Anda di halaman 1dari 32

Nama : Meri Fitria Handayani

NIM : P07220420019
Stase : KMB

WOC FRAKTUR

Definisi Etiologi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan a) Trauma langsung : Terjadi benturan pada tulang Klasifikasi
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur dapat yang menyebabkan fraktur a) Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk b) Trauma tidak langsung : Tidak terjadi pada
 Fraktur Tertutup (closed)
dan kontraksi otot ekstrem. Saat tulang patah, tempat benturan tetapi ditempat lain,oleh
 Fraktur Terbuka (open/compound)
jaringan disekitar akan terpengaruh, yang dapat karena itu kekuatan trauma diteruskan oleh
mengakibatkan edema pada jaringan lunak, sumbu tulang ke tempat lain. b) Berdasarkan komplit atau ketidakkomplitan fraktur.
dislokasi sendi, kerusakan saraf. Organ tubuh dapat c) Kondisi patologis : Terjadi karena penyakit pada  Fraktur komplit
mengalami cedera akibat gaya yang disebabkan tulang (degeneratif dan kanker tulang)  Fraktur inkomplit
oleh fraktur atau akibat fragmen tulang (Brunner & (Price & Wilson, 2006) c) Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
Suddart, 2013). trauma.
 Fraktur Transversal
 Fraktur Oblik
 Fraktur Spiral
Tanda dan Gejala Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan  Fraktur Kompresi
a) Nyeri a) Pemeriksaan Rontgen
a) Rekognisi (Pengenalan) : Riwayat kecelakaan,  Fraktur Avulasi
b) Deformitas b) Pemeriksaan darah
derajat keparahan, harus jelas untuk d) Berdasarkan jumlah garis patah.
c) Pemendekan lengkap
menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.  Fraktur komunitif
d) Krepitasi c) Keatinin
b) Reduksi : Reduksi fraktur berarti mengembalikan  Fraktur Segmental
e) Pembengkakan d) Profil koagulasi
fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi  Fraktur Multiple
anatomis. e) Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
c) Retensi (Imobilisasi) : Imobilisasi dapat dilakukan  Fraktur Undisplaced (tidak bergeser)
dengan metode eksterna dan interna  Fraktur Displaced (bergeser)
Komplikasi mempertahankan dan mengembalikan fungsi f) Berdasarkan posisi fraktur Sebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian :
a) Komplikasi awal : syok, emboli lemak, sindrom status neurovaskuler selalu dipantau meliputi  1/3 proksimal
kompartemen, tromboemboli. peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan.  1/3 medial
b) Komplikasi jangka waktu lama : delayed union, d) Rehabilitasi : Menghindari atropi dan kontraktur  1/3 distal
nonunion dengan fisioterapi. Segala upaya diarahkan pada g) Fraktur kelelahan : fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang
penyembuhan tulang dan jaringan lunak h) Fraktur patologis : fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang
Trauma Langsung Trauma Tidak Langsung Kondisi Patologis

Jaringan tidak kuat / tidak dapat menahan kekuatan


dari luar

Konservatif Fraktur Operasi (ORIF/OREF)

Perubahan letak Gangguan Integritas Kerusakan bagian-bagian Perubahan statu


Fiksasi eksternal Luka terbuka
fragmen/deformitas Kulit/Jaringan (D.0129) yang lunak kesehatan

Kelemahan/kehilangan Kuman masuk ke dalam Jaringan saraf rusak /


Traksi / gips Terputusnya vena / arteri Kurangnya informasi
fungsi gerak luka fungsi menurun

Risiko Infeksi (D.0142) Perdarahan Impuls nyeri dibawa ke Defisit Pengetahuan


Gerak terbatas
otak (D.0111)

Imobilitas Kehilangan volume cairan


Otak menterjemahkan Kerusakan jaringan
impuls nyeri pembuluh darah

Gangguan Mobilitas Fisik Hipovolemia (D.0023)


(D.0054) Nyeri Akut (D.0077)
Aliran darah meningkat

Tekanan pembuluh darah


meningkat

Penekanan pada jaringan Produksi cairan ekstrasel


Penurunan aliran darah Edema
vaskular meningkat

Risiko Perfusi Perifer


Hipervolemia (D.0022)
Tidak Efektif (D.0015)

Anda mungkin juga menyukai