Anda di halaman 1dari 30

R E F E R AT

FRAKTUR FEMUR

Ghinafahriyah Delihefian, S.Ked


712017026

Dosen Pembimbing :
Dr. Restu Hidayasri, Sp.Rad
DEFINISI

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya


kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
ETIOLOGI

Traumatik Patologis Stress

• Disebabkan oleh • Fraktur patologis • Suatu keadaan dimana


trauma yang tiba-tiba terjadi pada tulang yang mendapat
mengenai tulang • daerah-daerah tulang tekanan berulang-
dengan kekuatan yang yang telah menjadi ulang akan patah,
besar. lemah karena tumor meskipun benturan
• Tulang tidak mampu atau proses patologis • yang dialami tulang
menahan trauma lainnya. tersebut
tersebut sehingga • Tulang sering kali sebenarnya tidak
terjadi fraktur menujukkan adekuat
• penurunan densitas.
KLASIFIKASI KLINIS

Fraktur Tertutup Fraktur Terbuka

Fraktur yang tidak me Fraktur yang mempun


miliki yai
hubungan dengan duni hubungan dengan duni
a luar a luar melalui luka pad
a kulit dan
jaringan lunak
KLASIFIKASI RADIOLOGIS
PATOFISIOLOGI

Trauma Langsung Trauma tidak langsung


Kondisi Patologis
• Hantaman • Osteoporosis
• Kecelakaan, dll • Osteomielitis
• Keganasan, dll

Tekanan pada tulang

Tulang rapuh
Tulang tidak mampu menahan energi
yang terlalu besar

Tidak mampu
menahan berat badan
Fraktur
MANIFESTASI
• Nyeri
• Hilangnya fungsi
• Deformitas
• Pemendekan ekstremitas
• Krepitus
• Pembengkakan lokal
• Perubahan warna
FRAKTUR KEPALA DAN
LEHER FEMUR
Fraktur kepala atau leher femur
Fraktur kepala dan leher femur adalah terjadi akibat jatuh pada daerah
suatu keadaan terputusnya hubungan trokhanter baik akibat kecelakaan lalu
dari kepala femur atau leher femur lintas atau jatuh dari tempat yang
disebabkan oleh trauma tidak terlalu tinggi dimana panggul
dalam keadaaan fleksi dan
KLASIFIKASI GARDEN

Grade I Grade II Grade III Grade IV

Fraktur inkomplet Fraktur komplet Fraktur komplet fraktur komplet


atau tanpa perpindahan dengan perpindahan dengan
impaksi valgus tulang parsial dari fragmen perpindahan total
fraktur dari fragmen
fraktur
KLASIFIKASI PAUWEL
FRAKTUR INTERTROKHANTER
FEMUR

Fraktur intertrokhanter adalah patah tulang yang bersifat


ekstrakapsular dari femur. Sering terjadi pada lansia
dengan kondisi osteoporosis.

Pada riwayat umumnya didapatkan adanya trauma akibat


jatuh dan memberikan trauma langsung pada trokhanter
mayor.
Fraktur Intertrokhanter Femur
FRAKTUR SUBTROKHANTER FEMUR

Fraktur subtrokhanter adalah fraktur dimana garis


patahnya berada 5 cm distal dari trokhanter minor

Klasifikasi Fielding & Magliato, yaitu :


1. Tipe 1 : garis fraktur satu level dengan trokhanter
minor
2. Tipe 2 : garis patah berada 1-2 inci dibawah dari batas
atas trokhanter minor
3. Tipe 3 : garis patah berada 2-3 inci dibawah dari batas
atas trokhanter minor
FRAKTUR BATANG
FEMUR

Fraktur femur dapat mengakibatkan penderita syok.


•Syok hipovolemik (pada setiap patah satu tulang femur akan
hilangnya darah 500 cc dari sistem vaskular).
•Syok neurogenik disebabkan oleh rasa nyeri yang sangat
hebat akibat kompresi atau kerusakan saraf yang berjalan
dibawah tulang femur.
FRAKTUR SUPRAKONDILER
FEMUR

• Fraktur suprakondikuker fragmen bagian distal selalu terjadi


dislokasi ke posterior. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya
tarikan dari otot otot gastrocnemius.

• Biasanya fraktur suprakondiker ini disebabkan oleh trauma


langsung karena kecepatan tinggi sehingga terjadinya gaya aksial
dan stress valgus, dan disertai gaya rotasi.
• Pada pemeriksaan berjongkok terlihat pasien tidak bisa menjaga
kesejajaran
FRAKTUR KONDILER FEMUR

Mekanisme traumanya biasanya merupakan kombinasi dari gaya hiperabduksi dan


adduksi disertai dengan tekanan pada sumbu femur keatas.
0 Recognize (Mengenali)

1 Mengenali kerusakan apa saja yang terjadi baik pada


jaringan lunak maupun tulang serta mengetahui
mekanisme trauma

0 Reduction (Mengembalikan)
2 Mengembalikan jaringan atau fragmen ke posisi
semula

0 Retaining (Mempertahankan)
3 Mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi
(imobilisasi)

0 Rehabilitation (Rehabilitasi)

4 Mengembalikan kemampuan anggota tubuh yang sakit


agar dapat berfungsi kembali
Reduksi Terbuka
Reduksi Tertutup
• Dilakukan pada fraktur terbuka
• Dilakukan pada fraktur yang
tidak stabil
• Diusahakan seanatomis • Dilakukan pada fraktur tert
mungkin utup
• Dilakukan jika terdapat • Dilakukan pada fraktur yan
kerusakan neurovaskular g stabil / fraktur dengan per
• Dilakukan pada fraktur sendi geseran minimal
• Dilakukan jika gagal dengan • Biasanya dilakukan pada an
terapi konservatif atau ak-anak
gagal dengan reduksi
tertutup
PROSES PENEMBUHAN
TULANG

Pembentukan kalus
Inflamasi

Segera setelah terjadi Pembentukan kalus


patah tulang, terbentuk kartilago dan
bekuan darah dalam jaringan-jaringan tulang
subperiosteu dan dekat tempat patah
jaringan lunak tulang

Proliferasi sel Remodeling

Pembentukan benang fibrin,


membentuk jaringan untuk Revitalisasi korteks
revaskularisasi, serta invasi dimana tulang
fibroblas dan osteoblas mengalami pelurusan
kembali
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

1. Pemeriksaan Radiologi
 Rontgen (X-Ray)
 CT Scan
2. Pemeriksaan Laboratorium
 Alkalin fosfat ↑
 Kalsium serum dan fosfor serum ↑
 Enzim otot ↑
3. Pemeriksaan Lainnya
KOMPLIKASI FRAKTUR

Komplikasi Awal Komplikasi Lama

1. Syok
2. Kerusakan Arteri
1. Delayed union
3. Sindrom Kompartemen
2. Non-union
4. Infeksi
3. Mal-union
5. Avaskular Nekrosis
6. Sindrom Emboli Lemak
DAFTAR PUSTAKA

Noor Helmi, Zairin, 2012; Buku Ajar Gangguan


Muskuloskeletal; jilid 1,Salemba
Medika, Jakarta

Dias Ismiarto, Yoyos, 2013; Special Feature of


Fracture in Children,Orthopaedi dan Traumatologi
FK UNPAD, Bandung
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai