Anda di halaman 1dari 73

MODUL

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUAN

OLEH :
TIM PRAKTIK
MANAJEMEN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI TAHUN 2021
MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pendahuluan
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain
(Gillies,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni
tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga
perlu menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989).

Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (management


approach) sebagai pilar praktek professional yang pertama. Oleh karena itu proses
manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang
diberikan kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang professional.

Pendekatan Manajemen di MPKP


Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen
yang terdiri dari:
1. Perencanaan (planning) (modul I)
2. Pengorganisasian (organizing) (modul II)
3. Pengarahan (directing) (modul III)
4. Pengendalian (controlling) (modul IV)

Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu:
1. Menerapkan perencanaan di MPKP
2. Menerapkan pengorganisasian di MPKP
3. Menerapkan proses pengarahan di MPKP
4. Menerapkan pengendalian di MPKP

4
MODUL I
PERENCANAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal
yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu
dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah
dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola
pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya


meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan
bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan
tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri.
Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan
rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1
sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu
tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan,
kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi
dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan
jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.

B. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu:
1. Merumuskan visi ruang MPKP
2. Merumuskan misi ruang MPKP
3. Merumuskan filosofi ruang MPKP
4. Memahami kebijakan ruang MPKP
5. Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan
dan tahunan

C. Visi Di Ruang MPKP


Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta
tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.

5
D. Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan.

E. Filosofi di Ruang MPKP


Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua kegiatan
dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang.
Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.

Beberapa contoh pernyataan filosofi :


Individu memiliki harkat dan martabat
Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang
Setiap individu memiliki potensi berubah
Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)

F. Kebijakan di ruang MPKP


Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.

G. Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP


Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan
dan tahunan.
1. Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan
peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan
dilengkapi pada saat operan dan pre conference.

a. Rencana harian kepala ruangan


Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:
 Asuhan keperawatan,
 Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
 Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.

6
Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1.

Tabel I.1. Rencana Harian Kepala Ruangan

Nama : Ruangan: Tanggal:


Jumlah perawat: Jumlah pasien:
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1),
mengecek SDM dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Perawat 1........................................(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2........................................(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3........................................(nama)
……………………………………(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan
yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai
tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan

b. Rencana Harian Ketua Tim


Isi rencana harian ketua tim adalah:
 Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung
jawabnya
 Melakukan supervisi perawat pelaksana
 Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
 Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas

7
Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.

Tabel I.2. Rencana Harian Ketua Tim

Nama Perawat: Ruangan: Tanggal:


Nama pasien:
1. 4.
2. 5.
3. 6.

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00 Pasien 1…...................................(tindakan)
Pasien 2…...................................(tindakan)
Pasien 3….....................................(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1…....................................(tindakan)
Pasien 2…...................................(tindakan)
Pasin 3…......................................(tindakan)
12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan

c. Rencana Harian Perawat Pelaksana


Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien
yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam
agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan
sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post
conference.

8
Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.

Tabel I.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana

Nama perawat : Ruangan : Tanggal:


Nama pasien :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Waktu Kegiatan Ket
07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas
pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1….......................................(tindakan)
Pasien 2….......................................(tindakan)
Pasien 3….......................................(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4….......................................(tindakan)
Pasien 5….......................................(tindakan)
Pasien 6….......................................(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1….......................................(tindakan)
Pasien 2….......................................(tindakan)
Pasien 3….......................................(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4….......................................(tindakan)
Pasien 5….......................................(tindakan)
Pasien 6….......................................(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat
13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan
dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan

d. Penilaian Rencana Harian Perawat


Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi
menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel I.4).

Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan
dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.

9
Tabel I.4. Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

Bulan :
No Nama Perawat 1 2 3 4 5 6 7 30 Jml %
1 Ali    0     0   9 100
2 Adi -     0      9 90
3 Ani   0     0    9 100
4 Ami 0    0     0  8 100
5 Aki -    0       9 90
6 Bona 0    -     0  8 88,9
7 Buni   0     0    9 100
8 Buri    0     0   9 100

Keterangan ( ) Perawat membuat rencana harian


( - ) Perawat tidak membuat rencana harian
( 0 ) Perawat libur
Presentasi RH = Jumlah RH yg dibuat x 100%
Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai
MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana
tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana
bulanan karu adalah:
 Membuat jadual dan memimpin case conference
 Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
 Membuat jadual dinas
 Membuat jadual petugas TAK
 Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
 Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
 Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat
pelaksana
 Melakukan audit dokumentasi
 Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.

b. Rencana bulanan ketua tim


Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
 Mempresentasikan kasus dalam case conference
 Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
 Melakukan supervisi perawat pelaksana

10
Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.6.

Tabel I.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan

RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP


Bulan :

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
Rapat Rgn Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
LapBul Katim PA Klg

8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
koord Katim PA

15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
Katim PA Klg

22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
jadwal Katim PA
Dinas

29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
Koord Katim

Mengetahui
Kepala Ruangan

( ……………………..)

11
Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim

RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP


Bulan :
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
Ruangan PA PA PA PA Penkes Klg
8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes Klg

15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes Klg

22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
jadwal PA PA PA PA Penkes Klg
dinas Tim
29 30 31
Menyusun Koordinasi Menyusun
Laporan dg Katim Laporan
Tim menyusun Bulanan
Lap Bln
Ketua Tim Kepala Ruangan

( ……………………..) ( ………………………)

3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
 Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi
mutu pelayanan
 Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
 Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP
bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
 Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.

12
MODUL II
PENGORGANISASIAN PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,
penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi

Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan


pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal
ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung
jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:
 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu
organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan
adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur
organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan
 Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift.
 Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama
perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat
menjalankan dinas di tiap shift.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu :
a. Menyusun struktur organisasi di MPKP
b. Menyusun jadual dinas
c. Menyusun daftar alokasi asuhan keperawatan pasien

C. Struktur Organisasi Ruang MPKP


Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua
atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi
beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk bagan (Bagan 2.1).

13
Bagan 2.1. Struktur Organisasi Ruangan MPKP

KEPALA RUANGAN

TIM I TIM II

KETUA TIM KETUA TIM


Ketua Tim Ketua Tim
ANGGOTA TIM ANGGOTA TIM
Perawat Perawat

8 – 10 Klien 8 – 10 Klien

1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP


a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim
diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi,
sore, malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi
tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain
ke Tim yang mengalami kekurangan anggota
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila
karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang
dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai
pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim
berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang
paling kompeten di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota
Timnya
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila
Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi

14
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya

Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan


instrumen pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi

No Aspek yang di nilai Dilakukan Tidak keterangan


dilakukan

01 Menggambarkan
kedudukan kepala
ruangan
Adanya posisi tim I
02
dan II
Gambaran jumlah
03
perawat pelaksana
Jumlah pasien yang
04
dikelola

Keterangan : Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur


Dilakukan 1 Organisasi: Jumlah nilai yg dilakukan
Tidak dilakukan 0 x 100%

2. Uraian Tugas ( Job Deskripsi ) Personil di MPKP


a. Kepala Ruangan
1) Management Approach:
a) Perencanaan
 Menyusun visi
 Menyusun misi
 Menyusun filosofi
 Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b) Pengorganisasian
 Menyusun struktur organisasi
 Menyusun jadwal dinas
 Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan
 Memimpin operan
 Menciptakan iklim motivasi
 Mengatur pendelegasian
 Melakukan supervisi
d) Pengendalian
 Mengevaluasi indikator mutu
 Melakukan audit dokumentasi
 Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan
tenaga kesehatan lainnya
 Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan

15
2) Compensatory reward
 Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
 Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf

3) Professional relationship
 Memimpin rapat keperawatan
 Memimpin konferensi kasus
 Melakukan rapat timkesehatan
 Melakukan kolaborasi dengan dokter

4) Pasien care delivery


 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan konsep diri ; harga diri rendah
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko
perilaku kekerasan
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
persepsi sensori: halusinasi
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
proses piker: waham
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan
diri

b. Ketua Tim
1) Management Approach
a) Perencanaan
 Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b) Pengorganisasian
 Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
 Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c) Pengarahan
 Memimpin pre conference
 Memimpin post conference
 Menciptakan iklim motivasi di timnya
 Mengatur pendelegasian dalam timnya
 Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian
 Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
dilakukan oleh Perawat Pelaksana
 Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana

2) Compensatory reward
 Menilai kinerja perawat pelaksana

3) Professional Relationship
 Melaksanakan konfrensi kasus
 Melakukan kolaborasi dengan dokter

16
4) Patient Care Delivery
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep
diri harga diri rendah
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko
perilaku kekerasan
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
proses piker: waham
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan
diri

c. Perawat pelaksana
1. Perencanaan
 Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)

2. Patient Care Delivery


 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep
diri harga diri rendah
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku
kekerasan
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
persepsi sensori: halusinasi
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
proses pikir: waham
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit
perawatan diri

3. Daftar Dinas Ruangan


Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat
sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan
jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu
tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan
Ketua Tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan
malam, dan yang lepas dari dinas ( libur ) malam hari dan yang libur. Contoh
Daftar Dinas seminggu dapat dilihat pada table 2.3.

Tabel 2.3. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim

No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Karu P P P P P P L P
Tim I

17
2 Katim P P P P P P L P

3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S

5 PA. C S L S S S S S L

6 PA .D S* S* S* L M* M* M* M

7 PA. E P S L S S S S S*

Tim II
8 Katim P P P P P P L P

9 PA. F S S S S* L P P P

10 PA G M* M* M* M* - L P P

11 PA H P P P P P L S S

13 PA I P P P L S* S* S* S

14 PA.J S S S L M M M M*

 Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6

 Sore 4 3 4 3 3 5 4 4

 Malam 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * : Penanggung jawab

Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
Tabel 2.4. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP

No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak dilakukan Ket


Menggunakan format yang
01
disediakan
Tercantum nama-nama
02
perawat per Tim
Tergambar adanya penanggung
03
jawab harian
Susunan dinas pership, pagi,
04
sore dan malam
Jadual dibuat untuk satu bulan
05
Keterangan :
Dilakukan : I
Tidak dilakukan : 0

Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar


Dinas: Jumlah nilai x 100%
5

18
4. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara
total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu
mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien
dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas
asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang
holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar
pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada
Tabel 2.5

Tabel 2.5 Daftar Pasien Ruangan MPKP

Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam


No Pasien Dokter Katim 7/2-21 6/2-21 6/2-21
Tim I
1 Ferri Dr. Citra Hartini Tono Tono Ulfa* Ujang*
2 Zulkifi Dr. Citra Hartini Ujang Tono* Ulfa* Ujang
3 Arman Dr. Akbar Hartini Henny Henny Pustie* Ujang*
4 Bary Dr. Akbar Hartini Ulfa Henny* Ulfa Ujang*
5 Dullah Dr. Pudi Hartini Tito Tito Pustie* Ujang*
6 Achmad Dr. Anton Hartini Pustie Tito* Pustie Ujang*
7 Polan Dr Joni Hartini Hartini Hartini Pustie* Ujang*

No Tim II

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh
Ketua Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari
dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas menunjukkan:
 Dinas pagi tanggal 7 Februari 2021 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini.
Tono merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli
sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang
dinas malam
 Dinas sore tanggal 6 Februari 2021 adalah Ulfa dan Pustie
 Dinas malam tanggal 6 Februari 2021 adalah Ujang

19
Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Evaluasi Daftar Pasien MPKP


No Aspek yang Dinilai Dilakukan Tidak
Dilakukan
1 Tercantum nama pasien tiap tim
2 Tercantum nama Ketua Tim
3 Tergambar nama perawat pelaksana
4 Tergambar perawat asosiet (PA)
5 Tercantum nama dokter yang merawat
6 Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam
7 Tercantum tanggal, bulan, dan tahun

Keterangan :
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
6

20
MODUL III
PENGARAHAN PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan
pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan
pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston, 1998)

Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola,


jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan
oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston,
1998) sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi

Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai


berikut:
1. Menciptakan budaya motivasi
2. Manajemen waktu: Rencana Harian
3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
a. Operan antar shift
b. Pre conference tim
c. Post conference tim
4. Manajemen konflik
5. Pendelegasian dan supervisi

B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Menerapkan manajemen waktu
3. Melaksanakan komunikasi yang efektif
4. Melaksanakan pendelegasian
5. Melaksanakan supervisi

C. MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI


1. Pengertian
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk
memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi , maka
motivasi memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu
merupakan salah satu cara memotivasi ( Marquis & Houston, 1998).

21
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut :
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan
mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan
tujuan organisasi
f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa
pimpinan mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah
dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan
diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan
dan tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin

2. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP


Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai
berikut:
a. Budaya pemberian reinforcement positif
b. Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan
memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian
pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan
pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan.
c. Doa bersama sebelum memulai kegiatan.
d. Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua
staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self
awareness dan dorongan spiritual.
e. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil
secara mendalam dan membantu penyelesaiannya.
f. Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik
Ketua Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan
semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan
kepada staf disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini
diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP.
g. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan
jenjang karir dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward)
h. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory
Reward)

22
3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua
Tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self
evaluasi pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi

Nama Kepala Ruangan : ……………………


Tanggal : …………………...
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom:
 4: Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan
 3: Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan
 2: Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan
 1: Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan

No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan
untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan
mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total

Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56

D. MANAJEMEN WAKTU
1. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai.
Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan
tugas sebelum memulai tugas yang lain
c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima

23
2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana
kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang
disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.

3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu


Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul
I)

E. PENDELEGASIAN
1. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam
organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:


a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
b. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya.
e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah
tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan

2. Penerapan Pendelegasian di MPKP


Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala
Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana.
Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang.
Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi
menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.

Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi


sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP.
Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan
tugas sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan

Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP


berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini
yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan,

24
Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang
berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua
Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah
satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim
kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift
berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang
kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada
perawat pelaksana yang hadir.

3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP


a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format
pendelegasian tugas
b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang
berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci,
disertai tertulis
d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan
tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
e. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya.

Contoh Surat Pendelegasian Tugas terencana dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Surat Pendelegasian Tugas

SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………
NIP : ……………………………
Unit kerja : ……………………………
Jabatan : …………………………...
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai...........................................pada:
Hari, tanggal : ………………………..
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas
beserta kewenangannya kepada:
Nama : ……………………………..
NIP : ……………………………..
Unit Kerja : …………………………….
Jabatan : …………………………….
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Jakarta,..........................2006
Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi

( ………………………….) ( ……………………)

25
4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel
3.3) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi

Tabel 3.3. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian


Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda  pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan
arahan untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor

Total skor
Nilai = X 100
24

F. SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan
yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni


dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya
dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana.
Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang
diinginkan.

26
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih
kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap
pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal
yang masih belum dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan
bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya
secara benar.

2. Penerapan Supervisi di MPKP


Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan
pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah
ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik
dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar
profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang
dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap
Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat
Pelaksana
c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana

Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-
masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi
adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua
Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan
asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan
kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.

Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf
maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf
yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal
supervisidapat dilihat pada Tabel 3.4

Tabel 3.4. JADWAL SUPERVISI RUANG ………………

No Waktu Supervisor Yang Disupervisi Materi Supervisi


1 6/3-21 Karu Katim I Memimpin Pre conference
2 6/3-21 Karu Katim II Memimpin Pre conference
3 7/3-21 Katim I PA: Ujang Askep: halusinasi
4 7/3-21 Katim II PA: Paulin Askep: PK

3. Evaluasi Aktivitas Supervisi

Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan
supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.5.

27
Tabel 3.5. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi

Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada
staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi
supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu
ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang
telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total

Total
Nilai aktivitas supervisi---------------------------100
40

G. KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi
yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan,
pendapat dan saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang bekerja
bersama.

28
2. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore
dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas
malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim
atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.

Tabel 3.6. Pedoman Operan antar Shift

PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai,
tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah
disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman

29
Tabel 3.7. Pedoman Pre Conference

PEDOMAN PRE CONFERENCE

Waktu Kegiatan : Setelah operan


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat
pelaksana
3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement
5. Katim/Pj Tim menutup acara

Tabel 3.8. Pedoman Post conference

PEDOMAN POST CONFERENCE

Waktu Kegiatan : sebelum operan ke dinas berikut


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
3. Katim/Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
4. Katim/Pj Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya
5. Katim/Pj Tim menutup acara

3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP


Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi
dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi


Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan
 3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan
 2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan
 1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan

30
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total

Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi---------------------100
12

H. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang
lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP
konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu
dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini
mungkin di ruang MPKP.

Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:


a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomodasi
e. Berkompromi

Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang


atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa
mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang
sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar
terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya
menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.

Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak
yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai
pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi
dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan
perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan.
Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.

Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang


berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi
menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau
masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena
masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah

31
penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan
metode ini.

Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya
lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain.
Ini suatu upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi
sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara
penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.

Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua
belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau
kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan
mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.

2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP


Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win
solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf
menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.

Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan


penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan
klarifikasi pada pihak yang berkonflik
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e. Menerapkan solusi pilihan
f. Mengevaluasi peredaan konflik

Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala
Seksi Perawatan atau Konsultan.

3. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik

Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.


Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik


Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda  pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
 4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
 3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
 2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
 1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

32
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total

Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24

33
MODUL IV
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
DI RUANG MPKP

A. Pendahuluan
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol (1998)
mendefinisikan kontrol sebagai “ Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai
dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi “ Pengontrolan penting dilakukan untuk
mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspons dengan
cara duduk bersama.

Menurut Mockler ( 1984 ), pengendalian manajemen adalah usaha sistematis untuk


menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem
umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan
standar yang telah ditetapkan, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk
mengukur signifikansinya, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa sumber daya digunakan dengan cara yang efektif dan efisien
mungkin untuk mencapai tujuan.

Pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya


sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas
serta pengevaluasian penampilan. Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam
pengendalian / pengontrolan meliputi :
1. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
2. Melakukan pengukuran prestasi kerja
3. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4. Mengambil tindakan korektif

Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan
standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang
telah dilakukan.Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :
1. Audit struktur
2. Audit proses
3. Audit hasil

Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk
fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik;
pelanggan (internal maupun eksternal). Standar dan indikator diukur dengan
menggunakan cek list.

Audit proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk


menentukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat
restropektif, concurrent, atau peer review. Restropektif adalah audit dengan menelaah
dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan
keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang

35
berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan
kegiatan.

Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM,
atau indicator mutu. Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan.
Kondisi SDM dapat berupa efektivitas dan efisiensi serta kepuasan. Untuk indicator
mutu umum dapat berupa BOR, aLOS, TOI, Angka infeksi nosokomial (NI) dan angka
dekubitus.

Pada Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) Jiwa kegiatan pengendalian


diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran:
1. Indikator mutu umum :
a. Penghitungan lama hari rawat ( BOR )
b. Penghitungan rata-rata lama di rawat ( ALOS )
c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI )
2. Kondisi Pasien:
a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
b. Survey masalah baru
c. Kepuasan pasien dan keluarga
d. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga
3. Kondisi SDM
a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter
b. Penilaian kinerja perawat

B.Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan perawat mampu :
1. Mengukur indikator mutu umum di MPKP
2. Mengukur hasil pelayanan dari kondisi pelanggan
3. Mengukur kinerja perawat
4. Mengukur kepuasan tenaga kesehatan

C. Indikator mutu umum :


1. Penghitungan Tempat Tidur Terpakai ( BOR )

Bed occupancy rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik
adalah 80 – 90 % sedangkan standar nasional BOR adalah 70 – 80 %.

Rumus penghitungan BOR sbb:

Jumlah hari perawatan


Keterangan:
Rumus : x 100 %
 Jumlah hari perawatan
Jumlah adalah
TT x jumlah hari jumlah total
persatuan pasien dirawat dalam satu hari kali
waktu
jumlah hari dalam satu satuan waktu
 Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 –
31 hari, tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.

36
2. Penghitungan Rata-rata Lama Rawat (ALOS)
Average Length of Stay ( ALOS ) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosa tertentu
yang dijadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut ). Secara umum AvLOS
yang ideal antara 6 – 9 hari

Di MPKP pengukuran ALOS dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sbb :

Jumlah hari perawatan pasien keluar


Rumus :
Keterangan:
 Jumlah hari Jumlah pasien
perawatan keluar
pasien (hidup+mati)
keluar adalah jumlah hari perawatan pasien keluar
hidup atau mati dalam satu periode waktu.
 Jumlah pasien keluar(hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau meninggal
dalam satu periode waktu.

3. Penghitungan TOI (Tempat Tidur Tidak Terisi)


Turn Over Interval ( TOI ) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari
saat diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu
1 – 3 hari.

Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap bulan
dengan rumus sbb :

Keterangan: (Jumlah TT x hari ) – hari perawatan RS


RumusTT:
 Jumlah : jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
 Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati
 Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, mutasi
lari, atau meninggal

4. Penghitungan Angka Cedera


Angka cedera adalah Jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan
yang disebabkan karena tindakan fiksasi, dan karena jatuh. Indikator ini dapat
menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada
kasus pasien dengan cedera artinya 0 (zero defect).

37
Di MPKP pengukuran angka cedera dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami cedera atau
perlukaan yang tidak termasuk decubitus selama masa perawatan dalam periode
waktu tertentu. (satu bulan).

7. Penghitungan Angka Infeksi Nosokomial


Angka Infeksi nosokomial adalah Jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul
selama dalam perawatan di rumah sakit. Di rumah sakit jiwa angka ini diukur
melalui penghitungan jumlah pasien scabies dalam satu periode waktu tertentu.

Di MPKP pengukuran angka skabies dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat
setiap bulan dengan cara menghitung jumlah pasien yang mengalami scabies dalam
satu peride satuan waktu tertentu (satu bulan).

8. Survey Masalah Keperawatan


Survey masalah keperawatan adalah survey masalah keperawatan dengan standar
NANDA untuk pasien baru/her opname yang dilakukan untuk satu periode waktu
tertentu (satu bulan). Hasil survey masalah didokumentasikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Survey Masalah Keperawatan

Ruangan : ……………….
Periode : ……………….
Jumlah pasien masuk : ……………….

No Masalah Keperawatan Jumlah Persentase Keterangan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

D. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Audit dokumentasi adalah kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan oleh perawat pelaksana

Di MPKP kegiatan audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada status setiap pasien yang
telah pulang atau meninggal dan hasil audit di buat rekapan dalam satu bulan.

Cara pengisian Instrumen :


1. Kepala ruangan yang melakukan audit
2. Karu mengisi kolom 3 dan 4

38
3. Kolom 3 terdiri dari 10 sub kolom yang diisi kode rekam medik pasien sesuai
dengan urutan pulang pada waktu evaluasi. Tiap sub kolom hanya digunakan
untuk satu berkas rekam medik yang dinilai. Rekam medik yang telah dinilai
diberi tanda supaya tidak dinilai ulang
4. Pada tiap kolom diberi tanda “ V “ bila aspek yang dinilai ditemukan. Sedangkan
apabila aspek yang dinilai tidak ditemekan diberi tanda “ O “
5. Kolom keterangan diisi sesuai bila penilaian dianggap perlu mencantumkan
penjelasan atau bila ada keraguan penilaian
6. Sub total diisi sesuai dengan hasil penjumlahan jawaban nilai “ V “ yang
ditemukan pada masing- masing kolom
7. Total diisi dengan hasil penjumlahan sub total.
8. Tiap variabel dihitung prosentasenya dengan cara :

Total
Persentase = ……………………………………………….. X 100 %
Jumlah berkas X Jumlah aspek yg dinilai

Tabel 4.2. INSTRUMEN STUDI DOKUMENTASI PENERAPAN


STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Petunjuk: Beri tanda V bila kegiatan dilakukan


Beri tanda O bila kegiatan tidak dilakukan
No Aspek yang dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien Keterangan

A Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji sesuai
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan ( bio-psiko-
sosial-spiritual )
3 Data dikaji sejak pasien masuk
sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi hidup
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
B Diagnosa
1 Diagnosa keperawatan berdasarkan
masalah yang telah dirumuskan
2 Diagnosa keperawatan aktual
dirumuskan
3 Merumuskan diagnosa keperawatan
risiko
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
C Perencanaan

39
1 Rencana tindakan berdasarkan Dx.
Keperawatan
2 Rencana tindakan disusun menurut
urutan prioritas
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subyek,
perubahan prilak, kondisi pasien
danatau criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dab jelas
5 Rencana tindakan menggambarkan
keterlibatan pasien /eluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan
kerjasama dengan tim kesehatan
lain
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE

D Tindakan
1 Tindakan dilaksanakan mengacu
pada rencana keperawatan
2 Perawat mengobservasi respons
pasien terhadap tindakan
keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah
dilaksanakn dicatat ringkas dan jelas
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
E Evaluasi
1 Evaluasi mengacu pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format yang baku
2 Pencatatan dilakukan sesuai dengan
tindakan yang dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan
jelas,ringkas,istilah yang baku dan
benar
4 Setiap melakukan
tindakan/kegiatan, perawat
mencantumkan paraf/nama jela, dan
tanggal,jam dilakukan tindakan
5 Berkas catatan keperawatan

40
disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE

Rekapitulasi Audit Dokumentasi Keperawatan


Pada akhir penilaian dibuat rekapitulasi nilai sebagai laporan hasil pelaksanaan evaluasi :
Prosedur :
1. Instrumen diisi oleh kepala ruangan
2. Pengisian pada kolom 3 dengan memindahkan hasil audit tiap dokumen
penerapan asuhan keperawatan
3. Pada kolom 4 menjumlahkan semua hasil sesuai dengan hasil dari aspek yang dinilai
4. Pada kolom 5 hasil penjumlahan dibuat dalam bentuk prosentase

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan


Ruangan : ……………….

No Aspek yang dinilai % Keterangan

1 Pengkajian keperawatan
2 Diagnosa keperawatan
3 Perencanaan keperawatan
4 Tindakan keperawatan
5 Evaluasi keperawatan
6 Catatan keperawatn

E. Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan yang
dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau
outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien ,
keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain

Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan saat
selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang dengan cara
pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk
dilakukan tiap 6 bulan sekali.

41
Tabel 4.4. Survey Kepuasan Pasien

( 1 ).Data Umum
1. Jenis kelamin saudara : Laki-laki / Perempuan
2. Umur saudara :.....................tahun
3. Suku Bangsa : ….………………
4. Pendidikan terakhir : ………………….
5. Pekerjaan saudara : ………………….
6. Lama saudara di rawat di RS................................minggu / bulan

( 2 ). Data Pelayanan Keperawatan


Berilah tanda check ( √ ) pada Kotak
 SS : Bila saudara Sangat Setuju terhadap isi pertanyaan
 S : Bila saudara Setuju terhadap isi pertanyaan
 TS : Bila saudara Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan
 STS : Bila saudara Sangat Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan

No Pertanyaan SS S TS STS
01 Perawat menyambut dengan ramah ketika Saudara datang
02 Perawat memperkenalkan diri
03 Perawat menjelaskan sarana di ruangan yang dapat
dimanfaatkan
04 Perawat menjelaskan aturan-aturan yang berlaku selama
perawatan
05 Perawat menanyakan masalah-masalah yang saudara
alami terkait dengan kondisi kesehatan saudara
06 Perawat menjelaskan masalah kesehatan yang saudara
alami
07 Perawat membicarakan tujuan perawatan yang hendak
dicapai
08 Perawat meminta pendapat saudara dalam merancang
tindakan yang akan diberikan kepada saudara
09 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus dilatih untuk
dilakukan secara mandiri
10 Perawat melakukan penyuluhan kesehatan untuk
mengatasi masalah saudara
11 Perawat membantu memenuhi kebutuhan dasar saudara
(makan, mandi) ketika saudara mengalami kesulitan
12 Perawat mau mendengarkan keluhan saudara dengan
sabar
13 Perawat segera menanggapi keluhan saudara
14 Perawat mendampingi saudara ketika dilakukan
pemeriksaan dokter
15 Perawat menjaga privasi saudara saat melakukan tindakan
keperawatan
16 Perawat selalu membuat perjanjian dengan saudara
17 Perawat selalu menepati janji yang ditetapkan
18 Perawat bersikap sopan
19 Perawat berpenampilan rapi

42
20 Perawat menjelaskan kegiatan yang harus saudara
lakukan di rumah
21 Perawat menjelaskan obat-obatan yang harus diteruskan
di rumah
22 Perawat menjelaskan waktu kontrol

Saran – saran saudara demi perbaikan pelayanan keperawatan.


1. ………………………………………………………
2. ………………………………………………………
3. ………………………………………………………
4. ………………………………………………………
5. ………………………………………………………

Penilaian kepuasan:
 4 untuk Sangat Setuju
 3 untuk Setuju
 2 untuk Tidak Setuju
 1 untuk Sangat Tidak Setuju

Nilai kepuasan: total nilai dibagi 88 kali 100%.


Total nilai
Kepuasan pasien =--------------------X 100%
88

Tabel 4.5. Kepuasan Keluarga

A. Data Umum
1. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Umur...................................................tahun
3. Suku Bangsa :…………………….
4. Pendidika terakhir :…………………….
5. Pekerjaan :…………………….
6. Lama keluarga saudara dirawat di RS :…....minggu/ bulan

B. Data pelayanan keperawatan


Beri tanda check (√) pada kotak yang tersedia sesuai dengan jawaban
 SS : Bila saudara Sangat Setuju terhadap isi pertanyaan
 S : Bila saudara Setuju terhadap isi pertanyaan
 TS : Bila saudara Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan
 STS : Bila saudara Sangat Tidak Setuju terhadap isi pertanyaan

No Pertanyaan SS S TS STS
01 Perawat bersikap sopan
02 Perawat berpenampilan rapi
03 Perawat menggali informasi dari keluarga
04 Perawat memberikan informasi mengenai masalah yang

43
dihadapi pasien
05 Perawat memberikan informasi mengenai tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien ( inform consent )
06 Perawat menjelaskan perkembangan pasien
07 Perawat melakukan penyuluhan kepada keluarga mengenai
cara perawatan yang harus dilakukan keluarga dirumah
08 Perawat menyiapkan keperluan pulang pasien yang
meliputi jadwal kegiatan harian dan sisa obat
10 Perawat menjelaskan waktu kontrol
12 Perawat memberikan pesanan pulang yang mudah
dimengerti
13 Perawat memberikan penjelaskan rujukan yang bisa
digunakan bila ada yang perlu dikonsulkan
14 Perawat membantu keluarga untuk konsul dokter
C. Saran-saran saudara demi perbaikan pelayanan keperawatan
1. ………………………………………………………….
2. ………………………………………………………….

Penilaian kepuasan:
 4 untuk Sangat Setuju
 3 untuk Setuju
 2 untuk Tidak Setuju
 1 untuk Sangat Tidak Setuju
Nilai kepuasan: total nilai dibagi 88 kali 100%.
Total nilai
Kepuasan keluarga =--------------------X 100%
88

Tabel 4.6. Kepuasan Tenaga Kesehatan Lain

1. Tulislah jawaban dengan jelas


2. Berilah tanda silang (√) sesuai dengan jawaban anda
 SS : Bila saudara Sangat setuju terhadap isi pertanyaan
 S : Bila saudara Setuju terhadap isi pertanyaan
 TS : Bila sudara Tidak setuju terhadap isi pertanyaan
 STS : Bila saudara Sangat tidak setuju terhadap isi pertanyaan
3. Telitilah kembali jawaban anda, sehingga pertanyaan terisi semua

Tanggapan anda
No Pertanyaan SS S TS STS
Bagaimana pendapat Anda terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan oleh perawat ?
01 Perawat merupakan orang pertama dan paling
lama kontak dengan pasien
02 Perawat selalu bekerja sungguh-sungguh
03 Perawat tidak ramah dalam memberikan
pelayanan kepada pasien

44
04 Perawat selalu tidak ada di tempat saat
dibutuhkan
05 Kerjasama perawat dengan dokter sangat baik
06 Perawat mampu menjelaskan perkembangan
pasien
07 Perawat mampu menjelaskan tanda dan gejala
penyakit pasien
08 Perawat mampu menjelaskan efek terapi dan
efek samping obat
09 Perawat kasar dalam memberikan pelayanan
pada pasien dan berkolaborasi dengan dokter
10 Perawat ramah, sopan, rapi dan cekatan

Penilaian kepuasan:
 4 untuk Sangat Setuju
 3 untuk Setuju
 2 untuk Tidak Setuju
 1 untuk Sangat Tidak Setuju

Nilai kepuasan: total nilai dibagi 88 kali 100%.


Total nilai
Kepuasan Tenaga kesehatan =--------------------X 100%
88

F. Evaluasi Aktivitas Pengendalian


Di MPKP aktivitas pengendalian dievaluasi melalui self evaluasi terhadap Kepala
Ruangan tiap satu semester dengan menggunakan format pada Tabel I.29.

Tabel 4.7. Evaluasi Aktivitas Pengendalian di MPKP

Ruangan : …………………….
Semester : …………………….
Petunjuk : Beri tanda  pada kolom skor
 4 Jika Selalu Dilakukan
 3 Jika Sering Dilakukan
 2 Jika Kadang-kadang dilakukan
 1 Jika Tidak pernah dilakukan

No Aspek yang Dinilai Skor


4 3 2 1
1 BOR dihitung setiap satu bulan
2 AVLOS diukur setiap bulan
3 TOI diukur setiap bulan
4 Angka lari dicatat setiap bulan
5 Angka pengekangan fisik dihitung tiap bulan
6 Angka infeksi nosokomial dicatat setiap bulan
7 Angka cedera diukur tiap bulan

45
8 Survey kepuasan pasien dilakukan setiap ada pasien
pulang atau meninggal
9 Survey kepuasan keluarga dilakukan tiap pasien pulang
atau meninggal
10 Survey kepuasan tenaga kesehatan dilakukan setiap bulan
11 Survey masalah keperawatan dilakukan tiap bulan
12 Audit dokumen dilakukan tiap bulan
Sub Total
Total

Total Nilai
Nilai pengendalian =------------------------------100
48

46
MODUL V
COMPENSATORY REWARD

A. Pendahuluan
Modul ini menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya
manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah
pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan
organisasi dapat tercapai.Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai
kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang
dirawat di rumah sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja
diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam menyusun
tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan setting tertentu.

Fungsi manajemen SDM meliputi: analisis pekerjaan, pengembangan organisasi,


staffing, hubungan pekerja, dan evaluasi (Frank, 1998 dalam Huber, 2000). Jernigan
(1998, dalam Huber, 2000) mengidentifikasi ada delapan proses yang berhubungan
dengan manajemen SDM, yaitu: rekruitmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian
kinerja, konseling dan coaching, retensi dan produktifitas, pengembangan staf, dan
hubungan pekerja (labor relations). Fungsi dan proses manajemen sumber daya
manusia secara bersama-sama akan membentuk suatu elemen yang dibutuhkan untuk
mengelola dan memaksimalkan talen/bakat dan potensi seseorang dalam organisasi.

Kemampuan perawat melakukan praktek profesional perlu dipertahankan,


dikembangkan, dan ditingkatkan melalui manajemen SDM perawat yang konsisten
dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengembangan SDM di rumah sakit adalah untuk menciptakan iklim kerja yang
menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi staf dan pasien. Pengembangan SDM
digambarkan sebagai suatu proses pengelolaan motivasi staf sehingga dapat bekerja
secara produktif. Hal ini juga merupakan penghargaan bagi profesi keperawatan
karena melalui manajemen SDM yang baik maka perawat mendapatkan kompensasi
berupa penghargaan (compensatory reward) sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.

Manajemen SDM di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) berfokus


pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan
pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang
MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru. Modul ini juga disertai dengan
berbagai formulir yang dapat digunakan untuk proses rekruitmen, seleksi, orientasi,
dan penilaian kinerja.

47
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu:
1. Melakukan proses rekruitmen di ruang MPKP
2. Melakukan proses seleksi di ruang MPKP
3. Melakukan proses orientasi di ruang MPKP
4. Melakukan penilaian kinerja di ruang MPKP
5. Melakukan pengembangan staf perawat ruang MPKP

C. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP


Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah
sakit bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.

Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori
Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga
level, yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP
Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners,
Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta
seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III
Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2).

MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan
pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis yang berada di MPKP.

Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners,
beberapa perawat spesialis keperawatan, dan bahkan ada doktor keperawatan yang
bekerja di area MPKP ini.

Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang
pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta
seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III
Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan
kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat
pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2.

Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP:


1. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih,
disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut,
diharapkan minimal memilih MPKP level pemula.
2. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi
pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada
di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.
3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan
tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan
dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan

48
memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan
diri dengan mengisi formulir pendaftaran (lampiran 1) dan biodata (lampiran 2).

Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang


dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat
primer (PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana.

Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah :


1. Kepala ruangan, kriterianya adalah :
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi boleh
D III Keperawatan
b. Pengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area
keperawatan jiwa minimal 2 tahun.
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)
 Asuhan keperawatan jiwa
 Standar asuhan keperawatan jiwa/audit keperawatan
 Terapi modalitas keperawatan jiwa/Terapi Aktivitas Kelompok
 Komunikasi keperawatan
 Manajemen keperawatan
 Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan)
e. Lulus test tulis
f. Lulus wawancara
g. Lulus test presentasi
2. Perawat primer, kriterianya adalah:
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada pada
masa transisi boleh D III keperawatan (perawat primer pemula)
b. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan minimal 2
tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulan
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)
 Asuhan keperawatan jiwa
 Standar asuhan keperawatan jiwa/ Audit keperawatan
 Terapi modalitas keperawatan jiwa/ Terapi Aktivitas Kelompok
 Komunikasi keperawatan
 Manajemen keperawatan
e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara
3. Perawat perawat pelaksana/asosiet, kriterianya dalah :
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan
b. Pengalaman kerja di bagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa
e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara

49
D. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP
Proses seleksi perawat di ruang MPKP:
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat
pelaksana/asosiet.
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim
dan kepala ruangan.
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang
memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.

Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah
pengetahuan perawat terkait dengan konsep MPKP. Tes ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah
yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang
tertinggi.

Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan
bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes
wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana.
Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan
menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat
pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap
pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.

Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan,
bidang perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5).
Presentasi berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan
dijalankan jika terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6)
dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala
ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka
pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang
bekerja di ruang MPKP.

Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan
akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan
menandatanganinya. Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan
pengembangan karir.

50
F. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang
sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu.
Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum
tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program
mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal,
praktik lapangan, dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung
selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan
presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan
selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional
membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP (lampiran 8).

Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP.
Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job
training untuk semua kegiatan MPKP.

Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah:


1. Kepala ruangan
a. Pendekatan manajemen
1) Perencanaan
a) Mengembangkan visi dan misi
b) Mempunyai filosofi
c) Menetapkan rencana jangka pendek
2) Pengorganisasian
a)Membuat struktur organisasi
b)Membuat jadual dinas bersama ketua tim
c)Membuat daftar pasien bersama ketua tim
3) Pengarahan
a) Memimpin operan
b) Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference
c) Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
d) Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelas
e) Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
f) Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien
melalui komunikasi langsung
g) Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui
supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primer
h) Melakukan pengawasan tidak langsung:
 Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya, dan
petugas TU
 Mengecek kedisiplinan
4) Pengendalian
a) Menetapkan indikator mutu
b) Melakukan audit dokumen

51
c) Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat, dokter
d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
b. Compensatory reward
a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat
b) Melakukan seleksi tenaga perawat
c) Melakukan orientasi
d) Melakukan penilaian kinerja
e) Melakukan pengembangan tenaga perawat
c. Hubungan profesional
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus
c) Mengikuti rapat tim kesehatan
d) Mengawasi pelaksanaan visit dokter
d. Asuhan keperawatan
a) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan ( gangguan
konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial,
gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko
bunuh diri, defisit perawatan diri).

2. Perawat Primer/Ketua Tim


a. Pendekatan manajemen
1) Perencanaan
a) Membuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya)
2) Pengorganisasian
a) Membuat jadual dinas bersama kepala ruangan
b) Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan
c) Membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan
perawat pelaksana
d) Bekerja sama dengan tim kesehatan jiwa yang lain untuk
mengintegrasikan pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan
lain
3) Pengarahan
a) Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, pre dan posst
conference
b) Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara
individual
c) Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam
timnya)
d) Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas
e) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
dilakukan oleh perawat pelaksana
f) Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana

52
b. Compensatory reward
1) Melakukan orientasi kepada perawat baru
2) Melakukan penilaian kinerja
c. Hubungan profesional
1) Memimpin konferensi kasus
2) Mengikuti visit dokter
d. Asuhan keperawatan
1) Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan yaitu
gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi
sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir:
waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.

4) Perawat Pelaksana
a. Pendekatan manajemen:
1) membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan
keperawatan
b. Asuhan keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko
perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi,
gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.

Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat
dalam melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah
menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau
tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator
nasional (konsultan).

G. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan
perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan
supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui
dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang
Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh
Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan kepala ruangan; kinerja perawat
pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala
Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan
seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala
Bidang Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari
bidang perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.

H. Pengembangan tenaga perawat


Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan
dengan manajemen SDM. Tujuan pengembangan tenaga perawat adalah membantu
masing-masing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk
pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat yang akan

53
memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di
ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program
pengembangan jenjang karir.

Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses
pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di
ruang MPKP, yaitu:
1. Kepala ruangan
a. Masa percobaan 3 bulan
b. Setiap tahun dilakukan evaluasi
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai
dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
 Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
 Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir
 Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP
d. Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali
2. Perawat primer/ketua tim
a. Masa percobaan selama 3 bulan
b. Setiap tahun di evaluasi
c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan diusulkan
hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit:
 Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
 Magang persiapan menjadi kepala ruangan
 Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir
 Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP
d. Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 tahun untuk 1 kali kurun
waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat
pelaksana tetapi kemampuan yang baik.
3. Perawat pelaksana
a. Masa percobaan selama 3 bulan
b. Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi
c. Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2 bulan
d. Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutan tidak berhasil akan dikembalikan ke
bidang keperawatan
e. Bila dalam 1 tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk pelatihan
f. Bila telah menguasai keterampilan merawat 7 macam kasus dipersiapkan
magang untuk persiapan perawat primer/Ketua Tim.

Pendidikan Keperawatan berkelanjutan dapat berupa pendidikan formal, yaitu


peningkatan pendidikan dari D3 keperawatan ke S1 Ners keperawatan, atau S1 Ners
keperawatan ke S2/spesialis keperawatan, dan seterusnya. Selain itu PKB dapat
berupa pendidikan informal melalui on the job training dan out the job training. On
the job training yaitu pelatihan/bimbingan secara terus-menerus sambil bekerja, misal:
perawat pelaksana dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Katim dan
Karu. Karu dan Katim dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Kepala

54
Bidang Keperawatan/fasilitator nasional. Out the job training yaitu pelatihan yang
diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (misalnya pelatihan 4 hari/lebih), perawat
harus meninggalkan pekerjaannya sementara. Pelatihan yang diikuti oleh perawat akan
dirancang sesuai dengan pengembangan kemampuan yang terkait.

Pengembangan jenjang karir adalah pengembangan peran dan tanggung jawab.


Seorang karu yang telah sukses mengembangkan ruang MPKP merupakan aset
keperawatan untuk pengembangan MPKP di ruang rawat lain, artinya menjadi
pembaharu. Ia dapat pula berperan sebagai nara sumber bagi rumah sakit lain yang
ingin mengembangkan MPKP. Perawat primer/katim dapat berkembang menjadi
kepala ruangan, dan perawat pelaksana dapat berkembang menjadi perawat
primer/katim.

Sesuai dengan jenjang karir yang dikembangkan oleh PPNI dan Direktorat
Keperawatan Depkes RI maka di RS program pengembangan karir di rumah sakit
direncanakan sebagai berikut:
1. Perawat lulusan DIII keperawatan hanya dapat berkembang mencapai jenjang
perawat klinis 2 (PK 2) dan perawat manajer 1 (PM 1)
2. Perawat lulusan S1 Ners keperawatan dapat berkembang sampai jenjang perawat
klinis 3 (PK 3), perawat manajer 2 (PM 2), dan perawat pendidik 1 (PP 1)
3. Perawat lulusan S2/Spesialis keperawatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5,
PM 5, PP 4, dan perawat riset 3 (PR 3)
4. Perawat lulusan S3 keperawatan/kesehatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5,
PM 5, PP 5, PR 5 dengan syarat pendidikan sebelumnya adalah bidang
keperawatan

Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat
menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut:
1. Perawat pelaksana dapat dari PK 1 – PK 5
2. Katim dapat dari PK 2 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM
1 dan PP 1. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan
berperan sebagai pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada
timnya
3. Karu dapat dari PK 3 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM
2 dan PP 2
4. Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 –PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
5. Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
6. Direktur keperawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai
kemampuan minimal PM 5, PP 4, dan PR 2

Daftar Lampiran

55
Lampiran 1 : Formulir pendaftaran
Lampiran 2 : Surat pernyataan
Lampiran 3 : Test tulis (pre-post test)
Lampiran 4 : Test wawancara
Lampiran 5 : Penilaian presentasi
Lampiran 6 : Rekapitulasi penilaian
Lampiran 7 : Penilaian kinerja kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana

56
Lampiran 1

BIODATA PERAWAT

I. Nama : ......................................................................
II. Tempat/tanggal lahir : ......................................................................
III. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan ( )
III. Pendidikan terakhir :
 SPK ( )
 D III Keperawatan ( )
 S 1 Ners Keperawatan ( )
 S 2/Spesialis Keperawatan ( )

IV. Jenis kelamin : 1. Laki-laki ( ) 2. Perempuan ( )


V. Status pernikahan : 1. Menikah ( ) 2. Belum menikah ( )
3. Janda ( ) 4. Duda ( )
VI. Riwayat pekerjaan:
1. ................................. dari tahun .............. s/d .............
2. ................................. dari tahun .............. s/d .............
3. ................................. dari tahun .............. s/d .............
4. ................................. dari tahun .............. s/d .............
VII. Pelatihan yang pernah diikuti:
1. ........................................................................Tahun ……..
2. ………………………………………………Tahun ……..
3. ………………………………………………Tahun ……..
4. ………………………………………………Tahun ……..

VIII. Tempat bekerja saat ini:


………………………………………………………………..

57
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
KEPALA RUANGAN DAN KETUA TIM

Nama calon perawat ruang MPKP: .......................................................................


Tingkat pendidikan : .......................................................................

I. Kemampuan perawat (30%)


a. Kemampuan manajerial
1) Jelaskan program kerja jika mengelola suatu ruangan atau tim!

2) Apa target yang ingin dicapai dalam mengelola suatu ruangan atau tim?

b. Kemampuan klinis/tehnikal
1) Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!

2) Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien


tersebut?

II. Motivasi (20%)


a. Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di
ruang MPKP!

b. Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP!

III.Kemampuan menyelesaikan masalah (30%)


a. Ceritakan konflik/masalah yang pernah dihadapi selama bekerja

b. Jelaskan cara menyelesaikan konflik/masalah!

58
IV. Disiplin (10%)
a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!

b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan,
apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal
tersebut?

V. Sikap saat wawancara (10%)


a. Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?

b. Bagaimana gaya bicara perawat?

c. Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?

d. Bagaimana sikap tubuh saat wawancara?

e. Bagaimana penampilan dan kerapihan?

................, ...................................
Pewawancara

( ........................................)

59
PEDOMAN WAWANCARA
PERAWAT PELAKSANA

Nama calon perawat ruang MPKP: .......................................................................


Tingkat pendidikan : .......................................................................

I. Kemampuan perawat (30%)


a. Kemampuan manajerial
1) Jelaskan rencana harian yang saudara buat jika mengelola beberapa pasien!

2) Apa target yang ingin saudara capai dalam mengelola pasien?

b. Kemampuan klinis/tehnikal
1. Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!

2. Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien


tersebut?

II. Motivasi (30%)


a. Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di
ruang MPKP!

b. Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP!


c. Ceritakan kemampuan yang saudara miliki!

60
III.Disiplin (20%)
a. Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!

b. Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan,
apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal
tersebut?

IV. Sikap saat wawancara (20%)


a. Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?

b. Bagaimana gaya bicara perawat?

c. Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?

d. Bagaimana sikap tubuh saat wawancara?


e. Bagaimana penampilan dan kerapihan?

................, ...................................
Pewawancara

( ........................................)

61
Lampiran 5
PENILAIAN PRESENTASI

Nama perawat : …………………………. Tgl penilaian :....................20 …


Petunjuk pengisian:
Berilah tanda () pada kolom skor untuk setiap aspek yang dinilai:
4: bila baik sekali
3: bila baik
2: bila kurang
1: bila kurang sekali
Skor
No Aspek yang Dinilai 4 3 2 1
A Persiapan
1 Mempersiapkan bahan presentasi
2 Mempersiapkan mental
B Pelaksanaan
1 Memberikan salam pembuka
2 Menjelaskan tujuan presentasi
3 Menjelaskan sistematika presentasi
4 Menjelaskan visi, misi, tujuan, kegiatan dan evaluasi
5 Memberikan kesempatan bertanya
6 Menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks presentasi
7 Menutup presentasi dan memberikan rangkuman
C Isi Presentasi
1 Visi sesuai visi rumah sakit
2 Visi bersifat futuristik untuk kemajuan pelayanan
keperawatan
3 Misi sesuai dengan misi rumah sakit berisi langkah upaya
mencapai visi
4 Tujuan diuraikan secara spesifik, jelas terukur pencapaiannya
5 Kegiatan untuk mencapai tujuan diuraikan secara spesifik
6 Kegiatan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan
keterbatasan seumber daya yang dimiliki
7 Kegiatan evaluasi dan monitoring menggambarkan penilaian
mutu pelayanan keperawatan
D Sikap saat Presentasi
1 Kerapian penampilan
2 Kepercayaan diri
3 Bahasa yang digunakan sesuai tata bahasa yang baik dan
benar
4 Mau menerima saran orang lain
Nilai: total nilai x 100 = …….
80
Penilai (…
.................................)

62
Lampiran 6
REKAPITULASI PENILAIAN

Penilaian
No. Nama Perawat Biodata Tes tulis Tes Presentasi Total
wawancara Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

…………, …………………200..
Penilai,

………………………………….

63
Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENGEMBANGKAN RUANG MPKP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia bekerja dan
mengembangkan ruang MPKP. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang kontrak kerja
di ruang MPKP dan uraian tugas perawat di ruang MPKP. Saya berjanji akan
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saya dan saya
berjanji untuk mematuhi peraturan yang diterapkan di ruang MPKP.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
siapapun.

............, ..............................

(Nama dan tanda tangan)

64
MODUL VI
HUBUNGAN PROFESIONAL (PROFESSIONAL RELATIONSHIP)

A. Pendahuluan
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan
standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan
penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997 dalam
Elizabeth & Kathleen, 2003).

Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa saja terjadi secara internal artinya
hubungan yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara
perawat dengan perawat, antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain.
Sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan yang terjadi
antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Kedua hubungan tersebut
merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian pelayanan
kesehatan.

Fokus dari makalah ini adalah lebih pada hubungan profesional secara internal
artinya hubungan yang terjadi antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lainnya. Hubungan yang terjadi diantara tim tidak terlepas dari
komunikasi secara profesional di dalam bekerjasama secara tim. Menurut Gillies
(1994) hubungan profesional yang terjadi di antara tim tergantung pada
kemampuan memimpin.

Bentuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada beberapa cara yaitu:
1) horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer, 2) vertikal
yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan atas dengan bawahan, dan 3)
diagonal yaitu komunikasi yang terjadi antara berbagai jenjang dan masih dalam
lingkungan yang sama (Cameron, 1997 dalam Elizabeth & Kathleen, 2003).

Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua Tim, antar
perawat pelaksana, sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan dan
Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.
Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain.

Modul ini akan membahas dengan rinci tentang hubungan profesional yang terjadi
di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional yaitu : 1) rapat perawat ruangan,
2) case conference, 3) rapat tim kesehatan, dan 4) visit dokter.

B. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu:
1. Melakukan rapat keperawatan di ruang MPKP
2. Melakukan case conference keperawatan di ruang MPKP
3. Melakukan rapat tim kesehatan di ruang MPKP
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter (visit dokter dan konsultasi via telepon)

65
C. Rapat Perawat Ruangan
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi
untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada klien,
evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan
IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja
keperawatan selama sebulan untuk semua aktivitas ruang MPKP (laporan
bulanan).

2. Tujuan/ kegunaan
a. Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatan
b. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan
c. Mendiskusikan penyelesaian masalah
d. Menyusun POA bulan berikut
e. Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan

3. Syarat
a. Dipimpin oleh kepala ruangan
b. Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan
ruangan
c. Waktu : 60 menit
d. Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnya
e. Bahan rapat : isi laporan bulan sebelumnya
f. Dilakukan di ruangan

4. Langkah-langkah
a. Persiapan
 Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati
oleh semua perawat yang ada diruangan
 Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada bulan
sebelumnya yaitu laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan
dibahas terkait dengan pilar profesional MPKP yaitu pendekatan
manajemen, compensatory reward, hubugan profesional, asuhan
keperawatan pasien.
b. Pelaksanaan
 Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
 Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan,
lamanya waktu rapat
 Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya
tentang permasalahan yang dihadapi. Memberi pujian atas aspek yang
berhasil
 Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang
hadir tentang masalah yang ada
 Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
 Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan
memutuskan tindakan bersama tindakan yang dilakukan
 Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini

66
 Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan
berikutnya dan permasalahan yang akan dibahas.

c. Dokumentasi
 Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu
salah satu ketua tim sebagai notulis rapat.

5. Bentuk evaluasi
Format pendokumentasian rapat tim keperawatan (lampiran 1)

D. Konferensi Kasus (Case conference) Keperawatan


1. Pengertian
Yang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus
asuhan keperawatan klien/ keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya
bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah :
a. Kasus pasien baru
b. Kasus pasien yang tidak ada perkembangan
c. Kasus pasien pulang
d. Kasus pasien yang meninggal
e. Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan

2. Tujuan/ kegunaan
a. Mengenal kasus dan permasalahan
b. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatan
c. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
d. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus

3. Syarat
a. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruangan
b. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan
c. Waktu : 30 – 60 menit
d. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat
urgensi/ sesuai dengan penjadualan masing-masing tim
e. Bahan : kasus klien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawab
f. Dilakukan di ruangan

4. Langkah- langkah
a. Persiapan :
 Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference
dan sudah disepakati oleh kedua tim
 Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadual
 Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang
sudah ditetapkan menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case
conference
b. Pelaksanaan :
 Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim
 Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan

67
 Ketua tim meminta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang
dihadapi
 Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case
conference secara khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan
 Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup
kegiatan
c. Dokumentasi
 Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conference
 Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case
conference

5. Bentuk evaluasi
a. Format case conference (lampiran 2)
b. Format penilaian kinerja case conference untuk ketua tim (lampiran 3)

E. Rapat Tim Kesehatan


1. Pengertian
Yang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim
kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus
pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial.

2. Tujuan/ kegunaan
a. Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah
yang ditemukan, khususnya masalah manajerial
b. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan
c. Mengurangi kesalahan informasi antar tim kesehatan
d. Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan

3. Syarat
a. Dipimpin oleh kepala ruangan
b. Peserta: karu, katim, profesi lain
c. Waktu : 60 menit
d. Dilaksanakan di ruangan
e. Dilakukan : setiap satu bulan sekali
f. Bahan : laporan bulan lalu atau kasus

4. Langkah-langkah
a. Persiapan
 Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan
disepakati oleh semua perawat dan tim kesehatan yang terlibat diruangan
 Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun bahan rapat yang
digunakan adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan
dibahas bisa permasalahan pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan
lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana yang terkait dengan pemberian
pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan. Bentuknya bisa
berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya.

68
b. Pelaksanaan
 Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
 Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan,
lamanya waktu rapat
 Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang
permasalahan yang dihadapi
 Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim
kesehatan lain yang hadir tentang masalah yang ada
 Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
 Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar dan
memutuskan tindakan bersama.
 Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
 Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan
yang akan dibahas
c. Dokumentasi
 Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan

5. Bentuk evaluasi
Format dokumentasi rapat tim kesehatan (lampiran 4)

F. Kolaborasi dengan Dokter


1. Visit
dokter
Pengertian
Yang dimaksud dengan visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab
melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan
menyampaikan informasi tentang pasien.

Tujuan/ kegunaan
a. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan

Syarat
a. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang
bertanggung jawab terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua tim
b. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visit
c. Tempat : di ruangan pasien

Langkah-langkah
a. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab
terhadap klien atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkan
b. Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah klien, tindakan
yang dilakukan dan hasilnya kepada dokter
c. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta
dokter memberikan masukan terhadap hasil pemeriksaan
d. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk klien

69
e. Ketua tim mencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan

Bentuk evaluasi
a. Format visit dokter (lampiran 5)
b. Format kinerja visit dokter untuk ketua tim (lampiran 6)

2. Konsultasi via Telepon


Konsultasi via telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui
telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat kondisi pasien
membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter
memberikan program terapi dokter berupa tindakan yang dilaksanakan oleh
perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan program
terapi tersebut.

Tujuan
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu
b. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasien
c. Melaksanakan pendelegasian via telepon

Syarat:
a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi
pasien membutuhkan tindakan dokter (pagi hari Katim, sore/malam
penanggung jawab tim)
b. Waktu: setiap saat diperlukan
c. Tempat: di ruang tempat pasien dirawat

Langkah-langkah:
a. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasien
b. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi tentang hasil observasi yang
didapatkan
c. Jika dokter memberikan program terapi via telepon, maka satu orang perawat
lain ikut mendengar instruksi sebagai saksi
d. Perawat menulis program terapi dokter pada rekam medik pasien
e. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waktu 24 jam

70
Lampiran 1

RAPAT KEPERAWATAN RUANG MPKP

Tanggal : .......................................
Ruangan : ........................................
Waktu : .......................................

Dihadiri oleh :
1...........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
5..........................................

Agenda rapat : Isi laporan bulan ...........................


1..........................................
2..........................................
3.........................................

Jabaran permasalahan :

Tindakan yang sudah dilakukan :

Evaluasi hasil :

Rencana tindak lanjut :

Notulen

(............................................)

71
Lampiran 2

CASE CONFERENCE (KONFERENSI KASUS) PERAWAT

Tanggal : .......................................
Ruangan : ........................................
Waktu : .......................................
Tim : .......................................
Pemimpin : ........................................

Topik : Isilah pada kotak nomor yang sedang dibahas


1. Kasus pasien baru
2. Kasus pasien yang tidak ada perkembangan
3. Kasus pasien pulang
4. Kasus pasien yang meninggal
5. Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan

Data yang ditemukan :

Tindakan yang telah dilakukan :

Evaluasi hasil dari tindakan yang dilakukan :

Rencana tindak lanjut :

Notulen

(.............................................)

Lampiran 3

72
PENILAIAN KINERJA CASE CONFERENCE (KETUA TIM)

Petunjuk :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan
nilai 4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Cukup

PENILAIAN
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
1. Kesiapan bahan yang akan disampaikan
2. Memberikan salam (pembukaan)
3. Menyampaikan kasus
4. Memberikan kesempatan pada perawat untuk
bertanya
5. Menjawab pertanyaan
6. Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan
7. Menyimpulkan hasil
8. Menyampaikan rencana tindak lanjut
9. Menutup kegiatan

Tanggal :
........................................................
Penilai :

(nama dan tanda tangan)

73
Lampiran 4

RAPAT TIM KESEHATAN JIWA


Tanggal : .......................................
Ruangan : ........................................
Waktu : .......................................

Dihadiri oleh :
1...........................................
2..........................................
3..........................................
4..........................................
5..........................................

Agenda rapat :
1..........................................
2..........................................
3.........................................

Permasalahan :

Tindakan yang dilakukan :


1. Perawat:

2. Dokter :

3. Psikolog :

4. Psikiater :

5. Lain-lain :

Evaluasi :

Rencana tindak lanjut :

74
Lampiran 5

VISIT DOKTER

Nama ruangan :
Nama dokter :
No. Nama pasien Yang dibicarakan dokter Tindakan dokter Hasil yang Rencana Paraf Tindakan perawat Hasil yang Rencana Paraf
kepada perawat dilakukan tindak lanjut dokter dilakukan tindak lanjut perawat
dokter dokter perawat perawat
1.

2.

3.

4.

75
Lampiran 6

PENILAIAN KINERJA VISIT DOKTER UNTUK KETUA TIM

Petunjuk :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan
nilai 4 = Baik sekali
3 = Baik
2 = Sedang
1 = Cukup

PENILAIAN
ASPEK YANG DINILAI 1 2 3 4
Persiapan
1. Menyiapkan data klien
2. Menyiapkan klien

Pelaksanaan
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan data yang didapatkan dari klien
3. Menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan
4. Menjelaskan hasil tindakan yang dilakukan
5. Mendengarkan dokter bicara dengan terapeutik
6. Meminta klarifikasi dari dokter
7. Mendampingi dokter dalam pemeriksaan
8. Menggunakan komunikasi secara terapeutik

Dokumentasi
1. Meminta dokter untuk mendokumentasikan dalam
Status klien
2. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan

Tanggal : ........................................................
Penilai :

(nama dan tanda tangan)

76

Anda mungkin juga menyukai