Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
FRAKTUR
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Kegawatdaruratan

Disusun Oleh :
NOVIANA WULANDARI
P1337420119020

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2022
Etiologi : Pemeriksaan Penunjang Komplikasi  
- Trauma (Trauma langsung, trauma tidak langsung) - Pemeriksaan Rontgen - Komplikasi Awal
- Kondisi patologi : kekurangan mineral sampai batas  tertentu - Hitung darah lengkap - Kerusakan Arteri
pada tulang dapat menyebabkan patah tulang: - Kreatinin
- Kompartement Syndrom
- Mekanisme Cedera - Profil koagulasi
 Hiperekstensi (kombinasi distraksi dan ekstensi). - Fat Embolism Syndrom
 Fleksi Trauma ini terjadi akibat fleksi dan disertai - Infeksi
kompresi pada vertebra.
Fraktur adalah terputusnya - Avaskuler Nekrosis
 Fleksi dan kompresi Pergeseran aksial (kompresi).
kontinuitas jaringan tulang - Shock
 Rotasi-fleksi.
yang umumnya disebabkan
 Translasi Horizontal -  Komplikasi Dalam Waktu
oleh rudapaksa (Mansjoer et
- Cedera Torakolumbal Lama
al, 2000). Fraktur adalah patah
 Fraktur kompresi ( Wedge fractures)
tulang, biasanya disebabkan - Delayed Union
Adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis
oleh trauma atau tenaga
yang tertekan dan membentuk patahan irisan.
fisik. (Price, 2006). Fraktur
 Fraktur remuk (Burst fractures)
adalah pemecahan suatu Manifestasi Klinis
Fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus
bagian, khususnya tulang; - Nyeri
vertebralis secara langsung, dan tulang menjadi hancur.
pecahan atau rupture pada - Bengkak /edema
 Fraktur dislokasi
tulang (Dorland, 1998).
Terjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari - Memar / ekimosis
tempatnya karena kompresi, rotasi atau tekanan. - Spasme otot
- Cedera pisau lipat (Seat belt fractures)
- Penurunan sensasi
Sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi
dan tiba-tiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam - Gangguan fungsi
keadaan fleksi, - Mobilitas abnormal
- Krepitasi
Patologis (Penurunan densitas langsung Stress / tekanan berulang
tulang karena tumor, osteoporosis

Jaringan tidak kuat / tidak dapat menahan kekuatan dari luar

Konservatif Operatif (ORIF/OREF)


FRAKTUR

Fiksasi eksternal Kerusakan bagian


Perubahan letak Luka terbuka
yang lunak Perubahan status
fragmen / depormitas
kesehatan
Traksi/Gips
Luka masuk
Kelemahan / kedalam luka Jaringan syaraf Kurangnya
kehilangan fungsi rusak/ fungsi informasi
gerak menurun
Resiko infeksi
Gerak terbatas
(D.0142) Defisit pengetahuan
Impuls nyeri (D.0111)
Penekanan pada bagian
Imobilitas dibawa ke otak
yang menonjol Intervensi :

 Pencegahan Intervensi :
Sirkulasi perifer Gangguan Otak
infeksi menterjemahkan
menurun mobilitas fisik Edukasi kesehatan
(D.0054)  Manajemen impuls nyeri
imunisasi/vaksin
Iskemia Kerusakan jaringan
Resiko pembuluh arah
Intervensi :
perdarahan Nyeri akut
Nekrosis jaringan (D.0077)
Dukungan (D.0012) Aliran darah
ambulasi meningkat

Gangguan integritas Intervensi : Intervensi : Penekanan pada


Tekanan pembuluh
kulit (D.0129) jaringan vaskuler
Pencegahan Manajemen nyeri darah meningkat
perdarahan
Intervensi : Produks cairan Edema Penurunan aliran
Gangguan ekstra sel meningkat darah
 Perawatan integritas kulit integritas kullit
 Perawatan luka
Intervensi : Resiko disfungsi
neurovaskuler
Manajemen sensasi perifer perifer (D.0067)
Nyeri Akut (D.0077) Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) Gangguan Integritas Kulit (D.0129)
Tingkat Nyeri Menurun (L.08066) Mobilitas Fisik Meningkat (L.05042) Integritas Kulit Dan Jaringan Meningkat (L.14125)
Manajemen Nyeri (I. 08238) Dukungan Mobilisasi (1.05173) Perawatan Luka( I.14564 )
1. Observasi 1. Observasi 1. Observasi
- Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, fre - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik - Monitor karakteristik luka (mis:
kuensi dan intensitas nyeri lainnya drainase,warna,ukuran,bau
- Identifikasi skala nyeri - Identifikasi toleransi fisik melakukan - Monitor tanda –tanda inveksi
2. Terapeutik ambulasi 2. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologi untuk 2. Terapeutik - Bersihkan dengan cairan NACL atau pembersih
mengurangi nyeri - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika non toksik,sesuai kebutuhan
3. Edukasi perlu - Bersihkan jaringan nekrotik
- Jelaskan penyebab dan pemicu nyeri - Libatkan keluarga untuk membantu pasien - Pasang balutan sesuai jenis luka
- Jelaskan strategi meredakan nyeri dalam meningkatkan ambulasi - Pertahan kan teknik seteril saaat perawatan luka
- Ajarkan teknik non farmakologi 3. Edukasi - Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
4. Kolaborasi - Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi drainase
Pemberian obat analgetik - Anjurkan melakukan mobilisasi dini 3. Edukasi
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
dilakukan (mis. duduk di tempat tidur, - Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
duduk di sisi tempat tidur, pindah dari sisi 4. Kolaborasi
tempat tidur ke kursi) - Kolaborasi prosedur debridement(mis:
enzimatik biologis mekanis,autolotik), jika perlu
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Resiko Infeksi (D.0142) Resiko Perdarahan (D.0012) Defisit Pengetahuan (D.0111)
Tingkat Infeksi Menurun (L. 14137) Tingkat Perdarahan Menurun (L.02017) Tingkat Pengetahuan Meningkat (L.12111)
Pencegahan Infeksi (I.14539) Pencegahan Perdarahan (1.0267) Edukasi Kesehatan (I.1283)
1. Observasi: 1. Observasi 1. Observasi:
 Monitor tanda gejala infeksi lokal dan  Monitor tanda dan gejala perdarahan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
sistemik  Monitor nilai hematokrit/homoglobin informasi
2. Terapeutik sebelum dan setelah kehilangan darah  Identifikasi faktor-faktor yang dapat
 Batasi jumlah pengunjung 2. Terapeutik meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
 Berikan perawatan kulit pada daerah  Pertahankan bed rest selama perdarahan perilaku hidup bersih dan sehat
edema  Batasi tindakan invasif, jika perlu 2. Terapeutik:
 Cuci tangan sebelum dan sesudah 3. Edukasi  Sediaakan materi dan media pendidikan
kontak dengan pasien dan lingkungan  Jelaskan tanda dan gejala perdarahan kesehatan
pasien  Anjurkan mengunakan kaus kaki saat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
 Pertahankan teknik aseptik pada ambulasi kesepakatan
pasien berisiko tinggi  Anjurkan meningkatkan asupan makan dan  Berikan kesempatan untuk bertanya
3. Edukasi vitamin K 3. Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi 4. Kolaborasi  Jelaskan faktor risiko yang dapat
 Ajarkan cara memeriksa luka  Kolaborasi pemberian obat dan mengontrol mempengaruhi kesehatan
 Anjurkan meningkatkan asupan cairan perdarhan, jika perlu  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Kolaborasi  Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
Kolaborasi pemberian imunisasi, Jika meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
perlu -
DAFTAR PUSTAKA
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai