DI RUANG AL - BALKHI
DI SUSUN OLEH :
NIM : 2241205
Preseptor Akademik
Preseptor Klinik
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
A. Defenisi
Perilaku kekerasan yaitu perilaku yang rentan melakukan atau yang dapat
berupa verbal, fisik dan lingkungan (Husna et al, 2021).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini, perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara verbal diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku kekerasan
saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu (Keliat, 2012)
2
2. Penyebab
Klien gangguan jiwa dengan perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya
gangguan harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan
harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan.
Gejala klinis :
- Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
- Rasa bersalah terhadap diri sendiri
- Gangguan hubungan sosial
- Percaya diri kurang
- Mencederai diri sendiri
3. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan - tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain, maupun lingkungan, seperti : menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dan sebagainya.
A. Faktor predisposisi
Menurut Ade Herma (2011) perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain :
1. Teori biologi
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya pemberian stimulus elektris
ringan pada hipotalamus ternyata menimbulkan perilaku agresif, dimana jika
terjadi kerusakan fungsi limbic (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal
(untuk pemikiran rasional), lobus temporal (untuk interpretasi untuk indra
penciuman dan memori) akan menimbulkan mata terbuka lebar, pupil
berdilatasi, dan hendak menyerang objek yang ada di sekitarnya.
2. Faktor psikologi
a. Teori psikoanalisa.
Agresif dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang
seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase oral
antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapatkan kasih sayang dan
pemenuhan kebutuhan air susu yang cukup cenderung mengembangkan
sikap agresif dan bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi
adanya ketidak percayaannya pada lingkungannya.
b. Imitation, modeling, and information processing theory
Menurut teori ini pelaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan
yang menolerir kekerasan. Adanya contoh, model, dan perilaku yang
ditiru dari media atau lingkungan sekitar memungkinkan individu meniru
perilaku tersebut.
c. Learning theory
Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan
sekitarnya. Iya mengamati bagaimana respon ayah saat menerima
kekecewaan dan mengamati bagaimana respon ibu saat marah.
4
B. Faktor presipitasi
Menurut (Yosep, 2011) faktor faktor yang dapat mencetuskan perilaku
kekerasan seringkali berkaitan dengan :
1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan ekspresi diri atau simbol solidaritas seperti
dalam sebuah konser, sepak bola, geng sekolah dan lain lain.
2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisisosial ekonomi.
3. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuai dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah.
4. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan
menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkohol dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa
frustasi.
6. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan sikap dan perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
C. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stres termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan
mekanisme pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri, antara lain :
1. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia, artinya dimata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara
normal.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik.
3. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar.
4. Reaksi formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresikan, dengan melebih -
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan.
5. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang
tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu.
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
1. Menyerang atau menghindar
2. Menyatakan secara asertif
3. Memberontak
4. Perilaku kekerasan.
3. Mekanisme koping
Kearahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain :
a. Sublimasi : menerima suatu sasaran pengganti yang mulia.
b. Proyeksi : menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya yang tidak
baik.
c. Represi : mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk ke alam sadar.
d. Reaksi formasi : mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresikan, dengan melebih - lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan.
6
e. Displacement ; melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu.
E. Pohon masalah
F. Diagnosa Keperawatan
Dari diagnosa keperawatan yang muncul, maka rencana tindakan keperawatan antara
lain :
Rencana tindakan
Diagnosa 1
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri, tanyakan nama dan nama
panggilan, jelaskan tujuan interaksi, buat kontrak setiap interaksi, bicara
dengan rileks dan tenang tanpa menantang, tunjukkan sikap empati
kepada klien.
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya, bantu
klien mengidentifikasi penyebab melakukan perilaku kekerasan,
dengarkan ungkapan rasa marah atau kesal dan perasaan bermusuhan
dengan orang lain.
- Klien mampu mengenali perasaan marahnya.
Bantu klien untuk mengidentifikasi tanda tanda marah, bantu klien untuk
mengidentifikasi perasaannya saat marah, tanyakan pada klien apakah
dengan marah bisa menyelesaikan persoalan, katakan pada klien bahwa
marah itu normal dirasakan setiap orang.
- Klien mampu menilai efek perilaku agresif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Tanyakan pendapat klien tentang efek perilaku agresif terhadap diri
sendiri dan orang lain, beri reinforcement positif terhadap pendapat klien
yang benar, beri penjelasan lebih lanjut pada klien tentang efek perilaku
agresif terhadap diri sendiri dan orang lain.
- Klien dapat mengetahui cara menyalurkan rasa marah yang sehat.
8
Gali pendapat klien tentang cara untuk menyalurkan marah dengan cara
yang sehat, sampaikan kepada klien cara sehat yang lain untuk
menyalurkan marah, menyatakan kalimat baik tanpa menyakiti,
membersihkan rumah, jalan jalan dan berdoa.
- Klien dapat memilih dan menentukan cara yang sehat untuk
menyalurkan energi marah yang digunakan bila marahnya timbul.
Dorong klien untuk menentukan sendiri cara yang sehat jika marah,
jelaskan pada klien manfaat dari penggunaan cara tersebut, libatkan klien
dalam aktivitas kelompok, gali pendapat klien tentang pengungkapan
marah, jelaskan pada klien tentang cara pengungkaan marah.
- Keluarga mampu membantu klien untuk berperilaku sehat.
Diskusikan dengan keluarga tentang tanda - tanda marah, penyebab
marah dan cara menghadapi klien saat marah.
Diagnosa 2
Tujuan Umum : klien tidak melakukan kekerasan.
Tujuan khusus :
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimilki.
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, utamakan
memberikan pujian yang realita.
- Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri
sendiri dan kelurga.
Diskusikan kemampuan positif yang dapat digunakan untuk diri sendiri
dan keluarga.
- Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan
yang dimilki klien.
Setelah pulang ke rumah, klien siap melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuan dan norma.
- Keluarga mampu memberikan dukungan pada klien untuk memenuhi
kebutuhan klien.
Diskusikan dengan keluarga cara merawat klien dan memberikan
dukungan pada klien.
Diagnosa 3
Tujuan umum : klien dapat melanjutkan peran dan tanggung jawab.
Tujuan khusus :
- Klien dapat membina hubungan saling percaya.
- Klien dapat mengidentifikasi kemampuan penyebab kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda dan penyebab kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
- Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
- Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
- Klien dapat menggunakan obat sesuai dengan program rumah sakit
secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
10
Kelaiat Budi Ana, Proses Kesehatan keperawatan Jiwa, Edisis I, Jakarta,
EGC, 1999
Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, EGC, Jakarta, 1999
I. IDENTITAS
Inisial: Tn.H ( L/P) Tanggal Pengkajian : 12 agustus 2023
Umur: 37 tahun No. Rekam Medik : 03 38 32
Alamat Lengkap : Desa kepala pulau Informan : Pasien dan keluarga
1
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
a. Ada
Jika ada, hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan :
b. Tidak (tidak ada)
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda – tanda vital :
TD : 120/ 90 mmhg
Suhu :36,5 c
Pernafasan : 20x/ menit
2. Antropemetri : TB : 165 cm BB : 58 kg
3. Keluhan fisik : ada bekas luka karena di pasung.
Jelaskan : klien pernah dipasung oleh pihak keluarga karena melakukan kekerasan.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan.
2
VI. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
Laki-Laki
Perempuan
meninggal
Serumah
Klien
Jelaskan:
a. Masalah yang terkait dengan komunikasi klien dan keluarga mengalami kehi
dupan ekonomi yang kurang mampu. Sehingga komunikasi antara suami da
n istri kurang baik.
b. Pengambilan keputusan : keputusan lebih sering di ambil oleh istri
c. Pola Asuh : pola asuh terhadap anak tidak ada masalah.
Masalah Keperawatan : ketidak efektifan koping keluarga : ketidakmampuan.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh : anggota tubuh klien lengkap, tidak ada yang cacat
b. Identitas Diri : klien menganggap dirinya tidak sempurna
c. Peran Diri : klien menganggap sebagai suami yang kurang mampu
menafkahi keluarga
d. Ideal Diri : klien menganggap dirinya tidak sempurna
e. Harga Diri : klien menganggap dirinya tidak dihargai
Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri : harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat : ayah
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat : klien tidak pernah ikut
kegiatan di masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spritual
a. Nilai dan Keyakinan : klien percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa dan selal
u berdoa kepada Tuhan.
b. Kegiatan ibadah : selama di rumah sakit, klien selalu berdoa agar selalu
diberi kesehatan dan berdoa semoga cepat keluar dari rumah sakit.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
4
2. Pembicaraan
a. Cepat
b. Keras
c. Lambat
d. Tidak mampu memulai pembicaraan
e. Inkoherensi
f. Gagap
g. Membisu
h. Apatis
Jelaskan : pembicaraan tidak terlalu cepat, tidak keras, dan tidak lambat. Klien
mampu memulai pembicaraan, tidak gagap, tidak membisu dan tidak apatis.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas motorik
a. Lesu : klien tidak tampak lesu, klien kelihatan tenang.
b. Tegang : klien kelihatan lebih tenang
c. Gelisah : klien tidak gelisah
d. Agitasi : klien tidak agitasi
e. TIK : klien tidak ada TIK
f. Grimasem : klien tidak ada grimasem
g. Tremor : klien tidak ada tremor
h. Kompulsif : klien tidak ada kompulsif
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
4. Alam perasaan
a. Sedih : klien tidak merasa sedih
b. Putus asa : klien tidak ada putus asa
c. Ketakutan : klien tidak ada rasa takut dan cemas
d. Gembira yang berlebihan : klien tidak ada gembira yang berlebihan
e. Khawatir : klien tidak ada rasa khawatir
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. Afek
a. Datar
b. Tumpul
c. Labil
d. Tidak sesuai
Jelaskan : klien dapat berekspresi jika ada stimulus, kontak mata baik, tidak ada afek
tumpul, tidak emosi dan tidak marah marah.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
7. Persepsi
a. Halusinasi pendengaran
b. Halusinasi penglihatan
c. Halusinasi perabaan
d. Halusinasi pengecapan
e. Halusinasi penghidu
Jelaskan : klien kadang kadang mendengar suara suara yang tidak jelas, suara itu
kadang memanggil dan menyuruh untuk memukul orang lain.
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran.
6
8. Proses / Arus Pikir
a. Sirkumstansial
b. Tangensial
c. Kehilangan asosiasi
d. Flight of idea
e. Blooking
f. Perservasi
Jelaskan : klien saat diajak berbicara jelas dan tidak berbelit belit.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan.
9. Isi pikir
a. Obsesi
b. Phobia
c. Hipokondria
d. Waham :
- Agama
- Somatic
- Kebesaran
- Curiga
- Nihilistic
- Sisip pekir
- Siar pikir
- Control pikir
e. Depersonalisasi : -
f. Ide yang terkait : -
g. Pikiran magis : -
Jelaskan : pikiran yang muncul adalah untuk membalas perilaku kekerasan yang pern
ah di alaminya, tidak ada phobia, tidak ada hipokondria, tidak ada waham, tidak ada
depersonalisasi, tidak ada ide yang terkait, dam tidak ada pikiran magis.
Masalah keperawatan: resiko pelaku kekerasan
10. Tingkat kesadaran
a. Bingung
b. Sedasi
c. Stupor
d. Disorientasi : Tempat : orang :
Jelaskan : klien tidak mengalami kebingungan, dan klien dapat berorientasi dengan
tempat dan orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
a. Gangguan daya ingat jangka panjang
b. Gangguan daya ingat jangka pendek
c. Gangguan daya ingat saat ini
d. Konfabulasi
Jelaskan : klien dapat mengingat jangka panjang dan mengingat jangka pendek, dan
klien juga mampu mengingat dan mengetahui keberadaanya saat ini.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
8
Jelaskan : klien dapat mengambil keputusan sederhana, dan klien tidak mengalami
gangguan bermakna, dan klien dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
2. BAK / BAB
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien BAB 1x sehari dan BAK 4 – 5x sehari, dan dapat melakukan secara
mandiri, baik BAB maupun BAK di kamar mandi.
keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
3. Mandi
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien mandi 2x sehari, dapat dilakukan secara mandiri.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
4. Berpakaian / berhias
a. Bantuan minimal
b. Bantuan total
Jelaskan : klien dapat melepas dan memasang pakaian dengan mandiri tanpa bantuan
orang lain.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6. Penggunaan Obat
a. Nama Obat dan Dosis :
b. Reaksi :
Jelaskan : Obat :
- Risperidon 2mg 2x1 tablet
- Soroquin 300mg 1x1 tablet
- Merlopam 2mg 2x 1/2 tablet
10
Reaksi setelah minum obat, klien nampak kelihatan lebih tenang.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
7. Pemelihara kesehatan
a. Perawatan lanjutan
b. System pendukung
Jelaskan : diharapkan klien dapat melakukan perawatan lanjutan dengan cara kontrol
ke rumah sakit, minum obat yang teratur, dan melakukan hal hal yang posistif dan
melakukan kegiatan yang di ajarkan oleh perawat agar penyakit yang dideritanya
tidak terulang kembali.
System pendukung adalah diri sendiri dan keluarga.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
12
Masalah dengan ekonomi, uraikan : klien mengalami kesulitan ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan : klien dan keluarga jika ada
yang mengalami sakit, maka dibawa ke rumah sakit atau pelayanana kesehatan
terdekat.
.........................................................................................................................................
Masalah keperawatan : ketidakmampuan secara ekonomi.
No DATA MASALAH
1. DS : klien mengatakan ingin mambalas Resiko perilaku kekerasan
kepada orang - orang yang sudah
mempasungnya.
DO : sesekali tangan klien mengepal.
2. DS : klien kadang mendengar suara Halusinasi pendengaran
suara yang menyuruhnya untuk
memukul orang lain.
DO : sesekali tangan klien mengepal.
14
Format rencana asuhan kepeawatan
Umur : 37 tahun
16
Catatan Perkembangan
O:
Klien sudah tahu
tanda dan gejala
perilaku
kekerasan.
Klien mulai
kooperatif.
18
A:
Penyebab perilaku
kekerasan mulai
teridentifikasi
yaitu trauma masa
lalu saat di pasung.
P:
Intervensi
dilanjutkan.
Perawat