Disusun Oleh:
Kelompok 6
Firria Lusianawati B2018054
Fransisca Agata B2018057
Intan Kusuma B2018066
Maya Yuliana B2018081
Mirsa Karunia B2018086
Muhhamad Anggit B2018087
Mukti Susi Okviatri B2018088
Nori Lapitasari B2018097
B. Pilar MPKP
Pilar – pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas – aktivitas pelayanan
professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul – modul tersebut adalah:
1. Modul I : Management Approach
2. Modul II : Compensatory Reward
3. Modul III: Profesional Relationship
4. Modul IV : Patient Care Delivery
PILAR I
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain ( Gillies,1989 ).
Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Diruang MPKP pendekatan manajemen
diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari hal hal berikut :
1. Perencanaan ( planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan ( directing )
4. Pengendalian ( controlling )
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan
perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Rencana harian dibuat sebelum
operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.
Rencana Harian Kepala Ruangan
Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:
- Asuhan keperawatan,
- Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
- Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait.
Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama
empat jam dengan rincian sebagai berikut:
Berdasarlan rincian ini maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan MPKP untuk
pasien dibagi dalam tiga kategori:
1. Keperawatan total: 6 jam
( ……………………..)
a. Struktur Organisasi
b. Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo,
2000).
c. Daftar Dinas Ruangan
d. Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift.
e. Daftar Pasien
f. Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam
tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.
1) Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan :
Struktur Organisasi Ruangan MPKP
KEPALA
RUANGAN
TIM I TIM II
Perawat Perawat
8 – 10 Klien 8 – 10 Klien
2) Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore,
malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila karena
sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim.
i. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi
tanggung jawabnya.
d) Pengendalian
Mengevaluasi indikator mutu
Melakukan audit dokumentasi
Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
2) Compensatory reward
a) Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
b) Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
3) Professional relationship
a) Memimpin rapat keperawatan
b) Memimpin konferensi kasus
c) Melakukan rapat timkesehatan
d) Melakukan kolaborasi dengan dokter
4) Pasien care delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
konsep diri; harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku
kekerasan
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses
piker: waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan
diri
b. Ketua Tim
1) Management Approach
a) Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b) Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c) Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan
oleh Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
2) Compensatory Reward
a) Menilai kinerja perawat pelaksana
3) Professional Relationship
a) Melaksanakan konfrensi kasus
b) Melakukan kolaborasi dengan dokter
4) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep
diri harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku
kekerasan
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses
piker: waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan
diri
c. Perawat pelaksana
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)
2) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri
harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses pikir:
waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
3. Pengarahan/ Actuating
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan perencanaan dalam
bentuk tindakan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk
memaksimalkan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya ( Marquis &
Houston, 1998 ) berikut :
1. Menciptakan ikllim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstrasikan ketampilan komunikasi yang terebaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaboerasi
5. Melaksanakan system pendelegasian dan supervise
Komunikasi Efektif
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
Manajemen Konflik
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win
solution. Suatu upaya berkolaborasi. Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah
dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:
4. Pengendalian / Controling
Pada Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) Jiwa kegiatan pengendalian
diterapkan dalam bentuk kegiatan pengukuran:
1. Indikator mutu umum :
a. Penghitungan lama hari rawat ( BOR )
b. Penghitungan rata-rata lama di rawat ( ALOS )
c. Penghitungan lama tempat tidur tidak terisi ( TOI )
2. Indikator mutu rumah sakit jiwa:
a. Penghitungan kasus lari
b. Penghitungan pengekangan
c. Kasus cidera
d. Infeksi nosokomial : Scabies
3. Kondisi Pasien:
a. Audit dokumentasi asuhan keperawatan
b. Survey masalah baru
c. Kepuasan pasien dan keluarga
d. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga
4. Kondisi SDM
a. Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter
b. Penilaian kinerja perawat
PILAR II
Kompensasi dan Penghargaan di Ruang MPKP Jiwa
1. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP
a. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih,
disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut,
diharapkan minimal memilih MPKP level pemula.
b. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi
pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di
rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan.
c. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan
tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan.
d. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat primer (PP) sebagai
ketua tim, dan perawat pelaksana. Kriteria dari tiap tenaga perawat ditetapkan, dan secara
umum perawat berlatar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan.
Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah :
1. Kepala ruangan, kriterianya adalah :
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi boleh D
III Keperawatan
b. Pengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area
keperawatan jiwa minimal 2 tahun.
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)
Asuhan keperawatan jiwa
Standar asuhan keperawatan jiwa/audit keperawatan
Terapi modalitas keperawatan jiwa/Terapi Aktivitas Kelompok
Komunikasi keperawatan
Manajemen keperawatan
Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan)
e. Lulus test tulis
f. Lulus wawancara
g. Lulus test presentasi
2. Perawat primer, kriterianya adalah:
a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada pada masa
transisi boleh D III keperawatan (perawat primer pemula)
b. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan minimal 2
tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulan
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat)
Asuhan keperawatan jiwa
Standar asuhan keperawatan jiwa/ Audit keperawatan
Terapi modalitas keperawatan jiwa/ Terapi Aktivitas Kelompok
Komunikasi keperawatan
Manajemen keperawatan
e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara
3. Perawat pelaksana/asosiet, kriterianya dalah :
a. Pendidikan minimal D III Keperawatan
b. Pengalaman kerja di bagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa
e. Lulus test tulis
f. Lulus test wawancara
2. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP
Proses seleksi perawat di ruang MPKP:
1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi
syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat pelaksana/asosiet.
2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis
menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan
kepala ruangan.
3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara.
4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi
kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan.
3. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum
tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang, program mutu,
kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan,
dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung selama 3 hari, praktik lapangan
berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil praktik. Praktik kerja
(implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Karu dan katim membuat rencana
orientasi dengan menggunakan metoda on the job training untuk semua kegiatan MPKP.
PILAR III
Hubungan Profesional (Professional Relationship
Hubungan profesional ( profesional relationship ) dalam pemberian pelayanan keperawatan
merupakan standar hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan ( tim kesehatan ) dan
penerima pelayanan keperawatan ( pasien dan keluarga ) ( Cameron, 1997 dalam Elizabeth
& Kathleen, 2003, hlm. 29 ). Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara
Ketua Tim, antar perawat pelaksana, sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan
dan Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.
Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain.
1) Rapat Perawat Ruangan
Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk
menyampaikan informasi
2) Konferensi Kasus (Case conference) Keperawatan
Yang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan
keperawatan klien/ keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim.
3) Rapat Tim Kesehatan
Yang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim
kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKPKolaborasi dengan
Dokter.
a. Visit dokter
b. Konsultasi via Telepon
.
PILAR IV
Manajemen Asuhan Keperawatan (Patient Care Delivery)
Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan
menggunakan patient care delivery system di MPKP tertentu. Patient care delivery system yang
diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.:
1. Risiko perilaku kekerasan
2. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
3. Isolasi sosial
4. Gangguan proses pikir: waham
5. Risiko bunuh diri
6. Defisit perawatan diri
TAK merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk pasien gangguan jiwa.
Pelaksanan terapi ini merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Untuk ruang
MPKP pelaksanaan terapi ini merupakan tanggung jawab KATIM. Oleh karena itu, seorang
KATIM mempunya kemampuan untuk melakukan TAK secara tepat dan benar.