DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I:
Rina Febrianti : G1B220003
Ria Novita Sari : G1B220004
Dewi Rara Shinta : G1B220010
Dina Silfia : G1B220012
Ayuni Amalina : G1B220014
Mutiarani Mahendra : G1B220015
Marisa Maharti : G1B220016
Anisa Safutri : G1B220017
Siti Kholifah : G1B220018
PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Luri Mekeama, S.Kep,. M.Kep
Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J
Ns. Meinarisa, S.kep., M.kep
PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Evi Noviyanti, S.Kep
Ns. Ana, S.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
sering dijumpai di masyarakat. Nyeri punggung bawah dapat mengenai siapa saja,
tanpa mengenal perbedaan umur dan jenis kelamin. Kelompok Studi Nyeri (Pokdi
Nyeri) PERDOSSI (Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) melakukan
penelitian di 14 rumah sakit pendidikan, dengan hasil menunjukkan bahwa
kejadian NPB meliput 18,37% dari seluruh kasus nyeri yang ditangani.
Penyebab yang mendasari keluhan nyeri punggung bawah bermacam -
macam, salah satu di antaranya adalah Hernia Nukleus Pulposus (HNP). Hernia
Nucleus Pulposus (HNP) atau herniasi diskus intervertebralis, yang sering pula
disebut sebagai Lumbar Disc Syndrome atau Lumbosacral radiculopathie adalah
penyebab tersering nyeri punggung bawah yang bersifat akut, kronik atau
berulang.
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit dimana bantalan lunak
diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus)
mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus
pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan melalui annulus fibrosus ke
dalam kanalis spinalis dan mengakibatkan penekanan radiks saraf. Hernia
Nucleus Pulposus (HNP) adalah kondisi dimana terjadi prostusi pada discus
intervertebralis yang disebabkan karena injury atau beban mekanik yang salah
dalam waktu yang lama.
HNP adalah degeneratif dimana elastisitas dari annulus fibrosus menurun
sehingga menyebabkan robeknya annulus fibrosus dari diskus intervertebralis
lumbal pada spinal canal atau rupture dengan tekanan dari nucleus pulposus yang
menyebabkan kompresi pada elemen saraf (Cahyati, 2015).
Pekerjaan berat dengan gerakan yang menimbulkan cedera otot saraf, posisi
tidak bergerak dalam waktu yang cukup lama serta, kelemahan otot – otot perut
dan tulang belakang serta proses degenerative atau penuaan menjadi pencetus
terjadinya HNP. (Nasikhatussoraya, Octaviani, & Julianti, 2016)
Dilihat dari penyebabnya, dapat dikatakan bahwa sebagian besar lansia yang
berada di PSTW Budi Luhur Kota Jambi merupakan kelompok berisiko. Oleh
kelompok tertarik mengangkat HNP sebagai materi penyuluhan dengan harapan
lansia dapat terhindar dari penyakit HNP itu sendiri.
Keterangan :
: Moderator : Fasilitator : Observer
X. Materi ( Terlampir )
XI. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Audiens dapat mengikuti kegiatan sesuai rencana
2. Alat yang dibutuhkan tersedia sesuai rencana
b. Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan sesuai rencana
2. Audiens berpartisipasi aktif selama kegiatan
c. Evaluasi Hasil
1. Audiens dapat menyebutkan pengertian hernia nukleus purposus
2. Audiens dapat menyebutkan penyebab hernia nukleus purposus
3. Audiens dapat menyebutkan tanda dan gejala hernia nukleus
purposus
4. Audiens dapat menyebutkan komplikasi hernia nukleus purposus
5. Audiens dapat menyebutkan pengobatan hernia nukleus purposus
6. Audiens dapat menyebutkan cara Mencegah hernia nukleus purposes
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi
Penyakit Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu keadaan dimana
sering mengalami rasa sakit pada ruas-ruas tulang belakang. HNP terjadi karena
adanya nucleus pulposus(bahan pengisi berupa zat yang kenyal seperti gell)
yang keluar dari diskus intervertebralis atau sendi tulang belakang (Herliana,
Yudhinono , & Fitriyani, 2017).
2. Etiologi
Menurut (Herliana, Yudhinono , & Fitriyani, 2017)bahwa hal-hal yang
menyebabkan penyakit HNP antara lain :
1) Aktivitas mengangkat benda berat dengan posisi awalan yang salah
seperti posisi membungkuk sebagai awalan
2) Kebiasaan sikap duduk yang salah dalam rentang waktu yang sangat
lama. Hal ini sangat berpengaruh pada tulang belakang ketika kita
sedang membungkuk dalam posisi duduk yang kurang nyaman
3) Melakukan gerakan yang salah baik disengaja maupun tidak yang
sangat berpengaruh pada tulang dan menyebabkan tulang punggung
mengalami penyempitan sehingga terjadi trauma
4) Kelebihan berat badan (obesitas)
3. Faktor resiko
Faktor risiko penderita HNP dapat dibagi atas:
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a. Umur: semakin umur bertambah, risiko makin tinggi
b. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak daripada wanita
c. Riwayat akibat cedera punggung atau HNP sebelumnya
2. Faktor risiko yang dapat diubah
a. Aktivitas dan pekerjaan, misalnya duduk dalam waktu lama,
mengangkat ataupun menarik beban yang berat, terlalu sering
memutar punggung ataupun membungkuk, latihan fisik terlalu
berat dan berlebihan, paparan pada vibrasi yang konstan. Universitas
Sumatera Utara
b. Olahraga tidak menentu, misalnya memulai aktivitas fisik yang sudah
sekian lama tidak dilakukan dengan berlatih berlebih dan berat
dalam jangka waktu yang cukup lama.
c. Merokok, dimana nikotin dalam rokok dapat mengganggu
kemampuan diskus menyerap nutrisi yang diperlukan dari darah.
d. Berat badan yang berlebihan, terutama beban ekstra di perut
yang menyebabkan strain pada punggung bawah.
e. Batuk dalam waktu yang lama dan berulang-ulang.
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Yusuf, 2017) gejala yang sering ditimbulkan akibat HNP adalah:
1) Nyeri punggung bawah, nyeri daerah bokong, rasa kaku atau tertarik
pada punggung bawah
2) Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum dan dapat disertai baal,
yang dirasakan dari bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan
sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit,rasa nyeri
sering ditimbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan
3) Kelemahan anggota badan bawah/tungkai bawah yang disertai dengan
mengecilnya otot-otot tungkai bawah dan hilangnya refleks tendon
patella (KPR) dan archilles (APR), bila mengenai konus atau kauda
ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi,dan fungsi seksual.
Bila stress vertical yang kuat mengenai kolumna vertebra maka
nucleus pulposus dapat menonjol keluar melalui annulus fibrosus.
Peregangan annulus fibrosus, yang berbentuk cincin dan kaya inervasi
nosiseptor, menyebabkan nyeri yang sangat hebat sebagai nyeri punggung
bawah yang terlokalisir. Sementara itu, karena perengangan yang sangat
kuat, annulus fibrosus bisa ruptur atau pecah sehingga material diskus
akan ekstrusi dan dapat menekan radiks saraf menimbulkan nyeri
dirasakan sebagai nyeri radikuler (Jennie, 2010)
5. Patofisiologi