Disusun Oleh :
ISSABELA YUMNA
P1337420119121
3A2 REGULER
2. Etiologi
Menurut Sutejo (2017) masalah risiko perilaku kekerasan disebabkan
adanya faktor predisposisi dan presipitasi yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a) Teory dorongan naluri (Instictual drive theory)
Teori ini menyatakan bahwa risiko perilaku kekerasan
disebakan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat.
b) Teori Psikomatik (Psycomatic theory)
Pengalaman marah dapat diakibatkan oleh respon
psikologi terhadap stimulus eksternal maupun internal.
2) Faktor Psikologis
a) Teori agresif frustasi (Frustation aggression theory)
Klien mengalami kegagalan sehingga mengalami
harga diri rendah. Keadaan frustasi dapat mendorong individu
untuk berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan
berkurang melalui perilaku kekerasan.
b) Teori Perilaku (Behavioral theory)
Kemarahan merupakan bagian dari proses belajar. Hal
ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas yang mendukung.
reinvorcement yang diterima saat melakukan kekerasan sering
menimbulkan kekerasan didalam maupun diluar rumah.
3) Faktor Sosioal Budaya
a) Latar belakang budaya
Budaya permissive: control social yang tidak pasti
terhadap perilaku kekerasan akan mencipatakan seolah-olah
perilaku kekerasan.
b) Agama dan keyakinan
Keluarga yang tidak solid antara nilai keyakinan dan
praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.
Keyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan tentang
marah dalam kehidupan. Seperti meyakini bahwa penyakit
merupakan hukuman dari Tuhan.
c) Keikutsertaan dalam politik
- Terlibat dalam politik yang tidak sehat.
- Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik
d) Pengalaman sosial
- Sering mengalami kritikan yang mengarah pada
penghinaan.
- Kehilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan).
- Interaksi sosial yang provaktif dan konflik.
e) Peran sosial
- Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.
- Perasaan tidak berarti di masyarakat.
- Perubahan status dari mandiri ketergantungan, pada
(lansia).
f) Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspetasi
marah.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan pengaruh stressor yang
mencetuskan risiko perilaku kekerasan bagi setiap individu. Stressor
dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam. Stressor yang berasal
dari luar dapat berupa serangan fisik, kehilangan, kematian dan lain-
lain. Stressor yang dari dalam dapat berupa, kehilangan keluarga atau
sahabat yang dicintai, ketakutan terhadap penyakit fisik, penyakit
dalam. .Selain itu, lingkungan yang kurang kondusif, seperti penuh
penghinaan, tindak kekerasan, dapat memicu risiko perilaku
kekerasan.
3. Mekanisme Koping
Menurut Halimah (2018) mekanisme koping adalah upaya
penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk melindungi diri. Perawat perlu mempelajari mekanisme
koping yang sering digunakan secara umum, antara lain :
a. Sublimasi, yaitu menerima sasaran pengganti saat marah dengan
penyaluran ke aran lain. Misalnya klien melampiaskan kemarahannya
pada obyek lain seperti pukul bantal dengan tujuan untuk mengurangi
ketegangan akibat rasa marah.
b. Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai keinginannya yang
tidak baik. Misalnya klien yang menyangkal bahwa iya mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu.
c. Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau
membahayakan masuk kealam sadar. Misalnya klien benci pada orang
tuanya, tetapi menurut ajaran yang diterimanya sejak kecil bahwa
membenci orang tua merupakan hal yang durhaka, sehingga perasaan
benci itu mulai dihilangkan dan melupakannya.
d. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan klien yang berbahaya bila
diekspresikan dengan perilaku yang berlawanan. Misalnya klien
tertarik pada teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut
dengan kasar.
e. Displacement, yaitu melepaskan perasaan tertekan dan melampiaskan
pada obyek yang tidak berbahaya. Misalnya klien menggambar di
dinding kamarnya dan mendapat hukuman dari ayahnya sehingga klien
marah dengan melapiaskan bermain robot dengan temannya.
5. Rentang respon
Kemarahan yang tidak dilampiaskan akan mempersulit diri sendiri
dan menganggu hubungan interpersonal, mengungkapkan kemarahan
sangat wajar dan akan melegakan individu sehingga membantu orang lain
untuk mengerti perasaan yang sebenarnya (Stuart dan Sundeen dalam
Muhith, 2015). Perasaan marah normal bagi tiap individu, namun perilaku
yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berpengaruh dengan
rentang respon adaptif dan maladaptif (Muhith, 2015).
Effect
Core Problem
Isolasi sosial
Causa
a. Identitas klien
Tanyakan nama,umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, pendidikan,
alamat, suku bangsa. Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, alamat, suku bangsa, agama, hubungan dengan
klien.
b. Alasan masuk
Tanyakan kepada keluarga :
1) Apa alasannya kenapa klien dibawa kerumah sakit jiwa?
2) Bagaimana perilaku klien kenapa di bawa kerumah sakit jiwa?
3) Sudah berapa kali klien melakukan risiko perilaku kekerasan
selama di rumah atau di lingkungan?
4) Sejak kapan klien melakukan tindakan risiko perilaku kekerasan?
c. Faktor Predisposisi
1). adakah anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa?
Faktor presipitasi
e) Harga Diri
Tanyakan hubungan pasien dengan orang lain sesuai dengan
kondisi gambaran diri, identitas diri, peran dan ideal diri
3) Hubungan Sosial
a) Tanyakan pada pasien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya,
dan tempat bicara.
b) Tanyakan kepada pasien, kelompok apa saja yang diikuti dalam
masyarakat.
4) Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
b) Kegiatan Ibadah
f. Status mental
Hal-hal yang perlu dikaji pada status mental, antara lain :
1) Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat atau keluarga :
a) Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya, pakaian dalam dipakai
di luar, kancing baju tidak tepat.
b) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data.
2) Pembicaraan
a) Amati cara bicara klien (cepat, keras, gagap, membisu, lambat atau
inkoheren).
b) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data.
3) Aktivitas motorik
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Lesu, tegang, atau gelisah
b) Agitasi, gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan
c) Tik, yaitu gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol
d) Grimasen, yaitu gerakan otot muka yang berubah-ubah
e) Tremor, yaitu lengan atau jari-jari tangan gemetar
f) Kompulsif, yaitu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang,
misalnya berulang kali mencucui tangan
g) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
4) Alam perasaan
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Sedih dan gembira yang berlebihan
b) Ekspresi ketakutan pada pasien
c) Kecemasan klien karena penyebab yang belum jelas
d) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai data
5) Afek
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Datar, tidak ada perubahan raut muka saat ada rangsangan
menyenangkan atau menyedihkan
b) Tumpul, hanya bereaksi bila ada rangsangan emosi yang kuat
c) Labil, emosi cepat berubah-ubah
d) Tidak sesuai, bertentangan dengan rangsangan yang ada
e) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
6) Interaksi selama wawancara
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Tidak kooperatif dan mudah tersinggung
b) Tidak mau menatap mata lawan bicara
c) Defensif, selalu berusaha mempertahankan pendapatnya sendiri
d) Curiga, menunjukkan sikap tidak percaya pada orang lain
e) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
7) Persepsi
a) Menjelaskan,tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dan
bagaimana cara menanganinya
b) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
8) Proses pikir
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Sirkumtansial, pembicaraan berbelit-belit, namun sampai pada
tujuan
b) Tangensial, pembicaraan berbelit-belit, dan tidak sampai pada
tujuan
c) Flight of ideas, pembicaraan melompat dari satu topik ke topik
lainnya, tidak berurutan
d) Blocking, pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan dari luar
lalu dilanjutkan kembali
e) Kehilangan asosiasi, pembicaraan tidak ada hubungan antara satu
kalimat dan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya
f) Perseverasi, pembicaraan diulang-ulang
g) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesui dengan data.
9) Isi pikir
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Obsesi, pikiran yang selalu muncul walaupun pasien berusaha
menghilangkannya
b) Fobia, ketakutan pada objek tertentu
c) Hipokondria, keyakinan adanya gangguan organ dalam tubuh yang
sebenarnya tidak ada
d) Depersonalisasi, perasaan pasien yang asing terhadap diri sendiri,
orang atau lingkungan
e) Ide yang terkait, keyakinan pasien pada kejadian yang terjadi di
lingkungan yang bermakna dan terkait dengan dirinya
f) Pikiran magis, keyakinan pasien tentang kemampuannya
melakukan hal-hal yang mustahil
g) Waham
(1)Agama, pasien meyakini agama secara berlebihan dan
diucapkan berulang-ulang, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
(2)Somatik, pasien meyakini tentang keadaan tubuhnya dan
dilaksanakan secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
(3)Kebesaran, pasien berbicara berlebihan terhadap
kemampuannya yang tidak sesuai dengan kenyataan
(4)Curiga, pasien memiliki keyakinan ada seseorang yang berusaha
mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang
(5)Nihilistik, pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia
atau sudah meninggal.
10) Tingkat kesadaran
a) Konfusi atau bingung, klien terlihat bingung
b) Sedasi, klien mengatakan merasa melayang-layang antara sadar
dan tidak sadar
c) Stupor, gangguan motorik tetapi klien mengerti semua yang
terjadi di lingkungannya
d) Tanyakan pada klien mengenai waktu saat ini, tempat dan orang
yang sering berinteraksi dengan klien
e) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
11) Memori
a) Tanyakan pada klien tentang kejadian yang baru saja terjadi
b) Tanyakan pada klien tentang pengalaman yang terjadi di minggu
terakhir
c) Tanyakan pada klien tentang pengalaman yang terjadi lebih dari
satu bulan
d) Konfabulasi, klien menceritakan hal yang tidak benar untuk
menutupi gangguan daya ingatnya
e) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Hal-hal yang perlu diobservasi, antara lain :
a) Mudah dialihkan, perhatian klien mudah berganti dari satu objek
ke objek lainnya
b) Tidak mampu berkonsentrasi, klien selalu minta agar pertanyaan
diulang atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan
c) Tidak mampu berhitung, klien tidak dapat melakukan
penjumlahan atau pengurangan
d) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data
13) Daya tilik diri
a) Tanyakan Apakah klien mengingkari penyakit yang diderita, yatu
ketika klien tidak menyadari gejala penyakit pada dirinya dan
merasa tidak perlu pertolongan
b) Tanyakan apakah klien kerap menyalahkan orang lain atau
lingkungan terkait dengan kondisinya saat ini
c) Dokumentasikan masalah keperawatan, tulis sesuai dengan data.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Rencana Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan yang telah
direncanakan pada intervensi.
a. Klien :
1).Apakah klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan
gejala risiko perilaku kekerasan ?