BAB 1
PENDAHULUAN
post orif serta penerapan EBN terapi musik klasik, dilakukan satu kali dalam sehari
dengan durasi 30-60 menit. Metode penulisan laporan ini yaitu studi kasus asuhan
keperawatan dan penerapan EBN. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian,
penegakan diagnose, perencanaan intervensi, melakukan implementasi dan
melakukan evaluasi keperawatan. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 8
hari rawatan masalah utama pasien teratasi dan terdapat penurunan skala nyeri dari
7 ( berat ) menjadi 2 ( ringan). Disarankan agar perawat dapat melakukan terapi
musik klasik dalam mengurangi nyeri pada pasien post operasi ekstremitas.
Malunion adalah kondisi di mana tulang yang patah telah pulih hanya saja
posisi ataupun panjangnya berbeda dengan kondisi semula. Kasus malunion sering
terjadi pada patang tulang yang tidak ditangani dengan baik, melakukan mobilitas
terlalu cepat sebelum tulang benar-benar menyatu dengan baik, dan juga ada
beberapa kondisi yang dapat menyebabkan penyembuhan tulang kurang sempurna
seperti memiliki diabetes, kebiasaan merokok, nutrisi yang buruk, dll. Penanganan
kasus malunion adalah dengan pembedahan. Pembedahan yang dimaksud adalah
osteotomi di mana tulang dipotong dan dikembalikan ke bentuk asalnya. Tulang
akan difiksasi atau dibuat tidak bergerak dengan menggunakan alat seperti plat,
kawat, dan yang lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalahnya yaitu:
1) Mengetahui definisi tentang fraktur malunion femur ?
2) Mengetahui anatomi fisiologi fraktur malunion femur ?
3) Mengetahui manifestasi klinik fraktur malunion femur ?
4) Mengetahui patofisiologi fraktur malunion femur ?
5) Mengetahui pemeriksaan pada pasien mengalami fraktur malunion femur ?
6) Mengetahui komplikasi fraktur malunion femur ?
7) Mengetahui penatalaksanaan fraktur malunion femur ?
8) Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien yang fraktur malunion femur ?
3
BAB 2
PEMBAHASAN
panggul dan sendi kaki. Untuk itu diputuskan dilakukan refraktur dan traksi pada
pasien
Pada pasien ini digunakan traksi skeletal. Traksi skeletal adalah traksi yang
digunakan untuk meluruskan tulang yang cedera dan sendi panjang untuk
mempertahankan traksi memutuskan pins (kawat) ke dalam. Traksi ini
menunjukkan tahanan dorongan yang diaplikasikan langsung ke sekeleton melalui
pin, wire atau baut yang telah dimasukkan kedalam tulang untuk melakukan ini
berat yang besar dapat digunakan. Traksi skeletal digunakan untuk berfungsi
mengontrol rotasi dimana berat lebih besar dari 25 kg dibutuhkan dan fraktur
membutuhkan traksi jangka panjang.
Traksi dapat mereduksi dan menjaga kebanyakan fraktur dalam satu garis
lurus, kecuali fraktur tersebut berada pada 1/3 proksimal femur.Mobilitas sendi
dapat dipertahankan dengan latihan aktif.Kekurangan utama adalah lamanya waktu
yang harus dihabiskan pasien di tempat tidur (10-14 minggu untuk dewasa) dengan
6
gangguan penyerta dalam menjaga femur dalam satu garis lurus hingga kalus yang
cukup telah terbentuk.
Anatomi dan Fisiologi Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat pada
tubuh. Tulang femur menghubungkan antara tubuh bagian panggul dan lutut. Kata
“ femur” merupakan bahasa latin untuk paha. Femur pada ujung bagian atasnya
memiliki caput, collum, trochanter major dan minor. Bagian caput merupakan lebih
kurang dua pertiga berbentuk seperti bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari
tulang coxae membentuk articulation coxae. Pada pusat caput terdapat lekukan
kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum dari caput.
Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan
memasuki tulang pada fovea, 17 Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada
batang femur, berjalan ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih
kurang 125 derajat, pada wanita sedikit lebih kecil dengan sumbu panjang batang
femur. BeYang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica
di depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan
padanya terdapat tuberculum quadratum. 18 Bagian batang femur umumnya
berbentuk cembung ke arah depan. Berbentuk licin dan bulat pada permukaan
anteriornya, pada bagian belakangnya terdapat linea aspera, tepian linea aspera
melebar ke atas dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista
supracondylaris medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis.
Tepian lateral menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada
7
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan,
dan otot menyusun kurang lebih 50%.Kesehatan baikya fungsi system
musculoskeletal sangat tergantung pada sistem tubuh yang lain. Struktur tulang-
tulang memberi perlindungan terhadap organ vital termasuk otak,jantung dan paru.
Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat untuk meyangga struktur tubuh
otot yang melekat ke tulang memungkinkan tubuh bergerak metrik. Tulang
meyimpam kalsium, fosfor, magnesium, fluor. Tulang dalam tubuh manusia yang
terbagi dalam empat kategori: tulang panjang (missal femur tulang kumat) tulang
8
pendek (missal tulang tarsalia),tulang pipih (sternum) dan tulang tak teratur
(vertebra). Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (trabekular atau
spongius).
Tulang tersusun atas sel,matrik protein,deposit mineral.sel selnya terdiri
atas tiga jenis dasar osteoblas,osteosit dan osteocklas.osteoblas berfungi dalam
pembetukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang. Matrik merupakan
kerangka dimana garam - garam mineral anorganik di timbun. Ostiosit adalah sel
dewasa yang terlibat dalam pemeliharahan fungsi tulang dan tarletak ostion.
Ostioklas adalah sel multi nukliar yang berperan dalam panghancuran,resorpsi dan
remodeling tulang.
Tulang diselimuti oleh membran fibrus padat di namakan periosteum
mengandung saraf, bembulu darah dan limfatik.endosteum adalah membrane
faskuler tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga – rongga
dalam tulang kanselus.
Sumsum tulang merupakan jaringan faskuler dalam rongga sumsum tulang
panjang dan dalam pipih.Sumsum tulang merah yang terletak di
sternum,ilium,fertebra dan rusuk pada orang dewasa,bertanggung jawab pada
produksi sel darah merah dan putih.pembentukan tulang .Tulang mulai tarbentuk
lama sebelum kelahiran. (Mansjoer. 2000 : 347).
terganggu. Otot dapat mengalami spasme dan menarik fragmen fraktur keluar
posisi. Kelompok otot yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat bahkan
mampu menggeser tulang besar, seperti femur. Walaupun 10 bagian proksimal dari
tulang patah tetap pada tempatnya, namun bagian distal dapat bergeser karena
faktor penyebab patah maupun spasme pada otot-otot sekitar. Fragmen fraktur
dapat bergeser ke samping, pada suatu sudut (membentuk sudut), atau menimpa
segmen tulang lain. Fragmen juga dapat berotasi atau berpindah. Selain itu,
periosteum dan pembuluh darah di korteks serta sumsum dari tulang yang patah
juga terganggu sehingga dapat menyebabkan sering terjadi cedera jaringan lunak.
Perdarahan terjadi karena cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu sendiri.
Pada saluran sumsum (medula), hematoma terjadi diantara fragmen-fragmen tulang
dan dibawah periosteum. Jaringan tulang disekitar lokasi fraktur akan mati dan
menciptakan respon peradangan yang hebat sehingga akan terjadi vasodilatasi,
edema, nyeri, kehilangan fungsi, eksudasi plasma dan leukosit. Respon
patofisiologis juga merupakan tahap penyembuhan tulang.
patway
12
menurut Black dan Hawks (2014) antara lain : Ada beberapa komplikasi
fraktur. Komplikasi tergantung pada jenis cedera , usia klien, adanya masalah
kesehatan lain (komordibitas) dan penggunaan obat yang mempengaruhi
perdarahan, seperti warfarin, kortikosteroid, dan NSAID. Komplikasi yang terjadi
setelah fraktur antara lain :
14
a. Cedera saraf
b. Sindroma kompartemen
Kompartemen otot pada tungkai atas dan tungkai bawah dilapisi oleh
jaringan fasia yang keras dan tidak elastis yang tidak akan membesar
jika otot mengalami pembengkakan. Edema yang terjadi sebagai respon
terhadap fraktur dapat menyebabkan peningkatan tekanan
kompartemen yang dapat mengurangi perfusi darah kapiler. Jika suplai
darah lokal tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik 14 jaringan,
maka terjadi iskemia. Sindroma kompartemen merupakan suatu kondisi
gangguan sirkulasi yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
yang terjadi secara progresif pada ruang terbatas. Hal ini disebabkan
oleh apapun yang menurunkan ukuran kompartemen.gips yang ketat
atau faktor-faktor internal seperti perdarahan atau edema. Iskemia yang
berkelanjutan akan menyebabakan pelepasan histamin oleh otot-otot
yang terkena, menyebabkan edema lebih besar dan penurunan perfusi
lebih lanjut. Peningkatan asam laktat menyebabkan lebih banyak
metabolisme anaerob dan peningkatan aliran darah yang menyebabakn
peningkatan tekanan jaringan. Hal ini akan mnyebabkan suatu siklus
peningkatan tekanan kompartemen. Sindroma kompartemen dapat
terjadi dimana saja, tetapi paling sering terjadi di tungkai bawah atau
lengan. Dapat juga ditemukan sensasi kesemutanatau rasa terbakar
(parestesia) pada otot.
c. Kontraktur Volkman
Emboli lemak serupa dengan emboli paru yang muncul pada pasien
fraktur. Sindroma emboli lemak terjadi setelah fraktur dari tulang
panjang seperti femur, tibia, tulang rusuk, fibula, dan panggul.
b. Nekrosis avaskular
c. Malunion
Malunion terjadi saat fragmen fraktur sembuh dalam kondisi yang tidak
tepat sebagai akibat dari tarikan otot yang tidak seimbang serta gravitasi.
Hal ini dapat terjadi apabila pasien menaruh beban pada tungkai yang sakit
dan menyalahi instruksi dokter atau apabila alat 16 bantu jalan digunakan
sebelum penyembuhan yang baik pada lokasi fraktur.
16
c. Penyatuan terhambat
d. Non-union
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
d. Eliminasi
1) Enuresisi, enkopresis.
2) Infeksi saluran kemih yang berulang
3) Perubahan tonus sfingter.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejadian malunion lebih banyak terjadi di daerah negara berkembang.
Salah satu penyebab kejadian malunion adalah penanganan fraktur yang tidak
tepat. Di Indonesia, pasien trauma musculoskeletal ataupunfraktur, kebanyakan
masihmemilihpengobatan patah tulang tradisional.Fraktur dengan atau tanpa
dislokasi yang tidak ditangani atau ditangani tidak semestinya, sehingga
menghasilkan keadaan keterlambatan penanganan atau kondisi lebih buruk,
bahkan kecacatan (Wahyudiputra, 2015).Sehingga terjadilah komplikasi seperti
maluniondansering terjadi pada fraktur tertutup salah satunya pada
fraktur.rawat mempunyai kesempatan untuk membantu menghilangkan nyeri dan
efeknya yang membahayakan .peran pemberi perawatan primer adalah untuk
mengidentifikasi dan mengobati penyebab nyeri dan meresepkan obat – obatan
untuk menghilangkan nyeri.perawat tidak hanya berkolaborasi dengan tenaga
professional kesehatan lainnya tetapi juga memberikan intervensi tentang cara
mencegah agar tidak mengalami nyeri.
4.2 Saran
Perawat lebih banyak menghabiskan waktu nya bersama pasien yang
mengalami nyeri dibandingkan tenaga professional perawatan kesehatan lainnya
dan pe Fraktur merupakan kondisi yang banyak ditemui pada trauma
muskuloskeletal. Berdasarkan Riskesdas (2017) penderita patah tulang sebanyak
43.808 kasus dan4,5% kasus cedera di Indonesia. Pasien biasanya datang ke
pusat pelayanan kesehatan rujukan sudah dalam keadaan fraktur ekstremitas
dengannon union, infected, mal-positioned danmallunion. Malunion adalah suatu
keadaan patah tulang yang telah mengalami penyatuandengan fragmen fraktur
berada dalam posisitidak normal atau posisi buruk (Ramadhian, 2017)