Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL KEGIATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


UNIVERSAL PRECAUTION DI RUANG ROSELA 2 RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA

Dosen Pembimbing :
Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep.
Disusun oleh K 14 :
1. Ro’ihatus Siha 131711133019
2. Roudlotul Ilma 131711133051
3. Kadek Aprilia Savitri 131711133083
4. Fabiola Tri Ruli O 131711133128
5. Ni Putu Bella S . 131711133137
6. Anita Septya W
7. Yulia Mariskasari
8. Utari Suciati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

1
PROPOSAL KEGIATAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“Penatalaksanaan Pemberian Obat pada Pasien di Ruang Rosela RSUD Dr.
Soetomo Surabaya”

Surabaya, 12 Oktober 2021

Ketua Panitia Sekretaris


Satuan Acara Penyuluhan Satuan Acara Penyuluhan

Ro’ihatus Siha Utari Suciati


NIM. 131711133019 NIM. 131711133

Pembimbing Klinik Dosen Pembimbing


Satuan Acara Penyuluhan Satuan Acara Penyuluhan

Upit Natalina, S.Kep., Ns Lingga Curnia Dewi, S.Kep.,Ns., M.Kep


NIP. 197012241994032003 NIP.

Mengetahui,
Wakil Dekan I
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

Dr. Ika Yuni Widyawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Ns.Sp.Kep.MB.


NIP. 197806052008122001

2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENATALAKSANAAN 6 LANGKAH CUCI TANGAN PADA PASIEN DI
RUANG ROSELA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Topik : Universal Precaution


Sub Topik : Penatalaksanaan Pemberian Obat
Sasaran : Pasien dan Keluarga di Ruang Rosela 2
Hari / Tanggal : Kamis, 14 Oktober 2021
Tempat : Ruang Rosela RSUD Dr. Soetomo
Waktu : 09.30 – 10.00 WIB (30 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga
mampu memahami dan menambah wawasan mengenai
penatalaksanaan pemberian obat pada pasien yang telah
disampaikan.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1) Mahasiswa mampu menjelaskan dan menguraikan mengenai
cara penatalaksanaan pemberian obat pada pasien.
2) Pasien dan keluarga mampu memahami tentang
penatalaksanaan pemberian obat dengan tepat.

II. Pokok Bahasan (Terlampir)


Universal Precaution (Kewaspadaan Universal) :
1. Pengertian jewaspadaan universal
2. Tujuan kewaspadaan universal
3. Ruang lingkup kewaspadaan universal

3
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

IV. Media
1. Leaflet
2. Flipchart

V. Pengorganisasian
1. Pembimbing Klinik : Upit Natalina, S.Kep., Ns
2. Pembimbing Akademik : Lingga Curnia D, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
3. Penyaji Materi : Ro’íhatus Siha
4. Moderator : Advi Astika
5. Observer : Rahma Hidayanti
6. Fasilitator .Tirta Muhammad
7. Fasilitator : Cindy Triand S.R.

4
VI. Setting Tempat

media

Keterangan :

Pembimbing Klinik Penyaji materi cuci


tangan

Moderator Fasilitator

Observer Notulen

Job Description
1. Menyampaikan materi.
Penyaji :
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
Ro’íhatus
disampaikan.
Siha
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta.
Moderator : 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab.
5
2. Membuka acara dan menyampaikan arah dan tujuan
kegiatan penyuluhan.
Advi Astika 3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan.
4. Melakukan evaluasi tentang materi yang telah disampaikan.
5. Menutup acara penyuluhan.
1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung.
2. Mencatat situasi yang mendukung dan yang menghambat
Observer : selama penyuluhan berlangsung.
Rahmalia 3. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
Hidayanti dokumentasi kegiatan.
4. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
rencana kegiatan SAP.
5. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan.
1. Membantu dan mengkordinasikan peserta selama
Fasilitator :
penyuluhan berlangsung.
Cindy
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi).
Triand dan
3. Mengantisipasi suasana yang dapat menganggu kegiatan
Tirta
penyuluhan.
Muhammad
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya.

