KATARAK
Oleh :
82021040016
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK
A. Pengertian
b. Katarak Kortikal
Kekeruhan terjadi pada korteks lensa.
c. Katarak Kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuclear atau kortikal.
d) Katarak Hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut hingga korteks lensa mencair
dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
D. Manifestasi Klinis
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap, LED : menunjukkan anemia sistemik.
2. Pengukuran tonografi : mengkaji tekanan intra okuler (TIO) (Normalnya
12-25 mmHg).
3. Pemeriksaan lapang pandang : untuk mengetahui visus.
4. Pemeriksaan oftalmoskop : mengkaji struktur intraocular, mencatat atrofi
lempeng optic, papil edema, perdarahan retina.
5. Pemeriksaan slit-lamp.
6. Biometri
7. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.
I. Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat mencegah katarak.
Beberapa penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah
keruhnya lensa untuk menjadi katarak (Ilyas, 2006).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat
progresifitas atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan
pembedahan (James, 2006). Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah
ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita. Digunakan
nama insipient, imatur, dan hipermatur didasarkan atas kemungkinan
terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof. Dr. Sidarta Ilyas, dkk, 2002).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin
banyak dilakukan dengan anestesi local daripada anastesi umum. Anestesi
local diinfiltrasikan disekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan
secara topical. Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau
sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak
ekstrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan probe
ultrasonografi yang dimasukkan melalui inisisi yang lebih kecil dari kornea
atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).
I. Konsep Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Pada pasien dengna katarak kongenital biasanya sudah terlihat pada usia
di bawah 1 tahun, sedangkakn pasien dengan katarak juvenile terjadi pada
usia < 40 tahun , pasien dengan katarak presenil terjadi pada usia sesudah
30-40 tahun, dan pasien dengan katarak senilis terjadi pada usia > 40
tahun.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Penurunan ketajaman pengelihatan dan silau.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien biasanya mengeluh penglihatan kabur dan silau.
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien. Apakah ia
mengenakan kaca mata atau lensa kontak?, apakah pasien mengalami
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada
keluhan dalam membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan
masalah membedakan warna atau masalah dengan penglihatan lateral
atau perifer?.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti
DM, hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit
metabolic lainnya yang memicu resiko katarak.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada riwayat kelainan mata pada keluarga, atau apakah di
keluarga ada yang menderita penyakit DM (Diabetes Mellitus)?.
e. Pola eliminasi
Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau
kesulitan. Untuk BAK kaji warna, baud an frekuensi sedangkan untuk
BAB kaji bentuk, warna, bau, dan frekuensi.
f. Pola kognitif perseptual
Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara,
mendengar, melihat, membaca serta kemampuan pasien berinteraksi.
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
g. Pola konsep diri
Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimana seperti harga
diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan
dirinya.
h. Pola koping
Masalah utama pasien selama di rumah sakit, cara pasien menerima dan
menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum sakit
hingga saat sakit.
i. Pola peran hubungan
Status perkawinan pasien, pekerjaan, kualitas bekerja, sistem pendukung
dalam menghadapi masalah, dan
j. Pola nilai dan kepercayaan
Apa agama pasien, sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri
kepada tuhan atas sakit yang di derita.
k. Pola seksual reproduksi
Pola seksual pasien selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
3. Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
Katarak terlihat tampak hitam terhadap reflex fundus ketika mata diperiksa
dengan oftalmoskop direk.
Pemeriksaan slit lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara
rinci dan identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia
biasanya terletak di daerah nucleus, korteks, atau subkapsular. Katarak
terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular posterior. Tampilan lain
yang menandakan penyebab ocular katarak dapat di temukan, antara lain
deposisi pigmen pada lensa menunjukan inflamasi sebelumnya atau
kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005).
4. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang bisanya dilakukan menggunakan kartu snellen,
keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi, maka A- scan
ultrasound (echography) dan hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat
diagnostic, khususnya bila di pertimbangkan akan dilakukan pembedahan.
Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat
yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
↓
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
2. DS : Penurunan tajam Gangguan
- Kemungkinan klien pandangan persepsi
mengatakan kesulitan untuk sensori;
beraktivitas Gangguan penglihatan
- Kemungkinan klien penerimaan
mengatakan penglihatannya sensori;
tidak jelas. kerusakan sensori
DO :
- Klien tampak sulit Gangguan
beraktivitas persepsi sensori;
penglihatan
3. DS : Katarak Ansietas
- Kemungkinan klien ↓
mengatakan takut tidak Prosedur
berhasil menjalankan pembedahan
operasinya. ↓
- Kemungkinan klien Pre operasi
engatakan gelisah. ↓
- Kemungkinan klien Kurangnya
mengatakan cemas terhadap pemahaman
penyakit yang dideritanya. mengenai
DO : tindakan operasi
- Biasanya wajah klien ↓
tampak gelisah Ansietas (cemas)
a. Pre Operasi
3. Setelah dilakukan Tindakan keperawatan … x 24 1. Bina hubungan yang baik dengan keluarga klien.
jam diharapkan klien atau keluarga mengerti 2. Berikan penjelasan tentang keadaan klien.
dengan kondisi sekarang dan dapat memahami
3. Berikan kesempatan klien atau keluarga untuk
tentang penanggulangan katarak.
mengekspresikan perasaannya.
Kriteria Hasil : Keluarga dapat tenang dan tidak
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien.
cemas
5. Libatkan kelurga terdekat dalam proses keperawatan.
b. Post Operasi
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua
… x 24 jam diharapkan pasien dapat mata terlibat.
meningkatkan ketajaman penglihatan dalam
batas normal dengan kriteria hasil:
- Pasien mengenal gangguan sensori dan
berkompensasi terhadap perubahan, 2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lai di
mengidentifikasi atau memperbaiki sekitarnya.
potensial bahaya dalam lingkungan. 3. Observasi tanda dan gejala disorientasi. Pertahankan pagar
tempat tidur sampai benar-benar sembuh.
Sidarta, Ilyas (2009). Ihtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI
Tamsuri, Anas. (2011). Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta:
EGC