Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“PENCEGAHAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)


MENGGUNAKAN VIDEO EDUKASI PADA MEDIA SOSIAL”

Dosen Pembimbing:

Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes

Disusun oleh:
Kelompok C3.6

Tya Wahyun Kurniawati 132113143077


Miftakhul Janah 132113143079
Irawati Dewi 132113143081
Ro’ihatus Siha 132113143085

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : PRAKTIK KEPERAWATAN MATERNITAS


Topik : Pencegahan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Sasaran : Masyarakat
Hari/tanggal : Jumat, 17 Desember 2021
Tempat : Online via Sosial Media Instagram
Waktu : Bebas
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan yang dilakukan melalui media sosial
instagram diharapkan peserta penyuluhan mendapatan pengetahuan tentang cara
melakukan pencegahan ketuban pecah dini.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penjelasan tentang pencegahan ketuban pecah dini, peserta
penyuluhan diharapkan mampu menjelaskan tentang:
1. Konsep ketuban
2. Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD)
3. Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
4. Faktor risiko Ketuban Pecah Dini (KPD)
5. Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini (KPD)
6. Pencegahan Ketuban Pecah Dini (KPD)

III. Sasaran
Semua masyarakat yang melihat video pencegahan ketuban pecah dini.

IV. Materi
Materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan kesehatan terdiri dari
beberapa suk pokok, diantaranya:
1. Konsep ketuban
2. Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD)
3. Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
4. Faktor risiko Ketuban Pecah Dini (KPD)
5. Tanda dan gejala Ketuban Pecah Dini (KPD)
6. Pencegahan Ketuban Pecah Dini (KPD)

V. Metode
Metode dalam penyuluhan ini adalah dengan metode video edukasi berupa
penjelasan mengenai pencegahan ketuban pecah dini. Video edukasi tersebut
menampilkan gambar, dubbing suara dan tulisan mengenai penjelasan pencegahan
ketuban pecah dini sesuai dengan prosedur, sehingga penonton dapat memahami
maksud dari video edukasi dengan jelas.

VI. Media
Media yang digunakan dalam melakukan penyuluhan pencegahan ketuban
pecah dini adalah media sosial instagram dengan video edukasi

VII. Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan dalam penyuluhan dengan cara mengupload video edukasi ke
media sosial masing-masing setiap anggota kelompok. Anggota kelompok akan
menggunakan caption yang menarik untuk menarik minat masyarakat dalam melihat
video hingga selesai. Apabila ada yang ingin bertanya dan kurang paham mengenai
materi, maka penonton dapat mengajukan pertanyaan melalui komentar dan aakan
dijawab oleh anggota kelompok.

VIII. Storyboard Video


No Scene Isi Visual Pelaksana
1. Opening Animasi text Logo unair dengan tulisan 5 Detik
video “Program Profesi “Program Profesi
(bumper) Keperawatan Keperawatan Maternitas
Maternitas Fakultas Universitas Airlangga”,
Keperawatan dan logo SDG’s
Universitas
Airlangga”
2. Isi materi 1. Konsep ketuban Materi dibagi untuk setiap 5 Menit
2. Definisi Ketuban individu kemudian
Pecah Dini (KPD) melakukan dubbing suara
3. Penyebab Ketuban sesuai bagian masing-
Pecah Dini (KPD) masing.
4. Faktor risiko
Ketuban Pecah Dini Satu orang bertugas
(KPD) membuat gambar/animasi
5. Tanda dan gejala pada video dan
Ketuban Pecah Dini memasukkan dubbing.
(KPD)
6. Pencegahan Pada video ditampilkan
Ketuban Pecah Dini tulisan pencegahan
(KPD) dibawahnya untuk
mempermudah penonton.

Referensi video pada


bawah akhir video
sebelum ucapan terima
kasih
3. Closing Ucapan terima kasih Menggunakan animasi 3 Detik
dan tulisan yang berupa
ucapan terima kasih dan
tulisan kelompok C3.6
Praktik Profesi
Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga.

IX. Evaluasi
a. Struktur
i. Kesiapan materi
ii. Kesiapan SAP
iii. Kesiapan media: video
iv. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
b. Proses
i. Upload video dimulai sesuai waktu yang direncanakan
ii. Penyuluh, fasilitator dapat menjawab pertanyaan dari peserta apabila
ada yang ingin bertanya
c. Hasil
Adanya orang yang melihat video edukasi mengenai pencegahan
ketuban pecah dini, diharapkan banyak masyarakat yang memahami tentang
bagaimana pencegahan ketuban pecah dini sesuai dengan prosedur dan dapat
menerapkan jika suatu saat mengalami atau ada keluarga yang mengalami
ketuban pecah dini.

MATERI KETUBAN PECAH DINI (KPD)


1. Konsep Ketuban
1) Definisi Ketuban
Membran ketuban merupakan suatu struktur membran yang lunak yang mengelilingi
fetus selama kehamilan. Kehamilan normal memerlukan kekuatan integritas dari
membran ketuban hingga kehamilan aterm, dimana pada saat terjadinya pecahnya
membran ketuban merupakan bagian yang saat vital pada saat persalinan. Membran
ketuban terdiri dari struktur dua lapis yang terdiri dari lapisan amnion dan lapisan
chorion. Lapisan korion lebih tebal dan lebih selular, dan sedangkan lapisan amnion
lebih kaku dan kuat (Negara, Mulyana and Pangkahila, 2017). Air ketuban berwarna
bening kekuningan dan tidak berbau. Komposisinya terdiri dari hormon, nutrisi, sel
penunjang sistem kekebalan tubuh, dan urine janin. Dengan air ketubanlah janin
belajar bernapas, menelan, dan bergerak.

2) Fungsi air ketuban bagi janin


Berikut beberapa fungsi air ketuba bagi bayi dalam kandungan
a. Melindungi janin dari benturan
b. Memberi ruang gerak
c. Mencegah infeksi
d. Membuan janin menjadi nyaman dengan menjaga suhu ideal
e. Mendukung perkembangan paru-paru
f. Mendukung perkembangan sistem pencernaan
g. Mendukung perkembangan otot dan tulang

2. Definisi Ketuban Pecah Dini


Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature Rupture of Membrane (PROM)
merupakan ruputur atau pecahnya ketuban yang terjadi sebelum proses persalinan
(Andalas et al., 2019). Ketuban pecah prematur adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum ada tanda-tanda persalinan dan setelah satu jam tidak diikuti proses inpartu
sebagaimana mestinya (Rahmawati, 2020). KPD dapat terjadi pada usia kehamilan
premature (<37 minggu) dan aterm (>37 minggu) dengan ketuban pecah secara
spontan dan tanpa tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini menyebabkan
terjadinya 1/3 persalinan preterm dan merupakan penyebab 18%-20% dari morbiditas
dan mortalitas perinatal (Andalas et al., 2019).
3. Etiologi Ketuban Pecah Dini
Penyebab pasti dari KPD belum diketahui secara pasti. Namun seringkali terjadi
pada kehamilan yang disertai dengan hal-hal berikut (James, 1991 dalam (Armini et
al., 2016):
1) Peningkatan tekanan intrauteri pada kasus kehamilan ganda, polyhidramnion
2) Proses inflamasi urogenital pada kasus infeksi menular seksual yang dapat
menjalar sampai terjadi cervicitis, korioamnionitis
3) Inkompetensi serviks, yaitu keadaan dimana serviks tidak cukup kuat untuk
menahan beratnya uterus dan janin sehingga mudah terbuka. Hal ini bisa
disebabkan oleh riwayat trauma pada serviks sebelumnya misalnya pada
grandemultipara, riwayat kuretase, atau riwayat kauterisasi
4) Disproporsi sefalopelvik, suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara
ukuran kepala janin dengan ukuran panggul ibu
5) Trauma selama masa kehamilan, misalnya jatuh, hubungan seksual, pemeriksaan
dalam, atau amniosentesis
6) Faktor genetik, yang seringkali dihubungkan dengan rendahnya kadar vitamin C
dalam tubuh seseorang

4. Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini


Faktor risiko terjadinya KPD diantaranya sebagai berikut (Armini et al., 2016):
1) Riwayat KPD pada kehamilan sebelumnya
2) Kehamilan kembar
3) Polihidramnion
4) Penderita infeksi urogenital
5) Ibu hamil dengan aktivitas fisik yang tinggi
6) Paritas kehamilan yang terlalu sering
7) Selaput ketuban lebih tipis sehingga mudah pecah sebelum waktunya
8) semakin banyak paritas semakin mudah terjadi infeksi amnion karena rusaknya
struktur serviks pada persalinan sebelumnya.

5. Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini


Tanda dan gejala ketuban pecah premature diantaranya sebagai berikut (Armini
et al., 2016):
1) Keluarnya cairan pervaginam yang tidak dapat ditahan. Cairan dapat bewarma
jernih dan berbau khas, atau keruh (kehijauan, kekuningan, kecokelatan). Cairan
juga dapat merembes sedikit demi sedikit atau sekaligus banyak
2) Pada palpasi abdomen janin mudah diraba karena cairan ketuban berkurang
3) Tes lakmus didapatkan perubahan warna kertas laksmus apabila dibasahi dengan
cairan ketuban yaitu warna merah akan menjadi biru karena sifat cairan ketuban
yang basa (pH 6,5-7,5)

6. Pencegahan Ketuban Pecah Dini


Berikut adalah cara menjaga air ketuban tidak pecah dini yang dapat dilakukan
ibu hamil (Rahmawati, 2021):
1) Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
Salah satu upaya penting dalam menjaga air ketuban tidak pecah sebelum waktunya
adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan.
Pemeriksaan ini dapat memungkinkan untuk memantau kondisi janin, air ketuban
maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan kehamilan, selain itu masalah dalam
kehamilan juga dapat terdeteksi lebih awal. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
4 kali selama hamil, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester satum 1 kali
pemeriksaan pada trimester dua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester 3.
2) Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
Mencaga air ketuban agar tidak pecah dini dapat dilakukan dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang. Asupan ibu hamil sangatlah penting untuk diperhatikan,
seperti konsumsi sayur, buah, dan makanan sehat. Perlu dilakukan pula pemenuhan
kebutuhan cairan agar kualitas air ketuban terjaga dan tubuh tidak dehidrasi.
3) Tidak merokok
Ibu hamil tidak boleh merokok untuk menjaga air ketuban tidak pecah dini. Selain
ketuban pecah terlalu cepat, merokok selama kehamilan juga dikaitkan dengan
berbagai risiko berbahaya, seperti plasenta letak rendah, plasenta copot sebelum
waktunya, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, atau cacat lahir.Ibu hamil
juga sebaiknya menghindari kontak langsung dengan perokok agar asap rokok tidak
terhirup. Jika suami atau anggota keluarga lain dalam satu rumah ada yang merokok,
ingatkan untuk tidak merokok di depan ibu.
4) Menjaga kebersihan organ intim
Infeksi pada organ intim dapat menimbulkan risiko ketuban pecah dini, kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah, serta kerusakan mata dan paru-paru pada bayi
baru lahir. Area organ intim yang tidak bersih dapat menyebabkan kuman atau
bakteri berkembang, bahkan hingga menyerang selaput ketuban. Oleh karena itu,
cara menjaga air ketuban agar tidak pecah adalah dengan membersihkan organ intim
secara tepat. Setelah buang air kecil, pastikan untuk menyekanya dari depan ke
belakang. Selain itu, gantilah celana dalam minimal dua kali sehari, terutama jika
sudah terasa lembap.
5) Mengonsumsi suplemen vitamin C
Suplemen vitamin C sangat penting pada wanita hamil, kekurangan vitamin C telah
terbukti mempengaruhi stuktur plasenta dan memfasilitasi infeksi korioamnion yang
dapat menghasilkan peningkatan risiko ketuban pecah dini dan kelahiran premature.
Pemberian vitamin C pada masa kehamilan secara efektif dapat mengurangi kejadian
ketuban pecah dini. Vitamin C terlibat dalam pemeliharaan kolagen dan antioksidan.
Selain itu suplemen vitamin C dapat juga membantu mencegah pengembangan
komplikasi yang semua terkait dengan tingginya level stress oksidatif seperti
kehamilan dengan hipertensi (gestational hypertension), pertumbuhan janin
terhambat (Intrauterine Growth Retardation) dan gestational diabetes (Bainuan,
2018).

DAFTAR PUSTAKA
Andalas, M. et al. (2019) ‘Ketuban pecah dini dan tatalaksananya’, Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, 19(3), pp. 188–192. doi: 10.24815/jks.v19i3.18119.
Armini, N. K. A. et al. (2016) Buku Ajar Keperawatan Materinitas 2. Tim Pustaka Saga.
Bainuan, L. D. (2018) ‘Pencegahan Ketuban Pecah Dini (Premature Rupture of Membranes)
Dengan Suplemen Vitamin C Pada Kehamilan’, Jurnal.Stikesbaptis.Ac.Id, pp. 17–
64. Available at: http://jurnal.stikesbaptis.ac.id/index.php/PSB/article/view/259.
Negara, K. S., Mulyana, R. S. and Pangkahila, E. S. (2017) Buku Ajar Ketuban Pecah Dini,
Buku Ajar Ketuban Pecah Dini.
Rahmawati, D. (2021) 5 Cara Menjaga Air Ketuban Tidak Pecah Dini dengan Tepat,
SehatQ. Available at: https://www.sehatq.com/artikel/cara-menjaga-air-ketuban-
tidak-pecah-dini-dengan-tepat.
Rahmawati, S. M. & (2020) ‘Risiko Usia dan Paritas Ibu Hamil terhadap Kejadian Ketuban
Pecah Dini Risk of Age and Parity Pregnant Women on Premature Rupture
Membranes’, Nursing Arts, XIV(2), pp. 90–97.

Anda mungkin juga menyukai