Anda di halaman 1dari 30

PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA

RUMAH SAKIT LANCANG KUNING PEKANBARU

DI RUANG AL - BALKHI

DI SUSUN OLEH :

AHMAD SALMAN, S.Kep.

NIM : 2241205

Preseptor Akademik

Ns. Riamah, S.Kep., M.Kes

Preseptor Klinik

Ns. Endi, S.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes TENGKU MAHARATU PEKANBARU

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

A. Defenisi

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan


dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada fungsi yang terintegrasi.
Pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas.
Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kemampuan profesional dalam memberikan
asuhan keperawatan khususnya pada tingkat individu dan keluarga. Perawat harus
membekali diri dari berbagai konsep teori dan ilmu yang berkaitan dengan keperawatan
mental psikiatri (Rasmun, 2001).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan


yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 1995).

Perilaku kekerasan yaitu perilaku yang rentan melakukan atau yang dapat
berupa verbal, fisik dan lingkungan (Husna et al, 2021).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini, perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku kekerasan
saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu (Keliat, 2012)

B. Proses terjadinya masalah


1. Pengertian
Perilaku kekerasan atau amuk disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi
atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan konflik emosional yang belum dapat
diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
Gejala klinis
Gejala klinis yang sering ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian meliputi ; muka merah, pandangan tajam, otot tegang,
nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak seperti
merampas makanan orang lain dan memukul jika tidak senang.

2
2. Penyebab
Klien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya
gangguan harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan
harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala klinis :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Gangguan hubungan sosial
- Percaya diri kurang
- Mencederai diri sendiri

3. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan - tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain, maupun lingkungan, seperti : menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dan sebagainya.

Menurut fitria (2009) tanda dan gejala perilaku kekerasan diantaranya :


a. Fisik : mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang
mengatup, wajah memerah dan tegang serta postur tubuh kaku.
b. Verbal : mengancam, mengumpat dengan kata - kata kotor, bicara dengan
nada keras, kasar dan ketus.
c. Perilaku : menyerang orang lain, melukai diri sendiri, atau orang lain,
merusak lingkungan, amuk atau agresif.
d. Emosi : tidak adekuat, tidak aman nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk ingin berkelahi.
e. Intelektual : mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan
tidak jarang kata kata yang kotor.
f. Spiritual : merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu - raguan, tidak
bermoral.
g. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan
sindiran.
h. Perhatian : bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.

A. Faktor predisposisi
Menurut Ade Herma (2011) perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain :

1. Teori biologi
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya pemberian stimulus elektris
ringan pada hipotalamus ternyata menimbulkan perilaku agresif, dimana jika
terjadi kerusakan fungsi limbic (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal
(untuk pemikiran rasional), lobus temporal (untuk interpretasi untuk indra
penciuman dan memori) akan menimbulkan mata terbuka lebar, pupil
berdilatasi, dan hendak menyerang objek yang ada di sekitarnya.

2. Faktor psikologi
a. Teori psikoanalisa.
Agresif dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang
seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase oral
antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapatkan kasih sayang dan
pemenuhan kebutuhan air susu yang cukup cenderung mengembangkan
sikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi
adanya ketidak percayaannya pada lingkungannya.
b. Imitation, modeling, and information processing theory
Menurut teori ini pelaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan
yang menolerir kekerasan. Adanya contoh, model, dan perilaku yang
ditiru dari media atau lingkungan sekitar memungkinkan individu meniru
perilaku tersebut.
c. Learning theory
Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan
sekitarnya. Iya mengamati bagaimana respon ayah saat menerima
kekecewaan dan mengamati bagaimana respon ibu saat marah.

3. Faktor sosial budaya


Dalam budaya tertentu seperti rebutan berkah, rebutan uang receh, sesaji atau
kotoran kerbau di keraton, serta ritual - ritual yang cenderung mengarah pada
kemusyrikan secara tidak langsung turut memupuk sikap agresif dan ingin
menang sendiri.
4. Aspek religiusitas
Dalam tinjaun religiusitas, kemarahan dan agresifitas merupakan dorongan
dan bisikan syetan yang menyukai kerusakan agar manusia menyesal. Semua
bentuk kekerasan adalah bisikan syetan yang dituruti manusia sebagai bentuk
kompensasi bahwa kebutuhan dirinya terancam dan segera dipenuhi tetapi
tanpa melibatkan akal dan norma agama.

4
B. Faktor presipitasi
Menurut (Yosep, 2011) faktor faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan :
1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekspresi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, sepak bola, geng sekolah dan lain lain.
2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisisosial ekonomi.
3. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuai dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah.
4. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan
menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkohol dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa
frustasi.
6. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan sikap dan perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.

C. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stres termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, antara lain :
1. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik.
3. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar.
4. Reaksi formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan, dengan melebih -
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan.
5. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang
tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan secara asertif
3. Memberontak
4. Perilaku kekerasan.

D. Asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan


Pengkajian data fokus pada :
1. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, soial dan
spiritual.
a. Aspek biologis
b. Aspek emosional
c. Aspek intelektual
d. Aspek sosial
e. Aspek spiritual
2. Faktor presipitasi
Secara umum orang akan marah jika dirinya merasa terancam baik secara
fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor injury perilaku
kekerasan adalah :
a. Klien : Kelemahan fisik, keputus asaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik,
merasa terancam baik internal dari diri klien sendiri maupun eksternal
dari lingkungan.
c. Lingkungan : panas, padat dan bising.

3. Mekanisme koping
Kearahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain :
a. Sublimasi : menerima suatu sasaran pengganti yang mulia.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya yang tidak
baik.
c. Represi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk ke alam sadar.
d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresikan, dengan melebih - lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.

6
e. Displacement ; melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu.

E. Pohon masalah

Resiko pelaku kekerasan



Halusinasi pendengaran

Gangguan harga diri : harga diri rendah

Diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul adalah :


1. Resiko perilaku kekerasan.
2. Halusinasi pendengaran.
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah.

Data yang perlu dikaji :


1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
- Data subyektif : klien mengatakan benci atau kesal terhadap seseorang,
klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sudah kesal dan marah.
- Data objektif : mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan
keras, bicara menguasai, berteriak, menjerit, memukul diri sendiri atau
orang lain, merusak dan melempar barang barang.
2. Perilaku kekerasan
- Data subjektif : klien mengatakan benci atau kesal terhadap orang lain,
klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya, riwayat
perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
- Data objektif : mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dan
keras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang barang
3. Gangguan harga diri : harga diri rendah.
- Data subjektif : klien mengatakan : saya tidak mampu, tidak bisa, tidak
tahu apa apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan
malu terhadap diri sendiri.
- Data objektif : klien lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri dan ingin mengakhiri hidup.

F. Diagnosa Keperawatan

Dari diagnosa keperawatan yang muncul, maka rencana tindakan keperawatan antara
lain :

Rencana tindakan
Diagnosa 1
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri, tanyakan nama dan nama
panggilan, jelaskan tujuan interaksi, buat kontrak setiap interaksi, bicara
dengan rileks dan tenang tanpa menantang, tunjukkan sikap empati
kepada klien.
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya, bantu
klien mengidentifikasi penyebab melakukan perilaku kekerasan,
dengarkan ungkapan rasa marah atau kesal dan perasaan bermusuhan
dengan orang lain.
- Klien mampu mengenali perasaan marahnya.
Bantu klien untuk mengidentifikasi tanda tanda marah, bantu klien untuk
mengidentifikasi perasaannya saat marah, tanyakan pada klien apakah
dengan marah bisa menyelesaikan persoalan, katakan pada klien bahwa
marah itu normal dirasakan setiap orang.
- Klien mampu menilai efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Tanyakan pendapat klien tentang efek perilaku agresif terhadap diri
sendiri dan orang lain, beri reinforcement positif terhadap pendapat klien
yang benar, beri penjelasan lebih lanjut pada klien tentang efek perilaku
agresif terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Klien dapat mengetahui cara menyalurkan rasa marah yang sehat.

8
Gali pendapat klien tentang cara untuk menyalurkan marah dengan cara
yang sehat, sampaikan kepada klien cara sehat yang lain untuk
menyalurkan marah, menyatakan kalimat baik tanpa menyakiti,
membersihkan rumah, jalan jalan dan berdoa.
- Klien dapat memilih dan menentukan cara yang sehat untuk
menyalurkan energi marah yang digunakan bila marahnya timbul.
Dorong klien untuk menentukan sendiri cara yang sehat jika marah,
jelaskan pada klien manfaat dari penggunaan cara tersebut, libatkan klien
dalam aktivitas kelompok, gali pendapat klien tentang pengungkapan
marah, jelaskan pada klien tentang cara pengungkaan marah.
- Keluarga mampu membantu klien untuk berperilaku sehat.
Diskusikan dengan keluarga tentang tanda - tanda marah, penyebab
marah dan cara menghadapi klien saat marah.

Diagnosa 2
Tujuan Umum : klien tidak melakukan kekerasan.
Tujuan khusus :
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimilki.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, utamakan
memberikan pujian yang realita.
- Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri
sendiri dan kelurga.
Diskusikan kemampuan positif yang dapat digunakan untuk diri sendiri
dan keluarga.
- Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan
yang dimilki klien.
Setelah pulang ke rumah, klien siap melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuan dan norma.
- Keluarga mampu memberikan dukungan pada klien untuk memenuhi
kebutuhan klien.
Diskusikan dengan keluarga cara merawat klien dan memberikan
dukungan pada klien.

Diagnosa 3
Tujuan umum : klien dapat melanjutkan peran dan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya.
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan penyebab kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda dan penyebab kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
- Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
- Klien dapat menggunakan obat sesuai dengan program rumah sakit
secara benar.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, r dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang, : RSUD Dr.


Amino Gonohutomo, 2003

10
Kelaiat Budi Ana, Proses Kesehatan keperawatan Jiwa, Edisis I, Jakarta,
EGC, 1999

Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, EGC, Jakarta, 1999

Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5th,


red) St. Louis Mosby Year Book, 1995

Yosep, Iyus, 2007, Keperawatan Jiwa, Bandung. Refika Aditama

Azizah, Lilik ma’rifatul : keperawatan jiwa (aplikasi praktik klinik),edisi


pertama, Yogyakarta : graha ilmu, 2011

Hawari, D, 2012, Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia,


Jakarta, FKUI

Keliat, B.A. (2012), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas, Jakarta :


EGC

Maslim. R. (2012), Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-


III, Jakarta : PT. Nuh Jaya
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA

RUANG RAWAT : Al- Balkhi TANGGAL DIRAWAT : 09-08-23

I. IDENTITAS
Inisial: Tn.H ( L/P) Tanggal Pengkajian : 12 agustus 2023
Umur: 37 tahun No. Rekam Medik : 03 38 32
Alamat Lengkap : Desa kepala pulau Informan : Pasien dan keluarga

II. ALASAN MASUK


Pasien datang ke IGD dengan keluhn gelisah, marah marah dan berbicara sendiri.
III. KELUHAN SAAT PENGKAJIAN
Klien mengatakan kadang mendengar suara suara yang gak jelas yang
menyuruhnya untuk memukul orang lain.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu
a. Ya (√ )
b. Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
a. Berhasil
b. Kurang berhasil (√ )
c. Tidak berhasil
3. Trauma yang pernah dialami (usia, pelaku, korban, saksi)
a. Aniaya fisik : sering dipukul oleh adik laki - lakinya
b. Aniaya Seksual : tidak ada
c. Penolakan : tidak ada
d. Kekerasan dalam keluarga : klien sering dipukuli oleh adik laki - lakinya
e. Tindakan kriminal : tidak ada
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

1
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
a. Ada
Jika ada, hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan :
b. Tidak (tidak ada)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


a. Kegagalan : tidak ada
b. Kehilangan : tidak ada
c. Perpisahan / kematian : tidak ada
d. Trauma selama tumbuh kembang : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda – tanda vital :
TD : 120/ 90 mmhg
Suhu :36,5 c
Pernafasan : 20x/ menit
2. Antropemetri : TB : 165 cm BB : 58 kg
3. Keluhan fisik : ada bekas luka karena di pasung.
Jelaskan : klien pernah dipasung oleh pihak keluarga karena melakukan kekerasan.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan.

2
VI. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :

Laki-Laki

Perempuan

meninggal

Serumah

Klien

Gambar 1. Genogram keluarga Tn.H

Jelaskan:
a. Masalah yang terkait dengan komunikasi klien dan keluarga mengalami kehi
dupan ekonomi yang kurang mampu. Sehingga komunikasi antara suami da
n istri kurang baik.
b. Pengambilan keputusan : keputusan lebih sering di ambil oleh istri
c. Pola Asuh : pola asuh terhadap anak tidak ada masalah.
Masalah Keperawatan : ketidak efektifan koping keluarga : ketidakmampuan.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : anggota tubuh klien lengkap, tidak ada yang cacat
b. Identitas Diri : klien menganggap dirinya tidak sempurna
c. Peran Diri : klien menganggap sebagai suami yang kurang mampu
menafkahi keluarga
d. Ideal Diri : klien menganggap dirinya tidak sempurna
e. Harga Diri : klien menganggap dirinya tidak dihargai
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.

3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat : ayah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : klien tidak pernah ikut
kegiatan di masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
Masalah keperawatan : isolasi sosial

4. Spritual
a. Nilai dan Keyakinan : klien percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan selal
u berdoa kepada Tuhan.
b. Kegiatan ibadah : selama di rumah sakit, klien selalu berdoa agar selalu
diberi kesehatan dan berdoa semoga cepat keluar dari rumah sakit.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

VII. Status Mental


1. Penampilan
a. Penampilan tidak rapi : pakaian cukup rapi
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai : penggunaan pakaian sesuai
c. Cara berpakaian tidak seperti biasa : klien cukup rapi dan bersih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4
2. Pembicaraan
a. Cepat
b. Keras
c. Lambat
d. Tidak mampu memulai pembicaraan
e. Inkoherensi
f. Gagap
g. Membisu
h. Apatis
Jelaskan : pembicaraan tidak terlalu cepat, tidak keras, dan tidak lambat. Klien
mampu memulai pembicaraan, tidak gagap, tidak membisu dan tidak apatis.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

3. Aktivitas motorik
a. Lesu : klien tidak tampak lesu, klien kelihatan tenang.
b. Tegang : klien kelihatan lebih tenang
c. Gelisah : klien tidak gelisah
d. Agitasi : klien tidak agitasi
e. TIK : klien tidak ada TIK
f. Grimasem : klien tidak ada grimasem
g. Tremor : klien tidak ada tremor
h. Kompulsif : klien tidak ada kompulsif
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Alam perasaan
a. Sedih : klien tidak merasa sedih
b. Putus asa : klien tidak ada putus asa
c. Ketakutan : klien tidak ada rasa takut dan cemas
d. Gembira yang berlebihan : klien tidak ada gembira yang berlebihan
e. Khawatir : klien tidak ada rasa khawatir
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
a. Datar
b. Tumpul
c. Labil
d. Tidak sesuai
Jelaskan : klien dapat berekspresi jika ada stimulus, kontak mata baik, tidak ada afek
tumpul, tidak emosi dan tidak marah marah.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara


a. Bermusuhan komunikasi
b. Tidak kooperatif
c. Mudah tersingung
d. Kontak mata kurang
e. Defensive
f. Curiga
Jelaskan : klien saat berkomunikasi baik, kooperatif, tidak mudah tersinggung,
kontak mata baik, mengahadap ke perawat dan tidak ada rasa curiga.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. Persepsi
a. Halusinasi pendengaran
b. Halusinasi penglihatan
c. Halusinasi perabaan
d. Halusinasi pengecapan
e. Halusinasi penghidu
Jelaskan : klien kadang kadang mendengar suara suara yang tidak jelas, suara itu
kadang memanggil dan menyuruh untuk memukul orang lain.
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran.

6
8. Proses / Arus Pikir
a. Sirkumstansial
b. Tangensial
c. Kehilangan asosiasi
d. Flight of idea
e. Blooking
f. Perservasi
Jelaskan : klien saat diajak berbicara jelas dan tidak berbelit belit.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.

9. Isi pikir
a. Obsesi
b. Phobia
c. Hipokondria
d. Waham :
- Agama
- Somatic
- Kebesaran
- Curiga
- Nihilistic
- Sisip pekir
- Siar pikir
- Control pikir
e. Depersonalisasi : -
f. Ide yang terkait : -
g. Pikiran magis : -
Jelaskan : pikiran yang muncul adalah untuk membalas perilaku kekerasan yang pern
ah di alaminya, tidak ada phobia, tidak ada hipokondria, tidak ada waham, tidak ada
depersonalisasi, tidak ada ide yang terkait, dam tidak ada pikiran magis.
Masalah keperawatan: resiko pelaku kekerasan
10. Tingkat kesadaran
a. Bingung
b. Sedasi
c. Stupor
d. Disorientasi : Tempat : orang :
Jelaskan : klien tidak mengalami kebingungan, dan klien dapat berorientasi dengan
tempat dan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

11. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang
b. Gangguan daya ingat jangka pendek
c. Gangguan daya ingat saat ini
d. Konfabulasi
Jelaskan : klien dapat mengingat jangka panjang dan mengingat jangka pendek, dan
klien juga mampu mengingat dan mengetahui keberadaanya saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


a. Mudah dialihkan
b. Tidak mampu berkosentrasi
c. Tidak mampu berhitung
Jelaskan : saat pengkajian, klien dapat fokus dengan baik, mampu berkonsentrasi dan
mampu berhitung.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

13. Kemampuan penilaian


a. Gangguan kemampuan penilaian ringan
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna

8
Jelaskan : klien dapat mengambil keputusan sederhana, dan klien tidak mengalami
gangguan bermakna, dan klien dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

14. Daya Tilik Diri


a. Mengingkari penyakit yang di derita
b. Mengingkari hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : klien tidak mengingkari penyakitnya seperti kaki bagian kanan sakit kalau
untuk berjalan, tapi kadang kadang hilang. Klien kelihatan tenang dan tidak
menyalahkan atas dirinya dan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien makan dan minum dapat dilakukan secara mandiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

2. BAK / BAB
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien BAB 1x sehari dan BAK 4 – 5x sehari, dan dapat melakukan secara
mandiri, baik BAB maupun BAK di kamar mandi.
keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
3. Mandi
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien mandi 2x sehari, dapat dilakukan secara mandiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

4. Berpakaian / berhias
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien dapat melepas dan memasang pakaian dengan mandiri tanpa bantuan
orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

5. Istirahat dan Tidur


a. Tidur siang, lama: 1 – 2 jam
b. Tidur malam : 4 – 5 jam
c. Aktifitas sebelum / setelah tidur : sebelum tidur klien berbincang bincang
dengan teman sekamar. Setelah bangun tidur klien membersihakan tempat
tidur.
Jelaskan : klien dapat tidur siang lebih kurang 1 – 2 jam sedangkan tidur malam 4 -5
jam
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

6. Penggunaan Obat
a. Nama Obat dan Dosis :
b. Reaksi :
Jelaskan : Obat :
- Risperidon 2mg 2x1 tablet
- Soroquin 300mg 1x1 tablet
- Merlopam 2mg 2x 1/2 tablet

10
Reaksi setelah minum obat, klien nampak kelihatan lebih tenang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

7. Pemelihara kesehatan
a. Perawatan lanjutan
b. System pendukung
Jelaskan : diharapkan klien dapat melakukan perawatan lanjutan dengan cara kontrol
ke rumah sakit, minum obat yang teratur, dan melakukan hal hal yang posistif dan
melakukan kegiatan yang di ajarkan oleh perawat agar penyakit yang dideritanya
tidak terulang kembali.
System pendukung adalah diri sendiri dan keluarga.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

8. Keperawatan di dalam rumah


a. Mempersiapkan makanan
b. Menjaga kerapian rumah
c. Mencuci pakaian
d. Mengatur keuangan

Jelaskan : klien mampu melaksanakan perawatan dirumah seperti menjaga kerapian


rumah, beradaptasi dengn lingkungan masyarakat dan beraktivitas seperti biasanya.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

9. Kegiatan diluar rumah


a. Belanja
b. Transportasi
c. Kegiatan lain
Jelaskan : klien dapat melakukan kegiatan diluar rumah, beraktivitas seperti biasanya
dan mengikuti kegiatan – kegiatan di lingkngan masyarakat sekitar.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
IX. Mekanisme Koping
Koping Adaptif
 Bicara dengan orang lain
 Mampu menyelesaikan masalah
 Teknik relaksasi
 Aktivitas konstruktif
 Olaraga,dll
Koping maladaptif
 Minum alcohol
 Reaksi lambat / berlebihan
 Bekerja berlebihan
 Menghindar
 Mencederai diri, dll
Jelaskan :
klien dapat berbicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah - masalah
ringan, klien dapat berolahraga ringan dengan menggerakkan tubuh dan lari lari kecil.
Klien tidak mengkonsumsi alkohol, bekerja sebagai buruh, tidak menghindar dari
masalah, dan tidak mencederai orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan


 Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan : klien dapat berinteraksi dengan
kelompok.
 Masalah berhubungan dengan lingkungan , uraikan : klien dapat mengikuti
kegiatan - kegiatan yang ada di masyarakat.
 Masalah dengan pendidikan, uraikan : klien berpendidikan SMA
 Masalah dengan perumahan, uraikan : klien tidak punya rumah, klien dan
keluarga mengontrak.
 Masalah dengan pekerjaan , uraikan : klien bekerja sebagai buruh, ikut dengan
orang lain.

12
 Masalah dengan ekonomi, uraikan : klien mengalami kesulitan ekonomi
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan : klien dan keluarga jika ada
yang mengalami sakit, maka dibawa ke rumah sakit atau pelayanana kesehatan
terdekat.
 .........................................................................................................................................
Masalah keperawatan : ketidakmampuan secara ekonomi.

XI. Kurang Pengetahuan


 Penyakit jiwa
 Factor predisposisi
 Koping
 System pendukung
 Penyakit fisik
 Obat - obatan
 Lain-lainnya
Masalah keperawatan : klien tidak mengetahui sedang mengalami gangguan jiwa,
hanya saja klien mengetahui jika berda di rumah sakit. Klien teratur minum obat
selama di rumah sakit, klien tidak memiliki penyakit fisik yang serius hanya saja kaki
kanan klien kadang - kadang tersa sakit.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.

XII. Aspek Medik


Diagnosa Medik : Resiko perilaku kekerasan
Terapi Medik :
Risperidon 2mg 2x1 tablet
Merlopam 2mg 2x ½ tablet
Soroquin 300mg 1x1 tablet
XIII. Analis Data

No DATA MASALAH
1. DS : klien mengatakan ingin mambalas Resiko perilaku kekerasan
kepada orang - orang yang sudah
mempasungnya.
DO : sesekali tangan klien mengepal.
2. DS : klien kadang mendengar suara Halusinasi pendengaran
suara yang menyuruhnya untuk
memukul orang lain.
DO : sesekali tangan klien mengepal.

XIV. Pohon Masalah

Resiko perilaku kekerasan



Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial

Harga diri rendah

XV. Diagnosa Keperawatan


Resiko perilaku kekerasan

14
Format rencana asuhan kepeawatan

Tanggal pengkajian : 12 Agustus 2023

Nama mahasiswa : Ahmad Salman

Ruang rawat : Al balkhi

Insial klien : Tn. H

Umur : 37 tahun

No. rekam medis : 03 38 32

Jenis kelamin : Laki – laki

Diagnose medik : Resiko perilaku kekerasan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan Kriteria hasil keperawatan
1. Resiko Klien dapat Beri salam / panggil Hubungan saling
perilaku melanjutkan nama klien. percaya merupakan
kekerasan hubungan peran Sebut nama perawat landasan utama
berhubungan sesuai dengan sambil berjabat untuk hubungan
dengan harga tanggung jawab. tangan. selanjutnya.
diri rendah. Klien dapat membina Jelaskan maksud Beri kesempatan
hubungan saling hubungan interaksi. untuk
percaya. Jelaskan kontrak mengungkapkan
Klien dapat yang akan dibuat. perasaannya dapat
mengidentifikasi Beri rasa nyaman membantu
penyebab perilaku dan rasa empati. mengurangi rasa
kekerasan. Lakukan kontak stress.
Klien dapat Untuk mengetahui
mengidentifikasi singkat tapi sering. tanda tanda klien
tanda tanda perilaku Beri kesempatan akan melakukan
kekerasan. untuk perilaku kekerasan.
Klien dapat mengungkapkan Menarik
mengidentifikasi perasaannya. kesimpulan
perilaku kekerasan Bantu klien untuk bersama klien
yang biasa dilakukan. mengungkapkan supaya klien
Klien dapat penyebab perilaku mengetahui tanda
mengetahui akibat kekerasan. tanda marah.
dari perilaku Mengeksplorasikan
kekerasan. perasaan klien
Klien dapat terhadap perilaku
mengetahui secara kekerasan.
konstruktif dalam Dapat membantu
merespon dalam klien menemukan
setiap kemarahan. cara yang dapat
menyelesaikan
masalah.
Ajarkan kepada
keluarga agar tidak
melakukan
kekerasan yang
akan membuat
trauma kepada
klien.

16
Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jam Keperawatan Keperawatan SOAP
Sabtu Resiko perilaku . menyapa klien dengan ramah S:
12/08/23 kekerasan . memperkenalkan diri dengan Klien mengatakan
Jam 10.00 berhubungan sopan trauma saat
dengan harga diri . menanyakan nama klien dan dipasung.
rendah nama yang disukai
. membuat kontrak yang jelas O:
. mendengarkan klien dengan Klien mau
empati menjawab salam.
. menanyakan perasaan klien dan Kontak mata baik.
pemenuhan kebutuhannya Tangan sesekali
. menanyakan penyebab klien mengepal.
masuk rumah sakit
. menanyakan kepada klien A:
melakukan perilaku kekerasan Penyebab perilaku
. mendengarkan klien dengan kekerasan belum
empati. teridentifikasi.
P:
Lanjutkan
intervensi dan
identifikasi.

Sabtu Resiko perilaku . menyapa klien dengan ramah S:


12/08/23 kekerasan dan mengucapkan salam Klien mengatakan
Jam 15.00 berhubungan . menanyakan perasaan klien saat masih mengingat
dengan harga diri ini. masa lalunya
rendah . menanyakan kembali hal hal ketika di pasung.
yang menyebabkan marah Klien mendengar
. menanyakan tanda tanda suara yang
perilaku kekerasan menyuruhnya
. menanyakan apakah masih untuk melakukan
merasa kesal. kekerasan, tapi
. mendiskusikan kepada klien klien
akibat dari perilaku kekerasan. menghalaunya
dengan bernyanyi.

O:
Klien sudah tahu
tanda dan gejala
perilaku
kekerasan.
Klien mulai
kooperatif.

18
A:
Penyebab perilaku
kekerasan mulai
teridentifikasi
yaitu trauma masa
lalu saat di pasung.

P:
Intervensi
dilanjutkan.

Pekanbaru, 12 Agustus 2023

Perawat

(AHMAD SALMAN, S.Kep.)

Anda mungkin juga menyukai