VII.Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Penanggungjawab
1. 5 Menit Pembukaan :
KaObserver (Rahma)
1. Mem 1) Mengisi absensi
berikan absensi 2) Menjawab salam. Moderator (Advi)

2. Meng 3) Mengenal tim


ucapkan salam. penyuluh.
3. Mem 4) Mengetahui kontrak
perkenalkan diri. waktu penyuluhan.
4. Menj 5) Mengerti tujuan dari
elaskan kontrak waktu. penyuluhan. Fasilitator (Cindy
5. Menj 6) Mengetahui poin- dan Tirta)
6
elaskan tujuan dari penyuluhan. poin yang akan
6. Meny disampaikan.
ebutkan materi penyuluhan. 7) Menjawab kuesioner
yang akan diberikan. yang diberikan
7. Mem
berikan kuesioner awal

2. 10 Menit Pelaksanaan :
D Pemateri (Roihatus)
Mengkaji pengetahuan peserta 1) Mendengarkan dan
tentang penatalaksanaan 6 langkah memperhatikan
cuci tangan materi.
Menjelaskan materi tentang :
1) Pengertian dan Syarat
Penggunaan Obat.
2) Penggolongan Obat.
3) Rute Pemberian Obat
4) Cara Penyimpanan Obat.
5) Tanda Obat Rusak dan
Kadaluarsa.
6) Edukasi Cara Pembuangan Obat
pada Pasien dan Keluarga.
3. 10 menit Diskusi atau tanya jawab dan Moderator (Advi)
evaluasi : 1) Mengajukan
1) Memberikan kesempatan pada pertanyaan.
peserta untuk bertanya kemudian 2) Menanggapi
didiskusikan bersama. jawaban.
2) Menanyakan kepada peserta 3) Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan.
diberikan. 4) Menjawab kuesioner
3) Memberikan reinforcement yang diberikan
kepada peserta bila dapat
menjawab dan menjelaskan
kembali pertanyaan atau materi
7
yang telah disampaikan.
4) Memberikan kuesioner akhir
4. 5 Menit Terminasi : Fasilitator (Cindy
1) Mengucapkan terimakasih 1) Mendengarkan dan dan Tirta)
kepada peserta. membalas salam.
2) Mengucapkan salam
penutup.

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Bagaimana tim penyuluh dan kelompok sasaran tepat pada
posisi yang direncanakan?
- Apakah 10 peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan?

- Apakah tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan?

- Bagaimana pengorganisasian dan persiapan kegiatan


penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
dilaksanakan?
- Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien serta pihak terkait
lainnya dengan mengundang secara tertulis 1 hari sebelum
pelaksanaan dan mengundang secara lisan 30 menit sebelum
pelaksanaan

2. Evaluasi Proses
- Bagaimana sikap penyaji saat menyampaikan materi
penyuluhan?
- Bagaimana sikap peserta saat penyuluhan berlangsung?

- Bagaimana peran moderator dan penyaji? Apakah


pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang
sudah dibuat dalam SAP?

8
3. Evaluasi Hasil
- Apakah pertanyaan peserta penyuluhan mampu dijawab dengan
baik oleh penyaji?
- Apakah peserta mengikuti kegiatan penyuluhan sesuai aturan
kegiatan yang sudah dijelaskan?
- Apakah acara dimulai tepat waktu tanpa kendala dan tambahan
waktu?
- Bagaiman sikap peserta penyuluhan setelah diberi penyuluhan?

- Apakah minimal 10 dari peserta yang mengikuti penyuluhan


mampu menyebutkan pengertian dan syarat penggunaan obat,
penggolongan obat, rute pemberian obat, cara penyimpanan
obat, tanda obat rusak dan kadaluarsa, edukasi cara pembuangan
obat pada pasien dan keluarga?
ΣJawaban benar
- ΣKeberhasilan = x100%
ΣPeserta x ΣSoal

9
10
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian dan Syarat Penggunaan Obat


a. Pengertian Obat
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen
Kesehatan RI, 2005)
Sementara BPOM (2015) dalam nbuku Materi Edukasi tentang Peduli Obat
dan Makanan menyatakan bahwa, obat merupakan zat yang digunakan untuk
pencegahan dan penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan bagi penggunanya.
Setiap obat punya manfaat, namun juga mempunyai efek samping yang
merugikan. Oleh karena itu, gunakanlah obat sesuai dengan aturan pakai.
b. Syarat Penggunaan Obat
8T 1W (8 Tepat 1 Waspada efek samping)
1. Tepat Pasien
Sebelum obat diberikan, periksa dulu nama pasien, no RM, ruang tempat
pasien dirawat, catatan pemberian obat / kartu obat. Jika pasien dalam keadaan
tidak sadar atau bayi bisa dicek melalui gelang identitas, pasien gangguan mental
bisa ditanyakan langsung pada keluarganya.
2. Tepat Obat
Memastikan bahwa nama dagang sesuai dengan nama generik  obat atau
kandungan obat, jika kita tidak yakin dengan nama dagang obat bisa ditanyakan
nama generiknya  atau kandungan obat pada apoteker.  Sebelum memberi
obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali.
Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua
label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke
rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
3. Tepat Dosis
Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter dan catatan
pemberian obat. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang
menulis resep atau apoteker sebelum diberikan ke pasien. Sebaiknya gunakan
dosis dalam gram bukan dalam ampul. Misalnya 3 × 4 mg bukan 3 × 1 amp.
Dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberian obat harus tepat. Apabila
salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi menyebabkan efek terapi
tidak tercapai.
1) Tepat Jumlah
Jumlah obat yang diberikan harus dalam jumlah yang cukup.
2) Tepat cara pemberian
Cara pemberian obat yang tepat adalah Obat Antasida seharusnya
dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh dicampur
dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga menjadi tidak dapat
diabsorpsi sehingga menurunkan efektifitasnya.
3) Tepat interval waktu pemberian
Cara Pemberian obat hendaknya dibuat sederhana mungkin dan praktis
agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian obat per
hari (misalnya 4 kali sehari) semakin rendah tingkat ketaatan minum obat.
Obat yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut
harus diminum dengan interval setiap 8 jam.
4) Tepat lama pemberian
Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakitnya masing – masing.
Untuk Tuberkulosis lama pemberian paling singkat adalah
6 bulan, sedangkan untuk kusta paling singkat 6 bulan. Lama pemberian
kloramfenikol pada demam tifoid adalah 10 – 14 hari.
4. Tepat Waktu
Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada  catatan
pemberian obat , misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian
obat akan tertera waktu pemberian misalnya jam 6 pagi dan 6 sore. Perhatikan
apakah obat diberikan sebelum atau sesudah makan.
5. Tepat Cara / Rute
Memeriksa label obat untuk memastikan obat tersebut dapat diberikan sesuai
cara yang diinstruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat . Misalnya
oral, parenteral, topikal, rektal, inhalasi, IV, IM.
6. Tepat Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, cara, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obat atau tidak dapat
diminum harus dicatat dan dilaporkan.
7. Tepat Expired/Kadaluwarsa
Harus diperhatikan expired date / masa kadaluwarsa obat yang akan
diberikan.Biasanya pada ampul atau etiket tertera kapan obat tersebut kadaluwarsa.
Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi keruh),  tablet menjadi basah
/bentuknya rusak.
8. Tepat Informasi
Pasien harus mendapatkan informasi yang tepat tentang obat yang akan
diberikan sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat.
9. Waspada Efek samping
Sebagai perawat kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita
berikan. Sehingga kita lebih berhati-hati terhadap obat yang akan kita berikan ke
pasien

B. Penggolongan Obat
Obat dapat dibagi menjadi 5 (lima) golongan yaitu :
1. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas, tanda khusus
berupa lingkaran hijau ( TC 396) dengan garis tepi berwarna hitam.

2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat


keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep
dokter, namun penggunaannya harus memperhatikan informasi
yang menyertai obat dalam kemasan. Pada kemasan dan etiket
obat bebas terbatas terdapat tanda khusus berupa lingkaran biru
3. Obat keras

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan
resep Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa
lingkatan bulat merah ( TC 165) dengan garis tepi berwarna
hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi.

4. Obat psikotropika
Obat bukan golongan narkotik yang berkhasiat mempengaruhi
susunan syaraf pusat. Obat ini dapat menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan ini hanya boleh
dijual dengan resep dokter dan diberi tanda huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam.

Contoh : Diazepam, Phenobarbital

5. Obat narkotika

Obat yang berasal dari turunan tanaman atau bahan kmia yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan menimbulkan ketergantungan. Obat ini hanya dapat
diperoleh dengan resep dari dokter.

Contoh: Morfin, Petidin


Untuk keperluan pelatihan ini difokuskan pada 2 golongan obat yaitu golongan obat bebas
dan bebas terbatas.
C. Rute Pemberian Obat
Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat dan tujuan dari penggunaan obat
sehingga dapat memberikan efek terapi yang tepat. Terdapat 2 rute pemberian obat
yang utama, enteral dan parenteral.
a. Enteral
Enteral adalah rute pemberian obat yang nantinya akan melalui saluran cerna.
1) Oral
memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang
paling umum tetapi paling bervariasidan memerlukan jalan yang paling
rumit untuk mencapai jaringan. Beberapa obat diabsorbsi di lambung;
namun, duodenum sering merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi
sistemik karena permukaan absorbsinya yang lebih besar. Kebanyakan
obat diabsorbsi dari saluran cerna dan masuk ke hati sebelum disebarkan
ke sirkulasi umum. Metabolisme langakah pertama oleh usus atau hati
membatasi efikasi banyak obat ketika diminum per oral. Minum obat
bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorbsi. Keberadaan
makanan dalam lambung memperlambat waktu pengosongan lambung
sehingga obat yang tidak tahan asam, misalnyapenisilin menjadi rusak
atau tidak diabsorbsi. Oleh karena itu, penisilin atau obat yang
tidak tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut enterik yang dapat
melindungi obat dari lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi lambung.
Hal ini tergantung pada formulasi, pelepasan obat bisa diperpanjang,
sehingga menghasilkan preparat lepas lambat.
Gambar 1.9: Pemberian Obat Oral
Sumber:h http://www.andaikata.com diunduh tanggal 3 November 2019
2) Sublingual
Penempatan di bawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi
kedalam anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam
sirkulasi sistemik. Pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai
keuntungan obat melakukan bypass melewati usus dan hati dan obat tidak
diinaktivasi oleh metabolisme.
Gambar 1.10: Pemberian Obat secara Sub-Lingual

Sumber: http://www.oxypowder.com/images/suppository-small.jpg
diunduh tanggal 3 November 2019

3) Rektal
50% aliran darah dari bagian rektum memintas sirkulasi portal; jadi,
biotransformasi obat oleh hati dikurangi. Rute sublingual dan rektal
mempunyai keuntungan tambahan, yaitu mencegah penghancuran obat
oleh enzim usus atau pH rendah di dalam lambung. Rute rektal tersebut
juga berguna jika obat menginduksi muntah ketika diberikan secara oral
atau jika penderita sering muntah-muntah. Bentuk sediaan obat untuk
pemberian rektal umumnya adalah suppositoria dan ovula.
Gambar 1.11: Pemberian Obat Rektal
Sumber: http://www.oxypowder.com/images/suppository-
small.jpg diunduh tanggal 3 November 2019

b. Parenteral
Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui
saluran cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran
cerna. Pemberian parenteral juga digunakan untuk pengobatan pasien yang
tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan kerja obat yang cepat.
Pemberian parenteral memberikan kontrol paling baik terhadap dosis yang
sesungguhnya dimasukkan kedalam tubuh.
1) Intratekal/Intraventrikular
Kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung ke
dalam cairan serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia limfostik
akut.

2) Intravena (IV)
suntikan intravena adalah cara pemberian obat parenteral yan sering
dilakukan. Untuk obat yang tidak diabsorbsi secara oral, sering tidak ada
pilihan. Dengan pemberian IV, obat menghindari saluran cerna dan oleh
karena itu menghindari metabolisme first pass oleh hati. Rute ini
memberikan suatu efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali atas kadar
obat dalam sirkulasi. Namun, berbeda dari obat yang terdapat dalam
saluran cerna, obat-obat yang disuntukkan tidak dapat diambil kembali
seperti emesis atau pengikatan dengan activated charcoal. Suntikan
intravena beberapa obat dapat memasukkan bakteri melalui kontaminasi,
menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan karena pemberian terlalu cepat
obat konsentrasi tinggi ke dalam plasma dan jaringan-jaringan. Oleh karena
it, kecepatan infus harus dikontrol dengan hati-hati. Perhatiab yang sama
juga harus berlaku untuk obat-obat yang disuntikkan secara intra-arteri.

3) Intramuskular (IM)
Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat berupa larutan dalam
air atau preparat depo khusus sering berpa suspensi obat dalam vehikulum
non aqua seperti etilenglikol. Absorbsi obat dalam larutan cepat sedangkan
absorbsi preparat-preparat depo berlangsung lambat. Setelah vehikulum
berdifusi keluar dari otot, obat tersebut mengendap pada tempat suntikan.
Kemudian obat melarut perlahan-lahan memberikansuatu dosis sedikit
demi sedikit untuk waktu yang lebih lama dengan efek terapetik yang
panjang.

4) Subkutan
Suntikan subkutan mengurangi resiko yang berhubungan dengan suntikan
intravaskular. Contohnya pada sejumlah kecil epinefrinkadang-kadang
dikombinasikan dengan suatu obat untuk membatasi area kerjanya.
Epinefrin bekerja sebagai vasokonstriktor lokal dan mengurangi
pembuangan obat seperti lidokain, dari tempat pemberian. Contoh-contoh
lain pemberian obat subkutan meliputi bahan-bahan padat seperti kapsul
silastik yang berisikan kontrasepsi levonergestrel yang diimplantasi unutk
jangka yang sangat panjang.

c. Lain-lain
1) Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati permukaan
luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, yang menghasilkan efek
hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara
intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita-penderita dengan
keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis
karena obat diberikan langsung ke tempat kerja dan efek samping sistemis
minimal.
Gambar 1.15: Rute Pemberian Obat Inhalasi
Sumber: h ttp://images.wisegeek.com diunduh 3 November 2019

2) Intranasal
Desmopressin diberikan secara intranasal pada pengobatan diabetes
insipidus; kalsitonin insipidus; kalsitonin salmon, suatu hormon peptida
yang digunakan dalam pengobtana osteoporosis, tersedia dalam bentuk
semprot hidung obat narkotik kokain, biasanya digunakan dengan cara
mengisap

Gambar 1.16: Rute Pemberian Obat Intranasal


Sumber: https://www.saglikreyonu.com diunduh 3 November 2019

3) Topikal
Pemberian secara topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan
untuk pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krem
secara langsung pada kulit dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin
atropin diteteskan langsung ke dalam mata untuk mendilatasi pupil dan
memudahkan pengukuran kelainan refraksi.

4) Transdermal
Rute pemberian ini mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada
kulit, biasanya melalui suatu “transdermal patch”. Kecepatan absorbsi
sangat bervariasi tergantun pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat
pemberian. Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk
pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangina,nitrogliserin.

D. Cara Penyimpanan Obat


Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut :
Umum :
1) Jauhkan dari jangkauan anak – anak.
2) Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
3) Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau
ikuti aturan yang tertera pada kemasan.
4) Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena suhu
yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
5) Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.
Khusus :
1) Tablet dan kapsul
Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau lembab.
2) Sediaan obat cair
Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin (freezer) agar tidak
beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat
3) Sediaan obat vagina dan ovula
Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan suppositoria) disimpan di lemari es
karena dalam suhu kamar akan mencair.
4) Sediaan Aerosol / Spray
Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai suhu tinggi karena dapat
menyebabkan ledakan.

E. Tanda Obat Rusak dan Kadaluarsa


Kerusakan obat dapat disebabkan oleh :
1. Udara yang lembab.
2. Sinar Matahari.
3. Suhu.
4. Goncangan fisik.
5. Lama penggunaan obat yang telah dibuka ialah 28 hari.
Cara mengetahui obat yang rusak :
1. Tablet
Terjadi perubahan pada warna, bau dan rasa, timbul bintik–bintik noda, lubang-
lubang, pecah, retak, terdapat benda asing, menjadi bubuk dan lembab.
2. Tablet Salut
Terjadi perubahan salutan seperti pecah, basah, lengket satu dengan lainnya dan
terjadi perubahan warna.
3. Kapsul
Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar, melekat satu
sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan.
4. Puyer
Terjadi perubahan warna, timbul bau, timbul noda bintik-bintik, lembab sampai
mencair.
5. Salep / Krim / Lotion / Cairan
Terjadi perubahan warna, bau, timbul endapan atau kekeruhan, mengental, timbul
gas, memisah menjadi 2 (dua) bagian, mengeras, sampai pada kemasan atau wadah
menjadi rusak rusak.

F. Edukasi Cara Pembuangan Obat pada Pasien dan Keluarga


Pembuangan obat dapat dilakukan apabila obat rusak akibat penyimpanan yang lama
atau kadaluwarsa.
Obat yang rusak dibuang dengan cara :
1. Penimbunan di dalam tanah
Hancurkan obat dan timbun di dalam tanah.
2. Pembuangan ke saluran air
Untuk sediaan cair, encerkan sediaan dan buang kedalam saluran air.
Cara pembuangan kemasan obat :
1. Wadah berupa botol atau pot plastik
Terlebih dahulu lepaskan etiket obat, dan tutup botol, kemudian dibuang di
tempat sampah, hal ini untuk menghindari penyalah gunaan bekas wadah obat.
2. Boks / dus / Tube
Gunting dahulu baru dibuang.
DAFTAR PUSTAKA

Department of Health Republic of Indonesia. (2008). Pengetahuan dan


Keterampilan dalam Memilih Obat bagi Tenaga Kesehatan. 1–2.
IAN SULANJANI, MEIANA DWI ANDINI, M. H. (2013). Dasar-dasar
farmakologi 1. 9–15.
Noviani, Nita. (2017).Farmakologi : Bahan Ajar Keperawatan Gigi.(Electronic
Thesis or Dissertation). Retrieved from https://localhost/setiadi
Nursalam (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
The Joint Commission (2015). National Patient Safety Goals Effective January 1,
2015: Nursing Care Center Accreditation Program. Diunduh dari www.
Jointcommission.org/assets/1/6/2015_NPSG_NCC.pdf 14 Mei 2019.
Wilkinson, J. M., (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.

LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN


PENATALAKSANAAN 6 LANGKAH CUCI TANGAN PADA PASIEN DI
RUANG ROSELA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil
1. Tim penyuluh dan kelompok Pembukaan: 1. Peserta mengikuti kegiatan
sasaran tepat pada posisi yang 1. Mengucapkan salam. penyuluhan sesuai aturan
direncanakan. 2. Memperkenalkan diri. kegiatan yang sudah
2. 80 % peserta penyuluhan 3. Menjelaskan kontrak waktu dijelaskan.
menghadiri penyuluhan. kegiatan penyuluhan. 2. Acara dimulai tepat waktu
3. Tempat dan alat tersedia sesuai 4. Menjelaskan tujuan dari tanpa kendala dan tambahan
perencanaan. penyuluhan. waktu.
4. Penyuluhan menggunakan 5. Menyebutkan materi 3. Peserta terbukti memahami
banner yang sudah siap untuk penyuluhan yang akan materi yang telah
ditampilkan. diberikan. disampaikan penyaji.
5. Pengorganisasian dan 4. Minimal 80 % dari peserta
persiapan kegiatan penyuluhan Pelaksanaan: yang mengikuti penyuluhan
dilakukan sebelum dan saat 6. Penyaji mampu menguasai mampu menyebutkan
penyuluhan dilaksanakan. materi penyuluhan yang pengertian dan syarat
disampaikan. penggunaan obat,
7. Acara dimulai tepat waktu penggolongan obat, rute
tanpa kendala dan tambahan pemberian obat, cara
waktu. penyimpanan obat, tanda
8. Mengkaji pengetahuan obat rusak dan kadaluarsa,
peserta tentang edukasi cara pembuangan
Penatalaksanaan Pemberian obat pada pasien dan
Obat pada Pasien. keluarga.
9. Menjelaskan materi tentang:
1) Pengertian dan Syarat
Penggunaan Obat.
2) Penggolongan Obat.
3) Rute Pemberian Obat.
4) Cara Penyimpanan Obat.
5) Tanda Obat Rudak dan
Kdaluarsa.
6) Edukasi Cara Pembuangan
Obat
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN
DI RUANG ROSELA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
No NAMA ALAMAT TTD
.
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21
22. 22
23. 23
24. 24
25. 25
26. 26
27. 27
28. 28
29. 29
30. 30
31. 31
32. 32
33. 33
34. 34
35. 35
36. 36
DAFTAR PERTANYAAN
PENATALAKSANAAN PEMBERIAN OBAT PADA PASIEN
DI RUANG ROSELA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
No. NAMA PERTANYAAN JAWABAN
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN 6 LANGKAH CUCI TANGAN PADA PASIEN DI
RUANG ROSELA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sie Hambatan Upaya Mengatasi
Penyaji

Moderator

Fasilitator

Observer

Notulen
KUESIONER

Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Tempat tinggal :

1. Salah satu pemberian obat dapat melalui dengan oral


a Benar
b Salah
2. Umur obat adalah 30 hari
a Benar
b Salah
3. Inhalasi dan intranasal adalah pemberian obat dengan cara menghisap melalui
hidung
a Benar
b Salah
4. Udara yang lembab, terpapar sinar matahari, suhu dan goncangan dapat
menyababkan kerusakan obat
a Benar
b Salah
5. Obat bebas hanya dapat dibeli menggunakan resep dokter
a Benar
b Salah

Anda mungkin juga menyukai