Anda di halaman 1dari 22

PENYULUHAN KEGIATAN RUMAH SAKIT

RUANG BEDAH FLAMBOYAN Dr. SOETOMO SURABAYA


“MOBILISASI”

Mahasiswa :
1. Silvia Handayani (P27820716002)
2. Lela Andika Sari (P27820716010)
3. Nur harirotus Sa’diah (P27820716011)
4. Rahma Amalia Syafitri (P27820716012)
5. Wahyu Aji Setyo Widodo (P27820716020)
6. Nindya Rama Pramesti R.C (P27820716021)
7. Aliyfia Syahadah Maulana (P27820716024)
8. Naomi Ragil Putri (P27820716025)
9. Is naning Tyas Novita Sari (P27820716037)
10. Dwi Azizah Meyrina Hesti (P27820716032)
11. Girindra Findyanto (P27820714037)
12. Vika Fatimah Sani (P27820716040)

DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURATJURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MOBILISASI

I. Latar Belakang
Masalah yang sering terjadi pada operasi adalah ketika pasien merasa
terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak
mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur
(Kozier et al, 2005). Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih
untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka
mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain
(Berger & Williams, 2006). Banyak pasien dirumah sakit yang harus
menjalani imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi atau karena
penyakit yang diderita. Salah satunya adalah pasien yang telah menjalani
prosedur operasi. Padahal hampir semua jenis pembedahan, setelah 24-48
jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan untuk segera meninggalkan
tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini (Kozier et al, 2005). Menurut
Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini dianjurkan segera pada 48 jam
pasien paska operasi.
Mobilisasi adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan mobilisasi
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Latihan mobilisasi biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan
tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah teratur, mempunyai tujuan memenuhui kebutuhan hidup sehat, dan
penting untuk untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
1. Mobilisasi secara pasif yaitu mobilisasi dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh engan cara di bant dengan orang lain secara total
atu keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif yaitu dimana pasien dalam menggerakkan tubuh
dilakukan secara mandiri tanpa bantu orang lain (Priharjo, 1997)

II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penderita dan keluarga dapat mengikuti proses penyuluhan sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan tentang mobilisasi.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mobilisasi
2. Mengerti dan mampu menyebutkan tujuan mobilisasi
3. Mengerti dan mampu menyebutkan manfaat mobilisasi
4. Mengerti dan mampu menyebutkan kontra indikasi mobilisasi
5. Mengerti dan mampu menyebutkan indikasi mobilisasi
6. Mengerti dan mampu menyebutkan klasifikasi mobilisasi
7. Mengerti dan mampu menyebutkan dampak jika tidak dilakukan
mobilisasi
8. Dapat melakukan mobilisasi baik secara aktif maupun pasif, ketika
perawatan di rumah sakit maupun perawatan mandiri di rumah.
III. Pengorganisasian
Pembimbing :
1. Dosen pembimbing akademik praktik Manajemen Keperawatan
Indriatie, S.Kp.,M.Mkes
2. Pembimbing klinik praktik Manajemen Keperawatan
Ramang Sukmono, S.Kep.Ns
Tim PKRS :
Moderator : Vika Fatimah Sani
Tugas : Mengatur dan mengondisikan jalannya acara
Penyaji : Naomi ragil Putri
Tugas : Menyampaikan materi dan menjawab pernyataan
dari peserta
Demontrasi : Semua anggota kelompok
Observer dan Fasilitator : Nindya Rama P
Tugas : Mendokumentasikan dan memfasilitasi jalannya acara dan pertanyaan dari
peserta
IV. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan
Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : 25 November 2019
Tempat : Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Jam : 10:00 WIB
V. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab

VI. Media
1. Power Point
2. Lefleat

VII. Strategi pelaksanaan


Kegiatan
No Fase Waktu
Peneliti Penderita
1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
4. Melaksanakan kontrak Waktu
2 Pelaksanaan Peserta menyimak 20 menit
1. Menjelaskan pengertian
penyuluhan
mobilisasi
2. Menjelaskan tujuan mobilisasi
3. Menjelaskan manfaat mobilisasi
4. Menjelaskan Kontra indikasi
5. Menjelaskan indikasi
mobilisasi
6. Menjelaskan dan menyebutkan
klasifikasi mobilisasi
7. Menjelaskan dampak jika tidak
dilakukan mobilisasi
8. Melakukan demonstrasikan
mobilisasi
3 Evaluasi 1. Tanya jawab dengan peserta Pertanyaan dari 15 menit
penyuluhan peserta penyuluhan
2. Menyimpulkan dari acara
untuk penyaji materi.
penyuluhan

4 Penutup 5 menit
1. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan dan
kepada semua peserta menjawab salam dari
2. Mengucapkan salam
moderator

VIII. Kriteria evaluasi


1) Kriteria struktur :
a. Persiapan perlengkapan tempat dan alat
b. Peserta hadir di Ruang tunggu Bedah Flamboyan pada pukul 10.00
WIB
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan diruang Pertemuan Bedah
Flamboyan
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan.

2) Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan narasumber menjawab
pertanyaaan secara lengkap dan benar.
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara mobilisasi
e. Mampu menyebutkan pengertian mobilisasi
f. Mampu menyebutkan tujuan mobilisasi
g. Mampu menyebutkan manfaat mobilisasi
h. Mampu menyebutkan indikasi mobilisasi
i. Mampu menyebutkan kontraindikasi mobilisasi
j. Mampu menyebutkan dampak jika tidak dilakukan mobilisasi
k. Mampu menyebutkan klasifikasi mobilisasi

LAMPIRAN

Materi Penyuluhan Mobilisasi

A. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagittal, transversal, dan
frontal. Pengertian mobilisasi lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana pasien
menggerrakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik
secara aktif ataupun pasif.
Gerakan Mobilisasi adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan gerak mobilisasi
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter & Perry,
2005)

B. Tujuan Mobilisasi
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat Kesehatan
4. Mempertahankan interaksi social dan peran sehari-hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
6. Meningkat akan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
7. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan
8. Mencegah kekakuan pada sendi
9. Merangsang sirkulasi darah
10. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur

C. Manfaat Mobilisasi
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuansendi
4. Memperlancarkan sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi

D. Kontraindikasi Mobilisasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada patah tulang yang tersembunyi

E. Indikasi Mobilisasi
1. Lesu
2. Lemah
3. Badan tidak bergairah
4. Sakit persendian
5. Kekakuan otot
6. Kerusakan jaringan kulit
7. Gangguan peredaran darah

F. Klasifikasi Gerakan Mobilisasi


1. Gerakan Mobilisasi aktif
Gerakan mobilisasi aktif adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang
(klien) dengan menggunakan energy sendiri. Perawat memberikan
motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi
secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Kekuatanotot
75%.

2. Gerakan Mobilisasi pasif


Gerakan mobilisasi pasif adalah energy yang dikeluarkan untuk latihan
berasal dari orang lain (perawat/keluarga) atau alat mekanik. Kekuatan
otot 50%.
Gerakan yang dapat dilakukan meliputi :
 Fleksi : Gerakan menekuk persendian
 Ekstensi : Gerakan meluruskan persendian
 Abduksi : Gerakan satu anggota tubuh ke arah mendekati aksis tubuh
 Adduksi : Gerakan satu anggota tubuh kea rah menjauhi aksis tubuh
 Rotasi : Gerakan memutar melingkari aksis tubuh
 Pronasi : Gerakan memutar kebawah
 Supinasi : Gerakan memutar ke atas
 Inversi : Gerakan ke dalam
 Eversi : Gerakan ke luar

G. Dampak akibat jika Tidak Dilakukannya Mobilisasi


1. Timbulnya berbagai penyakit, contohnya :
1) Otot menjadi kisut (atrofi)
2) Sendi kaku
3) Infeksi saluran nafas
4) Infeksi saluran kencing dan sembelit
5) Luka lecet pada jaringan kulit yang ditekan akibat tirah baring lama
2. Ketergantungan kepada orang lain
3. Rendahnya kualitas hidup
4. Kematian

H. Latihan Gerakan Mobilisasi Aktif


1). Leher, spina, serfikal
a. Fleksi : Menggerakkan dagu menempel ke dada, rentang 45°
b. Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
c. Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh mungkin, rentang 40-
45°
d. Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin
kearah setiap bahu, rentang 40-45°.
e. Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang
180°.
f. Ulangi gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

2). Bahu
a. Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi
diatas kepala, rentang 180°
b. Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang
180°
c. Hiperektensi : Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
d. Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180
e. Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin, rentang 320°
f. Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke
atas dan samping kepala, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh, rentang
360°
i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

3). Siku
1) Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
2) Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°

4). Lengan bawah


a. Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas, rentang 70-90°.
b. Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap
kebawah, rentang 70-90°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5). Pergelangan tangan
a. Fleksi : Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
a. Ekstensi : engerakkan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang sama, rentang 80-90°
b. Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin, rentang 89-90°
d. Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
e. Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang
30-50°.
f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

6). Jari- jari tangan


a. Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
c. Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang sejauh
mungkin, rentang 30-60°
c. Abduksi : Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain,
rentang 30°
e. Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

7). Ibu jari


a. Fleksi : Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan,
rentang 90°
b. Ekstensi : Menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
c. Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
d. Adduksi : Menggerakkan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
e. Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan
yang sama
f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
8). Pinggul
a. Fleksi : Menggerakkan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
b.Ekstensi : Menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain, rentang
90-120°
c. Hiperekstensi : Menggerakkan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
d. Abduksi : Menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang
30-50°
e. Adduksi : Menggerakkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi
jika mungkin, rentang 30-50°
f. Rotasi dalam : Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, rentang
90°
g. Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang
90°
h. Sirkumduksi : Menggerakkan tungkai melingkar
i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

9). Lutut
a. Fleksi : Menggerakkan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
b. Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10). Mata kaki
a. Dorsifleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30°
b. Flantarfleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah, rentang 45-50°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

11). Kaki
a. Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
b. Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.

12). Jari-jari kaki


a. Fleksi : Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
b. Ekstensi : Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
c. Abduksi : Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15°
d. Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
e. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
I. Latihan Gerak mobilisasi Pasif
1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan.
c. Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
d. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2. Fleksi dan Ekstensi Siku


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
c. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya
mendekati bahu.
d. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 2. Latihan fleksi dan ekstensi siku

3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


Cara :
a. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
d. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya.
g. Kembalikan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
Gambar 3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah

4. Pronasi Fleksi Bahu


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
d. Angkat lengan pasien pada posisi semula.
e. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 4. Latihan pronasi fleksi bahu


5. Abduksi dan Adduksi Bahu
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
d. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
(Abduksi).
e. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi).
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5. Latihan abduksi dan adduksi bahu

6. Rotasi Bahu
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan
pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
f. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke atas.
g. Kembalikan lengan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 6. Latihan rotasi bahu

7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain
memegang kaki.
c. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
d. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi

Gambar 7. Latihan fleksi ekstensi jari

8. Infersi dan efersi kaki


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
c. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
d. Kembalikan ke posisi semula
e. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi
Gambar 8. Latihan infers efersi kaki

9. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan
yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
c. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
d. Kembalikan ke posisi semula.
e. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

10. Fleksi dan Ekstensi lutut.


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
c. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
d. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
e. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
f. Kembali ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 10. Latihan fleksi ekstensi lutut

11. Rotasi pangkal paha


Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan
yang lain di atas lutut.
c. Putar kaki menjauhi perawat.
d. Putar kaki ke arah perawat.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha


12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada
tumit.
c. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat
tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
d. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha


J. Pedoman Pelaksanaan Mobilisasi
Penilaian tolerasi aktifitas sangat penting terutama pada klien dengan
gangguan kardiovaskuler atau jantung atau pada klien dengan immobiliasi
yang lama akibat kelumpuhan. Hal tersebut biasanya dikaji pada waktu
sebelum melakukan mobilisasi, saat mobilisasi dan setelah mobilisasi. Tanda –
tanda yang dapat di kaji pada intoleransi aktifitas antara lain (Gordon, 1976) :
f. Denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan, irama tidak teratur
g. Tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/hipotensi
orthostatic
h. Pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dangkal
i. Warna kulit dan suhu tubuh terjadi penurunan
j. Kecepatan dan posisi tubuh.disini akan mengalami kecepatan aktifitas dan
ketidak stabilan posisi tubuh
k. Adanya keluhan pusing atau kelemahan luar biasa
l. Status emosi labil.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.

Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit.

EGC, Jakarta.

Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.

Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ.

Jenderal Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions &

Classification, Nanda Internasional, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai