Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) DENGAN RETENSI URIN b.d


KETIDAKMAMPUAN KANDUNG KEMIH UNTUK BERKONTRAKSI
DENGAN ADEKUAT

Nama : Mukti Susi Okviatri


NIM : B2018088

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021
A. PENGERTIAN

Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya


mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-
Noc,2012)

Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada wanita. Di karenakan


uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah
melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah
kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu
berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan
mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan
kelamin memiliki akses ke kandung kemih (Sepalanita 2012). ISK
memunculkan gejala-gejala nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih,
Spasame pada area kandung kemih, hematuria, nyeri punggung dapat terjadi,
demam, menggigil, nyeri panggul dan pinggang, nyeri ketika berkemih,
malaise, mual dan muntah sehingga terjadi gangguan eliminasi urine
( Samirah,dkk, 2013)

B. ETIOLOGI

Menurut sumber Aru, dkk (2009) mengatakan etiologi dari infeksi


saluran kemih penyebab terseringnya adalah E.coli. Faktor terjadinya ISK
antara lain: usia, gender, prevalensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang
menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.

1. Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain :


a. EscherichiaColi : 90% penyebab ISK uncomplicated( simple )
b. Psedomonas, proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dan lain-lain
2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
a. Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan
kandung kemih yang kurang efektif.
b. Mobilitas menurun
c. Nutrisi yang sering kurang baik
d. Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral
e. Adanya hambatan pada aliran darah
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat berbagai jenis
orgnisme dapat menyebabkan ISK.
Escherichia coli (80% kasus) dan organism enterik garam-
negatif lainny merupakan organisme yang paling sering
menyebabkan ISK : kuman ini biasanya ditemukan di daerah anus
dan perineum. Organisme lain yag menyebabkan ISK antara lain
Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Staphylococcus aureus,
Haemophilus, dan Staphylococcus koagulse-negatif. Beberapa faktor
menyebabkan munculnya ISK di masa kanak-kanak

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi Klinis menurut Aulia, dkk (2014) yaitu :

1) Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):


a. Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih
b. Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis
c. Hematuria
d. Nyeri pada pinggang
e. Anyang-anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski
sudah dicoba untuk berkemih, namun tidak ada air kencing
yang keluar
f. Sering kencing, atau sering kesakitan ketika kencing, air
kencing bisa berwarna putih, coklat atau kemerahan, dan
baunya sangat menyengat
g. Warna air kencing kental/pekat seperti air teh, kadang
kemerahan bila ada darah
h. Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik
atau anoreksia
2) Tanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis)
a. Demam atau menggigil, yang dapat menandakan bahwa
infeksi sudah mencapai ginjal (diiringi rasa nyeri disis bawah
belakang rusuk, mual dan muntah)
b. Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan
tidak sembuh, dapat memicu terjadinya kanker pada kandung
kemih.
c. Nyeri panggul dan pinggang
d. Nyeri ketika berkemih
e. Malaise, pusing, mual muntah
Makanan Jaringan parut –
D. PATHWAYS terkontaminasi, total tersumbat
mikrooganisme

Akumulasi etiologi dan faktor


resiko infeksi mikrooganisme,
HCL (lambung)

Hidup Tidak

Berkembangbiak di Resiko infeksi Peningkatan tekanan


usus terutama pleg di Vesika Urinaria

Penebalan dinding
Kuman vesika urinaria
mengeluarkan

Penurunan
kontraksi otot
Bakteremia primer

Sulit berkemih
Tidak difagosit Difagosit RETENSI URIN

Bakteremia sekunder Mati

Hipotalamus
Ureter Reinteraksi
abdominal

Iritasi uretral Menekan termoregulator

Hipertermia
Oliguria
Cepat lelah

GANGGUAN
ELMINASI URIN
Intoleransi aktivitas

Peradangan
Depresi syaraf penifer
E. KOMPLIKASI
Peningkatan
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu :
frekuensi/dorongan Nyeri akut
kontraksi uretral
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara
akut dan kronik.

F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis menurut Rendy, dkk (2012)

a. Obat-obatan
1. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.
2. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti )
dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
4. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan
lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
b. Analgetik dan Anti spasmodik
1. Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
2. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
3. Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Menurut Rendy, dkk (2012) pengobatan infeksi saluran kemih


bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat, membebaskan saluran
kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi berulang, sehingga dapat
menurunkan angka kecacatan serta angka kematian. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan dengan perawatan dapat berupa :

a) Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari bila tidak ada kontra


indikasi.
b) Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan
lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
c) Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau
kombinasi penisilin dengan aminoglikosida.
d) Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin,nitrofurotoin atau
sefalosporin.
e) Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina
f) Perubahan pola hidup diantaranya :
1. Membersihkan perineum dari depan ke belakang
2. Pakaian dalam dari bahan katun
3. Menghindari kopi, alkohol

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang menurut Wong, (2008) yaitu:

1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang
pandang besar (LBP) sediment air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin
dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter
dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan
nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase
leukosit positif : maka pasien mengalami piuria.
b. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri
yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
c. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat
organime menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,
neisseria gonnorrhoeae, herpes simplek) .
d. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi
(IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan
untk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas
traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses,
hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya
infeksi yang resisten.

I. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI

1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan,
Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah
Sakit.
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak tadi sore. Kurang lebih 7 hari
sebelumnya pasien dipasang DC, dan baru dilepas tadi pagi di IGD.
3. Pengkajian Primer
a) AIRWAY
Pasien mengalami batuk
b) BREATHING
RR : 28x/menit, tidak ada nafas tambahan
c) CIRCULATION
Td : 110/90 mmHg
Bunyi jantung normal,
d) DISABILITY
Kesadaran Umum : Sadar
Kesadaran : Composmentis
e) EKSPOSURE / ENVIRONMENT / EVENT
f) Tidak ada cidera dileher maupun tulang belakang.
4. Pengkajian Sekunder
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Anamnesa Singkat (AMPLE : Allergi, Medikasi, Nyeri,
Terakhir Kali Makan, Event of Injury / Penyebab Injury)
Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun
makanan
Medikasi : tidak ada
Nyeri : nyeri pada abdomen karena tidak bisa BAK
Terakhir kali makan : terakir kali makan sore hari dengan porsi
setengah
Event of injury : tidak ada
b) Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : bentuk mesocepal
2) Mata : konjungtiva pucat
3) Thorax : suara paru ronchi, RR : 28x/menit, bunyi
jantung normal
4) Abdomen :
Inspeksi : abdomen tampak cembung, tidak ada jaringan
parut
Auskultasi : bising usus terdengar
Perkusi : pekak
Palpasi : perabaan terasa keras dibagian hipogastrik,
distensi vesika urinaria
5) Ekstremitas : oedem pada kaki kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Penunjang (radiologi, laboratorium, dll)
6. Terapi Medis (obat, cairan infus )
7. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA
a. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi dengan adekuat
b. Gangguan eliminasi b.d infeksi saluran kemih
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra
8. Intervensi
a. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi dengan adekuat
O: Kaji konsistensi urin
N: Posisikan pasien semi fowler
E: Anjurkan pasien untuk membatasi pergerakan
C: Kolaborasi dengan dokter pemasangan kateter
b. Gangguan eliminasi b.d infeksi saluran kemih
O: Observasi TTV
N: Pertahankan catatan intake dan output cairan
E: Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
C: Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV
c. nyeri b.d inflamasi infeksi uretra
O: Monitor tanda dan gejala ISK
N: Penuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
E: Berikan pengethuan pada pasien dan keluarga pasien
untuk mencatat output urin
C: Kolaborasi pemberian obat

J. DAFTAR PUSTAKA

1. Digiulio, dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah . Yogyakarta:


KDT.
2. Purnomo, (2011). Dasar-dasar urologi. Edisi Pertama. Jakarta:
CV.Sagung Seto.
3. M. Rendy Clevo, Margareth TH. (2012). Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Nuha Medika.
4. Aulia,dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid 1,
Internal Publishing. Jakarta.
5. Wong, L. D. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi. 6.
Jakarta: EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. B DENGAN RETENSI URIN


DI SURAKARTA
Nama : Mukti Susi Okviatri
NIM : B2018088

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GADAR

Nama : Tn. B KELUHAN UTAMA : PAIN: Ya □ No TRIAGE Alloanamnesa 


Umur : 21 tahun Nyeri saat berkemih QUALITY □ Tumpul □ Tajam □ □□□□ Autoanamnesa □
Tgl Pengkajian : 16 februari 2021 Terbakar Hijau
Jam: 07:00 REGION : dibagian perut bawah
Dx Medis: Retensi urin SKALA (0-10): 7
TIME : □ Continuous Intermittent
INNITIAL ASSESMENT ( PRIMARY SURVEY)
AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY EXPOSURE
Bicara:  Spontan jelas □ Vokalisasi Sesak : □ Ya No Nadi : Teraba □ Tak Respon : A □V □P □U Hipotermia □ Ya □ No
tidak jelas Cuping Hidung □ Ya  No Teraba Kesadaran Deformitas □ Ya □ No
Batuk :□ Efektif □ Tidak Efektif □ Pursed Lip : □ Ya No Irama : □ Reguler □ CM □Somnolen □ Delirium Hematoma □ Ya □ No
Suction Pola Nafas :  Teratur □ Tidak Irreguler □ Sopor □ Soporus koma □ Penetrasi □ Ya □ No
Obstruksi : □ Lidah □ Cairan/ Irama :  Normal □ Cepat □ Denyut :□ Kuat Lemah Koma Laserasi □ Ya □ No
Muntahan/Darah Dalam Akral : Hangat □ Dingin Pupil :  Isokor □ Anisokor Contusio □ Ya □ No
□ Benda Asing □ Lain2 Retraksi dada : □ Ya □ No Warna kulit :□ Normal  Reflek Cahaya : .... │..... Abrasi □ Ya □
Suara Nafas : □ Snoring □ Stridor □ Sianosis :□ Ya  No Pucat □ Jaundice □ GCS : E4 V 5 M 6 No
Gurgling Bunyi Nafas tambahan :□ Ya Sianosis DS ............................................ Edema □ Ya □
Artifisial Airway : □ OPA □ ETT □ No Edema : □ < 1 cm □ > 1 cm No
Lain2 Penggunaan otot bantu Nafas □ CRT :  < 3 dtk □ > 3 dtk Nyeri Ya □
Ya No DS :...................................... No
DS :.................................................... DS :........................................... ................ DS :...............................
.................. ............... ..
RR : 28x/m HR : 108x/m
TD :100/90mmHg
Dx : Dx Dx : Dx Dx

SECONDARY SURVEY
SIGN SYMPTOM ALLERGY & PAST ILLNESS LAST MEAL EVENT
kesadaran compomentis MEDICATION
TD: 90/60mmHg
Pasien tidak memiliki riwayat Pasien mengkonsumsi Dalam sehari klien hanya
HR: 125x/menit
minum 2 gelas, 1 gelas =
RR: 28x/menit Pasien tidak memiliki riwayat penyakit makanan jung food
200cc, intake, output,BC
S : 380C
alergi dan obat +/-
Dalam sehari klien hanya minum 2
Tn.B mengatakan
gelas, 1 gelas = 200cc, intake,
frekuensi berkemih
output,BC +/-
adalah 250 cc. Warna
urine Tn. B keruh.
Adanya hematuria, selain
itu diawal berkemih ada
cairan eksudat yang
purulen dan terasa gatal.
Tn.B merasakan nyeri
saat berkemih.
Kebutuhan pemenuhan
eliminasi urine Tn.B
dibantu oleh keluarganya.

HEAD TO TOE
KEPALA LEHER PULMO COR GI&GU GENITALIA,
I : tidak ada pembesaran tyroid I : bentuk dada simetris I : tampak normal I : terjadi oliguria sedikit EKSTRIMITAS,
P : tidak ada pembengkakan P : tidak ada benjolan P : tidak ada perubahan bentuk saat berkemih <400cc/hari KULIT
P : suara sonor P: normal A : bising usus normal
A : tidak ada wheezing A : suara mur-mur P : ada nyeritekan Terasa nyeri saat
berkemih
dibagian abdomen
Bagian ekstrimitas tidak
P : terdapat nyeri tekan ada gangguan atau
keluhan
dibagian abdomen bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG
Tidak ada Tidak ada HB: 9 USG tampak
massa di pole
Eritrosit : 3,68L
bawah vesica
Hematokrit : 25,9 L urinaria
TERAPI

Katerisasi kandung kemih

Mukti Susi Okviatri


ANALISA DATA

NO TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI


1 16 februari DS :
2021 Pasien mengatakan sering Retensi urin Ketidakmampuan
07.00 brekemih, saat berkemih kandung kemih
terasa panas pada penis untuk
berkontraksi
DO : dengan adekuat
- Pasien tampak lemah
- frekuensi berkemih Tn.B
adalah 250 cc
- Warna urin keruh
- Tampak terpasang infus
RL
- terpasang kateter

2. DS:
-Pasien mengatakan Nyeri akut
kandung kemih terasa Agen cidera
penuh. biologis
- Pasien mengatakan nyeri
saat berkemih

DO:
- distensi kandung kemih
- frekuensi berkemih
250cc
- warna urin keruh
- bau menyengat
- Terpasang kateter

3. DS: Hipertermi Peningkatan laju


Pasien mengatakan metabolisme
badannya panas
DO:
- TD : 90/70 mmHg
- Nadi:88x/menit
-Suhu : 37,6 0C
- RR:20x/menit
- Klien terpasang kateter
(+)
- Kateter (+)
- Urine ± 250 cc

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS DIAGNOSA


No. Diagnosa Keperawatan
1. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan
adekuat
2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
3. Hipertemi b.d peningkatan laju metabolisme

RENCANA KEPERAWATAN
NO TGL DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL T
/JAM KRITERIA HASIL N
1. 16 Retensi urin b.d O: Identifikasi - Untuk
ketidakmampua retensi urin
februari Setelah dilakukan mengetahui
n kandung
perawatan selama
2021 kemih untuk N : Pertahankan penyebab M
1x7jam diharapkan
berkontraksi catatan intake
Jam mampu: retensi urin
dengan adekuat dan ouput akurat
07.00 - Agar intake
-Distensi kandung
E: Berikan
kemih berkurang output cairan
dorongan pasien
pemberian intake normal
- Karakter urin
oral
membaik - Agar pasien
- Karakter urin normal
mau makan dan
C:
minum
Kolaborasikan
pemberian cairan -Untuk
IV
memperbaiki
cairan pasien
Nyeri b.d agen Setelah dilakukan
perawatan selama
2. cidera fisiologis O: Kaji nyeri - Untuk M
1x7jam diharapkan
mampu: N : Melakukan mengetahui
manajemen nyeri tingkat nyeri
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang E : Berikan
informasi - Untuk
- Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab tentang nyeri mengontrol rasa
nyeri, mampu
seperti penyebab nyeri
menggunakan tehnik
nonfarmakologi nyeri, berapa
untuk mengurangi
lama nyeri akan -Untuk
nyeri)
berkurang dan menambah
antisipasi pengetahuan
ketidaknyamana tentang
n dari prosedur penyebab nyeri

C: kolaborasi - Untuk
dengan dokter membantu
pemberian obat menyembuhkan
analgesik nyeri pasien

3. Hipertemi b.d Setelah dilakukan O: Monitor suhu M


perawatan selama
peningkatan laju tubuh - Untuk
1x7jam diharapkan
metabolisme mampu: N: Berikan mengetahui
cairan oral suhu tubuh
-Suhu tubuh dalam
rentang normal. E: Anjurkan dalm batas
tirah baring normal
-Nadi dan RR dalam
rentang normal. C: kolaborasi - Untuk
pemberian cairan memperbaiki
- Tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak dan elektrolit cairan tubuh
ada pusing, merasa
intraveena, jika pasien
nyaman
perlu - Untuk
membantu
mempercepat
penyembuhan
pasien
IMPLEMENTASI
NO TGL/JAM NO. DX IMPLEMENTASI RESPON TTD/NAMA
Senin/ 8 I,II - Memantau TD, suhu, S: Pasien Mukti
februari 2021 RR, nadi mengatakan kanduh
1. Jam 07.00 - mengajarkan teknik kemih terasa penuh
nonfarmakologi untuk O:
mengurangi rasa nyeri - Pasien terlihat
- memasang kateter melakukan teknik
nonfarmakologi
yang diajarkan
- TD : 90/70 mmHg
- Nadi:88x/menit
-Suhu : 37,6 0C
- RR:20x/menit

I,II,III - Memberikan cairan oral S: Pasien mengeluh Mukti


Jam 09.00 - Menganjurkan tirah nyeri saat berkemih
baring
- Identifikasi penyebab O:
hipertermi - Nyeri tekan saat
- memasang kateter dan papasi vesika
mengganti urin bag urinaria
- Pasien tampak
menahan rasa nyeri

Mukti
Jam 10.30 I,II,III - Monitor suhu S:
- Berkolaborasi untuk - Pasien mengatakan
melakukan pemberian badannya panas
analgetik
O: Pasien tampak
gelisah
- Pasien bersikap
protektif
- Pasien tampak
meringis
Jam 12.15 I,II,III - Melakukan monitor S: Mukti
distensi kandung kemih - Pasien mengatakan
dengan palpasi nyeri dibagian perut
- Melakukan identifikasi bawah
skala nyeri O:
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- skala nyeri 6
I,II,III - Monitor TTV S: Mukti
Jam 14:00 - Memonitor intake dan - Pasien mengatakan
output cairan masih nyeri pada
bagian bawah
perutnya
O:
- Pasien terlihat
melakukan teknik
nonfarmakologi yang
diajarkan
- TD : 100/80mmhg
- Nadi : 96x/menit
- Suhu : 36,5 oC
- RR : 21 x/menit

EVALUASI FORMATIF
NO TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI TTD/NAMA
1. Selasa/ 16 Retensi urin b.d S: Mukti
februari ketidakmampuan - Pasien mengatakan
2021 kandung kemih kandung kemih terasa
Jam 14:00 untuk berkontraksi penuh
dengan adekuat - Pasien mengeluh nyeri
saat berkemih

O:
- Pasien tampak
meringis
- Tampak terpasang
infus RL di tangan
sebelah kiri
- Nyeri tekan saat
palpasi vesika urinaria
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor intake dan
output cairan Monitor
distensi kandung kemih
dengan cara palpasi
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
2. Nyeri akut b.d agen S: Mukti
cidera biologis - Pasien mengatakan
nyeri saat buang air
kecil
O:
- Pasien tampak
menahan nyeri
-Skala nyeri 6
- TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
RR : 20x/menit
- haluaran urin 250cc

A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi skala nyeri
-Berikan teknik
nonfarmakologi umtuk
mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian
analgetik

3. Hipertemi b.d S: Mukti


peningkatan laju - Pasien mengatakan
metabolisme badannya terasa
meriang dan panas
dingin

O:
- Pasien tampak gelisah
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

EVALUASI SUMATIF

NO TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI TTD/NAMA


1. Selasa/ 16 S: Mukti
februari Retensi urin b.d - Pasien mengatakan
2021 ketidakmampuan kandung kemih terasa
Jam 14:00 kandung kemih penuh
untuk berkontraksi - Pasien mengeluh nyeri
dengan adekuat saat berkemih

O:
- Pasien tampak
meringis
- Tampak terpasang
infus RL di tangan
sebelah kiri
- Nyeri tekan saat
palpasi vesika urinaria
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor intake dan
output cairan Monitor
distensi kandung kemih
dengan cara palpasi
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
2. Nyeri akut b.d agen S: Mukti
cidera biologis - Pasien mengatakan
nyeri saat buang air
kecil
O:
- Pasien tampak
menahan nyeri
-Skala nyeri 6
- TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
RR : 20x/menit

A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi skala nyeri
-Berikan teknik
nonfarmakologi umtuk
mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian
analgetik
3. Hipertemi b.d S: Mukti
peningkatan laju - Pasien mengatakan
metabolisme badannya terasa
meriang dan panas
dingin

O:
- Pasien tampak gelisah
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai

  • LK Isk
    LK Isk
    Dokumen14 halaman
    LK Isk
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • ASKEP Rvsi
    ASKEP Rvsi
    Dokumen23 halaman
    ASKEP Rvsi
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Askep KAD
    Askep KAD
    Dokumen13 halaman
    Askep KAD
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Makalah Overdosis
    Makalah Overdosis
    Dokumen12 halaman
    Makalah Overdosis
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • MPKP
    MPKP
    Dokumen20 halaman
    MPKP
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Soal Glaukoma
    Soal Glaukoma
    Dokumen11 halaman
    Soal Glaukoma
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Pathway Hidrosefalus
    Pathway Hidrosefalus
    Dokumen1 halaman
    Pathway Hidrosefalus
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Terapi Main Bola
    Terapi Main Bola
    Dokumen16 halaman
    Terapi Main Bola
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat
  • Askep Anak Hidrosepalus
    Askep Anak Hidrosepalus
    Dokumen21 halaman
    Askep Anak Hidrosepalus
    mukti susi okviatri
    Belum ada peringkat