Di Susun Oleh:
Kelompok 4
Tingkat III B/Semester V
1. Armeliati 2018.C.10a.0959
2. Cia 2018.C.10a.0962
3. Dhea Permatasari Iskandar 2018.C.10a.0964
4. Dony Sentory 2018.C.10a.0965
5. Erna Sari 2018.C.10a.0966
6. Jenny Amsal 2018.C.10a.0971
7. Julius 2018.C.10a.0973
8. Ruly Ramadana 2018.C.10a.0983
9. Yoga Pratama 2018.C.10a.0992
7. Tugas Perorganisasian
1) Moderator : Cia
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
d. Mengatur jalannya acara.
2) Penyaji : Ruly Ramadana, Jenny Amsal
1 Menyampaikan materi penyuluhan
2 Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3 Mengucapkan salam penutup
3) Simulator : Armeliati, Dhea Permatasari Iskandar, Yoga Pratama
Simulator adalah sebagai simulasi atau objek fisik benda nyata yang
didemonstrasikan.
4) Fasilitator : Julius, Dony Sentory, Erna Sari
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang,
memahami tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat
rencana guna mencapai tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu
dalamdiskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannyakegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai denganakhir
3. Membuat dan megedarkan absen peserta penyuluhan.
5) Dokumentasi : Dony Sentory
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan
dokumen pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.
6) Notulen : Erna Sari
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara.
Ditulis oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal
penting.Dan mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan
penyuluhan.
8. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: Kamera
9. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Tempat dan alat sesuai rencana.
Peran dan tugas sesuai rencana.
Setting tempat sesuai dengan rencana.
2) Evaluasi Proses
Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan.
Selama kegiatan semua peserta aktif.
Bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau
tidak ada hambatan, keaktifan keluarga Pasien dalam proses
pembelajaran, tanya jawab bisa hidup atau tidak.
3) Evaluasi Hasil
Pasien dan Keluarga pasien mampu mengetahui tentang Ambulasi Fraktur
dan Dislokasi.
Kelompok 4
LAMPIRAN
1. Definisi Ambulasi
Ambulasi adalah upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan
atau berpindah tempat. Ambulasi dini adalah tahapan kegiatan yang
dilakukan segera pada pasien pasca operasi dimulai dari bangun dan duduk
sampai pasien turun dari tempat tidur dan mulai berjalan dengan bantuan
alat sesuai dengan kondisi pasien (Asmadi, 2008).
Hal ini harusnya menjadi bagian dalam perencanaan latihan untuk
semua pasien. Ambulasi mendukung kekuatan, daya tahan dan
fleksibelitas. Keuntungan dari latihan berangsur-angsur dapat di
tingkatkan seiring dengan pengkajian data pasien menunjukkan tanda
peningkatan toleransi aktivitas. Menurut (Kozier, 2005) ambulasi adalah
aktivitas berjalan.
2. Tujuan Ambulasi
1) Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
2) Mempertahankan kenyamanan
3) Mempertahankan toleransi terhadap aktivitas
4) Mempertahankan control diri pasien
5) Meningkatkan kesimbangan pasien
3. Manfaat Ambulasi
1) Mencegah dampak Immobilisasi pasca operasi meliputi :
a) Sistem Integumen : kerusakan integritas kulit seperti Abrasi, sirkulasi
yang terlambat yang menyebabkan terjadinya Atropi akut dan
perubahan turgor kulit.
b) Sistem Kardiovaskuler : Penurunan Kardiak reserve, peningkatan beban
kerja jantung, hipotensi ortostatic, phlebotrombosis.
c) Sistem Respirasi : Penurunan kapasitas vital, Penurunan ventilasi
volunter maksimal, penurunan ventilasi/perfusi setempat, mekanisme
batuk yang menurun.
d) Sistem Pencernaan : Anoreksi-Konstipasi, Penurunan Metabolisme.
e) Sistem Perkemihan : Menyebabkan perubahan pada Eliminasi Urine,
infeksi saluran kemih, hiperkalsiuria
f) Sistem Muskulo Skeletal : Penurunan masa otot, osteoporosis,
pemendekan serat otot
g) Sistem Neurosensoris : Kerusakan jaringan, menimbulkan gangguan
syaraf pada bagian distal, nyeri yang hebat.
2) Manfaat ambulasi adalah untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah
flebotrombosis (thrombosis vena profunda/DVT). Mengurangi komplikasi
immobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltic usus,
mempercepat pasien pasca operasi. Ambulasi sangat penting dilakukan pada
pasien pasca operasi karena jika pasien membatasi pergerakannya di tempat
tidur dan sama sekali tidak melakukan ambulasi pasien akan semakin sulit
untuk memulai berjalan (Kozier, 2010).
4. Tindakan-Tindakan Ambulasi
a. Duduk diatas tempat tidur
1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2) Tempatkan klien pada posisi terlentang
3) Pindahkan semua bantal
4) Posisi menghadap kepala tempat tidur
5) Regangkan kedua kaki perawat dengan kaki paling dekat ke kepala
tempat tidur di belakang kaki yang lain.
6) Tempatkan tangan yang lebih jauh dari klien di bawah bahu klien,
sokong kepalanya dan vetebra servikal.
7) Tempatkan tangan perawat yang lain pada permukaan tempat tidur.
8) Angkat klien ke posisi duduk dengan memindahkan berat badan
perawat dari depan kaki ke belakang kaki.
9) Bantu pasien untuk duduk dan diberi penopang atau bantal
b. Duduk di tepi tempat tidur
1) Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
2) Tempatkan pasien pada posisi miring, menghadap perawat di sisi
tempat tidur tempat ia akan duduk.
3) Pasang pagar tempat tidur pada 2 sisi yang berlawanan.
4) Tinggikan kepala tempat tidur pada ketinggian yang dapat
ditoleransi pasien.
5) Berdiri pada sisi panggul klien yang berlawanan.
6) Balikkan secara diagonal sehingga perawat berhadapan dengan
pasien dan menjauh dari sudut tempat tidur.
7) Regangkan kaki perawat dengan kaki palingdekat ke kepala tempat
tidur di depan kaki yang lain
8) Tempatkan lengan yang lebih dekat ke kepala tempat tidur di
bawah bahu pasien, sokong kepala dan lehernya
9) Tempat tangan perawat yang lain di atas paha pasien.
10) Pindahkan tungkai bawah klien dan kaki ke tepi tempat tidur.
11) Tempatkan poros ke arah belakang kaki, yang memungkinkan
tungkai atas pasien memutar ke bawah.
12) Pada saat bersamaan, pindahkan berat badan perawat ke belakang
tungkai dan angkat pasien.
13) Tetap didepan pasien sampai mencapai keseimbangan.
14) Turunkan tinggi tempat tidur sampai kaki menyentuh lantai
c. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi
1) Bantu pasien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi
pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan
kursi roda, yakinkan bahwa kusi roda dalam posisi terkunci.
2) Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga.
3) Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang stabil dan
antislip.
4) Regangkan kedua kaki perawat.
5) Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat
dengan pasien
6) Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila
pasien dan tempatkan tangan pada skapula pasien.
7) Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan
panggul dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi.
8) Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut
perawat.
9) Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan pasien
secara langsung ke depan kursi
10) Instruksikan pasien untuk menggunakan penyangga tangan pada
kursi untuk menyokong.
11) Fleksikan panggul perawat dan lutut saat menurunkan pasien ke
kursi.
12) Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat.
13) Stabilkan tungkai dengan selimut mandi
14) Ucapkan terima kasih atas upaya pasien dan puji pasien untuk
kemajuan dan penampilannya.
d. Membantu Berjalan
1) Anjurkan pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau
memegang telapak tangan perawat.
2) Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan bahu
pasien.
3) Bantu pasien berjalan
e. Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Brancard
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memindahkan pasien
yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan sendiri dari tempat tidur ke
branchard.
2) Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di rentang 180°
samping tubuh,
Hiperektens Mengerkan lengan kebelakang tubuh, rentang 45-
i siku tetap lurus, 60°
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di rentang 180°
atas kepala dengan telapak tangan jauh
dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi Dengan siku pleksi, memutar bahu rentang 90°
dalam dengan menggerakan lengan sampai ibu
jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan rentang 90°
sampai ibu jari ke atas dan samping
kepala,
Sirkumduks Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360°
i penuh,
3) Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan rentang 150°
bahu bergerak ke depan sendi bahu dan
tangan sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150°
tangan,
4) Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan rentang 70-
sehingga telapak tangan menghadap ke 90°
atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak rentang 70-
tangan menghadap ke bawah, 90°
5) Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi rentang 80-
bagian dalam lengan bawah, 90°
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga rentang 80-
jari-jari, tangan, lengan bawah berada 90°
dalam arah yang sama,
Hipereksten Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang 89-
si belakang sejauh mungkin, 90°
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30°
ibu jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke rentang 30-
arah lima jari, 50°
8) Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-
120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping rentang 90-
tungkai yang lain, 120°
Hipereksten Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-
si 50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-
menjauhi tubuh, 50°
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi rentang 30-
media dan melebihi jika mungkin, 50°
Rotasi Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90°
dalam tungkai lain,
Rotasi Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90°
luar tungkai lain.
Sirkumduks Menggerakan tungkai melingkar
-
i
9) Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-
130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-
130°
10) Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang 20-
menekuk ke atas, 30°
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang 45-
menekuk ke bawah, 50°
11) Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
12. Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-
60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-
60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan rentang 15°
yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC.
Perry, Potter Peterson. 2015. Keterampilan Dasar dan Prosedur Dasar. Jakarta :
EGC.
Perry, Potter. 2016. Konsep Proses dan Praktik, Fundamental Keperawatan, vol
2, edisi 4. Jakarta : EGC.
Setiya, Andri & Abd Wahid. 2016. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.