Anda di halaman 1dari 11

PRE PLANNING PENYULUHAN REMATIK

DI DUSUN II DESA SUKOHARJO I KECAMATAN SUKOHARJO


KABUPATEN PRINGSEWU

OLEH :

1. Iin Yohana, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AISYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN REMATIK
DI DUSUN III BUMI ARUM KECAMATAN PRINGSEWU

A. Latar Belakang
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau
jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit
Autoimun yang banyak di derita oleh kaum lanjut usia (usia 50 tahun ke
atas). Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan dan biasanya
menyerang orang yang berusia lebih dari 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008).
Rematik terutama menyerang Sendi-sendi, tulang, ligamentum, tendon dan
persendian pada laki-laki maupun perempuan dengan segala usia.
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya
atau hanya menimbulkan gangguan kenyamanan, dan masalah yang
disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa keterbatasan yang
tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu
menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup
sehari-hari tetapi juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat
menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau mengakibatkan masalah
seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta Resiko
tinggi terjadi cidera.
Angka kejadian rematik pada tahun 2008 yang dilaporkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia WHO adalah mencapai 20% dari penduduk
dunia yang telah terserang rematik, dimana 5-10% adalah mereka yang
berusia 5-20 tahun dan 20% adalah mereka yang berusia 55 tahun (Wiyono,
2010). Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng 2008, prevalensi nyeri
rematik di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%, angka ini menunjukkan
bahwa nyeri akibat rematik sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat
Indonesia.
Dari hasil survey dan wawancara yang dilakukan di desa
sukoharjo I dusun II, mendapatkan hasil tinggi nya angka kejadian rematik
pada lansia .
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan keluarga
mampu mengetahui tentang penyakit rematik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan ini selama 20 menit, warga
dusun III akan dapat:
a. Mengetahui tentang pengertian rematik
b. Mengetahui tentang factor resiko terjadi rematik
c. Mengetahui tentang tanda gejala rematik
d. Mengetahui tentang penatalaksanaan rematik

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian rematik
2. Factor resiko terjadi rematik
3. Tanda gejala rematik
4. Penatalaksanaan rematik

D. Sasaran
Keluarga yang terkena rematik

E. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/tanggal : Minggu, 28 Mei 2017
Jam : 14:00 wib
Tempat: Tn. Sabar

F. Setting Tempat

Keterangan :
1
4 1 1. Penyaji
3
2. Media
3. Peserta
4. Fasilitator

G. Media
1. Leaflet

H. Susunan Kepanitian
1. Penanggung jawab : Iin Yohana
Tugas :
a. Bertanggung jawab atas jalannya pendidikan kesehatan tentang
rematik
b. Membuat preplanning pendidikan kesehatan tentang rematik
2. Penyaji : Iin Yohana
Tugas :
Menyampaikan tentang pendidikan kesehatan mengenai rematik.
I. Metode
Ceramah dan tanya jawab

J. Materi
Terlampir
K. Kegiatan Penyuluhan

N Kegiatan Peserta
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode Media
o Penyuluh
1. Pendahuluan 3 Menit 1. Mengucapkan salam - Memperhatikan Ceramah -
dan memperkenalkan dan memberi
diri. respon Ceramah -
2. Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
dari penyuluhan. Ceramah -
3. Melakukan apersepsi - Memperhatikan
berkaitan dengan
materi penyuluhan.
2. Penyajian 12 1. Menjelaskan - Memperhatikan Ceramah Leaflet
Menit pengertian rematik
2. Menjelaskan factor- Memperhatikan
resiko rematik Tanya
3. Menjelaskan tanda - Memperhatikan jawab
gejala rematik
4. Menjelaskan - Memperhatikan
penatalaksanaan
rematik - Mengajukan
pertanyaan

3. Penutup 5 Menit 1. Mengevaluasi - Menjawab Tanya -


dengan cara pertanyaan jawab
memberikan
pertanyaan kepada
sasaran tentang -
materi yang telah - Memperhatikan Ceramah
diberikan.
2. Memberikan
reward kepada - Memperhatikan -
sasaran atas dan memberi Ceramah
pertanyaan serta respon
menyimpulkan isi
materi yang telah
disampaikan.
3. Menutup
pertemuan dan
mengucapkan
salam.
L. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Adanya periapan Pre planning 1 hari sebelum penyuluhan
- Kontrak tempat dan waktu sudah dilaksanakan 2 hari sebelum
pelaksanaan penyuluhan serta setting tempat dan alat dilaksanakan 1
jam sebelum acara penyuluhan dimulai
2. Evaluasi Proses
- 90% keluarga hadir dalam kegiatan penyuluhan
- 50% keluarga aktif dalam kegiatan penyuluhan
- 60% keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Penyaji mampu menyampaikan materi tentang rematik dengan metode
yang dapat diterima dan dipahami serta menggunakan bahasa yang
sederhana sehingga dapat dipahami oleh peserta
3. Evaluasi Hasil
a. 85% peserta mampu menjelaskan pengertian rematik
b. 65% peserta mampu menjelaskan factor resiko rematik
c. 70% peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan rematik

Sukoharjo, 20 Mei 2017


Pembimbing Akademik 1 Pembimbing Akademik II

( Giri , S.Kep.Ns.) ( Riska , S.Kep.Ns)


Lampiran
MATERI PENYULUHAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS)

A. Pengertian
Osteoarthritis adalah penyakit degenaratif atau osteoatrosis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan
dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan. (smeltzer,2001).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan
dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang
menanggung beban. Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan
dan sendi besar, seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma
yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit
sendi lainnya.

B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan
adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan
akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda
dengan perubahan pada osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-
laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher.
Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi osteoartritis kurang
lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diatas usia 50 tahun
(setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita
daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masing-masing suku
bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun
perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan
ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang
menanggung beban berlebihan, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain
(tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis
yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang
sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko
osteoartritis yang lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan
timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko
timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih
padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima
oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih
mudah robek.

C. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-
mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dengan
istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi,
pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan
tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan
gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan
sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi,
seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau
tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau
panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan
fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian
pasien yang umumnya tua (lansia).
D. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu
menghentikan proses patologis
b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada
sendi yang sakit.
c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
e. Dukungan psikososial
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan
yang tepat
g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya
keluhan
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer dan Bare, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Arif Muttaqin. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC
http://rematik.net/gejala-rematik/
https://laorensia29cute.wordpress.com/2013/12/27/laporan-pendahuluan-rematik/

Anda mungkin juga menyukai