Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

EDUKASI MOBILISASI SDR. Q DENGAN POST OP


“Untuk Memenuhi Tugas Penyuluhan Kesehatan Stase “Keperawatan Dasar
Profesi”

Disusun Oleh :

Firyal Huwaida 4006230011

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN & PROFESI NERS

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG

2023-2024
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Gangguan Mobilitas Fisik Pasien Post OP


Materi : Edukasi Mobilisasi Pada Pasien Post OP
Sasaran : Keluarga Sdr. Q
Target : Keluarga (caregiver) Sdr.Q
Hari/Tanggal : Jumat, 27 Oktober 2023
Waktu : 20 menit
Penyuluh : Firyal Huwaida, S.Kep

A. Latar Belakang

Masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika pasien
merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka
tidak mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat
tidur (Kozier et al, 2005). Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih
untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka
mungkin membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain
(Berger & Williams, 2006). Banyak pasien dirumah sakit yang harus
menjalani imobilisasi, apakah harus tirah baring karena terapi atau karena
penyakit yang diderita. Salah satunya adalah pasien yang telah menjalani
prosedur operasi. Padahal hampir semua jenis pembedahan, setelah 24-48
jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan untuk segera meninggalkan
tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini. (Kozier et al, 2005)
Menurut Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini dianjurkan segera
pada 48 jam pasien pasca operasi. Pasien post operasi memerlukan perawatan
yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini
dilakukan segera setelah operasi dengan latihan napas dan batuk efektif dan
mobilisasi dini. Perawatan post operasi merupakan bentuk perawatan yang
diberikan kepada pasien yang telah menjalani operasi pembedahan. Tujuan
perawatannya adalah mengurangi komplikasi, meminimalkan nyeri,
mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien semaksimal
mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan
mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien masih di ruang pulih
sadar (Arif, 2010). Dengan melihat kondisi pasien post operasi yang
memerlukan perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud
untuk mengurangi tegangan melalui latihan pernapasan dan mobilisasi dini
untuk mempercepat proses kesembuhan dan kepulangan pasien serta dapat
memberikan kepuasan atas perawatan yang diberikan.

B. Tujuan Instruksionl Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan Tentang Edukasi Mobilisasi
untuk pasien Post OP keluarga pasien memahami tentang mobilisasi dini post
operasi.

C. Tujuan Instrukdional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tersebut selama 30 menit,
diharapkan peserta penyuluhan mampu :
a. Menjelaskan Pengertian Mobilisasi Dini Post Operasi
b. Menjelaskan tujuan mobilisasi dini post operasi
c. Menjelaskan macam-macam mobilisasi post operasi
d. Menjelaskan rentang gerak dalam mobilisasi
e. Menjelaskan manfaat mobilisasi dini
f. Menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
g. Menjelaskan indikasi dilakukannya mobilisasi dini post operasi
h. Menjelaskan kontraindikasi dilakukannya mobilisasi dini post
operasi
i. Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini post operasi

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab atau diskusi
3. Demonstrasi

F. Media Penyuluhan
Lembar penyuluhan yang digunakan, yaitu:
1. Poster

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pendahuluan 5 Menit Pembukaan :
(Introduction) 1. Memberi salam
pembukaan 1. Menjawab salam
2. Menyampaikan tujuan 2. Menyimak
3. Membuat kontrak waktu 3. Mendengarkan
4. Menyepakati
kontrak
2. Penyajian 10 Kegiatan inti :
(Presentation) Menit 1. Menjelaskan materi
Memberikan Penjelasan 1. Menyimak dan
Tentang Mobilisasi memperhatikan
Dini Post Operasi: penjelasan yang
a. Pengertian disampaikan
Mobilisasi Dini 2. Bertanya
Post Op 3. Mengajukan
b. Tujuan Mobilisasi pertanyaan
Dini Post Op
c. Macam-macam
Mobilisasi Dini
Post Op
d. Manfaat Mobilisasi
Dini Post Op
e. Kerugian bila tidak
melakukan
Mobilisasi Dini
Post Op
f. Tahap-tahap
Mobilisasi Dini
Post Op
2. Memberikan
kesempatan keluarga
pasien untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan

3. Penutup 5 Menit Penutup :


1. Menyimpulkan hasil
penyuluhan 1. Memperhatikan
2. Memberikan motivasi 2. Mendengarkan
3. Mengakhiri dengan 3. Menjawab salam
salam

H. Setting Tempat

Penyuluh Peserta

Keterangan :

Peserta =

Penyaji =

I. Evaluasi
 Prosedur = Post Test
 Jenis Test = Pertanyaan Lisan
 Butir Soal =
1. Apa Pengertian Mobilisasi Dini Post Op
2. Apa Tujuan Mobilisasi Dini Post Op
3. Sebutkan dan jelaskan Macam-macam Mobilisasi Dini Post Op?
4. Sebutkan Manfaat dari Mobilisasi Dini Post Op?
5. Sebutkan 3 dari 5 Kerugian bila tidak melakukan Mobilisasi Dini
Post Op?
6. Jelaskan Tahap-tahap Mobilisasi Dini Post Op?

DAFTAR PUSTAKA
Asikin, M; Nuralamsyah, M; Susaldi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah:
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.
Brunner&Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta: EGC
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2nd:
Brown Co Biston.
Merdawati, L. (2018). Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Dini Pasca Operasi
Di Ruang IRNA Bedah Pria. Program Studi Profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas.
Pristahayuningtyas, R. C. Y. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap
Perubahan Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Apendiktomi Di Ruang
Bedah Mawar Rumah Sakit Baladhika Husada Kabupaten Jember.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.
Jakarta : EGC.
Tim Pokja PPNI DPP PPNI. (2018). SIKI Definisi & Tindakan Keperawatan.
Jakarta: DPP PPNI.

LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini adalah suatu kegiatan atau pergerakan perpindahan
posisi yang dilakukan pasien setelah beberapa jam setelah operasi. Menurut
Carpenito (2000), Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting
pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan
kemandirian. Konsep mobilisasi dini sebenarnya adalah untuk mencegah
komplikasi paska operasi. Mobilisasi dini dapat dilakukan diatas tempat tidur
dengan melakukan gerakan sederhana (seperti miring kanan – miring kiri dan
latihan duduk) sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, latihan berjalan ke
kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Merdawati, 2018).
Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini
adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan
cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa jam post/pasca
operasi. Sedangkan menurut SIKI tahun 2018 menjelaskan bahwa edukasi
mobilisasi adalah mengajarkan perilaku untuk meningkatkan rentang gerak,
kekuatan otot dan kemampuan bergerak.

B. Tujuan Mobilisasi Dini Post Operasi


Tujuan dari melakukan mobilisasi dini segera setelah tindakan operasi
diantaranya (Merdawati, 2018) :
1. Mencegah konstipasi atau sembelit
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernapasan menjadi lebih baik
4. Mempercepat penutupan jahitan setelah operasi
5. Mengembalikan aktivitas pasien agar dapat bergerak normal dan
memenuhi kebutuhan gerak harian
6. Mengembalikan tingkat kemandirian pasien setelah operasi.
Tidak hanya pada pasien setelah tindakan pembedahan perut saja,
mobilisasi dini juga memiliki peran yang sangat penting bagi pasien patah
tulang setelah operasi. Umumnya pasien patah tulang dianjurkan untuk
istirahat total dan membatasi aktivitas (imobilisasi) selama 24 – 48 jam
setelah operasi namun setelah itu pasien dianjurkan segera melakukan
mobilisasi dini (Maharani & Waluyo, 2013).
Tentunya mobilisasi dini memiliki manfaat yang luar biasa bagi
pasien yaitu menjadi lebih sehat dan mengurangi rasa nyeri setelah
operasi disamping pemberian obat anti nyeri. Selain itu, mobilisasi dini
juga dapat mempercepat penyembuhan terutama luka jahitan operasi .

C. Macam-macam Mobilisasi
Menuruit Priharjo, 2000, mobilisasi dibagi menjadi dua yakni:
1. Mobilisasi secara pasif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara
dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif
Mobilissasi dimana pasien dalam meneggerakan tubuh dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan dari orang lain.

D. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang
gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.

E. Manfaat Mobilisasi Dini


Menurut Mochtar (2005), manfaat mobilisasi bagi anak post operasi
adalah :
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan
bergerak, otot-otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot
perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan
demikian anak merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan,
mempercepat kesembuhan, terutama penutupan luka jahitan. Faal usus
dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu
mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi
sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan
tromboemboli dapat dihindarkan.

F. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


Sebagian besar pasien setelah operasi akan merasa keberatan jika
dianjurkan untuk mobilisasi dini dikarenakan masih takut dengan luka
jahitannya, namun perlu diketahui bahwa beberapa hal bisa terjadi apabila
tidak segera melakukan mobilisasi dini diantaranya (Pristahayuningtyas,
2015) :
1. Penyembuhan luka menjadi lama
2. Kulit di bagian punggung menjadi lecet akibat terlalu lama berbaring
3. Badan menjadi mudah lelah dan terasa pegal akibat kurang gerak
4. Lama perawatan di rumah sakit bertambah.

G. Tahap-tahap Mobilisasi Dini Post Operasi


Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap
berikut ini akan dijelaskan tahap mobilisasi dini antara lain :
1. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus tirah baring dahulu.
Mobilisasi dini yang bisa dilakukan dengan menggerakkan lengan,
tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan
menggeser kaki
2. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan
kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli
3. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk
duduk
4. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan.
Kebanyakan dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh
digerakkan pada posisi tertentu pasca operasi akan mempengaruhi luka.

Anda mungkin juga menyukai