Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 1
1.1 Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan Komunitas ..................................1
1.1.1 Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) .................................................. 1
1.2 Konsep Komunikasi Dalam Keperawatan Komunitas .................................... 3
1.3.Konsep Kolaborasi dan Kemitraan (Patnership) Dalam Keperawatan
Komunitas ............................................................................................................. 4
1.4 Penerapan Program Implementasi Dalam Komunitas .................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7

i
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pendidikan kesehatan dalam keperawatan komunitas

1.1.1 Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan


cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan


yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

Untuk dapat melakukan penyuluhan kesehatan dengan baik agar


sasaran yang diinginkan dapat tercapai, perawat kesehatan dalam komunitas
perlu dibekali landasan teori (knowledge) yang baik, attitude, dan practice
yang memadai. Ada 3 aspek yang penting dalam pengorganisasian
masyarakat, yaitu sebagai berikut:

1. Proses, merupakan proses yang terjadi secara sadar, tapi mungkin pula
tidak. Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari adanya
kebutuhan, dalam prosesnya ditemukan unsur-unsur kesulitan.
Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya
ditemukan pada sejumlah orang yang kemudian melakukan upaya
menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya. Selanjutnya
menginstruksikan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhannya.
2. Masyarakat, diartikan sebagai kelompok besar yang mempunyai batas-
batas geografis, mempunyai kebutuhan bersama yang lebih besar dari

1
pada kelompok kecil. Kelompok kecil yang menyadari masalah harus
dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar dan secara bersama-
sama mencoba untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3. Memfungsikan masyarakat, harus dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menarik orang-orang yang mempunyai insiatif dan dapat bekerja
untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan masyarakat.
b. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh
keseluruhan masyarakat
c. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat
menyebarkan rencana tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan :


1. Tingkat pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang
seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya.
2. Tingkat sosial ekonomi seseorang semakin tinggi, maka semakin
mudah pula dalam menerima informasi baru.
3. Adat istiadat, masyarakat kita masih sangat menghargai dan
menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh
diabaikan.
4. Kepercayaan masyarakat, masyarakat lebih memperhatikan
informasi yang diberikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal
5. Ketersediaan waktu di masyarakat, waktu penyampaian informasi
harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin
tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2
1.2 Konsep komunikasi dalam keperawatan komunitas

Sebelum komunikasi berlangsung dalam komunitas diperlukan tujuan


yang dinyatakan sebagai pesan yang harus disampaikan. Menurut Stepen
p. Robin (2007 : 393) komunikasi terdiri atas tujuh bagian yaitu :

1. Sumber komunikasi
2. Pengkodean
3. Pesan
4. Saluran
5. Decoding
6. Penerima
7. Umpan balik

1.2.1 Prinsip dan teknik komunikasi


Diketahui bahwa sasaran (objek) dari pelaksanaan perawatan
komunitas terdiri dari 4 yaitu: individu, keluarga, kelompok khusus,
dan masyarakat. Ada 3 unsur komunikasi yaitu :
1. Pengirim pesan (komunikator), harus dapat menuliskan pesan
dan menyandikan pesan dengan jelas. Dan juga membuat
encoding yang ditujukan kepada seseorang atau beberapa orang,
dan memilih media, serta meminta kejelasan kepada penerima
apakah pesan telah diterima.
2. Penerima pesan (komunikan/receiver)
Penerima pesan harus mendengarkan atau berkonsentrasi agar
pesan dapat diterima dengan benar, dan memberikan umpan
balik yang disebut dengan decoding kepada pengirim pesan
bahwa pesan telah diterima dengan benar.
3. Media atau saluran yang digunakan sebagai alat untuk
mengirimkan pesan.
Proses komunikasi harus merupakan komunikasi dua arah.
Pesan ada yang informative yaitu pesan yang disampaikan
berupa informasi dan pesan yang persuasive yaitu pesan yang

3
disampaikan untuk mempengaruhi orang lain agar tertarik pada
ide dari pesan yang disampaikan.

Dalam proses komunikasi dapat terjadi adanya gangguan (noise)


yang disebabkan oleh berita yang disampaikan tidak jelas, sehingga
penerima berita mengartikannya tidak secara menyeluruh, atau
gangguan lain yang mempengaruhi media komunikasi.

1.3 Konsep kolaborasi dan kemitraan (Partnership) dalam keperawatan


komunitas

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan
sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki
kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan


masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-
komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya
kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007).

Kolaborasi merupakan hubungan kerjasama antar anggota tim dalam


memberikan asuhan kesehatan. Dalam kolaborasi terdapat sikap saling
menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi
tentang kondisi klien demi mencapai tujuan. Terwujudnya suatu kolaborasi
tergantung pada beberapa kriteria yaitu :

1. Adanya rasa saling percaya dan menghormati


2. Saling memahami dan menerima keilmuan masing-masing
3. Memiliki citra diri positif
4. Memiliki kematangan professional yang setara ( yang timbul dari
pendidikan dan pengalaman )

4
5. Mengakui sebagai mitra kerja bukan bawahan
6. Keinginan untuk bernegoisasi (Hanson & Spross, 1996)

Inti dari suatu hubungan kolaborasi adalah adanya perasaan saling


tergantung (interdependensi) untuk kerjasama dan bekerjasama.

1.4 Penerapan program implementasi dalam komunitas


Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang sifatnya:
1. Bantuan untuk mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan
kesehatan.
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi
3. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada


keperawatan komunitas adalah:

1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)
(Mubarak, 2009)

2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).

3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya
rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009).

5
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).

5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan , yaitu:

1. Pencegahan primer
Pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan diaplikasikan ke populasi
sehat pada umunya, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum dan
perlindungan khusus terhadap penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan
gizi, imunisasi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
2. Pencegahan sekunder
Kegiatan yang dilakukn pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan
masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi
segera terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
3. Pencegahan tersier
Kegiatan yang menekankan pada pengembalian individu pada tingkat
fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini
dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap
bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.

6
DAFTAR PUSTAKA

Eksari, Mia Fatmawati. (2006). Panduan pengalaman belajar lapangan


keperawatan keluarga, keperaatan gerontik, keperawatan komunitas.
Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan .
Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Ilmu keperawatan komunitas pengantar
dan teori buku I. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai