Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PATOFISIOLOGI
( Imuno defisiensi, AIDS, Hipersensitivitas, Auto Imunitas)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Patofisiologi

Dosen Pengampu:
Ahmad Zakiudin,SKM.,S.kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep.

Disusun Oleh:
1. Hanum Alya Saputri
2. Nisrina Kuni Zakiyah

Kelas 1A

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-HIKMAH 2


AKADEMI KEPERAWATAN AL – HIKMAH 2 BREBES
Tahun Ajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Yang telah memberikan rezeki yang berlimpah berupa harta
yang dititipkan kepada manusia sebagai Amanah di muka bumi. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW manusia pilihan yang
telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi kehidupan umat islam
hingga akhir zaman.

Berkat rahmat dan inayah Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan meskipun
masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
mata kuliah “Patofosiologi”.

Benda, 25 Januari 2023

ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2

BAB II Pembahasan

A. Imuno Defisiensi..............................................................................................3
B. AIDS................................................................................................................4
C. Hipersensitivitas.............................................................................................. 6
D. Auto Imunitas....................................................................................................9

BAB III Kesimpulan


A. Kesimpulan....................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................12
Daftar Pustaka...............................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patofisiologi merupakan reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk
kedalam tubuh. Patofisiologi mempelajari aspek dinamis proses penyakit. Ilmu ini
merupakan studi mengenai gangguan fungsi mekanisme fisiologis yang terganggu oleh
penyakit yang terjadi dalam organisme hidup. Mekanisme adaptasi sel terdiri dari
organisasi sel yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan
bermacam-macam fenomena yang berhubungan dengan hidup dan selalu berhubungan
dengan karakteristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan
metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal. Regenerasi
adalah proses pertumbuhan dan perkembanga sel yang bertujuan untuk mengisi ruang
tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak. Nekrosis adalah kematian
yang utama. Sel yang mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh
faktor dari luar secara langsung, misalnya : kematian sel dikarenakan kecelakaan, infeksi
virus, radiasi sinar radio aktif atau keracunan zat kimia. Tanpa adanya tekanan dari luar,
sel tidak akan mati secara nekrosis.

Imuno Defisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon
imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkan
oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakit utama lain
seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatan imunosupresan
(menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan malnutrisi (kekurangan gizi).

AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh
yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh virus
HIV.

1
Alergi atau Hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh
seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan
yang umumnya non imunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan
terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang dianggap asing atau berbahaya oleh tubuh.

Autoimunitas merupakan respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang


disebabkan oleh hilangnya toleransi. Autoimun terjadi oleh karena dikenalnya self antigen
yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta diferensiasi sel T auto reaktif menjadi sel
efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Imuno Defisiensi?
2. Bagaimana konsep AIDS?
3. Bagaimana konsep Hipersensitivitas?
4. Bagaimana konsep Auto Imunitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Imuno Defisiensi
2. Untuk mengetahui tentang AIDS
3. Untuk mengetahui tentang Hipersensitivitas
4. Untuk mengetahui tentang Auto Imunitas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Imuno Defisiensi
1. Pengertian
Imuno Defisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan
respon imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya
disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat
penyakit utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-
obatan imunosupresan ( menekan sistem kekebalan tubuh ) atau pada usia lanjut dan
malnutrisi ( kekurangan gizi ).
2. Penyebab

Penyebab gangguan imuno defisiensi ada 2, yaitu :

1. Gangguan imuno defisiensi primer paling sering disebabkan oleh mutasi gen yang
diturunkan.
2. Gangguan imuno defisienfi sekunder dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara
lain: kondisi kronis (seperti diabetes atau kanker) penggunaan narkoba.
3. Tanda dan gejala

Gejala klinis yang menonjol pada Imuno Defisiensi adalah infeksi berulang
atau bekepanjangan atau oportunistik atau infeksi yang tidak umum yang tidak
memberikan respon yang adekuat terhadap terapi antimikroba . telah diketahui bahwa
reaksi imunologi pada infeksi merupakan interaksi antara berbagai komponen dalam
sistem imun yang sangat komplek. Kelainan pada sistem Fogosit, limfosit T dan
limfosit B maupun dalam sistem komplemen dapat menampilkan gejala klinik yang
sama sehingga sulit dipastikan komponen mana dari sistem imun yang mengalami
gangguan. Penderita dengan defisisensi limfosit T biasanya menunjukkan kepekaan
terhadap infeksi virus, protozoa dan jamur yang biasanya dapat diatasi dengan respon
imun seluler. Gejala penyakit Imuno Defisiensi berbeda-beda tergantung pada
jenisnya dan individu. Tanda dan gejala imuno Defisiensi meliputi :

3
a. Pneumonia, bronkitis, infeksi sinus, infeksi telinga, meningitis, atau infeksi
kulit yang berulang
b. Infeksi darah
c. Peradangan dan infeksi organ dalam
d. Kelainan darah, seperti jumlah trombosit yang rendah atau anemia
e. Masalah pencernaan, seperti kram, kehilangan nafsu makan, mual, dan
diare
f. Pertumbuhan dan perkembangan lambat atau tertunda
g. Gangguan autoimun,seperti lupus,rheumatoid arthiritis, atau diabetes tipe 1

4. Pengobatan dan pencegahan

Pengobatan Imuno Defisiensi termasuk pencegahan, pengobatan infeksi dan


meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meliputi :

a. Pola hidup sehat untuk melindungi dari infeksi


b. Pengobatan infeksi virus dan bakteri dengan antiviral dan antibiotik
c. Suntikan atau subkutan immunoglobin
d. Pengobatan terbaik kekurangan sel T adaah transplantasi sum-sum tulang
belakang dari donor yang cocok
e. Pengobatan lain yang masih dalam fase eksperimen termasuk, sitosin,
transplsntasi thymic, terapi gen dan transplantasi sel induk.

5. Akibat Imunodefisiensi
Orang yang imunodefisien akan berulang kali menderita penyakit infeksi yang parah
dan tidak lazim dan sering tidak daapat melawannya. Orang dengan defiensi sel T
sering menderita infeksi ragi dan virus, sementara pengidap defisiensi sel B terutama
rentan terhadap infeksi oleh bakteri yang secara normal memerlukan opsonisasi. Virus
HIV menghancurkan sel-sel T helper (CD 4) dan menginfeksi sel darah putih lainnya.

4
5
B. AIDS
1. Pengertian

AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) merupakan dampak atau efek


dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV
membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat
berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem
kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang
banyak dirusak oleh virus HIV.

Ketika kita terkena virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang
dapat menyembuhkan manusia dari virus HIV penyebab penyakit AIDS.

2. Cara penularan

Cara penularan HIV/AIDS ada tiga :

a. Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, ataupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, lebih mudah terjadi penularan
bila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus atau peradangan jaringan seperti
herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomoniasis. Resiko
pada seks anal lebih besar dibanding seks vaginal dan resiko juga lebih besar pada
yang reseptive dari pada yang insertive.
b. Kontak langsung dengan darah/produk darah/jarum suntik.
1. Transfusi darah yang tercemar HIV.
2. Pemakaian jarum tidak steril/pemakaian bersama jarum suntik dan sempritnya
pada para pecandu narkotik suntik.
3. Penularan lewat kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan.
c. Secara vertical dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama hamil,
saat melahirkan ataupun setelah melahirkan.

6
3. Tanda dan gejala
Gejala AIDS beranekaragam dan tergantung pada manifestasi khusus penyakit
tersebut. Sebagai contoh, pasien AIDS dengan infeksi paru dapat mengalami demam
dan keluar keringat malam sementara pasien tumor kulit akan menderita lesi kulit.
Gejala non spesifik pada pasien AIDS mencangkup rasa letih yang mencolok,
pembengkakan kelenjar leher, ketiak serta lipat paha, penurunan berat badan yang
tidak jelas sebabnya dan diare yang berlarut-larut.
Karena gejala-gejala yang belakangan ini dapat dijumpai pada banyak kondisi
lainnya, maka hanya kalau kondisi ini sudah disingkirkan dan gejala tersebut tetap
ada, barulah diagnosis AIDS dipertimbangkan, khususnya pada orang-orang yang
bukan termasuk kelompok resiko tinggi.

Berikut tanda dan gejala klinis penderita AIDS


a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
e. Dimensia/HIV ensefalopati
4. Pencegahan dan pengobatan

Cara pencegahan :

a. Hindarkan hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan


satu orang pasangan seksual, tidak berhubungan dengan orang lain.
b. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
c. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya
jangan hamil. Karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
d. Kelompok resiko tinggi dianjurkan untuk menjadi donor darah.
e. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya ( akupuntur, tato, tindik ) harus dijamin
sterilisasinya.

Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan pemerintah dalam usaha untuk


mencegah penularan AIDS yaitu, misalnya : memberikan penyuluhan-penyuluhan
atau informasi kepada seluruh masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan AIDS, yaitu melalui seminar-seminar terbuka, melalui penyebaran brosur

7
atau poster-poster yang berhubungan dengan AIDS, ataupun melalui iklan
diberbagai media massa baik media cetak maupun media elektronik. Penyuluhan
atau informasi tersebut dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan,
kepada semua lapisan masyarakat, agar seluruh masyarakat dapat mengetahui
bahaya AIDS, sehingga berusaha menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa
menimbulkan virus AIDS.

HIVatau AIDS diobati dengan mengikuti program pengobatan yang di


kenal dengan terapi retrovirus sangat aktif (highly active retroviraltherapy,
HAART)

8
9
C. Hipersensitivitas
1. Pengertian
Alergi atau Hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh
seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-
bahan yang umumnya non imunogenik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi
berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang dianggap asing atau berbahaya
oleh tubuh. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut
alergen. Reaksi alergi terjadi ketika tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai
zat yang berbahaya. Sejalan dengan definisi ini, alergi makanan merupaka reaksi
sistem kekeblan yang terjadi segera setelah mengonsumsi makanan tertentu. Bahkan
sejumlah kecil makanan penyebab alergi dapat memicu tanda dan gejala seperti
masalah pencernaan, gatal-gatal atau bengkak saluran udara. Pada beberapa orang,
alergi makanan dapat menyebabkan gejala parah atau bahkan reaksi yang mengancam
nyawa yang dikenal sebagai anafilaksis. Kadang, alergi makanan disalah artikan
dengan kondisi yang lebih umum terjadi, yaitu intoleransi terhadap makanan.
Intoleransi terhadap makanan kondisinya lebih ringan dari alergi karena tidak
melibatkan sistem kekebalan tubuh.
2. Macam-macam alergi
Ada beberapa macam alergi, antara lain :
a) Alergi makanan
Alergi makanan merupakan respon alamiah imun tubuh yang bersifat negatif
terhadap protein dari makanan yang kita konsumsi. Makanan yang paling banyak
menyebabkan reaksi alergi yaitu makanan yang berasal dari laut, seperti udang,
lobster, kepiting, ikan dan telur, kacang polong pada anak-anak, penyebab alergi
makanan yang paling sering yaitu telur, susu dan kacang.
b) Alergi obat-obatan
Jenis alergi ini disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu. Reaksi alergi
obat merupakan reaksi alergi dimana system kekebalan tubuh bereaksi secara
berlebihan terhadap obat-obatan tertentu yang dikonsumsi oleh seseorang. Yang
diberikan tubuh pun sangat keras. Contohnya dapat menyebabkan gatal-gatal,
terdapat bercak-bercak merah pada kulit, mual dan muntah. Obat yang berpotensi
menimbulkan alergi antara lain antibiotic alergi ( sulfonamid ), vaksin, dan obat
non alergik kontras x-ray, aspirin, antibiotic, dan obat tekanan darah tinggi.

10
c) Alergi debu
Alergi debu disebabkan ketidakbiasaan tubuh dlaam menerima kehadiran
debu. Hal ini dapat menimbulkan penderita dapat mengalami bersin-bersin dalam
frekuensi yang sering, flu, rasa gatal, dan hidung tersumbat.
d) Alergi suhu udara ( dingin/panas )
Alergi ini disebabkan oleh alergen udara. Ketidakmampuan sistem imun
menerima udara dingin misalnya dapat mengakibatkan jaringan dalam hidung
menjadi bengkak, sehingga hidung pun menjadi tersumbat. Alergi dingin terjadi
karena pelepasan histamine dalam jumlah yang cukup besar yang kemudian
menyerang system kekebalan tubuh. Reaksi terjadi ketika seseorang terkena
paparan langsung udara dingin atau air dingin atau ketika terjadi suatu perubahan
suhu yang drastic. Gejala yang dialami jika seseorang menderita alergi udara
adalah seringnya mengalami bersin-bersin, gatal-gatal, mata merah dan berair.
Dalam kondisi tertentu, muncul alergi yang disebut urtikaria. Gejalanya adalah
gatal-gatal dan muncul bentol akibat udara dingin. Jenis alergi ini sering dialami
orang-orang yang tinggal di negara tropis. Biasanya, penderita biduran ( nama lain
alergi ini ) memiliki jaringan kulit yang sensitif. Biduran ini muncul karena tubuh
mengeluarkan histamin ( salah satu zat pelindung tubuh ) berlebih untuk
mempertahankan tubuh dari suhu rendah. Akibatnya, muncuk bercak kemerahan
dan bengkak. Jika dibiarkan, produksi histamin berlebih ini dapat menimbulkan
sesak napas dan pelebaran pembuluh darah.
e) Alergi musiman dan alergi yang terjadi terus menerus
Musiman ( hay fever ) yang umumnya disebabkan kontak dengan allergen dari
luar rumah seperti benang sari, debu, polusi udara, atau asap. Serta rinitis alergi
yang terjadi terus menerus ( parennial ) yang diakibatkan karena kontak dengan
allergen yang sering berada dirumah misalnya kutu debu rumah, debu perabot,
bulu bintang peliharaan serta bau-bauan yang menyengat.
f) Alergi zat kimia tertentu

11
3. Tanda dan gejala
Gejala alergi dapat mulai dari yang ringan hingga yang berat. Gejala alergi
yang ringan dapat berupa bersin-bersin, hidung meler, gatal-gatal baik bersifat lokal
atau seluruh tubuh, hidung mampet dan gejala alergi lainnya. Gejala alergi dapat
terlihat pada kulit, mata, hidung, paru-paru dan perut, tergantung pada jenis alerginya.
Gejala-gejala alergi bisa mulai dari ringan ke sangat serius adalah :
a. Hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit disebut eksim. Ini adalah yang
paling umum gejala alergi obat.
b. Batuk, wheezing, hidung, dan kesulitan bernapas.
c. Demam.
d. Kulit melepuh dan mengelupas. Masalah ini disebut racun berhubung dengan kulit
necrolysis, dan dapat membawa maut jika tidak dirawat.
e. Anaphylaxis, yang merupakan reaksi paling berbahaya. Dapat membawa maut,
dan anda akan memerlukan perawatan darurat. Gejala, seperti hives dan kesulitan
bernapas, biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah minum obat, reaksi cepat
tanpa perawatan, anda dapat masuk ke shock

Gambaran lain yang menandakan adanya alergi adalah :


a) Adanya penojolan kemerahan, seperti orang terkena cacar
b) Adanya biduran
c) Adanya kemerahan pada kulit yang disertai dengan sisik kulit
d) Adanya perdrahan dalam kulit, seperti kemerahan pada penderita demam
berdarah dengue
e) Adanya radang pada pembuluh darah ( vaskulitis )
f) Adanya reaksi kemerahan karena kontak dengan sinar matahari
g) Adanya penonjolan bernanah seperti jerawat
h) Kelainan lain gawat darurat, seperti kulit terasa terbakar yang dalam klinik
disebut nekrolisis epidermal toksik.

12
4. Pencegahan
Sebelum memberikan obat kepada pasien, dokter harus mencatat secara teliti
adanya riwayat atopi, riwayat alergi sebelumnya, jenis obat yang menimbulkan reaksi
alergi, manifestasi alergi yang terjadi, jenis obat yang sedang digunakan saat ini. Pada
pasien dengan riwayat alergi, pemberian obat harus diberikan secara hati-hati, jika
memungkinkan lebih baik diberikan obat secara oral.
Hindari uji paparan alergen yang mengandung makanan dan obat-obatan atau
pemberian vaksin imunoterapi. Tes diagnostic atau pengobatan semacam itu sebaikya
dilakukan oleh dokter ahli bidang alergi-imunologi. Pada penderita yang sensitif
terhadap media kontras radiografis dengan osmolalitas rendah.

13
14
D. Auto Imunitas
1. Pengertian
Penyakit autoimun adalah penyakit ysng terjadi akibat sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh anda sendiri. Penyakit ini
berkembang ketika sistem kekebalan tubuh salah dalam menilai sel sehat yang ada
dalam tubuh dan malah menganggapnya sebagai zat asing.
Autoimunitas merupakan respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang
disebabkan oleh hilangnya toleransi. Autoimun terjadi oleh karena dikenalnya self
antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta diferensiasi sel T auto reaktif
menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan. Sistem kekebalan tubuh
individu dapat bereaksi terhadap antigen autolog dan menyebabkan cedera jaringan
dihargai oleh immunologists dari waktu yang kekhususan dari sistem kekebalan tubuh
untuk asing antigen. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan
imunitas auto adalah genetik kerentanan dan lingkungan pemicu, seperti infeksi dan
cedera jaringan lokal. Infeksi dan cedera jaringan juga dapat mengubah cara dimana
antigen diri yang ditampilkan pada sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan
kegagalan diri toleransi dan aktivasi limfosit diri reaktif.
2. Penyebab
Penyebab penyakit autoimun belum diketshui secara pasti. Namun, ada beberapa
faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun,
yaitu :
a. Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
b. Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstrein Barr
c. Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida
d. Merokok
e. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
3. Tanda dan gejala
Beberapa penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti :
a. Sering merasa lemas
b. Otot pegal atau nyeri sendi
c. Ruam kulit
d. Demam yang hilang timbul
e. Bengak di sendi atau wajah

15
f. Rambut rontok
g. Sulit konsentrasi
h. Kesemutan ditangan atau kaki
Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit
autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya
berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis.
4. Pencegahan
Penyakit autoimun tidak selalu bisa dicegah, karena kebanyakan penyakit autoimun
terkait dengan faktor genetik. Meski demikian, ada beberapa upaya yang dapat
mengurangi risiko terjadinya penyakit autoimun, yaitu :
a. Berolahraga secara rutin
b. Tidak merokok
c. Menjaga berat badan tetap ideal
d. Menggunakan alat pelindung ketika bekerja, agar terhindar dari paparan bahan
kimia
e. Rutin mencuci tangan dengan benar agar terhindar infeksi virus dan bakteri
5. Akibat
Bahayanya, penyakit autoimun ini bisa mengakibatkan kerusakan sel jaringan dalam
tubuh dan menimbulkan peradangan serta mengakibatkan kondisi yang serius pada
penderitanya, seperti gangguan pada tulang persendian, saraf, kelenjar, dan organ-
organ penting lainnya.

16
17
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Patofisiologi merupakan reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk
kedalam tubuh. Patofisiologi mempelajari aspek dinamis proses penyakit.

Imuno Defisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon
imun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya disebabkan
oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat

AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan
waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.

Alergi atau Hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh


seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan
yang umumnya non imunogenik.

Autoimunitas merupakan respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang


disebabkan oleh hilangnya toleransi. Autoimun terjadi oleh karena dikenalnya self
antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta diferensiasi sel T auto reaktif
menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan.

B. Saran
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang
sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu
semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan
pemahaman kita Imuno Defisiensi, AIDS, Hipersensitivitas, Auto imunitas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Finn, O.J.(2005).Immune response as a biomarker for cancer detection and a lot more.
New England journal of medicine 353, 1288-1290.

Kinet, J.P. (2005). A new strategy to counter allergy. New Egland journal of medicin 353,
310-312.

Marker, H . (2005). The search for effective HIV vaccines. New England journal of
medicine 353, 753-757.

Medshitov, R. and janeway, C.,jr. (2000). Innate immunity. New England journal of
medicin 343, 338-344.

https://www.academia.edu/32905881/MAKALAH_AUTOIMUNITAS

https://www.academia.edu/9045789/HIPERSENSITIVITAS

https://www.academia.edu/36651750/Imunodefisiensi

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan_immunodefisiensi

https://www.academia.edu/12177404/Makalah_HIV_AIDS

https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun

19

Anda mungkin juga menyukai