Anda di halaman 1dari 50

Fraktur dan Dislokasi

Kelompok 3 :
dr. Retno arun winastuti
dr. Rita Trisnawati Sugianto
dr. Mirza Nuchalida
dr. Christian Sihite
dr. Widya Puspita
dr. Dimas harendra soeharto
dr. Rony Afrizal
dr. Asterid rosenia
Fraktur
• Definisi : terputusnya kontinuitas pada jaringan tulang
• Etiologi : trauma, infeksi, tumor, metabolik, dll.
• Seluruh bagian tulang dapat mengalami fraktur
Fraktur
• Fraktur terbagi 2 :
• Open fracture (terdapat hubungan antara dunia luar
dengan fraktur)
• Closed fracture
• Permasalahan akibat fraktur :
• Nyeri akibat fraktur pada tulang
• Cedera jaringan lunak (kulit, fascia, otot, pembuluh
darah, saraf, ligamen, tendon, meniscus, spinal cord,
spinal nerve, intervertebral disc)
• Infeksi → pada open fracture
• Pada trauma, semakin berat mekanisme fraktur, semakin
berat kerusakan jaringan lunak dan konfigurasi (bentuk)
fraktur
Klasifikasi Fraktur

Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan


di sekitar
• Fraktur tertutup (closed),bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar.
• Fraktur terbuka (open/compound), bila
terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan
di kulit.
Klasifikasi Fraktur
Berdasarkan bentuk patahan tulang
• Transversal
• Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang atau bentuknya melintang dari tulang. Fraktur
semacam ini biasanya mudah dikontrol dengan pembidaian
gips.
• Spiral
• Adalah fraktur meluas yang mengelilingi tulang yang timbul
akibat torsi ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis ini
hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak.
Klasifikasi Fraktur
• Oblik
• Adalah fraktur yang memiliki patahan arahnya miring dimana
garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
• Segmental
• Adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang, ada segmen
tulang yang retak dan ada yang terlepas menyebabkan
terpisahnya segmen sentral dari suplai darah.
Transversal – Spiral – Oblik – Segmental
Klasifikasi Fraktur
• Kominuta
• Adalah fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya
keutuhan jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.
• Greenstick
• Adalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak lengkap
dimana korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga
periosterum. Fraktur jenis ini sering terjadi pada anak – anak.
Klasifikasi Fraktur
• Fraktur Impaksi
• Adalah fraktur yang terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang
ketiga yang berada diantaranya, seperti pada satu vertebra
dengan dua vertebra lainnya.
• Fraktur Fissura
• Adalah fraktur yang tidak disertai perubahan letak tulang yang
berarti, fragmen biasanya tetap di tempatnya setelah tindakan
reduksi.
Kominuta – Greenstick – Impaksi - Fissura
Klasifikasi Fraktur
Berdasarkan lokasi pada tulang fisis
Klasifikasi yang paling banyak digunakan untuk cedera atau fraktur fisis
adalah klasifikasi fraktur menurut Salter – Harris :
• Tipe I : fraktur transversal melalui sisi metafisis dari lempeng
pertumbuhan, prognosis sangat baik setelah dilakukan reduksi tertutup.
• Tipe II : fraktur melalui sebagian lempeng pertumbuhan, timbul melalui
tulang metafisis , prognosis juga sangat baik denga reduksi tertutup.
• Tipe III : fraktur longitudinal melalui permukaan artikularis dan epifisis
dan kemudian secara transversal melalui sisi metafisis dari lempeng
pertumbuhan. Prognosis cukup baik meskipun hanya dengan reduksi
anatomi.
Klasifikasi Fraktur

• Tipe IV : fraktur longitudinal melalui epifisis, lempeng


pertumbuhan dan terjadi melalui tulang metafisis.
Reduksi terbuka biasanya penting dan mempunyai resiko
gangguan pertumbuhan lanjut yang lebih besar.
• Tipe V : cedera remuk dari lempeng pertumbuhan,
insidens dari gangguan pertumbuhan lanjut adalah tinggi.
Klasifikasi fraktur menurut Salter – Harris
Dislokasi dan Subluksasi
• Dislokasi : terputusnya hubungan sendi secara total antara 2 tulang
atau lebih
• Subluksasi : terputusnya hubungan sendi secara parsial antara 2 tulang
atau lebih
• Istilah yang lebih sering digunakan sehari-hari : dislokasi
• Ingat : cedera jaringan lunak

Normal (shoulder) Dislokasi


Etiologi Dislokasi

• Trauma: jika disertai fraktur, keadaan ini disebut fraktur dislokasi.


• Cedera olahraga
• Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga.
• Terjatuh
• Kongenital
• Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal
paha. Pada keadaan ini anak dilahirkan dengan dislokasi sendi pangkal
paha secara klinik tungkai yang satu lebih pendek dibanding tungkai
yang lainnya dan pantat bagian kiri serta kanan tidak simetris.
Dislokasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi).
Etiologi Dislokasi
• Patologis
• Akibatnya destruksi tulang, misalnya tuberkolosis
tulang belakang. Dimana patologis: terjadinya ‘tear
ligament dan kapsul articuler yang merupakan
kompenen vital penghubung tulang.
Klasifikasi Dislokasi

• Dislokasi kongenital : Terjadi sejak lahir akibat kesalahan


pertumbuhan.
• Dislokasi patologik : Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar
sendi, misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini
disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
• Dislokasi traumatik : merupakan kedaruratan ortopedi (pasokan
darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian
jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami
pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga
merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular.
Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Klasifikasi Dislokasi
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi:
• Dislokasi Akut : Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip.
Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
• Dislokasi Kronik
• Dislokasi Berulang : Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti
oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang
minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada
shoulder joint dan patello femoral joint.
Klasifikasi Dislokasi
Berdasarkan bagian yang dapat terjadi dislokasi:
• Dislokasi sendi jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan
segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat
mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.
• Dislokasi sendi siku
Jatuh pada tangan dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah
posterior. Reposisi dilanjutkan dengan membatasi gerakan dalam sling
atau gips selama tiga minggu untuk memberikan kesembuhan pada
sumpai sendi.
Dislokasi Sendi Jari – Dislokasi
Sendi Siku
• Dislokasi Pergelangan tangan (Dislocation of the Lunate)
• Dislokasi pergelangan tangan adalah suatu kondisi dimana
permukaan sendi dari tulang pembentuk sendi pergelangan tangan
mengalami pergeseran atau penguluran baik secara langsung
maupun tidak langsung.
• Dislokasi Regio Bahu (Shoulder Dislocation)
• Pada regio bahu terdapat beberapa sendi yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi, yaitu sendi sternoklavikular, sendi
akromioklavikular, dan sendi glenohumoral. Hubungan
skapulothorakal bukan merupakan sendi melainkan suatu
hubungan muskuler antara dinding thoraks dan skapula. Melalui
keempat hubungan ini yang terdiri atas tiga persendian dan satu
hubungan muskular ini terjadi gerakan ke segala arah di gelang
bahu.
Dislokasi Pergelangan Tangan –
Regio Bahu
Klasifikasi Dislokasi
• Dislokasi Acromioclavicularis
• Kekuatan sendi akromioklavikular disebabkan oleh simpai sendi
dan ligament korakoklavikular. Dislokasi sendi akromioklavikular
tanpa disertai rupturnya ligament korakoklavikuar, biasanya
tidak menyebabkan dislokasi fragmen distal ke cranial dan dapat
diterapi secara konservatif dengan mitela yang disertai latihan
dan gerakan otot bahu. Bila tidak berhasil atau adanya robekan
ligament korakoklavikula kadang dilakukan operasi reposisi
terbuka dan pemasangan fiksasi interna.
Klasifikasi Dislokasi

• Dislokasi Strenoclavicular
• Dislokasi sternoklavikular ini jarang terjadi dan
bisa terjadi akibat trauma langsung klavikula
kearah dorsal yang menyebabkan dislokasi
posterior atau retrosternal. Atau bisa terjadi
akibat tumbukan pada bagian depan bahu
sehingga bagian medial dari klavikula tertarik
kearah depan dan menyebabkan lepasnya sendi
sternoklavikular kearah anterior.
Dislokasi Strenoclavicular
Klasifikasi Dislokasi

• Dislokasi Bahu Anterior


• Sering terjadi pada usia dewasa muda, kecelakaan lalu lintas
ataupun cedera olah raga. Dislokasi terjadi karena kekuatan yang
menyebabkan gerakan rotasi ekstern (puntiran keluar) dan
ekstensi sendi bahu. Posisi lengan atas dalam posisi abduksi.
• Dislokasi bahu posterior
• Dislokasi ini jarang terjadi, mekanisme biasanya penderita jatuh
dimana posisi lengan atas dalamkedudukan adduksi atau internal
rotasi.
Dislokasi Bahu Anterior - Posterior
Klasifikasi Dislokasi
• Dislokasi bahu inferior (Luxatio Erecta)
• Kaput humerus terperangkap dibawah kavitas glenoidale sehingga
terkunci dalam posisi abduksi. Karena robekan kapsul sendi lebih
kecil dibanding kepala humerus, maka sangat susah kepala
humerus ditarik keluar, hal ini disebut sebagai “efek lubang
kancing (Button hole effect)
• Dislokasi Regio Panggul (Hip Dislocation)
• Dislokasi panggul lebih jarang dijumpai daripada dislokasi bahu
atau siku. Mekanisme terjadinya dislokasi yaitu saat kaput yang
terletak di belakang asetabulum, kemudian segera berpindah ke
dorsum illium.
Dislokasi Bahu Inferior – Regio
Panggul
Klasifikasi Dislokasi
• Dislokasi panggul posterior
• Dislokasi posterior hip joint biasa disebabkan oleh trauma. Ini
terjadi pada axis longitudinal pada femur saat femur dala
keadaan fleksi 90o dan sedikit adduksi. Pemeriksaan pada
penderita dislokasi posterior hip joint akan menunjukkan tanda
yang abnormal.
• Dislokasi panggul anterior
• Pada cedera ini pederita biasanya terjatuh dari suatu tempat
tinggi dan menggeserkan kaput femur di depan asetabulum.
Pemeriksaan dislokasi anterior, kaki dibaringkan eksorotasi dan
seringkali agak fleksi.
Dislokasi Hip Posterior
Klasifikasi Dislokasi
• Dislokasi Hip bawaan
• Beberapa anak lahir dengan masalah yang disebut
dislokasi pinggul bawaan pinggul (displasia). Kondisi
ini biasanya didiagnosis segera setelah bayi lahir.
Sebagian besar waktu, hal itu mempengaruhi hip kiri
dalam kelahiran anak pertama, perempuan, dan bayi
yang lahir dalam posisi sungsang.
Dislokasi Hip bawaan
Patofisiologi Dislokasi
• Dislokasi biasanya disebabkan karena faktor fisik yang
memaksa sendi untuk bergerak lebih dari jangkauan
normalnya, yang menyebabkan kegagalan tekanan, baik
pada komponen tulang sendi, ligamen dan kapsula
fibrous, atau pada tulang maupun jaringan lunak.
Struktur-struktur tersebut lebih mudah terkena bila yang
mengontrol sendi tersebut kurang kuat.
• Tanda dan gejala fraktur dan dilokasi :
• Prinsip : look, feel, move
• Look : deformitas, laserasi (open fracture), shortening
• Feel : nyeri, krepitasi (pasif), pulsasi arteri distal dari fraktur, sensorik
(fungsi saraf)
• Move : terbatasnya gerakan sendi secara aktif dan pasif
• INGAT : cedera soft tissue
• Untuk melihat ada tidaknya fraktur / dislokasi :
• Klinis
• Radiologis (plain x-ray, CT-Scan, 3D CT-Scan)
• Untuk melihat cedera jaringan lunak : MRI (terutama pada cedera
vertebra untuk melihat spinal cord dan spinal nerve)
Fraktur dan Dislokasi
Ekstremitas Atas
• Saraf utama ekstremitas atas : axillary, musculocutaneous, radial,
median, ulnar
• Ingat otot-otot (dan gerakan yang ditimbulkan otot tersebut) yang
dipersarafi tiap saraf ekstremitas atas
• Ingat dermatom masing-masing saraf
Fraktur / Dislokasi Jaringan Lunak Yang Beresiko
Cedera
Fraktur clavicula Brachial plexus
Fraktur humerus Radial nerve
Dislokasi shoulder Axillary nerve
Dislokasi elbow Median nerve, ulnar nerve
Fraktur dan dislokasi phalanx Digital nerve, digital artery
Elbow Joint Dislocation
Humerus Fracture
Fraktur dan Dislokasi
Ekstremitas Bawah
• Tulang pada ekstremitas bawah (lokasi fraktur) :
• Pelvis
• Femur
• Patella
• Tibia dan fibula
• Tarsal bones (tallus, navicular, cuboid, cuneiform)
• Calcaneus
• Metatarsal, phalanx
• Sendi pada ekstremitas atas (lokasi dislokasi) :
• Sacro-Iliac
• Hip (Acetabulo-Femoral)
• Knee (Femoro-Tibia)
• Ankle (Tibio-Talar)
• Talo-Calcaneal
• Chopart
• Lisfranc
• Interphalanx
Fraktur dan Dislokasi
Ekstremitas Bawah
• Saraf utama ekstremitas atas : sciatic (ischiadicus), femoral, tibial,
peroneal
• Ingat otot-otot (dan gerakan yang ditimbulkan otot tersebut) yang
dipersarafi tiap saraf ekstremitas atas
• Ingat dermatom masing-masing saraf
Fraktur / Dislokasi Jaringan Lunak Yang Beresiko Cedera
Sacroiliac joint disruption Plexus vena
Fraktur pelvic Plexus vena, iliac artery
Dislokasi hip Sciatic nerve
Dislokasi knee Peroneal artery, tibial nerve, peroneal nerve
Dislokasi ankle Posterior tibial artery, anterior tibial artery
Fraktur dan dislokasi phalanx Digital nerve, digital artery
Hip Joint Dislocation
Knee Joint Dislocation
Fraktur dan Dislokasi
Vertebra (Tulang Belakang)
• Vertebra :
• Cervical
• Thoracal
• Lumbal
• Sacral
• Coccygeus
• Jaringan lunak di vertebra :
• Spinal cord (medulla spinalis)
• Spinal nerve (root, radix)
• Intervertebral disc
• Ligamen
Three-Column Concept (Dennis)
Normal MRI – Lumbal Spine

Spinal cord / cauda equina

Vertebral body (corpus vertebra)

Intervertebral disc (discus


intervetebra)
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai