Anda di halaman 1dari 7

GANGGUAN SISTEM IMUN PADA MANUSIA

DISUSUN OLEH :
NAMA : WANDA AYU CANTIKA
NIM : P00320021143
KELAS : 1C
PROGRAM STUDI : D -III KEPERAWARAN
MATA KULIAH : ILMU BIOMEDIK DASAR.
DOSEN : NUR FANTRI, S.kep.,Ns.,Msc

POLTEKKES KEMENKES KENDARI


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT yang senantiasa memberikan kita kebahagian dan selalu menolong hambanya. Shalawat serta
salam tak lupa di sampaikan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita dari jaman jahiliyah menuju jalan terang benderang seperti saat ini.

Makalah yang berjudul “ gangguan sistem imun pada manusia” ini sangat bermanfaat jika di
dipahami dan di pelajari agar kita lebih dalam mengetahui terkait gangguan – gangguan pada sistem
imun. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang selalu sabar
mengajarkan kami.

Penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karen itu kritik
dan saran yang membangun sangan mendukung makalah ini agar dapat lebih baik lagi.

Sekian dari saya akhir kata Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Daftar isi

Kata pengantar…………………………………………………………………………….i

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………1

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………...1

B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………1

C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..2

1. Definisi sistem imun………………………………………………………………..2

2. gangguan – gangguan pada sistem imun………………………………...2

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….4

Kesimpulan…………………………………………………………………………………4

Saran…………………………………………………………………………………………..4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem imun adalah sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama
melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.

Sistem ini terdiri dari banyak komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah satu jenis sel yang paling
penting dalam jaringan tersebut adalah sel darah putih (leukosit).

Leukosit dihasilkan atau disimpan pada berbagai tempat di tubuh di antaranya yaitu timus, limpa,
dan sumsum tulang, di mana organ-organ ini dikenal sebagai organ limfoid. Kadang leukosit juga
disimpan dalam gumpalan jaringan limfoid (kelenjar limpa) yang tersebar di seluruh tubuh.

Leukosit bergerak di seluruh tubuh melalui pembuluh limpatik dan pembuluh darah seperti
berpatroli, memantau adanya kemungkinan penyerang yang berbahaya.

Ada dua tipe leukosit utama yang bekerja sama untuk mencari dan membunuh organisme atau zat
penyebab penyakit, yaitu:

Limfosit adalah sel-sel yang membantu tubuh mengingat dan mengenali penyerbu sebelumnya.
Limfosit juga membantu menghancurkan penyerbu tersebut. Ada dua macam limfosit, yaitu limfosit
B dan limfosit T. Dihasilkan di sumsum tulang, limfosit akan menetap dan berkembang menjadi sel B,
atau berpindah ke kelenjar timus dan berkembang menjadi sel T.

Fagosit adalah sel-sel yang memakan penyerbu. Ada berbagai macam sel yang tergolong sebagai
fagosit. Setiap jenis fagosit memiliki tugasnya masing-masing. Sebagai contoh, tipe yang paling
umum adalah neutrofil, yang bertugas melawan bakteri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari sistem imun?

2. apa saja gangguan – gangguan yang terdapat pada sistem imun manusia?

C. TUJUAN

1. untuk mengetahui apa yang di maksud dari sistem imun.

2. untuk memahami dan mengetahui apa saja gangguan – gangguan pada sistem imun manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi sistem imun

Sistem imun dapat didefinisikan sabagai sistem kekebalan. adalah sel-sel dan banyak struktur
biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk
melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen.
Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat
asing disebut respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi
berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang
sehat agar tetap berfungsi secara normal.

Manusia dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme pertahanan yang kompleks, yang
dapat dibagi menjadi sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan merupakan
bentuk pertahanan awal yang melibatkan penghalang permukaan, reaksi peradangan, sistem
komplemen, dan komponen seluler. Sistem imun adaptif berkembang karena diaktifkan oleh sistem
imun bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan respons pertahanan yang lebih
kuat dan spesifik. Imunitas adaptif (atau dapatan) membentuk memori imunologis setelah respons
awal terhadap patogen dan membuat perlindungan yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan
patogen yang sama berikutnya. Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari vaksinasi.

2. gangguan – gannguan pada sistem imun

1). Alergi atau Hipertensitif

Alergi atau hipersensitif merupakan suatu respons imun yang berlebihan terhadap sesuatu yang
biasanya tidak berbahaya. Zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi alergi disebut allergen.
Misalnya serbuk sari, antibiotik, atau obat-obatan tertentu, bulu hewan, spora, jamur, kacang,
makanan laut dan lain-lain.

Reaksi alergi terjadi karena respons kekebalan humoral yaitu kekebalan yang diperantai oleh sekresi
IgE ke dalam darah dan limfa. Jika seseorang terpapar allergen, IgE akan terikat pada basophil yang
berisi histamine. Histamine merupakan bahan kimia yang menyebabkan gejala alergi yang umum
yaitu hidung gatal, mata berair, dan bersin-bersin.

2).Penolakan Transplantasi

Sistem imun kita akan bisa mengenali mana yang merupakan “self” mana yang merupakan “non
self”. Sistem kekebabalan tubuh kita akan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal
berbeda dari unsur yang ada pada tubuh seseorang

Bahkan walaupun unsur tersebut hanya sedikit berbeda seperti organ ataupun jantung yang
dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu :

Transplantasi hiperakut, terjadi segera setelah transplantasi dilakukan, misalnya pada transpantasi
ginjal.

2
Transplantasi akut, terjadi beberapa hari setelah transplantasi dilakukann. Untuk mengatasi kasus ini
biasnaya resipen diberikan obat seperti sikos yang mempengaruhi respons molekul MHC sesipen
terhadap donor.

Transplansi kronis, terjadi karena organ yang ditransplantasikan kehilangan fungsi akibat darah beku
pada pembuluh darah organ.

3). AIDS atau Acquired Immuno-Deficiency Syndrome, merupakan penyakit menurunnya sistem
kekebalan tubuh seseorang akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus HIV ini
menyerang sel-sel T penolong (T helper). Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia. Namun
selama masa dorman tersebut virus HIV dapat ditularkan kepada orang lain.

Virus HIV ditularkan melalui air mani, cairan vagina, darah, penggunaan jarum suntik yang tercemar
HIV dan berhubungan seks. HIV tidak menular melalui kontak fisik dan penggunaan peralatan yang
sama dengan penderita.

4). Defisiensi Imun

Defisiensi imun merupakan kegagalan suatu gen sehingga makrofag tidak dapat menghancurkan
patogen. Biasanya defisiensi imun terjadi karena faktor keturunan. Contohnya, SCID atau Severe
Combined Immunodeficiency, dimana mengalami kekurang limfosit B dan limposif T sehingga harus
tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi patogen.

5). Autoimun

Autoimunitas adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh menyerang organ atau
jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah benda asing. Contoh penyakit autoimun yaitu lupus
eritomatosus, psoriasis, multiple sclerosisi dan lain-lain.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pertahanan tubuh (sistem imun) adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal,
menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel abnormal yang berpotensi
merugikan bagi tubuh.

Terdapat gangguan – gangguan pada sistem imun diantaranya alergi, penolakan transplantasi, auto
imun, AIDS dan defisiensi imun.

B. saran

Gangguan auto imun sangatlah berbahaya ileh karena itu kita harus rajin Berolahraga secara
rutin,Tidak merokok, Menjaga berat badan tetap ideal,Menggunakan alat pelindung ketika bekerja,
agar terhindar dari paparan bahan kimia, Menjaga kebersihan tubuh agar terhindar infeksi virus dan
bakteri.

Anda mungkin juga menyukai