendidikan terakhir :
SPK ( )
D III Keperawatan ( )
S 1 Ners Keperawatan ( )
S 2/Spesialis Keperawatan ( )
57
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN DAN KETUA TIM
2) Apa target yang ingin dicapai dalam mengelola suatu ruangan atau tim?
b. Kemampuan klinis/tehnikal
1) Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!
58
IV. Disiplin (10%)
a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!
b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan,
apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal
tersebut?
................, ...................................
Pewawancara
( ........................................)
59
PEDOMAN WAWANCARA
PERAWAT PELAKSANA
b. Kemampuan klinis/tehnikal
1. Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!
60
III.Disiplin (20%)
a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!
b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan,
apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal
tersebut?
................, ...................................
Pewawancara
( ........................................)
61
Lampiran 5
PENILAIAN PRESENTASI
62
Lampiran 6
REKAPITULASI PENILAIAN
Penilaian
No. Nama Perawat Biodata Tes tulis Tes Presentasi Total
wawancara Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
…………, …………………200..
Penilai,
………………………………….
63
Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENGEMBANGKAN RUANG MPKP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia bekerja dan
mengembangkan ruang MPKP. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang kontrak kerja
di ruang MPKP dan uraian tugas perawat di ruang MPKP. Saya berjanji akan
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saya dan saya
berjanji untuk mematuhi peraturan yang diterapkan di ruang MPKP.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
siapapun.
............, ..............................
64
MODUL VI
HUBUNGAN PROFESIONAL (PROFESSIONAL RELATIONSHIP)
A. Pendahuluan
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan
standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan
penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997 dalam
Elizabeth & Kathleen, 2003).
Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa saja terjadi secara internal artinya
hubungan yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara
perawat dengan perawat, antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain.
Sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan yang terjadi
antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Kedua hubungan tersebut
merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Fokus dari makalah ini adalah lebih pada hubungan profesional secara internal
artinya hubungan yang terjadi antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lainnya. Hubungan yang terjadi diantara tim tidak terlepas dari
komunikasi secara profesional di dalam bekerjasama secara tim. Menurut Gillies
(1994) hubungan profesional yang terjadi di antara tim tergantung pada
kemampuan memimpin.
Bentuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada beberapa cara yaitu:
1) horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer, 2) vertikal
yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan atas dengan bawahan, dan 3)
diagonal yaitu komunikasi yang terjadi antara berbagai jenjang dan masih dalam
lingkungan yang sama (Cameron, 1997 dalam Elizabeth & Kathleen, 2003).
Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua Tim, antar
perawat pelaksana, sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan dan
Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.
Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain.
Modul ini akan membahas dengan rinci tentang hubungan profesional yang terjadi
di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional yaitu : 1) rapat perawat ruangan,
2) case conference, 3) rapat tim kesehatan, dan 4) visit dokter.
B. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu:
1. Melakukan rapat keperawatan di ruang MPKP
2. Melakukan case conference keperawatan di ruang MPKP
3. Melakukan rapat tim kesehatan di ruang MPKP
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter (visit dokter dan konsultasi via telepon)
65
C. Rapat Perawat Ruangan
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi
untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada klien,
evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan
IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja
keperawatan selama sebulan untuk semua aktivitas ruang MPKP (laporan
bulanan).
2. Tujuan/ kegunaan
a. Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatan
b. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan
c. Mendiskusikan penyelesaian masalah
d. Menyusun POA bulan berikut
e. Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan
3. Syarat
a. Dipimpin oleh kepala ruangan
b. Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan
ruangan
c. Waktu : 60 menit
d. Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnya
e. Bahan rapat : isi laporan bulan sebelumnya
f. Dilakukan di ruangan
4. Langkah-langkah
a. Persiapan
Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati
oleh semua perawat yang ada diruangan
Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada bulan
sebelumnya yaitu laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan
dibahas terkait dengan pilar profesional MPKP yaitu pendekatan
manajemen, compensatory reward, hubugan profesional, asuhan
keperawatan pasien.
b. Pelaksanaan
Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan,
lamanya waktu rapat
Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya
tentang permasalahan yang dihadapi. Memberi pujian atas aspek yang
berhasil
Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang
hadir tentang masalah yang ada
Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan
memutuskan tindakan bersama tindakan yang dilakukan
Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
66
Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan
berikutnya dan permasalahan yang akan dibahas.
c. Dokumentasi
Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu
salah satu ketua tim sebagai notulis rapat.
5. Bentuk evaluasi
Format pendokumentasian rapat tim keperawatan (lampiran 1)
2. Tujuan/ kegunaan
a. Mengenal kasus dan permasalahan
b. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatan
c. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
d. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus
3. Syarat
a. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruangan
b. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan
c. Waktu : 30 – 60 menit
d. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat
urgensi/ sesuai dengan penjadualan masing-masing tim
e. Bahan : kasus klien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawab
f. Dilakukan di ruangan
4. Langkah- langkah
a. Persiapan :
Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference
dan sudah disepakati oleh kedua tim
Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadual
Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang
sudah ditetapkan menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case
conference
b. Pelaksanaan :
Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim
Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan
67
Ketua tim meminta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang
dihadapi
Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case
conference secara khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan
Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup
kegiatan
c. Dokumentasi
Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conference
Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case
conference
5. Bentuk evaluasi
a. Format case conference (lampiran 2)
b. Format penilaian kinerja case conference untuk ketua tim (lampiran 3)
2. Tujuan/ kegunaan
a. Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah
yang ditemukan, khususnya masalah manajerial
b. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan
c. Mengurangi kesalahan informasi antar tim kesehatan
d. Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan
3. Syarat
a. Dipimpin oleh kepala ruangan
b. Peserta: karu, katim, profesi lain
c. Waktu : 60 menit
d. Dilaksanakan di ruangan
e. Dilakukan : setiap satu bulan sekali
f. Bahan : laporan bulan lalu atau kasus
4. Langkah-langkah
a. Persiapan
Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan
disepakati oleh semua perawat dan tim kesehatan yang terlibat diruangan
Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun bahan rapat yang
digunakan adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan
dibahas bisa permasalahan pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan
lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana yang terkait dengan pemberian
pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan. Bentuknya bisa
berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya.
68
b. Pelaksanaan
Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan,
lamanya waktu rapat
Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang
permasalahan yang dihadapi
Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim
kesehatan lain yang hadir tentang masalah yang ada
Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar dan
memutuskan tindakan bersama.
Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan
yang akan dibahas
c. Dokumentasi
Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan
5. Bentuk evaluasi
Format dokumentasi rapat tim kesehatan (lampiran 4)
Tujuan/ kegunaan
a. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan
Syarat
a. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua tim
b. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visit
c. Tempat : di ruangan pasien
Langkah-langkah
a. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab
terhadap klien atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkan
b. Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah klien, tindakan
yang dilakukan dan hasilnya kepada dokter
c. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta
dokter memberikan masukan terhadap hasil pemeriksaan
d. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk klien
69
e. Ketua tim mencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan
Bentuk evaluasi
a. Format visit dokter (lampiran 5)
b. Format kinerja visit dokter untuk ketua tim (lampiran 6)
Tujuan
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu
b. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasien
c. Melaksanakan pendelegasian via telepon
Syarat:
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi
pasien membutuhkan tindakan dokter (pagi hari Katim, sore/malam
penanggung jawab tim)
b. Waktu: setiap saat diperlukan
c. Tempat: di ruang tempat pasien dirawat
Langkah-langkah:
a. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasien
b. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi tentang hasil observasi yang
didapatkan
c. Jika dokter memberikan program terapi via telepon, maka satu orang perawat
lain ikut mendengar instruksi sebagai saksi
d. Perawat menulis program terapi dokter pada rekam medik pasien
e. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waktu 24 jam
70
Lampiran 1
Tanggal : .......................................
Ruangan : ........................................
Waktu : .......................................
Dihadiri oleh :
1...........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
5..........................................
Jabaran permasalahan :
Evaluasi hasil :
Notulen
(............................................)
71
Lampiran 2
Tanggal : .......................................
Ruangan : ........................................
Waktu : .......................................
Tim : .......................................
Pemimpin : ........................................
Notulen
(.............................................)
Lampiran 3
72
PENILAIAN KINERJA CASE CONFERENCE (KETUA TIM)
Petunjuk :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan
nilai 4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Cukup
PENILAIAN
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
1. Kesiapan bahan yang akan disampaikan
2. Memberikan salam (pembukaan)
3. Menyampaikan kasus
4. Memberikan kesempatan pada perawat untuk
bertanya
5. Menjawab pertanyaan
6. Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan
7. Menyimpulkan hasil
8. Menyampaikan rencana tindak lanjut
9. Menutup kegiatan
Tanggal :
........................................................
Penilai :
73
Lampiran 4
Dihadiri oleh :
1...........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
5..........................................
Agenda rapat :
1..........................................
2..........................................
3.........................................
Permasalahan :
2. Dokter :
3. Psikolog :
4. Psikiater :
5. Lain-lain :
Evaluasi :
74
Lampiran 5
VISIT DOKTER
Nama ruangan :
Nama dokter :
No. Nama pasien Yang dibicarakan dokter Tindakan dokter Hasil yang Rencana Paraf Tindakan perawat Hasil yang Rencana Paraf
kepada perawat dilakukan tindak lanjut dokter dilakukan tindak lanjut perawat
dokter dokter perawat perawat
1.
2.
3.
4.
75
Lampiran 6
Petunjuk :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan
nilai 4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Cukup
PENILAIAN
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
Persiapan
1. Menyiapkan data klien
2. Menyiapkan klien
Pelaksanaan
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan data yang didapatkan dari klien
3. Menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan
4. Menjelaskan hasil tindakan yang dilakukan
5. Mendengarkan dokter bicara dengan terapeutik
6. Meminta klarifikasi dari dokter
7. Mendampingi dokter dalam pemeriksaan
8. Menggunakan komunikasi secara terapeutik
Dokumentasi
1. Meminta dokter untuk mendokumentasikan dalam
Status klien
2. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan
Tanggal : ........................................................
Penilai :
76