Anda di halaman 1dari 32

TUGAS

LITERATUR REVIEW

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI AIR JAHE HANGAT


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN
PENDERITA HIPERTENSI

Oleh :
ROSANA
NIM. P0722021409085

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Literatur review ini. Penulisan tugas ini merupakan salah satu syarat untuk
mencapai gelar profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Berdasarkan persyaratan tersebut maka penulis menyusun laporan Literatur Review ini
yang berjudul “Pengaruh Pemberian terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat terhadap Penurunan
tekanan Darah Pada Lansia Dengan Penderita Hipertensi” di wilayah tempat tinggal penulis
yaitu di Bantuas Kecamatan Palaran.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Laporan literatur review ini tidak lepas dari
bimbingan, pengarahan, dukungan serta doa-doa dari berbagai pihak.. Penulis menyadari bahwa
Literatur review ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan pengalaman dan ilmu
yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan
bahkan kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga Laporan Literatur Review ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... .ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan........................................................................................................... .4
D. Manfaat.......................................................................................................... 5
BAB II TELAAH JURNAL .................................................................................. 5
A. Deskripsi Jurnal ............................................................................................ .6
1. Deskripsi jurnal 1 ...................................................................................... 6
2. Deskripsi jurnal 2 .................................................................................... 11
3. Deskripsi jurnal 3 ................................................................................... .16
B. Ekstraksi jurnal & Critical Appraisal. .......................................................... 21
1. Ekstraksi Jurnal 1................................................................................... 21
2. Ekstraksi Jurnal 2................................................................................... 23
3. Ekstraksi Jurnal 3................................................................................... 24
BAB III KESIMPULAN & SARAN ................................................................ 26
A. Kesimpulan.................................................................................................. 26
B. Saran............................................................................................................ 27
Daftar Pustaka.....................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter &Perry, 2010).
Sedangkan organisasi kesehatan dunia WHO 2012 dalam Nugroho (2012) menyatakan
batasan lanjut usia meliputi usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai
59 tahun, lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old), antara 75
sampai 90 tahun, usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun.
Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia sebesar 8% atau sekitar 142
juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan populasi lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini.
Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada
tahun 2010 jumlah lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020
diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi .
Indonesia Saat ini mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi
peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lansia. Indonesia
mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010,
menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat
dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%). (Kemenkes 2019)
Sekjen Kemenkes, drg. Oscar Primadi, MPH mengatakan semua orang perlu mulai
memperhatikan kebutuhan lansia tersebut, sehingga diharapkan mereka dapat tetap sehat,
mandiri, aktif, dan produktif, salah satunya penguatan peran keluarga dalam melakukan
perawatan bagi lansia.
Bertambahnya usia manusia, terjadi proses penuaan secara degeneratif yang akan
berdampak pada perubahan-perubahan pada tubuh manusia tersebut, tidak hanya mengalami
perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial tetapi seksual juga akan mengalami perubahan
(Azizah, 2011). Perubahan fisik yang terjadi pada lansia akan mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh terhadap beberapa penyakit. Penambahan usia pada manusia sampai
menjadi tua terjadi resiko peningkatan penyakit antara lain kelainan jantung, dan pembuluh
darah (Muniroh, dkk, 2007). Meningkatnya usia seseorang akan diikuti dengan

1
meningkatnya kejadian hipertensi, hal ini disebabkan karena adanya perubahan alami
jantung, pembuluh darah dan kadar hormon (Junaedi, dkk, 2013). Akibatnya, masalah
kesehatan yang sering terjadi pada lansia adalah hipertensi atau tekanan dengan darah tinggi
(Kowalski, 2010).
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah manusia.
Gejala dari hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 2 ≥120mmHg dan tekanan
darah diastolik ≥80mmHg (Muttaqin, 2009). Diagnosis dari hipertensi dapat di tegakkan jika
rata-rata hasil pemeriksaan darah pada diastolik ≥90mmHg dan sistolik ≥120mmHg (Potter
&Perry, 2010)
Secara alami tekanan darah pada orang dewasa akan mengalami peningkatan sesuai
dengan bertambahnya usia. Lansia biasanya mengalami peningkatan tekanan darah sistolik
berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah yang menurun (Potter &Perry, 2010).
Penurunan elastisitas pembuluh darah serta penyempitan pembuluh darah arteri pada lansia
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi.
Data Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi
hipertensi secara nasional sebanyak 34,1%. Populasi penduduk beresiko usia >18 tahun
yang dilakukan pengukuran tekanan darah (Riskesdas RI, 2018). Data tersebut mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan data hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu,
sebanyak 25,8%. Hal ini perlu diwaspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu
penyakit degeneratif yang menjadi salah satu faktor resiko utama penyakit kardiovaskuler
(Riskesdas, 2018)
Berdasarkan prevalensi hipertensi lansia di Indonesia sebesar 45,9% untuk umur 55-64
tahun, 57,6% umur 65-74 tahun dan 63,8% umur >75 tahun. Prevalensi hipertensi di
Indonesia berdasarkan pengukuran tekanan darah pada umur ≥18 tahun adalah sebesar
25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%). (Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi sering disebut silent killer (pembunuh siluman), karena sering kali penderita
hipertensi tidak merasakan gangguan atau gejala saat menderita hipertensi. Hipertensi baru
disadari oleh penderita saat mengalami komplikasi pada organ vital (Triyanto, 2014).
Komplikasi yang terjadi pada penderita hipertensi adalah penyakit pada kardiovaskuler,
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal ( Brunner & Suddarth, 2013).

2
Pencegahan komplikasi dilakukan dengan cara terapi farmakologis dan non farmakologis.
Terapi non farmakologis bagi penderita hipertensi berupa: modifikasi gaya hidup,
mengurangi berat badan, pembatasan asupan natrium, modifikasi diet rendah lemak,
olahraga, pembatasan alkohol, pembatasan kafein, teknik relaksasi, dan menghentikan
kebiasaan merokok (Black &Hawks, 2014).
Peran perawat dalam penanganan hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan primer
merupakan pencegahan yang terjadi sebelum sakit. Kegiatan pada tahap ini dapat berupa
perlindungan khusus (specific protection), dan promosi kesehatan (health promotion) seperti
pemberian pendidikan kesehatan, kebersihan dini, olahraga, imunisasi dan perubahan gaya
hidup. Pencegahan sekunder pencegahan untuk masyarakat yang masih dalam keadaan sakit
dengan melakukan deteksi dini (early diagnosis) dan melakukan penanganan yang tepat
(prompt treatment). pencegahan tersier yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang sudah
sembuh dari sakit, dengan tujuan mencegah komplikasi serta meminimalkan ketunadayaan
(disability limitation) dan memaksimalkan fungsi melalui (rehabilitation) (Achjar, 2011,
hlm.11).
Pencegahan sekunder perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayaan langsung
dengan melakukan terapi komplementer. National Center for Complementary and
Alternative Medicine (NCCAM) mendefinisikan terapi komplementer merupakan suatu
penyembuhan yang mencakup sistem kesehatan, modalitas, praktik dan teori, serta
keyakinan dari masyarakat atau budaya tertentu. Complementary and Alternative Medicine
(CAM) sebagai upaya untuk mencegah atau mengobati penyakit serta mempromosikan
kesehatan dan kesejahteraan. Jenis-jenis terapi komplementer diantaranya yaitu pijatan,
herbal, aromaterapi, dan hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat) (Setiyoadi &
Kushariyadi, 2011, hlm.2-3).
Salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk intervensi secara mandiri
dan bersifat alami yaitu hidroterapi kaki (rendam kaki air hangat). Merendam kaki (tubuh)
pada larutan hangat memberikan sirkulasi, mengurangi edema, meningkatkan sirkulasi otot.
Rendam hangat akan menimbulkan respon sistemik terjadi melalui mekanisme vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah) (Potter & Perry, 2010, hlm.632).Merendam kaki air hangat

3
akan memberikan respon lokal terhadap panas melalui stimulasi ini akan mengirimkan
impuls dari perifer ke hipotalamus (Potter & Perry, 2006, hlm.1889).
Rendam kaki dapat dikombinasikan dengan bahan-bahan herbal lain salah satunya
jahe. Jenis-jenis jahe yang dikenal oleh masyarakat yaitu jahe emprit (jahe kuning), jahe
gajah (jahe badak), dan jahe merah (jahe sunti) tetapi jahe yang banyak digunakan untuk
obat-obatan adalah jahe merah, karena jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang
lebih tinggi dibanding dengan jahe lainnya (Setyaningrum & Sapiranto, 2013, hlm.14). Jahe
mengandung lemak, protein, zat pati, oleoresin (gingerol) dan minyak atsiri. Rasa hangat
dan aroma yang pedas pada jahe disebabkan oleh kandungan minyak atsiri (volatil) dan
senyawa oleoresin (gingerol). Rasa hangat pada jahe dapat memperlebar pembuluh darah
sehingga aliran darah lancar (Kurniawati, 2010, hlm.147).
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk memberikan terapi
komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi diwilayah
tempat tinggal penulis yaitu di bantuas kecamatan palaran.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
b. Mengurangi Nyeri akibat tekanan darah tinggi
c. Memberikan lansia rasa rileks setelah rendam kaki air jahe hangat
2. Tujuan Khusus
Melakukan terapi komplementer berdasarkan Evidance Base Practice

4
D. Manfaat
1. Bagi Responden
Mendapatkan Terapi komplementer sebagai terapi non farmakologi untuk menurunkan
tekanan darah tinggi bagi lansia penderita hipertensi, dan bisa diaplikasikan secara
mandiri dengan mudah dirumah.
2. Bagi Penulis
Sebagai tambahan wawasan, ilmu dan acuan untuk menerapkan segala intervensi sebagai
seorang tenaga kesehatan harus berdasarkan Evidance Base Practice.
3. Bagi Instisusi Pendidikan
Menjadikan lulusannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional dalam memberikan
intervensi.
4. Bagi Pembimbing
Dapat memberikan kritik dan sarannya sebgai masukan kepada penulis agar laporannya
dapat lebih sempurna.

5
BAB II
TELAAH JURNAL

A. DESKRIPSI JURNAL

1. Jurnal 1 Nasional

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI AIR JAHE HANGAT TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI
DI PANTI WERDHA PUCANG GADING SEMARANG
Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang Dosen Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan UNDIP Semarang Epidemiolog Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

Apakah ada pengaruh terapi rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi.
Seberapa besar masalah tersebut?
Walaupun proses penuaan terkesan sebagai suatu yang alami, tapi pada lansia dengan
hipertensi tetap berisiko mengalami komplikasi penyakit yang lebih serius
diantaranya adalah stroke, penyakit jantung, kerusakan ginjal, diabetes dan penyakit
berbahaya lainnya jika tidak segera diobati.
Dampak masalah jika tidak diatasi?
Dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang lebih serius hingga kematian.

Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang


ada/kenyataan dengan harapan/target?

Biasanya para lansia secara kultural dan kebudayaan nya masih sangat kental
contohnya ketika lansia menderita hipertensi tetapi dia tidak mau minum obat tetapi
mereka hanya meminum air rebusan dedaunan yang dimana dosis dan takarannya ia
tidak ketahui, bagi tubuhnya mempunyai efek atau tidak dengan harapan tekanan
darahnya akan menurun yang membuat lansia ini tidak mau pergi ke fasilitas
kesehatan ataupun cek kesehatan secara berkala
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

Untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi rendam kaki air jahe hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

6
Desain penelitian apa yang digunakan?

Quasi Eksperimen dengan menggunakan One Group Pretest-postest

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Di dalam jurnal ini tidak menggunakan kelompok pembanding (kontrol) tetapi


dengan sebelumnya dilakukan observasi pertama (Pre Test) yang dapat
memungkinkan peneliti menguji terjadinnya perubahan-perubahan setelah adanya
eksperimen.

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Peneliti tidak melakukan randomisasi.

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

-------

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

-------
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan
pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

-------
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat
mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

------

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi target yaitu lansia dengan hipertensi di Panti Wredha Pucang Gading
Semarang.

7
Populas terjangkau yaitu Lansia yang mengalami hipertensi yaitu tekanan darah
Sistolik > 140 mmhg, dan Diastol >90 mmhg.

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel penelitian ini yaitu Lansia Usia pertengahan (Midle age) 45-59 tahun, lansia
Tua (Old)75-90 tahun. Kriteria inklusi yaitu lansia yang kooperatif, lansia yang
tidak memiliki luka dikaki, tidak mengkonsumsim obat anti hipertensi selama
perlakuan dan lansia yang bersedia menjadi responden.
Kriteria Ekslusi yaitu lansia yang mengalami penurunan kesadaran, dan lansia
dengan hidrofobia.

Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari


populasi target?

Peneliti tidak menjelaskan metode sampling yang digunakan. peneliti menggunakan


kriteria inklusi dan ekslusi dalam pemilihan sampel.

Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus
apa yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Jumlah sampel yaitu sebanyak 17 responden


PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA
Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : Hipertensi


Variabel independen : Terapi rendam kaki air hangat menggunakan jahe.
Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Pengukuran dan wawancara.


Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Spygnomanometer, dan Lembar observasi.


Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan?
Apakah peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan
apa metode yang digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur
dan bagaimana hasilnya?

Alat ukur yang digunakan telah tervaliditas dan reabilitas.


Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah
dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

8
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Uji statistik yang digunakan adalah uji dependen t-test

Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat


atau on treatment analysis?

----
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik
yang drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang
drop out dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis
data?

-----
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
mengikuti penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Karakteristik responden sudah mencakup dalam kriteria inklusi yang dijelaskan


oleh peneliti.

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable)


dalam data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang
apa dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable
perancu?

----

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik sebelum maupun setelah diberikan rendam kaki air jahe hangat. Hasil
analisis bivariat dengan menggunakan uji dependen t-test didapatkan hasil bahwa
tekanan darah setelah dilakukan rendam kaki air jahe hangat terjadi penurunan

9
tekanan darah sistolik dan distolik yaitu sebesar 17 orang lansia. Hasil analisa
bivariat dengan menggunakan Uji dependen ttest didapatkan p value sistolik=
0.0001 dan p value diastolik= 0.0001 maka Ha diterima dan Ho ditolak itu artinya
terdapat evektifitas terapi rendam kaki air jahe hangat terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi di Panti Werdha Pucang Gading Semarang.

DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti
membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap
berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti.
Interpretasi yang dilakukan peneliti sudah cukup jelas karena dikaitkann dengan
teori dan hasil penelitian, serta pendapat para ahli dibidangnya.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-
penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya
relevansi?

Peneliti membandingkan dengan jenis penelitian yang relativ sama.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Hasil penelitian ini memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung
pemberian terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh lansia sendiri secara
mandiri dirumah.

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil


penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari
aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal?

Menurut peneliti Terapi komplementer rendam kaki air jahe hangat dapat dijadikan
salah satu intervensi dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Hasil penelitian ini patut untuk direplikasikan pada setting praktik klinik pada lansia
yang mengalami hipertensi contohnya pada setting praktik keperawatan gerontik
dipanti jompo.

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah


kelemahan ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Peneliti tidak menjelaskan terkait kekuatan dan kelemahan dalam penelitian.

10
2. Deskripsi Jurnal 2 Nasional
The Effect of Feet Soaking Using Warm Water with Ginger Aromatherapy
to Decrease Blood Pressure on Hypertension Patients in the Working
Area of Community Health Center 1 Sumbang Banyumas

Kiki Alfillaturrohman Undergraduate Student of Bachelor of Nursing Faculty of


Health Science, Harapan Bangsa University Purwokerto, Indonesia Email:
Advances in Health Sciences Research, volume 20
1st International Conference on Community Health (ICCH 2019)

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

apakah ada efek merendam kaki dengan air hangat menggunakan aromaterapi jahe
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Seberapa besar masalah tersebut?
Tekanan darah tinggi pada lansia adalah hal yang wajar karena proses penuaan
mengakibatkan beberapa perubahan disemua sistem organ dalam tubuh salah satunya
adalah pembuluh darah akan menjadi lebih elastis dan menyebabkan terjadiya
hipertensi dengan meningkatnya usia, jika hal ini tidak ditangani dengan baik akan
berdampak pada hidup mati seseorang.
Dampak masalah jika tidak diatasi?
Dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berat seperti stroke, penyakit jantung
hingga ginjal, bahkan kematian.

Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang


ada/kenyataan dengan harapan/target?

Hasil survei yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan bahwa penyelesaian
masalah kesehatan di Kabupaten Sumbang terutama pada masalah hipertensi tidak
optimal karena untuk layanan kesehatan hanya menyediakan pengobatan
farmakologis dan belum melakukan promosi kesehatan mengenai pengobatan
nonfarmakologis untuk hipertensi. Namun masyarakat memiliki kebiasaan
menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakit, namun belum sesuai
dengan prosedur operasional standar intervensi sehingga efektivitas penggunaan
obat tradisional tidak dapat dirasakan dengan baik.

Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

11
Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah ada efek merendam kaki dengan air
hangat menggunakan aromaterapi jahe untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

Desain penelitian apa yang digunakan?

eksperimen semu dengan desain pre dan post test dengan kelompok kontrol.

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :


Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu
intervensi ?

Ya didalam jurnal ini peneliti menggunakan kelompok pembanding / kelompok


kontrol.

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Peneliti tidak melakukan randomisasi.

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

-------

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

-------
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan
pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

-------
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat
mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

------

POPULASI DAN SAMPEL

Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

12
Populasi target yaitu penderita hipertensi sebanyak 385 responden di Puskesmas 1
Sumbang.
Populasi terjangkau yaitu responden yang berusia 56-65 tahun dan didominasi oleh
wanita.

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel penelitian ini yaitu yang berusia 56-65 tahun,. Di dalam penelitian ini penulis
tidak menjelaskan mengenai kriteria inklusi dan ekslusi.
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target?

Metode sampling yang digunakan yaitu purposive sampling yang menghasilkan 20


responden.
Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus
apa yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 20 responden yang diambil


menggunakan metode sampling purposive sampling dengan total populasi sebanyak
385 responden di Puskesmas 1 Sumbang dan mereka dibagi menjadi kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA
Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : Tekanan darah


Variabel independen : Terapi rendam kaki
Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Pengukuran dan wawancara.


Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Spygnomanometer, dan Lembar observasi.


Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan?
Apakah peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan
apa metode yang digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur
dan bagaimana hasilnya?

Alat ukur yang digunakan telah tervaliditas dan reabilitas.


Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah
dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

13
ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilxocon dan uji Mann Withney.
Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat
atau on treatment analysis?

----
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik
yang drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang
drop out dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis
data?

-----
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
mengikuti penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Peneliti tidak menjelaskan mengenai karakteristik responden.

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable)


dalam data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang
apa dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable
perancu?
----

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai uji Wilxocon diperoleh nilai p sistolik
= 0,004 dan nilai p diastolik = 0,002, H0 ditolak, sedangkan hasil uji Mann
Withney diperoleh nilai p sistolik = 0,001 dan nilai p diastolik = 0. 005 maka H0
ditolak, yang berarti ada efek pemberian terapi perendaman kaki dengan air hangat
menggunakan aromaterapi jahe untuk menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Oleh karena itu, terapi ini dapat digunakan sebagai pendamping terapi
medis.

14
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti
membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap
berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti.
Interpretasi yang dilakukan peneliti sudah cukup jelas karena dikaitkann dengan
teori dan hasil penelitian, serta pendapat para ahli dibidangnya.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-
penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya
relevansi?

Peneliti membandingkan dengan jenis penelitian yang relativ sama.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Hasil penelitian ini memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung
pemberian terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh lansia sendiri secara
mandiri dirumah.

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil


penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari
aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal?

Menurut peneliti Terapi komplementer rendam kaki air jahe hangat dapat dijadikan
salah satu intervensi dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Hasil penelitian ini patut untuk direplikasikan pada setting praktik klinik pada lansia
yang mengalami hipertensi contohnya pada setting praktik keperawatan gerontik
dipanti jompo.

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah


kelemahan ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Peneliti tidak menjelaskan terkait kekuatan dan kelemahan dalam penelitian.

15
3. Deskripsi Jurnal 3 International
Ginger: It's Effect on Blood Pressure among Hypertensive Patient
Mohamed Ibrahim Shaban, Nahid Fouad Ahmed EL-Gahsh, 2Abeer El-said Hassane El-sol2 1
(Assistant Professor of pathology. Pathology department, Faculty of Medicine, Menoufia

University) 2(lecturer of Medical Surgical Nursing Department, Faculty of Nursing, Menoufia University,
Egypt) Corresponding Author: Dr. Abeer El-said Hassane El- Sol

ITEM PERTANYAAN DALAM TELAAH JURNAL


Apa masalah penelitian?

apakah ada pengaruh jahe terhadap tekanan darah di antara pasien hipertensi di
Rumah Sakit Universitas Menoufia.
Seberapa besar masalah tersebut?
Hipertensi adalah faktor utama penyakit jantung koroner dan menyebabkan kematian
Dampak masalah jika tidak diatasi?
Dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berat seperti stroke, penyakit jantung
hingga ginjal, bahkan kematian.

Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan antara masalah yang


ada/kenyataan dengan harapan/target?

Hipertensi meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, masyarakat menganggap


biaya yang mahal untuk pengobatan hipertensi sehingga rendahnya kesadaran
masyarakat untuk ke pelayanan kesehatan. Sehingga prevalensi hipertensi tinggi dan
kurangnya kesadaran populasi tentang pengobatannya
Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan hipotesis yang ditetapkan oleh
peneliti ?

Untuk mengetahui pengaruh jahe terhadap tekanan darah di antara pasien


hipertensi di Rumah Sakit Universitas Menoufia.

Desain penelitian apa yang digunakan?

Desain eksperimen semu digunakan untuk mencapai tujuan penelitian

UNTUK DESAIN EKSPERIMEN :

Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk menentukan efektifitas suatu


intervensi ?

16
Ya didalam jurnal ini peneliti menggunakan kelompok pembanding / kelompok
kontrol.

Apakah peneliti melakukan random alokasi (randomisasi)?

Peneliti tidak melakukan randomisasi.

Jika peneliti melakukan randomisasi, bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan


randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa yang melakukan randomisasi?

-------

Jika ternyata pada data dasar (base line) terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti melakukan pengendalian pada uji
statistic dengan stratifikasi atau uji multivariate?

-------
Apakah peneliti melakukan masking atau penyamaran dalam memberikan perlakuan
pada responden (responden tidak menyadari apakah sedang mendapatkan intervensi
yang diuji cobakan?

-------
Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah peneliti melakukan blinding saat
mengukur outcome? Blinding merupakan upaya agar sampel atau peneliti tidak
mengetahui kedalam kelompok mana sampel dimasukkan ( eksperiment atau control
Hal ini menunjukkan upaya peneliti meningkatkan validitas informasi.

------

POPULASI DAN SAMPEL


Siapa populasi target dan populasi terjangkau?

Populasi target yaitu semua pasien yang mengunjungi klinik rawat jalan di Rs.
Universitas Menoufia.
Populasi terjangkau yaitu pasien dewasa yang berusia 18-60 tahun.

Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan eksklusi sampel?

Sampel penelitian ini yaitu pasien yang mengunjungi klinik rawat jalan di Rs.
Universitas Menoufia.
Kriteria inklusi yaitu Pasien dewasa yang sadar, usia (dari 18 hingga 60) tahun, (Baik
jenis kelamin (pria dan wanita), memiliki diagnosis hipertensi baru-baru ini atau
kurang dari tiga bulan).

17
Kriteria ekslusi yaitu Pasien memiliki riwayat (batu empedu, mulas, stomatitis,
hipoglikemia, penyakit jantung), Pasien memiliki gangguan pendarahan atau minum
obat pengencer darah, termasuk aspirin, Warfarin, Pasien wanita hamil atau
menyusui, Sebelum menjalani operasi atau ditempatkan di bawah anestesi.
Bagaimana metode sampling yang digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target?

Metode sampling yang digunakan yaitu purposive sampling.


Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian? Metode atau rumus
apa yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel?

Jumlah sampel yang digunakan yaitu 120 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan dibagi menjadi kedalam 3 kelompok yaitu
Kelompok studi (1) 40 pasien hanya mengonsumsi jahe.
Kelompok studi (2) 40 pasien menggunakan obat antihipertensi di samping jahe.
Kelompok kontrol; 40 pasien yang termasuk dalam kelompok ini, hanya
mengambil obat antihipertensi yang diresepkan. Para peneliti mengevaluasi pasien
pada pagi berikutnya dari minum obat anti-hipertensi, setelah satu lemah & setelah
satu bulan.

PENGUKURAN ATAU PENGUMPULAN DATA


Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?

Variabel dependen : Pasien Hipertensi.


Variabel independen : Terapi minum rebusan air jahe.
Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Untuk mengumpulkan data dilakukan pengukuran dan wawancara.


Alat ukur apa yang digunakan untuk mengumpulkan data?

Spygnomanometer, dan Lembar kuesioner wawancara instruksional dikembangkan


oleh peneliti.
Bagaimana validitas dan rehabilitas alat ukur/instrument yang digunakan?
Apakah peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika dilakukan
apa metode yang digunakan untuk menguji validitas dan rehabilitas alat ukur
dan bagaimana hasilnya?

Alat ukur yang digunakan telah tervaliditas dan reabilitas.


Siapa yang melakukan pengukuran atau pengumpulan data? Apakah
dilakukan pelatihan khusus untuk observer atau yang melakukan pengukuran?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

ANALISIS DATA
Uji Statistik apa yang digunakan untuk menguji hipotesis atau menganalisis data?

Uji statistik yang digunakan adalah uji One Way Anova.

18
Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti menggunakan metode intention to treat
atau on treatment analysis?

----
Intention to treat adalah menganalisis semua sampel yang megikuti penelitian, baik
yang drop out, loss follow up atau berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel yang
drop out dianggap hasil intervensi yang gagal.
On treatment analysis hanya menganalisis sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis.
Program atau software statistic apa yang digunakan peneliti untuk menganalisis
data?

-----
HASIL PENELITIAN
Bagaimana alur (flow) penelitian yang menggambarkan responden yang
mengikuti penelitian sampai selesai, drop out dan loss follow up?

Tidak dijelaskan oleh peneliti.

Bagaimana karakteristik responden dan baseline data?

Karakteristik responden sudah mencakup dalam kriteria inklusi yang dijelaskan oleh
peneliti.

Pada penelitian eksperiment apakah variable perancu (counfounding variable)


dalam data base line tersebar seimbang pada setiap kelompok? Jika tidak seimbang
apa dilakukan peneliti untuk membuat penelitian bebas dari pengaruh variable
perancu?

----

Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak terbukti (bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga bermakna secara klinis?

Ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua kelompok yang diteliti
dan kelompok kontrol mengenai tekanan darah sistolik dan diastolik selama satu
minggu dan satu bulan intervensi. Ada perbedaan yang signifikan secara statistik
untuk manifestasi klinis tekanan darah antara kedua kelompok studi dan kontrol,
setelah mengonsumsi jahe selama satu bulan; prognosis yang baik terjadi pada
kedua kelompok studi; sementara kelompok kontrol memiliki tanda-tanda dan
gejala di pra-post.

19
DISKUSI
Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil penelitian? Apakah peneliti
membuat interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang hal-hal yang
ditemukan dalam penelitian berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis, namun suatu penelitian tetap
berkualitas jika peneliti mampu menjelaskan rasional secara ilmiah mengapa
hipotesisnya tidak terbukti.
Interpretasi yang dilakukan peneliti sudah cukup jelas karena dikaitkann dengan
teori dan hasil penelitian, serta pendapat para ahli dibidangnya.
Bagaimana peneliti membandingkan hasil penelitiannya dengan penelitian-
penelitian terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk menunjukkan adanya
relevansi?

Peneliti membandingkan dengan jenis penelitian yang relativ sama.

Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil penelitian?

Hasil penelitian ini memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung
pemberian terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh lansia sendiri secara
mandiri dirumah.

Bagaimana applicability hasil penelitan menurut peneliti ? Apakah hasil


penelitian dapat diterapkan pada tatanan praktik keperawatan ditinjau dari
aspek fasilitas, pembiayaan, sumber daya manusia, dan aspek legal?

Menurut peneliti Berdasarkan penelitian sebelumnya dan hasil studi saat ini, para
peneliti mendukung jahe dalam pengobatan hipertensi dengan obat antihipertensi.
Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada setting pratik klinik lainnya?

Ya memungkinkan untuk mengintegrasikan program terapi herbal guna mendukung


pengobatan konservatif untuk penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular.

Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan kelemahan penelitian? Apakah


kelemahan ini tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Peneliti tidak menjelaskan terkait kekuatan dan kelemahan dalam penelitian.

20
B. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal
1. Jurnal 1 Nasional

NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer
(Peneliti & ukuran, setting) responden peneliti (kekuatan dan keterbatasan
Waktu) penelitian)
1 Anisa Rizqi Populasi penelitian Peneliti tidakPemberian Peneliti menyimpulkan (II b) Kekuatan :
Nurahmand adalah lansia dengan menjelaskan terapi rendam bahwa Hasil penelitian
hipertensi di Panti menunjukkan bahwa Evidance berasal dari Penelitian ini
ani, Elis metode kaki air jahe
Wredha Pucang terjadi penurunan paling sedikit satu hasil merupakan penelitian
Hartati, hangat terhadap penelitian dengan
Gading Semarang. sampling yang tekanan darah sistolik eksperimen semu.
Mamat penurunan dan diastolik sebelum rancangan quasi-
Supriyono digunakan. tekanan darah experimental
Sampel penelitian ini maupun setelah Kelemahan :
yaitu klien yang peneliti diberikan rendam kaki
(2016) air jahe hangat. Hasil Peneliti tidak
berusia 56-65 tahun,. menggunakan
analisis bivariat dengan menjelaskan cara
kriteria inklusi menggunakan uji pengambilan sampel
dan ekslusi dependen t-test
hanya berdasarakan
didapatkan hasil bahwa
dalam kriteria inklusi dan
tekanan darah setelah
pemilihan ekslusi. Sebaiknya
dilakukan rendam kaki
digunakan metode
sampel. air jahe hangat terjadi
penurunan tekanan sampling agar jumlah
darah sistolik dan sampel sesuai dengan
distolik yaitu sebesar 17 jenis penelitian / desain
orang lansia. Hasil penelitian.
analisa bivariat dengan
menggunakan Uji
dependen ttest
didapatkan p value
sistolik= 0.0001 dan p
value diastolik= 0.0001

21
maka Ha diterima dan
Ho ditolak itu artinya
terdapat evektifitas
terapi rendam kaki air
jahe hangat terhadap
penurunan tekanan
darah pada lansia
dengan hipertensi di
Panti Werdha Pucang
Gading Semarang.

22
B. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal
2. Jurnal 2 Nasional

NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer
(Peneliti & ukuran, setting) responden peneliti (kekuatan dan keterbatasan
Waktu) penelitian)
2 Kiki Populasi penelitian purposive perendaman Peneliti (II a) Kekuatan :
Alfillaturro adalah penderita sampling kaki dengan air menyimpulkan bahwa
hipertensi di ada efek pemberian Evidance berasal dari Penelitian ini
hman, hangat
puskesmas 1 terapi perendaman kaki paling sedikit satu uji merupakan penelitian
Tophan Heri menggunakan klinik dengan
Wibowo, sumbang. dengan air hangat eksperimen semu.
aromaterapi pembanding, atau
Amin menggunakan
jahe. kelompok kontrol
Sampel penelitian ini aromaterapi jahe untuk Kelemahan :
Susanto. tanpa randomisasi.
yaitu Lansia Usia menurunkan tekanan
pertengahan (Midle darah pada penderita Peneliti tidak
age) 45-59 tahun, hipertensi. Oleh karena menggunakan kriteria
itu, terapi ini dapat inklusi dan ekslusi
(2019) lansia Tua (Old)75-90
digunakan sebagai dalam pengambilan
tahun.
pendamping terapi sampel hal ini dapat
medis. menyebabkan faktor
perancu semakin besar,
sebaiknya penulis
menggunakan kriteria
tersebut guna
mengurangi faktor-
faktor perancu yang
didapatkan dalam
pelaksanaan penelitian.

23
B. Ekstraksi Data Jurnal dan Critical Appraisal
3. Jurnal 3 International.

NO Penelitian Sampel (karakteristik, Desain/Seleksi Intervensi Hasil temuan/Kesimpulan Level Penelitian Komentar reviewer
(Peneliti & ukuran, setting) responden peneliti (kekuatan dan keterbatasan
Waktu) penelitian)
3 Populasi penelitian purposive Pemberian Peneliti menyimpulkan (II a) Kekuatan :
Mohamed
adalah semua pasien sampling minuman bahwa Ada perbedaan
Ibrahim yang mengunjungi yang signifikan secara Evidance berasal dari Penelitian ini
rebusan air
klinik rawat jalan di statistik antara kedua paling sedikit satu uji merupakan penelitian
Shaban, jahe. .
Rumah sakit kelompok yang diteliti klinik dengan eksperimen semu.
Nahid Universitas dan kelompok kontrol pembanding, atau
kelompok kontrol
Fouad, Menoufia. mengenai tekanan darah Kelemahan :
tanpa randomisasi
Ahmed sistolik dan diastolik
Sampel penelitian ini selama satu minggu dan Peneliti tidak
EL-Gahsh, adalah Pasien dewasa satu bulan intervensi. menjelaskan berapa
2Abeer El- yang sadar, usia (dari Ada perbedaan yang takaran atau sebanyak
18 hingga 60) tahun, signifikan secara statistik apa air rebusan jahe
said
(Baik jenis kelamin untuk manifestasi klinis diminum hanya
Hassane (pria dan wanita), tekanan darah antara dosisnya saja 1x sehari,
El-sol2 memiliki diagnosis kedua kelompok studi karena ini dapat menjadi
hipertensi baru-baru dan kontrol, setelah faktor perancu ketika
ini atau kurang dari mengonsumsi jahe
(2017)
responden tidak dapat
tiga bulan). selama satu bulan; menghabiskan air
prognosis yang baik rebusan jahe yang
terjadi pada kedua diberikan apakah sampel
kelompok studi; itu droup out atau tidak
sementara kelompok dan Sebaiknya faktor
kontrol memiliki tanda- perancu yang seperti itu
tanda dan gejala di pra- harus lebih dikontrol. .
post.

24
25
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan
angka kematian. Peran perawat dalam penanganan hipertensi pada lansia dapat
dilakukan dengan pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pencegahan primer merupakan pencegahan yang terjadi sebelum sakit. Kegiatan pada
tahap ini dapat berupa perlindungan khusus (specific protection), dan promosi kesehatan
(health promotion) seperti pemberian pendidikan kesehatan, kebersihan dini, olahraga,
imunisasi dan perubahan gaya hidup. Pencegahan sekunder pencegahan untuk
masyarakat yang masih dalam keadaan sakit dengan melakukan deteksi dini (early
diagnosis) dan melakukan penanganan yang tepat (prompt treatment). pencegahan
tersier yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang sudah sembuh dari sakit, dengan
tujuan mencegah komplikasi serta meminimalkan ketunadayaan (disability limitation)
dan memaksimalkan fungsi melalui (rehabilitation)
NCCAM mendefinisikan terapi komplementer merupakan suatu penyembuhan yang
mencakup sistem kesehatan, modalitas, praktik dan teori, serta keyakinan dari
masyarakat atau budaya tertentu. Salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk intervensi secara mandiri dan bersifat alami yaitu hidroterapi kaki (rendam kaki
air hangat). Merendam kaki (tubuh) pada larutan hangat memberikan sirkulasi,
mengurangi edema, meningkatkan sirkulasi otot. Rendam hangat akan menimbulkan
respon sistemik terjadi melalui mekanisme vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah).
Beradasarkan hasil telaah jurnal yang telah dilakukan penulis bahwa terapi rendam kaki
air hangat dengan menggunakan jahe efektif dapat menurunkan tekanan darah dan dapat
dilakukan dengan mudah oleh lansia secara mandiri dirumah

26
B. Saran
1. Bagi lansia di panti dengan hipertensi diharapkan dapat memanfaatkan rendam kaki
air jahe hangat sebagai bentuk terapi komplementer yang murah dan mudah dalam
menurunkan tekanan darah
2. Bagi Institusi Pendidikan dapat menjadi fasilitator dalam motivasi mahasiswa dalam
memanfaatkan potensi alam dengan terapi komplementer rendam kaki air jahe
hangat dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
3. Bagi Profesi Keperawatan Terapi komplementer rendam kaki air jahe hangat dapat
dijadikan salah satu intervensi dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.

27
Daftar pustaka

 Jurnal Efektivitas Pemberian Terapi Rendam Kaki Air Jahe Hangat Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Panti Werdha
Pucang Gading Semarang 2016
 Jurnal The Effect Of Feet Soaking Using Warm Water With Ginger
AromatherapyTo Decrease Blood Pressure On Hypertension Patients In The
Working Area Of Community Health Center 1 Sumbang Banyumas 2019
 Journal Ginger: It's Effect On Blood Pressure Among Hypertensive Patient
Mohamed Ibrahim Shaban, Nahid Fouad Ahmed El-Gahsh, 2abeer El-Said Hassane El-Sol2 1
(Assistant Professor Of Pathology. Pathology Department, Faculty Of Medicine, Menoufia
2017
 Riskesdas 2013
 Kementerian Kesehatan 2019

28
29

Anda mungkin juga menyukai