Mahasiswa :
1. Silvia Handayani (P27820716002)
2. Lela Andika Sari (P27820716010)
3. Nur harirotus Sa’diah (P27820716011)
4. Rahma Amalia Syafitri (P27820716012)
5. Wahyu Aji Setyo Widodo (P27820716020)
6. Nindya Rama Pramesti R.C (P27820716021)
7. Aliyfia Syahadah Maulana (P27820716024)
8. Naomi Ragil Putri (P27820716025)
9. Is naning Tyas Novita Sari (P27820716037)
10. Dwi Azizah Meyrina Hesti (P27820716032)
11. Girindra Findyanto (P27820714037)
12. Vika Fatimah Sani (P27820716040)
I. Latar Belakang
Masalah yang sering terjadi pada operasi adalah ketika pasien merasa
terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka tidak
mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat tidur
(Kozier et al, 2005). Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih
untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka
mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain
(Berger & Williams, 2006). Banyak pasien dirumah sakit yang harus
menjalani imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi atau karena
penyakit yang diderita. Salah satunya adalah pasien yang telah menjalani
prosedur operasi. Padahal hampir semua jenis pembedahan, setelah 24-48
jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan untuk segera meninggalkan
tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini (Kozier et al, 2005). Menurut
Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini dianjurkan segera pada 48 jam
pasien paska operasi.
Mobilisasi adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan mobilisasi
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara
normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Latihan mobilisasi biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan
tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah teratur, mempunyai tujuan memenuhui kebutuhan hidup sehat, dan
penting untuk untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995).
1. Mobilisasi secara pasif yaitu mobilisasi dimana pasien dalam
menggerakkan tubuh engan cara di bant dengan orang lain secara total
atu keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif yaitu dimana pasien dalam menggerakkan tubuh
dilakukan secara mandiri tanpa bantu orang lain (Priharjo, 1997)
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penderita dan keluarga dapat mengikuti proses penyuluhan sehingga
dapat meningkatkan pengetahuan tentang mobilisasi.
b. Tujuan Khusus
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mobilisasi
2. Mengerti dan mampu menyebutkan tujuan mobilisasi
3. Mengerti dan mampu menyebutkan manfaat mobilisasi
4. Mengerti dan mampu menyebutkan kontra indikasi mobilisasi
5. Mengerti dan mampu menyebutkan indikasi mobilisasi
6. Mengerti dan mampu menyebutkan klasifikasi mobilisasi
7. Mengerti dan mampu menyebutkan dampak jika tidak dilakukan
mobilisasi
8. Dapat melakukan mobilisasi baik secara aktif maupun pasif, ketika
perawatan di rumah sakit maupun perawatan mandiri di rumah.
III. Pengorganisasian
Pembimbing :
1. Dosen pembimbing akademik praktik Manajemen Keperawatan
Indriatie, S.Kp.,M.Mkes
2. Pembimbing klinik praktik Manajemen Keperawatan
Ramang Sukmono, S.Kep.Ns
Tim PKRS :
Moderator : Vika Fatimah Sani
Tugas : Mengatur dan mengondisikan jalannya acara
Penyaji : Naomi ragil Putri
Tugas : Menyampaikan materi dan menjawab pernyataan
dari peserta
Demontrasi : Semua anggota kelompok
Observer dan Fasilitator : Nindya Rama P
Tugas : Mendokumentasikan dan memfasilitasi jalannya acara dan pertanyaan dari
peserta
IV. Perencanaan Pelaksanaan Kegiatan
Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : 25 November 2019
Tempat : Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Jam : 10:00 WIB
V. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
VI. Media
1. Power Point
2. Lefleat
4 Penutup 5 menit
1. Mengucapkan terima kasih Mendengarkan dan
kepada semua peserta menjawab salam dari
2. Mengucapkan salam
moderator
2) Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan narasumber menjawab
pertanyaaan secara lengkap dan benar.
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara mobilisasi
e. Mampu menyebutkan pengertian mobilisasi
f. Mampu menyebutkan tujuan mobilisasi
g. Mampu menyebutkan manfaat mobilisasi
h. Mampu menyebutkan indikasi mobilisasi
i. Mampu menyebutkan kontraindikasi mobilisasi
j. Mampu menyebutkan dampak jika tidak dilakukan mobilisasi
k. Mampu menyebutkan klasifikasi mobilisasi
LAMPIRAN
A. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagittal, transversal, dan
frontal. Pengertian mobilisasi lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana pasien
menggerrakkan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik
secara aktif ataupun pasif.
Gerakan Mobilisasi adalah gerakan dalam keadaan normal dapat dilakukan
oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk, 2008). Latihan gerak mobilisasi
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. (Potter & Perry,
2005)
B. Tujuan Mobilisasi
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat Kesehatan
4. Mempertahankan interaksi social dan peran sehari-hari
5. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
6. Meningkat akan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot
7. Mempertahankan fungsi jantung dan pernafasan
8. Mencegah kekakuan pada sendi
9. Merangsang sirkulasi darah
10. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
C. Manfaat Mobilisasi
1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuansendi
4. Memperlancarkan sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
D. Kontraindikasi Mobilisasi
1. Kelainan sendi atau tulang
2. Nyeri hebat
3. Sendi kaku atau tidak dapat bergerak
4. Trauma baru yang kemungkinan ada patah tulang yang tersembunyi
E. Indikasi Mobilisasi
1. Lesu
2. Lemah
3. Badan tidak bergairah
4. Sakit persendian
5. Kekakuan otot
6. Kerusakan jaringan kulit
7. Gangguan peredaran darah
2). Bahu
a. Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi
diatas kepala, rentang 180°
b. Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, rentang
180°
c. Hiperektensi : Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus,
rentang 45-60°
d. Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan
telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180
e. Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin, rentang 320°
f. Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang, rentang 90°
g. Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke
atas dan samping kepala, rentang 90°
h. Sirkumduksi : Menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh, rentang
360°
i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
3). Siku
1) Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan
sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
2) Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
9). Lutut
a. Fleksi : Menggerakkan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
b. Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10). Mata kaki
a. Dorsifleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke atas,
rentang 20-30°
b. Flantarfleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke
bawah, rentang 45-50°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
11). Kaki
a. Inversi : Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
b. Eversi : Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6. Rotasi Bahu
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan
pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
f. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke atas.
g. Kembalikan lengan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
EGC, Jakarta.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ.