B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
Hidup Tidak
Penebalan dinding
Kuman vesika urinaria
mengeluarkan
Penurunan
kontraksi otot
Bakteremia primer
Sulit berkemih
Tidak difagosit Difagosit RETENSI URIN
Hipotalamus
Ureter Reinteraksi
abdominal
Hipertermia
Oliguria
Cepat lelah
GANGGUAN
ELMINASI URIN
Intoleransi aktivitas
Peradangan
Depresi syaraf penifer
E. KOMPLIKASI
Peningkatan
Menurut Purnomo (2011), adapun komplikasi yang ditimbulkan yaitu :
frekuensi/dorongan Nyeri akut
kontraksi uretral
1. Pyelonefritis
Infeksi yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau tidak
diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik secara
akut dan kronik.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Obat-obatan
1. Anti biotik : Untuk menghilangkan bakteri.
2. Anti biotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
3. Anti biotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti )
dalam jangka waktu 3 – 4 minggu
4. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan
lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
b. Analgetik dan Anti spasmodik
1. Untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh penderita
2. Obat golongan Venozopyridine : Pyridium.
3. Untuk meredakan gejala iritasi pada saluran kemih
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang
pandang besar (LBP) sediment air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin
dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter
dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan
nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase
leukosit positif : maka pasien mengalami piuria.
b. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri
yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
c. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat
organime menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis,
neisseria gonnorrhoeae, herpes simplek) .
d. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi
(IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan
untk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas
traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses,
hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram IV atau
evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya
infeksi yang resisten.
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan,
Pendidikan, Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah
Sakit.
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tidak bisa BAK sejak tadi sore. Kurang lebih 7 hari
sebelumnya pasien dipasang DC, dan baru dilepas tadi pagi di IGD.
3. Pengkajian Primer
a) AIRWAY
Pasien mengalami batuk
b) BREATHING
RR : 28x/menit, tidak ada nafas tambahan
c) CIRCULATION
Td : 110/90 mmHg
Bunyi jantung normal,
d) DISABILITY
Kesadaran Umum : Sadar
Kesadaran : Composmentis
e) EKSPOSURE / ENVIRONMENT / EVENT
f) Tidak ada cidera dileher maupun tulang belakang.
4. Pengkajian Sekunder
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Anamnesa Singkat (AMPLE : Allergi, Medikasi, Nyeri,
Terakhir Kali Makan, Event of Injury / Penyebab Injury)
Alergi : pasien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun
makanan
Medikasi : tidak ada
Nyeri : nyeri pada abdomen karena tidak bisa BAK
Terakhir kali makan : terakir kali makan sore hari dengan porsi
setengah
Event of injury : tidak ada
b) Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : bentuk mesocepal
2) Mata : konjungtiva pucat
3) Thorax : suara paru ronchi, RR : 28x/menit, bunyi
jantung normal
4) Abdomen :
Inspeksi : abdomen tampak cembung, tidak ada jaringan
parut
Auskultasi : bising usus terdengar
Perkusi : pekak
Palpasi : perabaan terasa keras dibagian hipogastrik,
distensi vesika urinaria
5) Ekstremitas : oedem pada kaki kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Penunjang (radiologi, laboratorium, dll)
6. Terapi Medis (obat, cairan infus )
7. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA
a. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi dengan adekuat
b. Gangguan eliminasi b.d infeksi saluran kemih
c. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra
8. Intervensi
a. Retensi urin b.d ketidakmampuan kandung kemih untuk
berkontraksi dengan adekuat
O: Kaji konsistensi urin
N: Posisikan pasien semi fowler
E: Anjurkan pasien untuk membatasi pergerakan
C: Kolaborasi dengan dokter pemasangan kateter
b. Gangguan eliminasi b.d infeksi saluran kemih
O: Observasi TTV
N: Pertahankan catatan intake dan output cairan
E: Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
C: Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV
c. nyeri b.d inflamasi infeksi uretra
O: Monitor tanda dan gejala ISK
N: Penuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
E: Berikan pengethuan pada pasien dan keluarga pasien
untuk mencatat output urin
C: Kolaborasi pemberian obat
J. DAFTAR PUSTAKA
SECONDARY SURVEY
SIGN SYMPTOM ALLERGY & PAST ILLNESS LAST MEAL EVENT
kesadaran compomentis MEDICATION
TD: 90/60mmHg
Pasien tidak memiliki riwayat Pasien mengkonsumsi Dalam sehari klien hanya
HR: 125x/menit
minum 2 gelas, 1 gelas =
RR: 28x/menit Pasien tidak memiliki riwayat penyakit makanan jung food
200cc, intake, output,BC
S : 380C
alergi dan obat +/-
Dalam sehari klien hanya minum 2
Tn.B mengatakan
gelas, 1 gelas = 200cc, intake,
frekuensi berkemih
output,BC +/-
adalah 250 cc. Warna
urine Tn. B keruh.
Adanya hematuria, selain
itu diawal berkemih ada
cairan eksudat yang
purulen dan terasa gatal.
Tn.B merasakan nyeri
saat berkemih.
Kebutuhan pemenuhan
eliminasi urine Tn.B
dibantu oleh keluarganya.
HEAD TO TOE
KEPALA LEHER PULMO COR GI&GU GENITALIA,
I : tidak ada pembesaran tyroid I : bentuk dada simetris I : tampak normal I : terjadi oliguria sedikit EKSTRIMITAS,
P : tidak ada pembengkakan P : tidak ada benjolan P : tidak ada perubahan bentuk saat berkemih <400cc/hari KULIT
P : suara sonor P: normal A : bising usus normal
A : tidak ada wheezing A : suara mur-mur P : ada nyeritekan Terasa nyeri saat
berkemih
dibagian abdomen
Bagian ekstrimitas tidak
P : terdapat nyeri tekan ada gangguan atau
keluhan
dibagian abdomen bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG
Tidak ada Tidak ada HB: 9 USG tampak
massa di pole
Eritrosit : 3,68L
bawah vesica
Hematokrit : 25,9 L urinaria
TERAPI
2. DS:
-Pasien mengatakan Nyeri akut
kandung kemih terasa Agen cidera
penuh. biologis
- Pasien mengatakan nyeri
saat berkemih
DO:
- distensi kandung kemih
- frekuensi berkemih
250cc
- warna urin keruh
- bau menyengat
- Terpasang kateter
RENCANA KEPERAWATAN
NO TGL DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL T
/JAM KRITERIA HASIL N
1. 16 Retensi urin b.d O: Identifikasi - Untuk
ketidakmampua retensi urin
februari Setelah dilakukan mengetahui
n kandung
perawatan selama
2021 kemih untuk N : Pertahankan penyebab M
1x7jam diharapkan
berkontraksi catatan intake
Jam mampu: retensi urin
dengan adekuat dan ouput akurat
07.00 - Agar intake
-Distensi kandung
E: Berikan
kemih berkurang output cairan
dorongan pasien
pemberian intake normal
- Karakter urin
oral
membaik - Agar pasien
- Karakter urin normal
mau makan dan
C:
minum
Kolaborasikan
pemberian cairan -Untuk
IV
memperbaiki
cairan pasien
Nyeri b.d agen Setelah dilakukan
perawatan selama
2. cidera fisiologis O: Kaji nyeri - Untuk M
1x7jam diharapkan
mampu: N : Melakukan mengetahui
manajemen nyeri tingkat nyeri
- Melaporkan bahwa
nyeri berkurang E : Berikan
informasi - Untuk
- Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab tentang nyeri mengontrol rasa
nyeri, mampu
seperti penyebab nyeri
menggunakan tehnik
nonfarmakologi nyeri, berapa
untuk mengurangi
lama nyeri akan -Untuk
nyeri)
berkurang dan menambah
antisipasi pengetahuan
ketidaknyamana tentang
n dari prosedur penyebab nyeri
C: kolaborasi - Untuk
dengan dokter membantu
pemberian obat menyembuhkan
analgesik nyeri pasien
Mukti
Jam 10.30 I,II,III - Monitor suhu S:
- Berkolaborasi untuk - Pasien mengatakan
melakukan pemberian badannya panas
analgetik
O: Pasien tampak
gelisah
- Pasien bersikap
protektif
- Pasien tampak
meringis
Jam 12.15 I,II,III - Melakukan monitor S: Mukti
distensi kandung kemih - Pasien mengatakan
dengan palpasi nyeri dibagian perut
- Melakukan identifikasi bawah
skala nyeri O:
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- skala nyeri 6
I,II,III - Monitor TTV S: Mukti
Jam 14:00 - Memonitor intake dan - Pasien mengatakan
output cairan masih nyeri pada
bagian bawah
perutnya
O:
- Pasien terlihat
melakukan teknik
nonfarmakologi yang
diajarkan
- TD : 100/80mmhg
- Nadi : 96x/menit
- Suhu : 36,5 oC
- RR : 21 x/menit
EVALUASI FORMATIF
NO TGL/JAM DIAGNOSA EVALUASI TTD/NAMA
1. Selasa/ 16 Retensi urin b.d S: Mukti
februari ketidakmampuan - Pasien mengatakan
2021 kandung kemih kandung kemih terasa
Jam 14:00 untuk berkontraksi penuh
dengan adekuat - Pasien mengeluh nyeri
saat berkemih
O:
- Pasien tampak
meringis
- Tampak terpasang
infus RL di tangan
sebelah kiri
- Nyeri tekan saat
palpasi vesika urinaria
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor intake dan
output cairan Monitor
distensi kandung kemih
dengan cara palpasi
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
2. Nyeri akut b.d agen S: Mukti
cidera biologis - Pasien mengatakan
nyeri saat buang air
kecil
O:
- Pasien tampak
menahan nyeri
-Skala nyeri 6
- TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
RR : 20x/menit
- haluaran urin 250cc
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi skala nyeri
-Berikan teknik
nonfarmakologi umtuk
mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian
analgetik
O:
- Pasien tampak gelisah
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
EVALUASI SUMATIF
O:
- Pasien tampak
meringis
- Tampak terpasang
infus RL di tangan
sebelah kiri
- Nyeri tekan saat
palpasi vesika urinaria
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Monitor intake dan
output cairan Monitor
distensi kandung kemih
dengan cara palpasi
- Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
2. Nyeri akut b.d agen S: Mukti
cidera biologis - Pasien mengatakan
nyeri saat buang air
kecil
O:
- Pasien tampak
menahan nyeri
-Skala nyeri 6
- TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
RR : 20x/menit
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
-Identifikasi skala nyeri
-Berikan teknik
nonfarmakologi umtuk
mengurangi rasa nyeri
-Kolaborasi pemberian
analgetik
3. Hipertemi b.d S: Mukti
peningkatan laju - Pasien mengatakan
metabolisme badannya terasa
meriang dan panas
dingin
O:
- Pasien tampak gelisah
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 69x/menit
Suhu : 37,6 0 C
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan