Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI DINI PASCA OPERASI DI RUANG BAITUSSALAM 2

Disusun Oleh :

Kelompok 4B

MUHAMMAD NUR FAUZI (20902000040)

ANNALIA MINATA (20902000004)

DESI TANTI MAHARANI (20902000017)

DINDA AZKA MAHARANI (20902000019)

NUR MU’ALIMATUL K (20902000052)

SILVIA LISTADEVIANI (20902000065)

SITI SRI MUNINGSIH (20902000067)

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEMARANG
2021
SAP MOBILISASI DINI POST OPERASI

Pokok Bahasan : MOBILISASI DINI PASCA OPERASI DI RUANG BAITUSSALAM


2
Sasaran : Pasien,keluarga
Tempat : Ruang Baitussalam 2 RSI Sultan Agung Semarang
Hari/Tanggal :
Waktu :
Penyuluh :

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga kesehatan untuk
terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi bisa saja
dalam menangani suatu penyakit tidak begitu efisien, terutama dengan pasien post
operasi harus memerlukan penanganan yang berkompetent. Pada pasien post operasi
misalnya, seorang pasien memerlukan perawatan yang maksimal demi mempercepat
proses kesembuhan luka pasca bedah bahkan penyembuhan fisik pasien itu sendiri.
Pengembalian fungsi fisik pasien post-op dilakukan segera setelah operasi dengan latihan
napas dan batuk efektf serta latihan mobilisasi dini.
Pembedahan atau operasi adalah segala tindakan pengobatan yang menggunakan
cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani,
umumnya dilakukan dengan membuat sayatan yang diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka. Pembedahan dilakukan karena beberapa alasan, seperti diagnostik
(biopsi, laparatomi eksplorasi), kuratif (eksisi massa tumor, pengangkatan apendiks yang
mengalami inflamasi), reparatif (memperbaiki luka multipel), rekonstruksi dan paliatif.
Data World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh Haynes et al (2019)
menunjukkan bahwa selama lebih dari satu abad, perawatan bedah telah menjadi
komponen penting dari perawatan kesehatan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap
tahunnya terdapat 234 juta tindakan pembedahan yang dilakukan di seluruh dunia.4
Laporan Kiik (2018) menyebutkan adanya pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu
pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca operasi obdomen. 5 Berdasarkan Data
Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019, tindakan
pembedahan menempati urutan ke-11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah sakit
seIndonesia dengan 12,8%.
Tindakan pembedahan yang dilakukan mengakibatkan timbulnya luka pada
bagian tubuh pasien sehingga menimbulkan rasa nyeri. Nyeri dapat memperpanjang masa
penyembuhan karena akan mengganggu kembalinya aktivitas pasien dan menjadi salah
satu alasan pasien untuk tidak ingin bergerak atau melakukan mobilisasi dini. Pasien
pasca operasi diharapkan dapat melakukan mobilisasi sesegera mungkin untuk
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan menurunkan insiden komplikasi pasca operasi.
Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan
cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologi. mobilisasi pasca
operasi adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan dilakukan pasien beberapa
jam setelah operasi. Hampir semua jenis operasi membutuhkan mobilisasi atau
pergerakan badan sedini mungkin. Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah
pembedahan, dan setelah pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan
kembali setelah dilakukan pembiusan regional (Mariati, M, 2018).
Mobilisasi dini dimaksudkan sebagai upaya untuk mempercepat penyembuhan
dari suatu cedera atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidup yang normal.
Menurut Kasdu seperti yang dikutip oleh Rustianawati et al (2017), mobilisasi dini pasca
laparatomi dapat dilakukan secara bertahap setelah operasi. Pada 6 jam pertama pasien
harus tirah baring dahulu, namun pasien dapat melakukan mobilisasi dini dengan
menggerakkan lengan atau tangan, memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis, serta menekuk dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien
diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah trombosis dan
tromboemboli. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat belajar duduk. Setelah
pasien dapat duduk, dianjurkan untuk belajar berjalan.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang mobilisasi dini
pasca operasi dan mampu menerapkannya.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini post operasi
2. Menjelaskan tujuan mobilisasi dini post operasi
3. Menjelaskan macam-macam mobilisasi post operasi
4. Menjelaskan rentang gerak dalam mobilisasi
5. Menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
6. Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini post operasi

D. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian mobilisasi dini post operasi
2. Tujuan mobilisasi dini post operasi
3. Manfaat mobilisasi post operasi
4. Rentang gerak dalam mobilisasi
5. Indikasi mobilisasi dini post operasi
6. Kontraindikasi mobilisasi dini post operasi
7. Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
8. Tahap-tahap mobilisasi dini post operasi

E. Metode
Metode yang digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan
adalah cermah, diskusi dan tanya jawab.
E. Media dan Alat
Media yang digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan adalah
berupa leaflet

F. Pengorganisasian
1. Moderator : Annalia Minata
2. Pemateri : Muhammad Nur Fauzi
3. Observer : Nur Mu’alimatul K
4. Fasilitator :
1. Dinda Azka M
2. Siti Sri M
3. Silvia Lista Deviani
4. Desi Tanti M

F. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan (5 menit)
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5) Menjelaskan tata tertib penyuluhan

b. Kegiatan Inti (20 menit)


1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang tidak dipahami
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan yang diajukan
peserta

c. Pada acara penutup (5 menit)


1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam

2. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan

3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

G. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator

: Pemateri

: Pembimbing

: Observer

: Fasilitator

: Pasien
H. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media


Pembukaan 5 1. Membuka  Mendengarkan Ceramah -
Menit dengan  Memperhatikan
salam  Menjawab
2. Memperkenalka pertanyaan
n diri
3. Menjelaskan
maksud
dan tujuan
penyuluhan
4. Kontrak waktu
5. Menggali
pengetahuan
peserta sebelum

dilakukan
penyuluhan
Penyajian/ 15 1. Pengertian  Memberi Ceramah, Leaflet
Isi Menit mobilisasi dini kesempatan Tanya
post operasi  Mendengarka Jawab
2. Tujuan  Memberikan
mobilisasi dini tanggapan dan
post operasi pertanyaan
3. Manfaat mengenai hal
mobilisasi post yang
operasi kurang
4. Rentang gerak dimengerti
dalam mobilisasi
5. Indikasi
mobilisasi dini
post operasi
6. Kontraindikasi
mobilisasi dini
post operasi
7. Kerugian bila
tidak melakukan
mobilisasi
8. Tahap-tahap
mobilisasi dini
post operasi
Penutup 10 1. Menggali  Menjawab Ceramah,T Leaflet
Menit pengetahuan pertanyaan anya Jawab
peserta setelah  Memberikan
dilakukan tanggapan balik
penyuluhan
2. Menyimpulkan
hasil
kegiatan
penyuluhan
3. Menutup dengan
salam

I. Evaluasi

1) Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audien menghadiri penyuluhan
2) Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3) Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien mengerti dan memahami
materi penyuluhan.
Materi Penyuluhan

1. Pengerian Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini


mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologi. mobilisasi pasca operasi adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya
kegiatan dilakukan pasien beberapa jam setelah operasi. Hampir semua jenis
operasi membutuhkan mobilisasi atau pergerakan badan sedini mungkin.
Mobilisasi sudah dapat dilakukan sejak 8 jam setelah pembedahan, dan setelah
pasien sadar atau anggota gerak tubuh dapat digerakkan kembali setelah
dilakukan pembiusan regional (Mariati, M, 2018).
Mobilisasi dini dimaksudkan sebagai upaya untuk mempercepat
penyembuhan dari suatu cedera atau penyakit tertentu yang telah merubah cara
hidup yang normal. Menurut Kasdu seperti yang dikutip oleh Rustianawati et al
(2017), mobilisasi dini pasca laparatomi dapat dilakukan secara bertahap setelah
operasi. Pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu, namun pasien dapat
melakukan mobilisasi dini dengan menggerakkan lengan atau tangan, memutar
pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis, serta menekuk dan
menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring ke kiri
dan ke kanan untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah 24 jam
pasien dianjurkan untuk dapat belajar duduk. Setelah pasien dapat duduk,
dianjurkan untuk belajar berjalan.

2. Tujuan Mobilisasi Dini


1. Mempertahankan fungsitubuh
2. Memperlancar peredarandarah
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Memperlancar BAB danBAK
5. Mempercepat proses penutupan jahitanoperasi
6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan
atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian
3. Manfaat Mobilisasi Dini
1) pasien menjadi lebih cepat sehat dan kuat serta membantu memeprcepat
organ-organ tubu bekerja seperti semula
2) mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah
4. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi
1) Pasif
Untuk menjaga kelenturan otot- otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat
dan menggerakkan kaki pasien.
2) Aktif
Untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
menggunakan otot-ototnya secara aktif,misalnya berbaring pasien
menggerakan kakinya.
3) Fungsional
Untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang
diperlukan.

5. Indikasi mobilisasi dini setelah operasi

1) Patah tulang anggota gerak bawah yang telah dianjurkan untuk latihan
mobilisasi
2) Post pengobatan kompresilumbal,
3) Pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitasfisik
4) Pasien post operasi yangmemerlukan latihan mobilisasi, seperti kolostomi atau
laparostomi.

6. Kontraindikasi Mobilisasi Dini Setelah Operasi


Pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode
tidakterlalu lama seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia jantung,
atau syok sepsis, kontraindikasi lain dapat di temukan pada kelemahan umum
dengan tingkat energi yangkurang.

7. Kerugian tidak dilakukan mobilisasi


1) Penyembuhan luka menjadi lama
2) Menambah rasa sakit
3) Badan menjadi pegal dan kaku
4) Kulit menjadi lecet dan luka
5) Memperlama perawatan dirumah sakit

8. Tahap-tahap Mobilisasi Dini setelah Operasi


1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu,
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,mengangkat
tumit,menegangkan otot otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
2) Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah penyumbatan pebuluhdarah
3) Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
4) Setelah pasien dapatduduk,dianjurkan pasien belajar berjalan

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2018.

Haynes AB, Thomas GW, William RB, Stuart RL, Abdel-Hadi SB, Dellinger EP, et al. A
Surgical safety checklist to reduce morbidity and mortality in a global population. N
Engl J Med. 2019;(360): 491-9.

Mariati M. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Mobilisasi Dini Dengan Lama Hari
Rawat Pada Pasien Post Operasi SectioCaesaria. Jurnal Media Kesehatan. 2018(2):106-
12.

Kasdu, D. A. (2018). Operasi Caesar Masalah Ibu dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai