3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ada/ tidaknya penonjolan perut di daerah supra pubik (buli-buli
penuh/kosong )
b. Palpasi supra pubik : terasa ada ballotemen & px ingin miksi
c. Perkusi : kandung kemih penuh redup.
d. Colok dubur/digital rectal examination (DRE)
• Menurut Soeparman (2000), pemeriksaan penunjang yang dilakukan
pada pasien dengan BPH adalah :
Laboratorium
a. Sedimen Urin
• Untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau inflamasi saluran
kemih. warna kuning, coklat gelap, merah gelap atau terang (berdarah);
penampilan keruh; pH 7 atau lebih besar (menunjukan infeksi); bakteria,
SDP, SDM mungkin ada secara mikroskopis.
b. Kultur Urin
• Mencari jenis kuman yang menyebabkan infeksi atau sekaligus
menentukan sensitifitas kumanterhadap beberapa antimikroba yang
diujikan. Dapat menunjukan Staphylococcus aureus, Klebsiella,
Pseudomonas, atau Escherichia coli.
c. IVP ( Intra Vena Pielografi) Mengetahui kemungkinan
kelainan ginjal atau ureter berupa hidroureter atau
hidronefrosis,memperkirakan besarnya kelenjar prostat,
penyakit pada buli-buli.
d. Sitologi urine : untuk mengesampingkan kanker kandung kemih
e. BUN/ kreatinin : meningkatkan bila fungsi ginjal dipengaruhi
f. Asam fosfat serum/ antigen khusus prostatik : Peningkatan karena
pertumbuhan selular dan pengaruh hormonal pada kanker prostat
(dapat mengindikasikan metastase tulang)
g. SDP : mungkin lebih besar dari 11.000, mengindikasikan
infeksi bila pasien tidak imunosupresi.
h. Penentuan kecepatan aliran urine : mengkaji derajat obstruksi
kandung kemih
i. PSA (Prostat Specific Antigen)
utk meramalkan perjalanan peny BPH. Kadar PSA tinggi : pertumbuhan
volume prostat lebih cepat, keluhan akibat BPH/laju pancaran urine
lebih jelek, dan lebih mudah terjadinya retensi urine akut.
j. Uroflometri (utk mengetahui lama miksi, laju pancaran, waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai pancaran maksimum & vol urin yg dikemihkan).
normal bila hasil : > 15 ml / dtk
Pencitraan
• Foto polos abdomen mencari kemungkinan adanya batu saluran
kemih atau kalkulosa prostat dan kadang menunjukan bayangan buii-
buli yang penuh terisi urin yang merupakan tanda dari retensi urin.
Pemeriksaan Fungsi Ginjal
S = Skor IPSS
L = Kualitas Hidup
Q = Pancaran urin dalam ml/dt
R = Sisa Urin
V = Volume Prostat
• Interpretasi:
• Ringan : 0-7
• Sedang : 8-19
• Berat : 20-35
Berdasarkan skor IPPS
a. Ringan
skor 0-7. pilihan tindakan : watchful waiting (observasi),
medikamentosa
b. Sedang
Skor 8-19. pilihan tindakan : medikamentosa, minimal invasif, operasi
c. Berat
Skor 20-35. pilihan tindakan : minimal invasif, operasi
Referensi
• Basuki, Purnomo. (2000). Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional
RI, Katalog Dalam Terbitan (KTD): Jakarta.