DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Mekanisme Pertahanan Seluler
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr. apt.
Dian Arsanti Palupi, M.Farm. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Mekanisme Pertahanan Seluler bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. apt. Dian Arsanti Palupi, M.Farm.
selaku dosen mata kuliah Imunologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Imunitas Seluler.................................................................................3
B. Implementasi Imunologi dalam Kehidupan.......................................13
BAB III PENUTUP.............................................................................................17
A. Kesimpulan........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian imunitas seluler?
2. Bagaimana mekanisme pertahanan seluler?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian imunitas seluler.
2. Mengetahui mekanisme pertahanan seluler.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Imunitas Seluler
3
Tugas utama imunitas seluler adalah untuk menghancurkan sel tubuh yang
telahterinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. Sebenarnya hanya sel T
sitotoksik saja yang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi.
a) Sel Limfosit T
Pada mulanya kita hanya mengenal satu macam limfosit. Tetapi dengan
perkembangan di bidang teknologi kedokteran, terutama sejak ditemukannya
antibodi monoklonal, maka kita mengetahui bahwa ada 2 macam limfosit, yaitu
limfosit T dan limfosit B.
4
berat (patologis), misalnya akibat infeksi mikroorganisme, trauma fisis, zat
kimia, hipertermia, iskemia, dan lain-lain.
5
b) Aktivasi Sel T
Sel limfosit T biasanya tidak bereaksi dengan antigen utuh. Sel T baru
bereaksi terhadap antigen yang sudah diproses menjadi peptida kecil yang
kemudian berikatan dengan molekul MHC di dalam fagosom sitoplasma dan
kemudian diekspresikan ke permukaan sel. Sel limfosit T hanya dapat
mengenal antigen dalam konteks molekul MHC diri. Molekul CD4 dan CD8
merupakan molekul yang menentukan terjadinya interaksi antara CD3/TCR
dengan kompleks MHC/antigen. Sel T CD4 akan mengenal antigen dalam
konteks molekul MHC kelas II, sedang sel T CD8 akan mengenal antigen
dalam konteks molekul MHC kelas I.
6
macam limfokin. Melalui pembentukan limfokin, sel regulator akan meregulasi
dan mengaktifkan sel yang berperan dalam eliminasi antigen, sedangkan sel
efektor akan melisis antigen/sel sasaran atau menimbulkan peradangan pada
tempat antigen berada, agar antigen tereliminasi. Tahapan ini dinamakan
tahapan tersier. Tahapan ini dapat dipakai untuk menilai.
c) Fase-Fase Respon T
7
yang sudah terbentuk akan mati dan kembali ke keadaan basal. Hal ini terjadi
pada sel T CD4+ dan CD8+, namun terdapat perbedaan pada fungsi efektornya.
Sel T helper masih bisa berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel T
suppresor. Sel T merupakan sel limfosit yang pertama kali berinteraksi dengan
zat asing. Hal ini terjadi karena sel T memiliki protein permukaan yang disebut
CD4 dan CD8. CD4 atau CD8 akan mendeteksi keberadaan antigen. Sebab dia
akan mengenali sel yang memiliki reseptor MHC (major histocompatibility
complex) kelas 1 atau MHC kelas 2. MHC 1 adalah reseptor dari Limfosit
sitolitik sedangkan MHC 2 merupakan reseptor dari Limfosit helper. Apabila
dia berinteraksi dengan sel yang tidak memiliki MHC maka dia akan
menganggap sel tersebut sebagai zat asing. Sehingga sel T akan berdifensiasi
dan menyerang zat asing tersebut. Fungsi sel T helper adalah membantu
8
limfosit T, limfosit B, sel-sel non spesifik (sel NK). Sel NK ini diduga terlibat
dalam penghancuran non-spesifik sel-sel sasaran.
Ada beberapa macam jenis sel dan mekanisme seluler yang terlihat
dalam ekspresi atau pengaturan reaksi seluler. Jenis-jenis sel ini meliputi :
1) Limfosit T,
2) Makrofag,
9
3) Sel NK / Natural Killer (NK)
1. Sel T Helper,
10
1) Membantu sel B untuk membentuk antibody, mengaktifkan sistem
pertahanan adaptive humoral atau adaptive cytolitic,
2) Membantu perkembangan sel T sitotoksik,
3) Fasilitator sel-sel pertahanan lain dalam untuk melawan antigen.
11
4) Menghancurkan sel ganas dan sel histoimkompatibel yang
menimbulkan penolakan pada transplantasi.
12
limfosit-limfosit lain dan monosit-makrofag untuk berperan serta dalam
reaksi.
13
Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar
pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang
merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat
non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan
yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan
pada sel ragi.
c. Imunisasi polio
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari
suspense virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah
dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan
sukrosa
d. Imunisasi Hepatitis B
e. Imunisasi Campak
1) Vaksin rubella
14
Vaksin rubella yaitu vaksin yang ditekankan pada anak perempuan,
karena jika nantinya anak itu dewasa menikah lalu hamil dan terdapat virus
rubela di dalam tubuhnya maka bisa berakibat fatal pada janin yang
dikandungnya.
Vaksin berisi dua subtipe A yaitu H3N2 dan H1N1, serta virus tipe
B. Yang di gunakan untuk mencegah virus influenza yang datang setiap
tahun.
3) Vaksin Campak
4) Vaksin poliomyelitis
Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm
biakan sel-vero: asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium
klorida dan fenol merah.
5) Vaksin hepatitis A
6) Vaksin hepatitis B
7) Vaksin Varicella
Vaksin varicella yaitu vaksin yang di gunakan untuk mencegah cacar air.
15
8) Vaksin retrovirus
9) Vaksin rabies
Suatu vaksin yang dibuat dalam lini sel diploid yang berasal dari sel-
sel paru janin kera rhesus diijinkan di AS tahun 1988. Virus vaksin ini
diinaktivasi oleh β- propiolakton dan dipekatkan oleh adsorbsi dengan
aluminium fosfat. Vaksin yang mencegah penyakit rabies, selain itu vaksin
ini bisa mencegah simian immunodeficiency virus (SIV), penyakit
kekebalan tubuh yang mirip dengan HIV.
16
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
17
.DAFTAR PUSTAKA
xviii