Tabel 1
Rencana Harian Ketua Tim
Nama Perawat : Ruangan: Tanggal:
Nama pasien :
1. ________________ 4. ______________
2. ________________ 5. ______________
3. ________________ 6. ______________
Tabel 2
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama perawat : Ruangan : Tanggal:
Nama pasien :
1. _____________ 4. ___________________
2. _____________ 5. ___________________
3. _____________ 6. ___________________
Tabel 3
Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat
No Nama Bulan :
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 Jml %
1 Ali Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100
2 Adi - Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö 9 90
3 Ani Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100
4 Ami 0 Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 100
5 Aki - Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 90
6 Bona 0 Ö Ö Ö - Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 88,9
7 Buni Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100
8 Buri Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100
RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP
Bulan : ______________________
( ……………………..)
Tabel 5
Rencana Bulanan Ketua Tim
Bulan : ______________________
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Mingg
u
1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
Ruangan PA PA PA PA Conf
Penkes
Klg
8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien PA PA PA PA Conf
Penkes
Klg
15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
pasien PA PA PA PA Conf
Penkes
Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case
jadwal PA PA PA PA Conf
dinas Tim Penkes
Klg
29 30 31
Menyusun Koordinas Menyusun
Laporan i dg Katim Laporan
Tim menyusun Bulanan
Lap Bln
Ketua Tim Kepala Ruangan
( ……………………..) ( ………………………)
No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Karu P P P P P P L P
Tim I
2 Katim P P P P P P L P
3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S
5 PA. C S L S S S S S L
6 PA .D S* S* L M* M* M* M
7 PA. E S*
P S L S S S S S*
Tim II
8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P
10 PA G M* M* M* M* - L P P
11 PA H P P P P P L S S
13 PA I P P P L S* S* S* S
14 PA.J S S S L M M M M*
å Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6
å Sore 4 3 4 3 3 5 4 4
å Malam 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * :Penanggung jawab
Tabel 8
Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP
3. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap
Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab
secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak
perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar
pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang
holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan
keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar
pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya
dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada
Tabel 12
Tabel 9
Daftar Pasien Ruangan MPKP
No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua Tim
berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas
sore. Contoh di atas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono
merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat
asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie
Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
Tabel 10
Evaluasi Daftar Pasien MPKP
Keterangan :
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
Tabel 11
Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi
No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai
kesempatan untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai
dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total
Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56
4. Manajemen Waktu
a. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan
manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
1. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
2. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas
sebelum memulai tugas yang lain
3. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
b. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja
harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara
berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian
dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan.
c. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu
Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul I-A)
5. Pendelegasian
a. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:
1. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
2. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
3. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
4. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya.
5. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
6. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah
tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
7. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
8. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan
b. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala
Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian
dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas
ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu
pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai
konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan
tugas sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shiff
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan
hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur
pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau
Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya
sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim
untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu
Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan
personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau
Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
c. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
1. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian
tugas
2. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten
dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
3. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai
tertulis
4. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas
dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
5. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah
dilaksanakan dan hasilnya.
Tabel 12
Surat Pendelegasian Tugas
( ………………………….) ( ……………………)
d. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel 16)
yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang
memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam
menjalankan tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor
Total skor
Nilai = ---------------------- X 100
24
6. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh
atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi
diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak
menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih
kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian
atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih
belum dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar
dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
b. Penerapan Supervisi di MPKP
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan
pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah
ditetapkan.Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam
manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme
yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai
berikut:
1. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap
Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
2. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat
Pelaksana
3. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-
masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah
kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim
disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan
asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf
maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang
sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal
supervisidapat dilihat pada Tabel 17
Tabel 14
JADWAL SUPERVISI RUANG ………………
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun
staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi
kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan
materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi
yang telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total
Total
Nilai aktivitas supervisi: ---------------------- X 100
40
7. Komunikasi Efektif
a. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang
kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan
saran yang terjadi antara dua manusia atau lebih yang bekerja bersama.
b. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
1. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam.
Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin
oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin
oleh penanggung jawab shift sore.
2. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau
Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari Katim atau PJ tim.
3. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
Tabel 16
Pedoman Operan antar Shift
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang
sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman
Tabel 17
Pedoman Pre Conference
Tabel 18
Pedoman Post conference
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum
mulai dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total
Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi: ---------------- X 100
12
8. Manajemen Konflik
a. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang
lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar
belakang yang berbeda konflik mudah terjadi.Demikian juga di Ruang MPKP konflik
pun bisa terjadi.Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan
upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang
MPKP.
Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomodasi
e. Berkompromi
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang
atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa
mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat
apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama
pada pihak yang merasa dikalahkan.Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari
metode penyelesaian konflik jenis ini.
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang
sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang
terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan.Situasi yang
diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara
penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri
atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini
tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak
diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.Untuk itu tidak
dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu
upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya
juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa
menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah
pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini
adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan
kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
b. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win
solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf
menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan
penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi:
1. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi
pada pihak yang berkonflik
2. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
4. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
5. Menerapkan solusi pilihan
6. Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi
Perawatan atau Konsultan.
c. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan
MPKP.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel 23.
Tabel 20
Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom
sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan
Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total
Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24
B. Komponen-Komponen MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai
berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan
3. Proses Keperawatan
4. Dokumentasi Keperawatan
DAFTAR RUJUKAN BELAJAR MAHASISWA
Komponen Nilai
Evaluasi Diri Nilai
1. Melakukan survey harian (tingkat ketergantungan,
keluhan pasien satu hari, ketersediaan logistik, audit
dokumentasi keperawatan)
2. Membagi staf menurut metode yan kep yang ditetapkan
3. Membagi pasien sesuai kemampuan dan beban kerja
4. Memimpin pertemuan pagi dan mengarahkan tugas
sebelum semua staf melaksanakan tugas
5. Memfasilitasi kelancaran kerja staf
6. Melakukan delegasi
7. Memberi reward dan punishment pada staf
8. Melakukan supervisi
9. Menilai kinerja staf
10. Berperan sebagai konsultan keperawatan di ruangan
Total nilai :
Ket .penilaian: 4: sangat baik; 3: baik; 2: kurang baik; 0: tidak dilakukan
Jakarta,, ………….
Pembimbing,
( ..........................................)
B. FORM PENILAIAN KINERJA KETUA TIM
Komponen Nilai
Evaluasi Diri Nilai
1. Survey awal (evaluasi SOAP asuhan keperawatan)
2. Melakukan pengkajian ulang kondisi pasien
3. Menerima dan melakukan operan tugas
4. Membagi tugas kepada anggota sesuai kemampuan
dan beban kerja
5. Menyusun rencana perawatan berdasarkan
kemampuan perawat pelaksana dan ketergantungan
pasien
6. Memberikan asuhan keperawatan
7. Melakukan dsupervisi tindakan perawat pelaksana
8. Memberi reward dan punishment pada perawat
pelaksana
9. Memonitor dan mengevaluasi kinerja perawat
pelaksana
10. Memimpin pre dan post conference
Total nilai:
Ket: 4: sangat baik; 3: baik; 2: kurang baik; 0: tidak dilakukan
Jakarta,, ………….
Pembimbing,
( ..........................................)
C. LAPORAN KINERJA KEPALA RUANG/KETUA TIM (LOGBOOK)
Komponen Nilai
1 2 3
1. Penguasaan konsep manajemen
2. Kemampuan mengaplikasikan konsep
3. Analisa/berpikir kritis
4. Sistematika laporan
5. Keaslian laporan
Total nilai:
Ket: 3: sangat baik; 2: baik; 1: kurang baik
Jakarta,, ………….
Pembimbing,
( ..........................................)
E. CEK LIST PENILAIAN KEPEMIMPINAN OLEH DIRI SENDIRI
Menunjukkan Keberanian
tindakan tepat
Penguatan tim
Memperjuangkan Perubahan
Membangun Hubungan
Cara penilaian: (beri skor pada setiap jawaban pernyataan dengan ketentuan sebagai
berikut:)
Nilai:
'117
Kategori:Jakarta,……………………
Mahasiswa,
.............................................
Tanggal : …………………………………
Kelompok : …………………………………
Presenter :…………………………………
Petunjuk :
Jakarta, 2018
Pembimbing,
(……………………....)
Lampiran 3 Presensi Mahasiswa Praktik
PRESENSI MAHASISWA PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
Stase :……………………………
Ruangan :…………………………....
Paraf
Datang Pulang
Hari/Tgl Pemb.Klinik Ket
Jam Paraf Jam Paraf
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jakarta,
( )
Lampiran 4
Jadwal Bimbingan Mahasiswa
JADWAL BIMBINGAN MAHASISWA
1 Senin
2 Selasa
3 Rabu
4 Kamis
5 Jumat
6 Sabtu
Ket:
Bimbingan
Tidak bimbingan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II. HASIL KAJIAN SITUASI DAN TINJAUAN TEORITIS
A. Input
1. Profil ruangan
2. Denah ruangan
3. Struktur organisasi ruangan
4. Ketenagaan ruangan
5. Fasilitas ruangan
B. Proses
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengendalian
C. Output
1. Indikator mutu umum RS (BOR, LOS, TOI, BTO)
2. Audit dokumentasi (instrumen A depkes)
3. Indikator penyakit (ILO, dekubitus, pasien jatuh)
4. Indikator pelayanan (kepuasan pasien/perawat)
BAB III. PERMASALAHAN DAN RENCANA KEGIATAN
A. Analisis data
B. Perumusan masalah
C. Perumusan alternatif penyelesaian masalah
D. Plan of Action (POA)
BAB IV. PELAKSANAAN DAN EVALUASI
A. Kesenjangan teori
B. Analisis (pembahasan)
C. Penyelesaian masalah
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan (menjawab tujuan: diuraikan secara singkat kesimpulan terhadap
pencapaian indikator-indikator yang ditentukan
B. Saran (menjawab manfaat: rencana tindak lanjut aplikatif pada pihak yang
terkait: manajerial dan fungsional
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(berisi laporan-laporan kegiatan, foto kegiatan, daftar hadir, kuesioner/cek list
observasi/pedoman wawancara pengkajian dll)
Format Timbang Terima
Hari/ Nama No RM/ Data Fokus Dx Intervensi yang Intervensi Evaluasi Hal-hal yang perlu
Tanggal Pasien Usia Keperawatan sudah dilakukan yang belum diperhatikan
dilakukan (Laboratorium, obat,
advice medis)
Pembimbing Klinik
( )
(CONTOH KASUS)
1. Permasalahan
a. Pendokumentasian keperawatan belum optimal
b. Asuhan keperawatan sesuai SAK dan SPO belum optimal
c. Pre-post conference belum optimal
d. Penilaian kinerja belum optimal dilakukan
2. Alternatif Penyelesaian Masalah
Alternatif pemecahan masalah sesuai dengan kategori nilai didapat adalah:
60-75% : Pendampingan
Pada ruang rawat lima barat didapat nilai manajemen pengelolaan ruang rawat lantai lima
barat sebesar 54,7%, maka perlunya pelatihan MPKP, dan pendampingan pada kegiatan pada
ruang MPKP. Berdasarkan masing-masing komponen pada manajemen pengelolaan ruangan
ruang lantai lima barat berdasarkan prioritas masalah.
3. Prioritas Masalah
Permasalahan yang berhasil diidentifikasi, dipertimbangkan berdasarkan waktu, keterbatasan
sumber daya dan kewenangan atau kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, sehingga
masalah yang akan diatasi adalah masalah yang termasuk dua prioritas utama. Proses
memprioritaskan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :
2 : Sangat penting
3 : Cukup
4 : Penting
5 : Sangat penting
(CONTOH KASUS)
Tujuan dan alternatif pemecahan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yang
mencakup : apa, siapa, dimana, berapa lama dan tujuan yang ingin dicapai.
1. Permasalahan
a. Dokumentasi Keperawatan
1). Mengkaji ulang format dokumentasi keperawatan yang ada di ruangan dan menyusun
format baru
2). Sosialisasi pengisian dokumentasi keperawatan
3). Pendampingan pengisian dokumentasi keperawatan
b. Pemberian asuhan keperawatan sesuai SAK dan SPO
1). Melakukan survey masalah dan diagnosa keperawatan yang sering muncul di ruangan
2). Mengkaji ulang SAK dan SOP yang ada di ruangan
3). Sosialisasi penggunaan SAK dan SOP di ruangan
2. Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah
Menggunakan metode pembobotan CARL, yaitu:
a. Capability (kemampuan melaksanakan alternatif)
b. Accesability (kemudahan dalam melaksanakan alternatif)
c. Readiness (kesiapan dalam melaksanakan alternatif)
d. Leverage (artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah)
Rentang nilai 1 sampai 5:
5: sangat mampu
4: mampu
3: cukup
2: kurang
1: tidak mampu
No Kegiatan Ca Ab Rc Ld Skor
axbxcxdxe
di Ruangan X RS. Y
axbxcxdxe
a). Melakukan survey masalah dan diagnosa keperawatan yang sering muncul di ruangan
b). Mengkaji ulang SAK dan SOP yang ada di ruangan berdasarkan diagnosa
Lampiran 9 Format Plan of Action
FORMAT PLAN of ACTION (POA) MASING-MASING KEGIATAN
PELAKSANAAN
1………….
2………….dst
EVALUASI
1………….
2………….dst
2..dsb