Anda di halaman 1dari 59

ASKEP

KEGAWATDARURATAN PADA
TRAUMA MUSKULOSKELETAL

BY
SITI FADLILAH, S. KEP., NS
PENDAHULUAN

• DITEMUKAN PADA 85% TRAUMA


• TRAUMA MUSKULOSKELETAL BERAT
MENUNJUKAN GAYA BESAR YANG
MENGENAI TUBUH: PERDARAHAN,
EMBOLI LEMAK, SINDROM
KOMPARTEMEN.
Komponen sistem muskuloskeletal
a. Tulang
b. Otot
c. Cartilago
d. Ligament
e. Tendon
f. Fascia
g. Bursae
h. persendian
Tulang
• Fungsi: • Bentuk tulang:
– menahan jaringan
tubuh • tulang panjang
– memberi bentuk • tulang pendek (
pada rangka carpal )
– melindungi organ
• tulang ceper (
– Pergerakan
tengkorak )
– menyimpan
mineral • tulang tidak
– haematopoesis beraturan
• Otot • Ligament
dibagi dalam tiga  merupakan
kelompok utama : susunan serabut
otot rangka, otot yang terdiri dari
visceral, otot kardiak jaringan ikat yang
• Cartilago kenyal.
terdiri dar serat-  Mempertemukan
serat yang dilekatkan kedua ujung
pada gelatin, tulang dan dan
berfungsi sebagai mempertahankan
bantalan stabilitas.
• Tendon • Bursae
merupakan ikatan merupakan kantong
kecil dari jaringan ikat
jaringan fibrosa yang
digunakan diatas
padat merupakan bagian yang bergerak
ujung dari otot yng
• Persendian
menempel pada
 synoarthrosis (tidak
tulang
bergerak)
• Fascia  amphiarthrosis (
adalah suatu suatu dapat bergerak
permukaan jaringan sedikit )
penyabung longgar  diarthrosis ( bergerak
dibawah kulit bebas )
MACAM-MACAM TRAUMA
MUSKULOSKELETAL

1. Strain / Sprain
2. Dislocation
3. Fracture
4. Complication
Sprain & Strain

Sprain: injury to ligaments (bands of tissues


that holds bones in position in the joints)
Strain: injury to muscles or tendons that
attach muscles to bones or both
Either may requires surgical intervention
Mismanagement can cause sprain to
become strain
FRAKTUR
• Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang yang umumnya disebabkan oleh
rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000).
• Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang
yang disebabkan tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh
tulang (Lynda Juall Carprnito, 2005).
• Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang,
tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi
yang biasanya melibatkan kerusakan vascular
dan jaringan sekitarnya yang ditandai dengan
nyeri, pembengkakan, dan tenderness (Suriadi,
2001).
Etiologi
• (Oswari E, 1993)
– Kekerasan langsung
– Kekerasan tidak langsung
– Kekerasan akibat tarikan otot (jarang
terjadi). Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan
dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan.
Continued...

• Barbara (1996),
• Benturan dan cedera (jatuh pada
kecelakaan).
• Fraktur patofisiologik.
• Patah oleh karena letih.
Jenis Fraktur
Berdasarkan sifat fraktur.
– Faktur Tertutup (Closed/ Simple), bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar, disebut juga fraktur
bersih (karena kulit masih utuh) tanpa
komplikasi.
– Fraktur Terbuka (Open/ Compound), bila
terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukaan
kulit.
• Berdasarkan komplit atau tidak komplit fraktur.
– Fraktur Komplit,
– Fraktur Inkomplit,
• Hair Line Fraktur (patah setindak rambut)
• Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi
lipatan dari satu korteks dengan kompresi
tulang spongiosa di bawahnya.
• Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks
dengan angulasi korteks lainnya yang
terjadi pada tulang panjang.
• Berdasarkan bentuk garis patah dan
hubungannya dengan mekanisme trauma.
– Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang
pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi
atau langsung.
– Fraktur Oblik: arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma
angulasi juga.
– Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya
berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.
– Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma
aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan
lain.
– Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma
tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
• Berdasarkan jumlah garis patah.
–Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis
patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
–Fraktur Segmental: fraktur dimana
garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
–Fraktur Multiple: fraktur dimana garis
patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama.
• Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
– Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis
patah lengkap tetapi kedua fragmen tidak
bergeser dan periosteum masih utuh.
– Fraktur Displaced (bergeser): terjadi
pergeseran fragmen tulang
• Dislokasi ad longitudinam cum
contractionum
• Dislokasi ad axim (pergeseran yang
membentuk sudut).
• Dislokasi ad latus
Spiral

Patah tulang melingkari tulang


Kominutif ( patah menjadi
beberapa fragmen )
Oblik( garis patah miring )
Tranverse ( patah menyilang )
Fraktur Kompresi
FRAKTUR TERBUKA
• FRAKTUR YANG DIIKUTI LUKA PADA KULIT
DAN ATAU MEMBRAN MUKOSA DIBAGI:
GRADE I:
* luka < 1cm
* kerusakan jaringan lunak sedikit, tdk ada
luka remuk
* fraktur sederhana, tranversal, oblik atau
kominutif ringan
* kontaminasi minimal
• Grade II:
* laserasi > 1cm
* Kerusakan jaringan lunak, tidak
luas,avulsi
* Fraktur kominutif sedang
* Kontaminasi sedang
• Grade III
* Terjadi kerusakan jaringan lunak
yang luas, meliputi struktur kulit,
otot, neuro muskuler.
* Kontaminasi tinggi
* Terbagi atas:
# jaringan lunak yang menutupi
fraktur utuh
# Kehilangan jaringan lunak
# Luka pada pembuluh darah arteri
Tanda – Tanda Klinis Fraktur
• Riwayat trauma
• Nyeri lokal dan bertambah bersamaan gerak.
• Hilangnya fungsi anggota gerak dan persendian terdekat.
• Nyeri tekan, nyeri ketok
• Deformitas
• Krepitasi
• Bengkak
• Peningkatan temperatur lokal
• Pergerakan abnormal
• Echymosis
• Pada fraktur tulang panjang terjadi pemendekan
• Jejas neurovaskular
• Luka, dapat bone ekspose
MEKANISME TRAUMA
• TUJUAN UNTUK MENCARI CEDERA LAIN
YANG BELUM TAMPAK.
• POSISI PENDERITA ?, APAKAH KENDARAAN
TERTABRAK DARI DEPAN? APAKAH ADA
KERUSAKAN BAGIAN DALAM KENDARAAN
?, APAKAH PENDERITA JATUH?, APAKAH
PENDERITA TERTINDAS ? DLL
TRAUMA EKTREMITAS DENGAN POTENSI
ANCAMAN NYAWA
• KERUSAKAN PELVIS DENGAN
PERDARAHAN
• PERDARAHAN ARTERI BESAR
• CHRUSH SINDROM/RABDOMIOLISIS
TRAUMATIK ( KEADAAN KLINIS YG
DISEBABKAN OLEH PELEPASAN ZAT
BERBAHAYA KARENA KERUSAKAN OTOT
MIS :MIOGLOBIN
TRAUMA YANG MENGANCAM
EKTREMITAS
• PATAH TULANG TERBUKA DAN TRAUMA
SENDI
• TRAUMA VASKULER, TERMASUK
AMPUTASI TRAUMA
• SINDROM KOMPARTEMEN
• TRAUMA NEUROLOGI AKIBAT FRAKTUR
ATAU DISLOKASI
Manajemen Fraktur

• Perawatan darurat

• Penanganan definitif

• Rehabilitasi
Perawatan Darurat
Primary survey
( A, B, C, )
Imobilisai ekstremitas 
Splinting/ bidai
Tujuan pemasangan
splinting
• Pencegahan kerusakan jarikan lunak
sekitar fraktur
• Imobilisasi untuk mengurangi nyeri
• Mengurangi risiko emboli lemak dan syok
• Memudahkan transportasi pasien dan
pemeriksaan radiologi
Penanganan Definitif
• REDUKSI FRAKTUR ( MENGEMBALIKAN
FRAGMEN TULANG PADA KESEJAJARANYA
DAN ROTASI ANATOMIS )

• REDUKSI TERBUKA DENGAN FIKSASI


INTERNA

• REDUKSI TERBUKA DENGAN FIKSASI


EKTERNA
Jenis Imobilisasi pada closed reduction

• FIKSASI EKSTERNA CAST/GIPS,


BIDAI

• TRAKSI

• FIKSASI INTERNAL (PELAT


SEKRUP, KAWAT , PROTESA )

• KOMBINASI DARi DI ATAS


Bryant ‘s / Gallow’s
traction

Buck Extension
MANAJEMEN FRAKTUR
TERBUKA
• DEBRIDEMEN LUKA
• MEMBERIKAN ATS
• KULTUR JARINGAN DARI LUKA
• MEMBALUT LUKA
• PEMBERIAN ANTIBIOTIK
• REDUKSI FRAKTUR
• IMOBILISASI FRAKTUR
Fraktur radio-ulnar
Tahap-tahap penyembuhan fraktur

1. Kerusakan jaringan dan pembentukan


hematom
2. Reaksi radang dan proliferasi sel (6 jam
pertama)
3. Pembentukan kalus (6-10 Hari)
4. Konsolidasi
5. Remodeling
PENYEMBUHAN FRAKTUR

1. Std. Destruksi / Hematom


2. Std. Inflamasi & Proliferasi sel
3. Std. Pembentukan kalus
4. Std. Konsolidasi
5. Std. Remodelling
1 2 3 4 5

Fraktur Union Konsolidasi Remodelling


Non-Union
• penyebab:
Tanpa fiksasi/ fiksasi tak stabil (ada gerakan
antara fragmen ftraktur)
Infeksi pada tempat fraktur
Jarak antara segmen farktur terlalu lebar
Vaskularisasi buruk
Lain-lain (metabolik, umur, keadaan umum)
NON UNION
Dislokasi
• Keluarnya ( bercerainya ) kepala
sendi dari mangkoknya, secara
komplit
• Merupakan keadaan emergency yang
harus segera ditolong
• Bila terpisahnya inkomplit/parsial
disebut subluksasi
Dislokasi
Disebabkan karena tindakan berlebihan
pada arah yang salah
Biasanya dirawat dengan reduksi tertutup &
immobilisasi external
Lokasi utamanya
a. Bahu – caput humerus keluar dari
cavit glenoid
b. Panggul – caput femoralis keluar dari
acetabulum
Lanjutan Dislokasi……

Dislokasi panggul sign/ symtomnya terbagi 2:


1. Anterior
• Kaki menjadi fleksi dan rotasi external
• Nervus femoralis rusak, dibuktikan
dengan numbness dan tingling
2. Posterior
• Kaki menjadi fleksi dan adduksi (menekuk
ke dalam)
• Nervus sciasi rusak, dibuktikan dengan
fleksi dorsal dan fleksi plantar kaki,
numbness & tingling
DISLOKASI
TANDA-TANDA KLINIS
• DEFORMITAS /PEMENDEKAN/
FLEKSI
• NYERI TEKAN
• KETERBATASAN GERAK
• ROTASI KE DALAM/KELUAR
Manajemen Dislokasi
• SEBELUM 12 JAM  CLOSED
REDUCTION
• OPEN REDUCTION:
 CLOSED REDUCTION GAGAL
 TIDAK STABIL
 FRAGMEN FRAKTUR TERJEBAK
DI DALAM SENDI
PENATALAKSANAAN TRAUMA SENDI

Metode Stimson
Dislokasi soldier

badge area Tanda Klinis:

• Fleksi siku
• Abduksi bahu
• Endorotasi
METODE REDUKSI TERTUTUP

Gravitasi
Stimson:
- analgesik
- sedatif
- beban 2 kg
- 5-10 menit
METODE REDUKSI TERTUTUP
Hippocratic Methods
MASALAH KEPERAWATAN

• KURANG VOLUME CAIRAN


• NYERI AKUT
• KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
• KERUSAKAN MOBILITAS FISIK
• RESIKO INFEKSI
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai