“Fraktur dan
Dislokasi”
Muzaini 1130017154 & Albainur Azizan 1130017124
Pembahasan
1 ANATOMI & FISIOLOGI
2 DEFINISI
3 ETIOLOGI
4 MANIFESTASI
5 KLASIFIKASI
6 Penatalaksanaan
7 Komplikasi
8 ASUHAN KEPERAWATAN
Anatomi dan Fisiologi
DISLOKASI 02
Fraktur adalah
terputusnya kontuinitas
tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya
Etiologi Fraktur dan Dislokasi
1. Cedera traumatic
1. Cedera olahraga
mendadak
2. Trauma yang tidak
2. Cedera stress atau
berhubungan dengan
penggunaan
olahraga
berlebihan
ETIOLOGI
3. Patologi atau
3. Benturan keras
gangguan tulang
pada sendi
yang melemahkan
4. Terjatuh
integritas tulang
MANIFESTASI
Manifestasi Fraktur
Manifestasi Dislokasi
1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas norma
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan (Wahid, 2013).
Klasifikasi Fraktur dan Dislokasi
- Dislokasi akut
- Dislokasi berulang
Penatalaksanaan Fraktur dan Dislokasi
(Penatalaksanaan Fraktur)
- Penatalaksanaan fraktur tertutup
- Penatalaksanaan fraktur terbuka
- Seluruh fraktur
- Penatalaksanaan diet
- Pencegahan
(Penatalaksanaan Dislokasi)
- Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
RICE
R : Rest (istirahat)
I : Ice (kompres dengan es)
C : Compression (kompresi / pemasangan balut tekan)
E : Elevasi (meninggikan bagian dislokasi)
- Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi
dan dikembalikan ke rongga sendi.
- Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai,
gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi
stabil.
- Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi
dilakukan mobilisasi halus 3-4 kali sehari yang berguna
untuk mengembalikan kisaran sendi.
- Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama
masa penyembuhan (Wahid, 2013).
Komplikasi Fraktur dan Dislokasi
(Komplikasi Fraktur)
- Komplikasi awal:
1. Embolisme lemak
2. Sindrome kompartemen
3. Tromboemboli vena (thrombosis vena dalam
DVT, embolisme pulmonal PE)
4. Infeksi
5. Fat embolism syndrome
- Komplikasi lanjutan:
1. Penyatuan (union) yang lambat
2. Kesalahan penyatuan (malunion)
3. Tidak menyatu (nonunion)
4. Nekrosis avaskular (AVN) tulang
5. Reaksi terhadap alat fiksasi internal
6. Sindrome nyeri regional kompleks
7. Osifikasi heterotopik (Smeltzer, 2015)
MATRIKS JURNAL