Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan pada penderita Hiperplasia prostat benigna (BPH)

BY
GROUP

ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN

a. Anatomi Prostat adalah suatu organ kelenjar yang fibromuskular, yang terletak persis dibawah kandung kemih. Berat prostat pada orang dewasa normal kira-kira 20 gram, didalamnya terdapat uretra posterior dengan panjangnya 2,5 3 cm.

LANJUTAN

Menurut klassifikasi Lowsley ; prostat terdiri dari lima lobus: anterior,posterior, medial, lateral kanan dan lateral kiri. Sedangkan menurut McNeal, prostat dibagi atas : zona perifer, zona sentral, zona transisional, segmen anterior dan zona spingter preprostat. Prostat normal terdiri dari 50 lobulus kelenjar. Duktus kelenjarkelenjar prostat ini lebih kurang 20 buah,secara terpisah bermuara pada uretra prostatika, dibagian lateral verumontanum, kelenjarkelenjar ini dilapisi oleh selapis epitel torak dan bagian basal terdapat sel-sel kuboid

(Nasar,1985; Tanango,1995).

LANJUTAN

b. fisiologi Prostat adalah organ yang bergantung kepada pengaruh endokrin,dapat dianggap imbangannya (counterpart) dengan payudara pada wanita. prostat dipengaruhi oleh hormon androgen, bagian yang sensitive terhadap androgen adalah bagian perifer, sedangkan yang sensitive terhadap estrogen adalah bagian tengah. Karena itu pada orang tua bagian tengahlah yang mengalami hiperplasia, oleh karena sekresi androgen yang berkurang sedangkan estrogen bertambah secara relatif ataupun absolut(Blandy,1983; Ganong, 1983;

Burkit 1988)

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

Defenisi

Pembesaran Prostat Jinak (BPH, Benign Prostatic Hyperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (uretra).

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

Etiologi

Penyebab BPH belum jelas. Beberapa teori telah dikemukakan berdasarkan faktor histologi, hormon, dan faktor perubahan usia, di antaranya: Teori DHT (dihidrotestosteron): Teori Reawakening. Teori stem cell hypotesis. Teori growth factors.

Manifestasi Klinis
Gejala Umum BPH : Tanda klinik Sering kencing Sulit kencing Nyeri saat berkemih Urin berdarah Nyeri saat ejakulasi Cairan ejakulasi berdarah Gangguan ereksi Nyeri pinggul atau punggung

Gejala Klinik terbagi 4 grade yaitu

ditemukannya pembesaran konsistensi kenyal pada pemeriksaan colok dubur / digital rectal examination (DRE).

grade 1 (congestic) grade 2 (residual) grade 3 (retensi urine) grade 4

Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

a. Recthal grading atau rectal toucher dilakukan dalam keadaan buli-buli kosong. Pembagian grade sebagai berikut : 0 1 cm: Grade 0 1 2 cm :Grade 1 2 3 cm :Grade 2 3 4 cm :Grade 3 Lebih 4 cm :Grade 4

b. Clinical grading Pada pengukuran ini yang menjadi patokan adalah banyaknya sisa urine. Sisa urine 0 cc :Normal Sisa urine 0 50 cc :Grade 1 Sisa urine 50 150 cc : Grade 2 Sisa urine >150 cc : Grade 3 Sama sekali tidak bisa kemih : Grade 4

c. Intra urethra grading Untuk melihat seberapa jauh penonjolan lobus lateral ke dalam lumen urethra. Pengukuran ini harus dapat dilihat dengan penendoskopy dan sudah menjadi bidang dari urology yang spesifik.

Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

a. Watchful waiting Pilihan tanpa terapi ini untuk pasien BPH dengan skor IPSS<7, yaitu keluhanringan yang tidak menganggu aktivitas sehari-hari. Pasien hanya diberikan edukasi mengenai Hal-hal yang dapat memperburuk keluhan b. Medikamentosa c. Pemasangan threeway cateter d. Operasi Jenis pembedahan yang dapat dilakukan: Transurethral reseksi prostat (TURP) Transurethral sayatan dari prostat (TUIP atau TIP) Buka prostatektomi Pembedahan laser operasi

Post Prostatektomi Perawatan luka pasca operasi dapat dibagi menjadi dua yaitu diruang operasi dan di luar ruang operasi, dimana penyembuhan luka terkait dengan infeksi luka sering berkembang antara hari ke lima sampai dengan hari ke delapan pasca operasi. Balutan pertama pasca operasi diganti oleh ahli bedah, tetapi balutan berikutnya dalam periode pasca operasi biasanya diganti oleh perawat.

Komplikasi

Aterosklerosis Infark jantung Impoten Hemoragik post operasi Fistula Striktur pasca operasi & incontinentia urin

Studi Kasus

Diagnosa Keperawatan (NANDA,NOC,NIC)

Kasus

WOC

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai