Tubuh bayi dan anak-anak sangat rentan terkena berbagai jenis penyakit, seperti cacar air, campak,
hepetitis dan sebagainya. Meskipun pada dasarnya tubuh sudah memiliki sistem imunitas yang baik,
tetapi bayi dan anak-anak perlu diberi imunitas untuk meningkatkan sistem imunitas di dalam tubuhnya.
Sehingga, tubuh dapat melawan berbagai jenis penyakit yang berbahaya sekalipun. Namun, apakah
kamu mengetahui tentang sistem imunitas di dalam tubuh? Bagaimana hubungan antara imunitas
dengan sistem imunitas? Agar kamu dapat mengetahuinya, marilah simak materi dibawah ini terlebih
dahulu.
Sistem Imunitas
Sistem pertahanan tubuh bayi masih sangat lemah karena semua sistem yang berkaitan dengan daya
tahan tubuh bayi belum terbentuk dengan sempurna. Hal ini menyebabkan bayi memiliki resiko tinggi
terkena berbagai jenis penyakit yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup,
bahkan kematian. Penyakit-penyakit tersebut, antara lain polio, batuk kering, hepatitis A, hepatitis B,
difteri, batuk kokol, tetanus, haemophilus, influenza yang menyerang saluran pernafasan, demam
campak, meningitis (radang selaput otak dan saraf jantung), serta cacar air. Semua jenis penyakit
tersebut dapat disebabkan karena faktor lingkungan di sekitar kita yang dipenuhi oleh virus, bakteri,
jamur, bahkan protista. Namun, semua penyakit-penyakit tersebut dapat dihindarkan dengan
memberikan imunisasi pada bayi.
Sejak dilahirkan, semua bayi dianjurkan untuk mendapatkan suntikan perlindungan penyakit atau
imunisasi. Pemberian imunisasi ini sangat penting diberikan pada bayi agar dapat membentuk sistem
pertahanan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh dari berbagai jenis virus, bakteri, jamur dan
protista yang membawa jenis penyakit berbahaya, sehingga tubuh dapat terhindar dari penyakit-
penyakit tersebut.
Pada dasarnya tubuh manusia dilengkapi oleh sistem imun yang sangat canggih untuk melindungi tubuh
dari serangan benda-benda asing. Oleh karena itu, apabila sistem imunitas di dalam tubuh manusia baik,
tentunya serangan penyakit dapat dihindari sedini mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun di dalam
tubuh lemah, kemungkinan resiko terkena penyakit pun besar. Lalu, apa saka jenis penyakit yang dapat
menyerang sistem imunitas manusia? Bagaimana mekanisme sistem imunitas di dalam tubuh manusia?
Apa saja komponen pada sistem imunitas? Apa perbedaan sistem imunitas spesifik dan tidak spesifik?
Bagaimana hubungan antara imunitas dengan mekanisme sistem pertahanan tubuh manusia? Pada
artikel berikut ini, kamu akan mempelajari mekanisme pertahanan tubuh imunitas dan komponen yang
terdapat pada sistem imunitas.
Daftar Isi
Pengertian Imunitas
Imunitas adalah kekebalan tubuh manusia terhadap penyakit. Imunitas sendiri terdapat dua jenis, yaitu
spesifik dan tidak spesifik. Imunitas tidak spesifik disebut juga dengan imunitas bawaan ialah pertahanan
tubuh pertama yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Pada umumnya, imunitas bawaan dapat melawan
semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Imunitas bawaan terdiri atas “benteng” tubuh, seperti
kulit, air mata, lendir dan air ludah yang bekerja dengan baik ketika jaringan tubuh terinfeksi atau
terluka. Mekanisme kerja imunitas bawaan adalah mencegah atau menghindari masuk dan
menyebarnya penyakit.
Jika makhluk atau benda asing penginvasi (yang datang masuk) dapat melewati pertahanan tubuh yang
pertama, sel-sel, molekul-molekul dan organ-organ dalam sistem imunitas akan melakukan perlawanan
khusus untuk menghancurkan para pengivasi tersebut. Sistem imunitas tersebut dapat dipanggil kembali
jika pada masa yang akan datang, para penginvasi menyerang tubuh kembali. Sistem imunitas ini disebut
dengan imunitas spesifik atau imunitas adaptif. Dengan demikian, ciri imunitas adaptif ialah
kemampuannya dalam mempelajari, menyesuaikan dan mengingat suatu benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.
Imunitas adaptif memiliki empat cara merespon yang berbeda. Pertama, imunitas adaptif yang hanya
merespon setelah para penginvasi datang. Kedua, imunitas adaptif yang sangat spesifik, setiap respon
sangat disesuaikan dengan jenis penginvasi yang datang. Ketiga, imunitas adaptif yang membuka
memorinya dan merespon jauh lebih baik dibandingkan ketika serangan pertama, walaupun serangan
kedua terjadi bertahun-tahun kemudian. Keempat, imunitas adaptif biasanya tidak menyerang
komponen-komponen tubuh yang normal.
Pada respon imunitas sel yang dimediasi, sel-sel yang dapat menghancurkan sel-sel lain akan diaktifkan.
Aktivitas penghancuran tersebut terbatas pada sel-sel yang terinfeksi atau menghasilkan suatu antigen
spesifik. Respon imunitas sel yang dimediasi dihasilkan di dalam sel tubuh untuk melawan penginvasi,
seperti virus. Selain itu, respon imunitas sel yang dimediasi juga dapat menghancurkan sel-sel mutan,
seperti sel-sel kanker.
Anatomi
Sistem imunitas akan menyusun pertahanan untuk tubuh ketika organisme penyebab penyakit masuk ke
dalam tubuh. Salah satu bagian sistem imunitas akan menggunakan pertahanan untuk melindungi tubuh
dari substansi asing. Pertahanan tubuh tersebut diantarnya kulit dan membran mukus yang melapisi
semua rongga tubuh, serta senyawa kimia pelindung, seperti enzim dalam saliva dan air mata yang
dapat menghancurkan bakteri.
Bagian lain dalam sistem imunitas ialah dengan menggunakan getah bening. Getah bening ialah cairan
berwarna pucat yang berisi lemak serta mengandung limfosit. Lomfosit ialah sel-sel darah putih khusus
yang merespon jenis substansi asing tertentu. Getah bening dalam tubuh berbentuk suatu sistem yang
disebut dengan sistem limfatik. Sistem limfatik berfungsi untuk mengabsorpsi cairan berlebih dan
mengembalikannya ke aliran darah serta mengabsorpsi lemak di vili-vili usus halus.
Sistem limfatik terdapat enam (6) ruangan interstisial ke sistem sirkulasi, antara lain sebagai berikut:
Pembuluh getah bening berhubungan erat dengan sistem peredaran pembuluh. Pembuluh getah bening
yang besar mirip dengan vena. Sementara, kapiler-kapiler getah bening bercabang-cabang ke seluruh
bagian tubuh, kecuali otak. Kontraksi otot-otot rangka menyebabkan pergerakan cairan getah bening
melalui katup-katup.
Daerah tempat limfosit dan makrofage terkonsentrasi di sepanjang vena limfatik disebut dengan nodus
getah bening. Nodus getah bening ialah massa jaringan yang menarik limfosit dan menyebarkannya ke
daerah-daerah tubuh yang mengalami infeksi.
Sumsum Tulang
Sumsum tulang ialah substansi halus yang ditemukan di bagian tengah beberapa tulang. Sumsum tulang
terdiri atas jaringan yang memproduksi limfosit. Limfosit dewasa juga terdapat di dalam sumsum tulang,
yang berkembang menjadi limfosit B atau sel B. Limfosit B inilah yang menghasilkan protein-protein
yang disebut antibodi yan diedarkan melalui darah dan menyerang organisme penyebab-penyebab
penyakit.
Limpa
Limpa ialah salah satu organ dalam sistem limfatik. Limpa mirip dengan nodus getah bening, tapi lebih
besar dan berisi darah. Limpa berfungsi sebagai reservoir darah yang menyaring darah dan cairan getah
bening yang mengalir melaluinya. Jika limpa seseorang rusak atau diambil, orang tersebut lebih mudah
terkena infeksi.
Kelenjar Timus
Beberapa imfosit dibentuk di sumsum tulang dan pindah tempat menuju kalenjar timus. Kelenjar timus
menyekresikan hormon tomosin yang membuat sel pre-T berubah dewasa menjadi sel T atau limfosit T.
Limfosit T dapat meneyrang organisme-organisme penginvasi secara langsung.
Tonsil
Tonsil ialah massa jaringan limfoid yang membentuk cincin mengelilingi dinding faring atau tenggorokan.
Sel-sel limfoid di tonsil dapat melindungi faring terhadap invasi oleh bakteri penyebab penyakit.
Kemampuan sistem imunitas untuk menghasilkan respon terhadap penyakit bergantung pada interaksi
antara komponen sistem imunitas dengan antigen yang terdapat pada pengivasi patagen. Berikut ini
adalah komponen-komponen yang terdapat dalam sistem imunitas.
Makrofag
Makrofag ialah sel darah putih berukuran besar yang terus menerus mencari molekul-molekul antigen
dari organisme asing yang masuk ke dalam tubuh, seperti bakteri, virus dan jamur.
Ketika ada organisme asing masuk, makrofag segera mengelilinginya, mencerna, serta
menghancurkannya melalui proses yang disebut dengan fagositos. Selain itu, makrofag juga berperan
dalam pertahanan adaptif dengan cara menarik antigen penginvasi lalu mengirim penginvasi tersebut
untuk dihancurkan oleh komponen lain dalam sistem pertahanan adaptif.
Limfosit
Limfosit ialah sel darah putih yang berfungsi untuk megenali dan menghancurkan antigen-antigen
penginvasi. Semua limfosit dimulai sebagai sel tunas (stem cell) di sumsum tulang, tetapi tumbuh
dewasa di dua tempat yang berbeda, yaitu di sumsum tulang dan kelenjar timus. Limfosit dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
Limfosit B ialah limfosit yang tumbuh dewasa di sumsum tulang. Limfosit B dapat membelah dan
membentuk sel plasma dan sel memori B. Sementara itu, sel-sel memori B merupakan bagian dari
sistem memori imunitas.
Limfosit T ialah limfosit yang tumbuh dewasa di timus. Di dalam kelenjar timus, limfosit T “belajar”
membedakan antara benda asing dengan bukan benda asing. Selanjutnya, limfosit T dewasa
meninggalkan timus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening.
Sel-sel pemusnah alami ialah limfosit yang memiliki ukuran lebih besar daripada limfosit T dan B. Sel ini
disebut dengan “sel pemusnah” karena sel-sel tersebut dapat membunuh mikroba dan sel-sel kanker
tertentu.
Reseptor Antigen
Reseptor antigen ialah suatu struktur khusus yang terdapat di permukaan limfosit yang dapat mengikat
struktur tertentu yang terdapat di antigen, mirip seperti kunci dan anak kunci. Oleh karena itu, ketika
antigen memasuki tubuh, hanya limfosit yang sesuai dengan antigen tersebut yang akan aktif.
Ketika suatu antigen masuk ke daam sel tubuh, molekul pengangkut tertentu di dalam sel akan
melekatkan diri ke antigen. Selanjutnya, molekul tersebut mengangkut antigen menuju permukaan sel,
tempat limfosit T dapat mengenali mereka sebagai antigen. Molekul-molekul pengangkut tersebut
dibuat oleh gen-gen disebut dengan kompleks histokomtipabilitas utama atau major histocompatibity
complex (MHC), sehingga dikenal sebagai molekul MHC.
Antibodi
Antibodi ialah protein yang diproduksi oleh sel-sel limfosit B. Antibodi mengikat suatu antigen.
Kecocokan ikatan tersebut mirip seperti kunci dan anak kuncinya yang membentuk komplek antibodi
antigen.
Pada umumnya, antibodi adalah protein berbentuk “Y” yang disebut dengan imunoglobulin (Ig) yang
hanya dibuat di sel-sel B. Berdasarkan daerah tersebut, antibodi dikategorikan menjadi lima kelas, yaitu
IgM, IgG, IgA, IgD dan IgE.
IgM ialah antibodi yang pertama dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen. IgG ialah jenis
antibodi yang paling umum, dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. IgA dapat keluar dari aliran
darah dan muncul dicariran tubuh yang lain. IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut
(reaksi alergi segera). Sedangkan IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di
dalam darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.
Imunisasi
Ketika tubuh dimasuki oleh suatu antigen, tubuh memerlukan waktu beberapa hari hingga respon
imunitas adaptif menjadi aktif. Kemudian, aktivitas kekebalan tubuh menjadi naik, mendatar dan turun.
Pada pemaparan selanjutnya oleh antigen yang sama, sistem imunitas merespon jauh lebih cepat dan
menjangkau tingkat yang lebih tinggi. Keseluruhan imunitas tersebut dapat diperoleh melalui imunitas
aktif maupun pasif.
Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif terjadi ketika sistem imunisasi seseorang diaktifkan dan menghasilkan repon imunitas
primer. imunisasi aktif dapat dipicu dengan dua cara, yaitu imunisasi alami dan vaksinasi.
Pada imunisasi alami, tubuh melawan penyakit dan memulihkan dirinya sendiri. Oleh karena respon
imunisasi primer terjadi ketika sakit, sistem imunitas akan menaikkan respon sekunder untuk
pencegahan penyakit setiap kali tubuh terserang lagi oleh penyakit tersebut.
Edaward Jenner
Vaksinasi berasal dari kata dalam bahasa Latin, vacca yang artinya sapi. Kata vacca dipakai setelah
material cacar sapi digunakan oleh Edward Jenner pada vaksinasi yang pertama. Vaksinasi ialah
imunisasi buatan yang sengaja dibuat untuk melawan suatu penyakit dengan menggunakan vaksin.
Vaksin ialah unsur yang secara struktural mirip dengan agen penyebab penyakit, tetapi tidak
menyebabkan penyakit itu sendiri.
Imunisasi Pasif
Cara lain untuk mendapatkan imunitas tubuh seseorang ialah menggunakan imunisasi pasif. Imunisasi
pasif tidak melibatkan sistem imunitas yang telah dimiliki oleh orang tersebut karena orang tersebut
menerima antibodi yang diciptakan oleh orang lain atau hewan tertentu. Antibodi yang demikian dapat
menyelamatkan seseorang ketika penyakitnya berkembang sangat cepat dan tidak dapat diimbangi oleh
imunisasi alaminya.
Akibat adanya suatu hal, terkadang terjadi kelainan dan gangguan fungsi sistem imunitas sehingga
jaringan tubuh dikenali sebagai banda asing. Dengan demikian, jaringan tubuh sendiri diserang dan
dihancurkan oleh sistem imunitas. Hal yang demikian disebut dengan raksi autoimun. Raksi autoimun
dapat dipicu beberapa faktor, antara lain:
Zat yang pada keadaan normal hanya terdapat di suatu tempat dapat mengalami kebocoran dan masuk
ke dalam peredaran darah secara umum.
Sistem imunitas merespon zat asing yang menyerupai zat tubuh alami dan menyerangnya sebagai benda
asing.
Nama-nama penyakit yang disebabkan oleh reaksi autoimun diantaranya adalah lupus eritemotosus
sistemik, miastenia gravis, artritis rematoid, skleroderma dan anemia pernisiosa. Berikut akan dibahas
mengenai penyakit-penyakit yang disebabkan oleh reaksi autoimun maupun kelainan sistem imunitas
lainnya.
Penyakit-Penyakit Autoimun
Beberapa penyakit terkenal yang disebabkan oleh reaksi autoimun antara lain sebagai berikut:
Lupus eritemotosus sistemik ialah penyakit autoimun kronis. Sistem imunitas memperlakukan jaringan
tubuh sendiri sebagai unsur asing yang harus dilawan dan dihancurkan. Gejala-gejala penyakit lupus,
antara lain adanya bercak-bercak merah berbentuk kupu-kupu pada wajah, sakit kepala, cepat
kelelahan, sakit persendian, kerusakan jantung, napas jadi pendek dan ginjal melemah.
Miastenia Gravis
Penderita penyakit miastenia gravis akan mengalami kelemahan tubuh yang progresif dan kelelahan
pada otot polos. Otot polos tersebut berfungsi dan digunakan dalam banyak hal dalam tubuh, seperti
berjalan, bernapas, mengunyah, serta berbicara. Karakteristik khas penyakit tersebut adalah
penderitanya mengalami layu pada bagian kelopak mata. Selain itu, penyakit tersebut lebih banyak
diderita oleh perempuan berusia 20-30 tahun.
Selain itu, penderita miastenia gravis dapat dibantu juga dengan melakukan operasi pembedahan timus
dan proses pembersihan darah yang disebut dengan plasmaferesis.
Defisiensi fungsi imunitas dapat terjadi karena faktor keturunan atau bukan faktor keturunan. Defisiensi
fungsi imunitas karena faktor keturunan pada umumnya terjadi karena kelainan pada gen penting yang
mengatur fungsi komponen-komponen sistem imunitas.
Contoh paling ekstram dari Defisiensi fungsi imunitas ialah penyakit yang disebut SCID (severe combined
immunodeficiency) dan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Orang yang menderita SCID,
secara lengkap tidak memiliki limfosit T dan limfosit B. Oleh karena itu, orang tersebut tidak memiliki
respon imunitas adaptif.
Dari seluruh penyakit Defisiensi fungsi imunitas, AIDS adalah salah satu penyakit yang paling dikenal saat
ini. AIDS disebabkan oleh virus HIV yang merusak sel-sel T penolong. Oleh karena itu, sel-sel T penolong
mengatur semua respon imunitas, penderita AIDS sangat rentan terhadap semua agen penginfeksi.
Alergi
Alergi terjadi karena sistem imunitas yang hipersesitif terhadap antigen lemah yang pada umumnya
tidak menimbulkan respon imunitas. Substansi penyebab alergi disebut dengan alergon. Contoh
alewrgon adalah debu, lumpur, polen dan hewan peliharaan tertentu. Itulah sebabnya, ada orang yang
mengalami alergi debu, alergi polen atau alegi hewan peliharaan.
Sampai saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi. Obat-obatan yang selama ini
diberikan kepada penderita alergi adalah antihistamin yang dapat mengurangi reaksi tubuh jika terdapat
alergen. Bagi penderita alergi, hal yang paling umum untuk penanganan alergi adalah menjauhi
sejauhnya kontak dengan alergon.
Demikian Pembahasan Tentang Sistem Imunitas: Pengertian, Anatomi, Komponen, Imunisasi dan
Kelainan dari Pendidikanmu
Pengertian HTTP
Pengertian Hardware
Pengertian Keyboard
SHARE
000000
Posting terkait:
Penyebab-Kerusakan-Ekosistem-Laut
Posting pada BiologiDitag antibodi primer dan sekunder, antigen presenting cell adalah, apa tujuan
dilakukan imunisasi, apa yang dimaksud kekebalan pasif alami, biokimia sistem imun, cara kerja monosit,
cara kerja sistem imun, contoh sistem imun spesifik, definisi innate dan adaptive immunity, faktor yang
mempengaruhi sistem imun, fungsi sistem imun, fungsi sistem kekebalan tubuh, gambar sistem imun
pada manusia, imunitas academia, imunitas alami adalah, imunologi imunisasi, imunologi organ,
imunologi tumor ppt, jelaskan fungsi timus sumsum tulang dan limfa, jelaskan pengertian antigen dan
antibodi, jenis sistem imun, komponen sistem imun, komponen sistem imun bawaan, komponen sistem
imun pdf, komponen sistem imun spesifik, konsep imunologi, macam macam sistem imun, makalah
sistem imun, materi sistem imun kelas 11, mekanisme masuknya antigen ke dalam tubuh, mekanisme
pertahanan tubuh, mekanisme sistem imun, mekanisme sistem imun adaptif, mekanisme sistem imun
innate, organ limfoid pembentuk imun tubuh, organ organ yang menghasilkan sel darah putih, organ
penyusun sistem limfatik, organ sistem imun, pembagian sistem imun, pengantar imunologi manusia,
pengertian respon imun, penyakit sistem imun, peran dan fungsi sistem imun, pertahanan spesifik
adaptif, respon imun pdf, respon imun primer dan sekunder, respon imun sekunder, respon imun
seluler, respon imun terhadap infeksi parasit pdf, sebutkan ciri dan fungsi imunoglobulin, sebutkan dan
jelaskan komponen sistem kekebalan tubuh, sebutkan macam-macam leukosit, sebutkan organ organ
yang berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, sel limfosit b dimatangkan di, sel t supresor adalah,
sistem imun adaptif, sistem imun humoral adalah, sistem imun innate dan adaptif, sistem imun non
spesifik, sistem imun pdf, sistem imun ppt, sistem imun spesifik, sistem imun spesifik dan nonspesifik,
sistem kekebalan tubuh manusia, sistem kekebalan tubuh pdf, struktur pembagian sistem imunitas,
ROMANIZATION
[TOP]
GEUNYEOGA TTEONAGAYO
SARANGI TTEONAGAYO
[SEUNGRI]
YET SAENGGAGI NA
NI SAENGGAGI NA
[G-DRAGON]
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
[DAESUNG]
GEUDAENEUN EOTTEONGAYO
JEONGMAL AMUREOHJI ANHEUN GEONGAYO
IBYEORI JINABWAYO
[TAEYANG]
YET SAENGGAGI NA
NI SAENGGAGI NA
[G-DRAGON]
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
[DAESUNG]
URIUI CHUEOGEUL
[SEUNGRI]
[TAEYANG+G-DRAGON]
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
IF YOU
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Sosrobahu is a road construction technique which allows long stretches of flyovers to be constructed
above existing main roads with a minimum of disruption to the traffic. The design involves the
construction of the horizontal supports for the highway beside the existing road, which is then lifted and
turned 90 degrees angle before being placed on the top of the vertical supports to form the flyover
pylons.
This honorable technology was invented by Tjokorda Raka Sukawati (May 3, 1931 – November 11,
2014), he was born and in Ubud, Bali. Tjokorda got his engineer degree from Institut Teknologi Bandung
in 1962 in Civil Engineering departement, also got Doctoral degree from Universitas Gajah Mada
Yogyakarta in 1996. The technology was a respond for challenge in Jakarta In 1980s. There was a plan to
made flyover between Cawang and Tanjung Priok (1987) by PT Hutama Karya.
The inspiration came when Tjokorda was working on his 1974 Mercedes-Benz, which he had jacked up
so that the back two wheels were supported on the slippery floor of the garage where some oil had
been accidentally spilled. When the car was pushed, it pivoted with the jack as the axis. He noted that it
is a principle of physics that when friction is banished it is easy to move even the heaviest of objects.
This event inspired the realization that a hydraulic pump could be used to lift heavy objects and, as long
as they were supported by something slippery, the heavy objects could be easily moved. Tjokorda's goal
was to lift and move concrete pier heads each weighing 480 tonnes.
Tjokorda conducted trials with cylinders 20 cm in diameter converted into a hydraulic lift and loaded
with 80 tones of concrete. The weight was successfully lifted and turned slightly, but could not then be
lowered as the position of the hydraulic jack had shifted. Tjokorda then made some improvements on
the original design, and in subsequent lifts the hydraulic jack stayed stable even with the full weight of
the concrete above it.
After the trials, Tjokorda finalised his design called the LBPH (the Indonesian acronym for Free Moving
Platform) which consisted of a two concrete discs with a diameter of 80 cm enclosed in a container.
Although only 5 cm thick, the discs are capable of supporting a weight of 625 tonnes each. In November
1989, President Soeharto of Indonesia gave the name Sosrobahu to the new technology. The name was
taken from a character in the Mahabharata, and derives from Old Javanese for thousand (sosro)
shoulders (bahu).
Tjokorda's invention was used by US engineers in the construction of a bridge in Seattle. They placed the
oil under a pressure of 78 kg/cm² (7.6 MPa) as per Tjokorda's original theories. Tjokorda himself wanted
to investigate further the limits of his invention and built himself a laboratory where he successfully
tested the LPBH to a limit of 78.05 kgf/cm² (7.654 MPa).
Patents have been granted for the invention from Indonesia, Japan, Malaysia, and the Philippines, and
has been applied for in South Korea. The Indonesian patent was granted in 1995, while the Japanese
patient was granted in 1992. The technology has been exported to the Philippines, Malaysia, Thailand
and Singapore. The longest stretch of overpass built using this technique is in Metro Manila, Philippines
at the Villamor/Bicutan link located at the southern part of the metropolis. In the Philippines, 298
supports have been erected, while in Kuala Lumpur, the figure is 135. When the technology was
introduced to the Philippines, the President of the Philippines, Fidel Ramos commented: "This is an
Indonesian invention, but is also an ASEAN invention".
Terjemahan :
Teknologi ini ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati (3 Mei 1931 – 11 November 2014), beliau lahir dan
meninggal di Ubud, Bali. Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung
1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.
Teknologi dibuat sebagai bentuk jawaban atas tantangan pembangunan Jakarta pada era 1980an. Pada
waktu itu ada sebuah rencana untuk membangun jalan layang antara Cawang dan Tanjung Priok (1987)
oleh PT. Hutama Karya.
Inspirasi tersebut muncul Ketika Tjokorda memperbaiki kendaraannya, hidung mobil Mercedes buatan
1974-nya diangkat dengan dongkrak sehingga dua roda belakang bertumpu di lantai yang licin karena
ceceran tumpahan oli secara tidak sengaja. Begitu mobil itu tersentuh, badan mobil berputar dengan
sumbu batang dongkrak. Satu hal yang ia catat, dalam ilmu fisika dengan meniadakan gaya geseknya,
benda seberat apa pun akan mudah digeser. Kejadian tadi memberikan inspirasi bahwa pompa hidraulik
bisa dipakai untuk mengangkat benda berat dan bila bertumpu pada permukaan yang licin, benda
tersebut mudah digeser. Bayangan Tjokorda adalah menggeser lengan beton seberat 480 ton itu.
Kemudian Tjokorda membuat percobaan dengan membuat silinder bergaris tengah 20 cm yang dibuat
sebagai dongkrak hidraulik dan ditindih beban beton seberat 80 ton. Hasilnya bisa diangkat dan dapat
berputar sedikit tetapi tidak bisa turun ketika dilepas. Ternyata dongkrak tersebut miring posisinya.
Tjokorda kemudian menyempurnakannya. Posisinya ditentukan persis di titik berat lengan beton di
atasnya.
Setelah percobaan itu, Tjokorda menyelesaikan desainnya dengan nama LPBH (Landasan Putar Bebas
Hambatan) yang terdiri atas cakram betom berdiameter 80 cm terbungkus dalam kontainer. Meskipun
tebalnya hanya 5 cm, cakram tersebut mampu mendukung beban hingga 625 ton. Pada November 1989,
Presiden Soeharto memberi nama Sosrobahu pada teknologi tersebut. Nama itu diambil dari karakter
Mahabrata , yang memiliki arti dalam bahasa jawa yaitu seribu (sosro) dan bahu.
Penemuan Tjokorda pernah digunakan oleh insinyur Amerika untuk membangun jembatan di Seattle.
Insinyur Amerika menempatkan oli dalam tekanan 78 kg/cm² (7.6 MPa) seperti pada teori asli Tjokorda.
Tjokorda sendiri ingin meneliti lebih jauh lagi batas penemuannya dan membuat laboratorim sendiri dan
berhasil menguji LPBH hingga nilai batas 78.05 kgf/cm² (7.654 MPa).
Hak paten diberikan untuk penemuan dari Pemerintah Indonesia, Jepang, Malaysia, dan Filipina, dan
telah diaplikasikan di Korea Selatan. Hak paten dari Pemerintah Indonesia diberikan pada tahun 1995,
sementara Jepang pada tahun 1992. Teknologi Sosrobahu telah diekspor hingga ke Filipina, Malaysia,
Thailand, dan Singapura. Jalan layang terpanjang dibangun menggunakan teknik ini di Metro Manila,
Filipina tepatnya di ruas Villamor-Bicutan sebelah selatan ibu kota. Di Filipina sendiri, 289 tiang jalan
telah ditegakkan, sementara di Kuala Lumpur baru 135 buah. Ketika Sosrobahu diperkenalkan di Filipina,
Fidel Ramos (presiden Filipina pada masa itu) mengatakan : “Inilah temuan Indonesia, sekaligus buah
ciptaan putra ASEAN”.
Ar.d
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Label: Pelajaran
Imonologi atau imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel,
molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem
imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanan yang banyak
mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan berkembang biak
intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba ekstraseluler maupun
intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga
yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah
atau nonspesifik (nature innate/ native) dan didapat atau spesifik (adaptive/ acquired).
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum dapat memberikan
responsnya. Sistem tersebut disebut non-spesifik, karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme
tertentu.
Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk, dan bersin dapat mencegah berbagai kuman patogen
masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh
karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
· Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar kulit, telinga, spermin
dalam semen merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan
lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman
gram positif dengan jalan menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung pula
laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap Ecoli dan stafilokok.
· Pertahanan humoral
a. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi.
Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas
pengaruh respons imun spesifik.
b. Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang mengandung nukleus
dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan
menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula
mengaktifkan natural killer sel-sel NK untuk membunuh virus dan sel neoplasma.
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan
komplemen.
· Pertahanan selular
a. Fagosit
Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, set utama yang berperan pada
pertahanan non-spesifik adalah set mononuklear (monosit dan makrofag) serta set polimorfonuklear
seperti neutrofil. Kedua golongan set tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah timbuinya penyakit. Proses
fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut: kemotaksis, menangkap, membunuh, dan
mencerna.
Set nk adalah set limfosit tanpa ciri-ciri set limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi.
Oleh karena itu disebut juga set non b non t atau set populasi ketiga atau null cell. Set nk dapat
menghancurkan set yang mengandung virus atau set neopiasma. Interferon mempercepat pematangan
dan meningkatkan efek sitolitik set nk
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifilk mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam badan yang
segera dikenal sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila set sistem tersebut
terpajan ulang dengan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya.
Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendifi untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi
badan, tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan
antara set T-makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang terjadi sering
disertai dengan reaksi inflamasi.
· Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau set B. Set B tersebut berasal
dari set asal multipoten. Pada unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi set B di dalam alat yang
disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila set B dirangsang benda asing, set tersebut akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi set plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang
dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap
infeksi bakteri, virus dan netralisasi toksin.
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T atau set T. Set tersebut juga berasal
daril set asal yang sama seperti set B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar
timus. Berbeda dengan set B, set T terdiri atas beberapa subset set yang mempunyai fungsi yang
berlainan.
· Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk
memproduksi antibodi, kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik
oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi
virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas
sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1
mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma yang membentuk
antibodi.
· Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts
spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik.
· Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus
dan sel kanker. Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor.
Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th.
· Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel yang tergolong dalam sistem imun
non-spesifilk tetapi dalam kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun
spesifik).
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini
dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain
adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu
ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan
beberapa hari sampai beberapa minggu.
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui
pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses
pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi.
Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri
tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai
antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus
jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian
vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk
antibodi sendiri.
Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga pemberian vaksin harus
diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin
berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
· Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari
mikroorganisme yang telah dilemahkan.
· Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
· Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah
dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi
tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam
tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam
tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem
ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
· Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.
· Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus Leukosit
merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast).
F. Respons Imun
Penyakit dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dikategorikan tergantung dari aktivitas sistem
kekebalan tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif berpotensi banyak untuk
membahayakan kesehatan, dari pada sistem kekebalan tubuh yang kurang aktif. Berikut ini adalah daftar
gangguan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada aktivitas sistem kekebalan tubuh.
· AIDS
· Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan serangga, atau zat tertentu)
· Anafilaksis
· Asma
· Penyakit autoimun
H. Kesimpulan
Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel,
molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem
imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
I. Saran
Menurut kami, system imun itu sanagat penting bagi kehidupan kita karena apabila system imun
tersebut terganggu, maka tubuh kita akan mudah terserang berbagai macam penyakit. Maka dari itu,
sebaiknya kita menjaga imunitas tubuh kita dengan cara berolahraga dan mengonsumsi makanan yang
bergizi.
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Bagikan ke Pinterest
Label: Pelajaran
Contoh Teks Eksplanasi Tentang Angin Puting Beliung - Tugas Bahasa Indonesia
Angin puting beliung biasanya terjadi pada musim pancaroba. Angin puting beliung adalah angin yang
berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan durasi
maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah Angin Leysus, di daerah
Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih banyak sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika,
yaitu Tornado, mempunyai kecepatan hingga 320 km/jam dan berdiameter 500 meter.
Kebanyakan angin puting beliung mempunyai kecepatan sekitar 175 km/jam, dengan lebar 250 kaki (75
meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum "lenyap". Walau bagaimanapun, setengah puting
beliung memiliki kecepatan sekitar 480 km/jam, dengan lebar lebih dari 1,6 kilometer, dan bisa
bergerak melebihi 100 kilometer.
Terjadinya angin puting beliung disebabkan oleh udara panas dan dingin ketika bertemu, sehingga saling
bentrok dan terbentuklah puting beliung. Selain itu juga karena di dalam awan terjadi arus udara naik
yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik
ke puncak awan.
Ketika siang hari, suhu udara memanas, pengap, dan awan hitam mengumpul akibat radiasi matahari.
Awan tumbuh secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik
dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi
menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.
Tanda-tanda kemunculan angin puting beliung juga dapat dipelajari, seperti beberapa contoh berikut.
1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya, udara panas pada
malam hari ini patut diwaspadai karena kalau tidak hujan, ada angin kencang.
2. Jika di sekitar rumah kita banyak pohon, coba amati dan perhatikan pepohonan tersebut, apakah
ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat. Biasanya tidak akan lama lagi hujan dan
angin kencang pun akan tiba.
3. Udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita, mendung, berwarna hitam gelap, dan
pepohonan sudah menampakkan bergoyang.
Dampak dari angin puting beliung sangatlah beragam. Mulai dari rusaknya rumah dan infrastruktur
daerah, rusaknya kebun – kebun warga , kerugian material, puing – puing bangunan dan sampah yang
terbawa puting beliung menjadi berserakan, hingga timbulnya korban jiwa. Sungguh bencana yang
sangat menakutkan dan mendatangkan banyak kerusakan kepada apa saja yang disentuhnya.\
Latar Belakang
Saya membuat makalah ini karena, perintas guru dan ingin mengetahui lebih jau mengenai system imun
pada manusia.
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan system imun.
2. Apa fungsi system.
3. Bagaiman respon imun.
4. Bagaimana cara mencegah penyakit pada system imun.
5. Bagai mana cara pengobatan penyakit dengan mengunakan anti bodi pada sistem imun.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian system imun.
2. Mengetahui fungsi imun.
3. Menegetahui respon imun.
4. Mengetahui cara mencegah penyakit pada sistem imun.
C. MANFAAT
1. Sebagi sumber informasi yang berguna dalam menamba pengetahuan dan wawasan.
2. Sebagai sumber informasi yang sangat berguna untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
D. PEMBAHASAN
Sistem imun
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel danorgan khusus
pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh
terhadap infeksibakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika
sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkanpatogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam
tubuh.Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem
inijuga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
- interferon --- suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg mengandung nukleus dan dilepaskan
sebagai respons terhadap infeksi virus.
2. AIDS
AIDS merupakan suatu sindrom atau penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Pada tubuh manusia,virus HIV hanya menyerang sel yang memiliki protein
tertentu.protein itu ialah yang terdapat pada sel darah putih T4, yaitu sel darah putih yang berperan
menjaga system kekebalan tubuh. Apabila virus HIV menginfeksi tubuh, manusia akan mengalami
penurunan system kekebalan tubuh. Akibatnya,para penderita HIV-AIDS akan mudah terinfeksi berbagai
jenis penyakit.
Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat
menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala
penyakit AIDS.
Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu
antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita
AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan
system kekebalan tubuh penderita. Ketika system kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif
akan menunjukkan gejala penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita
AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.
Gejala-gejala penyakit AIDS adalah:
• Ganguan pada system saraf.
• Penurunan libido.
• Sakit kepala.
• Demam.
• Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan.
• Diare.
• Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keungu-unguan disekujur tubuh.
• Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total.
• Terjadi penurunan berat badan secara drastis
Penularan virus HIV:
Umumnya terjadi melalui hubungan seks dengan penderita HIV
• Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita HIV
• Transfusi darah yang terinfeksi HIV
• Bayi yang minum ASI penderita HIV atau dilahirkan oleh ibu penderita HIV
Cara menghindari HIV:
• Menghindari hubungan seks diluar nikah
• Menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual
• Memakai jarum suntik yang terjamin sterilisasinya
• Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV jika sedang terluka
• Menghindari kehamilan bagi wanita penderita HIV
• Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV
3. Automunitas
Kegagalan daya diskriminasi endogen pada system kekebalan tubuh sendiri dianggap sebagai zat /
benda asing dan terhadapnya dibentuk zat antibody.
1. Antigen
Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibody.
Antigen memiliki struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site. Determinant site
merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibody. Antigen
dapat berupa protein, sel bakteri,atau zat kimia yang dikeluarkan mikroorganisme.
Jenis-Jenis Antigen:
a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain.
b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda.
c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.
d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya dapat
berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.
3. Antibody Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan
umum.
4. Antibodi monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel hibridoma.
Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis.
Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan
antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi
lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.
D. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya
Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :
1. Imunitas humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi.
Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada
di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut,
kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu
molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan
benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.
2. Imunitas selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam
limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda
asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
3. Imunisasi
Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu
kebal terhadap suatu penyakit.
Imunisasi terbagi 2,yaitu:
a. Imunisasi aktif
Diperoleh karena tubuh secara aktif membuat antibody sendiri.
d. Imunisasi Pasif
Kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody dari suatu individu ke individu lainnya.
E. PENUTUP
1. KESIMPULAN
• Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel danorgan
khusus pada suatu organism.
• Pertahanan tubuh ada 2 yaitu :
1. Non spesifik
2. adaptasi atau yang muncul ( diperoleh) atau spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.
• Respon imun berawal sewaktu sel B atau T berikatan, seperti kuci dengan anak gemboknya, dengan
suatu protein yang diidentifikasi oleh sel T atau B sebagai benda asing. Selama perkembangan masa
janin di hasilkan ratusan ribu sel B dan sel T yang memilki potensi yang berikatan dengan protein
spesifik. Protein yang dapat berikatan dengan sel T dan B mencakup protein yang terdapat di membran
sel bakteri, mikoplasma, selubung virus, atau serbuk bunga, debu, atau makanan tertentu. Setiuap sel
dari seseotang memilki proitein-protein permukaan yang dikenali berbagai benda asing oleh sel T atau B
milik orang lain. Protein yang dapat berikatan dengan sel; T atau B di sebut deengan antigen, apabila
suatu antigen menyebabkan sel T atau B menjadi aktif bermultiplikasi dan berdeferensiaasi lebih lanjut,
maka antigen tersebut dapat bersifat imunogenik.
• Tujuan respon imun adalah untuk melenyapkan benda yang bersifat antigenik dengan cepat, hal ini
dilakukan oleh tubuh melalui dua macam cara. Cara pertama, respon imun humoral, dipengaruhi oleh
imunoglobulin, gammaglobulin dalam darah, yang disintesis oleh hospes sebagai respon terhadap
masuknya benda antigenik. Reaksi imunologis kedua, respon imun selular, dilakukan secara langsung
oleh limfasit yang berproliferasi akibat amsuknya antigen tersebut. Sel-sel ini bereaksi secara spesifik
dengan antigen (tanpa intervensi dari imunoglobulin).
• Penyakit pada system imun terdir dari AIDS, alergi, automonitas dll.
2. SARAN
Biasakanlah kita hidup dengan pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit, khususnya mengenai
penyakit yang berbaha ya . Dengan mengonsumsi makanan yang sehat khususnya makanan yang dapat
memicu terbentuknya system kekebalan tubuh. Apabila sisitem kekebalan tubuh kita kuat maka penyait
pun jauh dari kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,Tetty. 2009. Diktat Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI
DuriJati,Wijaya. 2007. Aktif Biologi SMA Kelas XI. Jakarta: Ganesa Exact
Maryati, Sri. BIOLOGI SMA Kelas 2. Jakarta:Erlangga
http://www.tsani-oke.com
http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/1-virus-sistem-imun-dan-antibiotika.html
http://rhamnosa.wordpress.com/2006/03/11/stimuno-si-penguat-sistem-imun/
Komunikasi terapeutik merupakan bentuk komunikasi yang diberikan kepada seorang pasien yang
bertujuan untuk memberikan informasi ataupun analisa mengenai keadaan pasien tersebut dalam
upaya terapi penyembuhan. Salah satu contoh komunikasi terapeutik yang saya pernah praktekan
adalah komunikasi terapeutik terhadap pasien dengan penyakit Anemia atau yang masyarakat awam
sebut dengan darah rendah atau kurang darah.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
I. Tahap Pre-Interaksi
· Tujuan khusus adalah setelah dilakukan penkes pasien dapat memahami penyakit anemia yang
dialami dan mengerti cara menanganinya
· Tindakan keperawatannya adalah menjelaskan bagaimana kondisi pasien dilihat dari tekanan
darah
· TTV: suhu: 36 oC
· Nadi: 74x/menit
· TD : 100/60 mmHg
Saya siap berinteraksi dengan klien (Ny. X) dengan pendidikan kesehatan pada klien
Saya telah membuat kontrak untuk melakukan penkes hari ini pukul 08.00 WIB
Disebuah RSU tepatnya diruangan cempaka,terdapat seorang pasien perempuan berusia 19 tahun
bernama Ny.X beliau sudah dua hari dirawat di rumah sakit itu dengan keluhan pusing dan cepat lelah.
Tepat pada pukul 08.00 WIB seorang perawat datang ke ruangan tersebut.
Perawat : Wah baik, Alhamdulillah kalau begitu. Perkenalkan mbak nama saya suster Yuliza
Purnaranti. Apakah benar ini dengan mbak X ?
Perawat : Cantik sekali namanya sama seperti orangnya hehe. Oh iya, sebelumnya mbak senang
dipanggil apa supaya lebih akrab ?
Perawat : Oke baiklah, hari ini saya perawat yang bertugas untuk merawat mbak dari pukul 08.00-
14.00 siang nanti, jadi apabila ada keluhan atau masalah dapat menginformasikan kepada saya
Perawat : Bagaimana keadaan mbak sekarang? Apakah sudah lebih baik dari kemarin ?
Klien : Alhmdullillah sus agak sedikit membaik, namun saya masih sering merasakan pusing.
Klien : Begini sus, saya sering cepat lelah, kalau bangun tidur atau kalau sudah mau berdiri suka
pusing.
Perawat : Oh ya, itu merupakan beberapa tanda kalau mbak kekurangan darah.
Perawat : baik mbak, sesuai dengan perjanjian kita kemarin, saya akan memberikan pendidikan
kesehatan mengenai Anemia selama 10 menit. Apakah kita bisa mulai ?
Perawat : Baiklah, sebelumnya saya akan mengukur tekanan darah mbak, bersedia kan?
Perawat : ( mengukur tekanan darah). Mbak, tekanan darah nya 100/60 mmHg, rendah tekanan
darahnya.
Klien : Lalu bagaimana sus?
Perawat : Baiklah saya akan jelaskan kondisi ibu bersamaan dengan pendidikan kesehatan yang saya
janjikan tadi mba kita mulai sekarang ya
Perawat : Baik mba, saya rasa pemberian pendidikan kesehatan ini sudah cukup. sekarang
bagaimana perasaan mba setelah diberi pendidikan kesehatan ini ?
Klien : Iya sus, saya sekarang lebih paham apa itu Anemia dan cara penyembuhannya.
Perawat : Baik, jika mba sudah paham dengan apa yang saya jelaskan, coba tolong jelaskan kembali
kepada saya apa saja penyebab, gejala, pencegahan serta pengobatan pada anemia yang mba ketahui.
Perawat : Iya betul sekali, mba selain cantik pinter juga yah langsung bisa mengulang apa yang saya
jelaskan tadi.
Perawat : Baik jika begitu, nanti jam 10.00 saya akan kembali lagi untuk mengganti influsan, selamat
beristirahat, semoga lekas sembuh.