IMUNODEFISIENSI
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur dipanjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Imunodefisiensi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Imunologi”. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ritha Widyapratiwi, S.Si., MARS., Apt dan semua
pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini memang masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk
penyusunannya maupun materinya. Kritik dari pembaca yang membangun sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
BAB IN
PENDAHULUAN
2.1.2.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari imunodefisiensi.
2. Mengetahui klasifikasi imunodefieinsi.
3. Mengetahui penyebab imunodefisisnesi.
4. Dapat mengetahui tanda dan gejala imunodefisiensi.
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang imunodefisensi.
6. Mengetahui pengobatan dan pencegahan imunodefisiensi.
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Imunodefisiensi
2.1.2.4 Pengertian imunodefisiensi
Imunodefisiensi adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon
imun mengalami penurunan jumlah dan fungsinya atau ketidakmampuan sistem imun
untuk merespon antigen. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada umumnya
disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder akibat penyakit
utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika, radiasi, obat-obatan
imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada usia lanjut dan malnutrisi
(Kekurangan gizi). Karena hal ini berkaitan dengan proses kekebalan tubuh kita dalam
menghadapi penyakit, maka imunodefisiensi dapat menyebabkan kita mudah sekali
menjadi sakit.
Penyebab defisiensi imun sangat beragam dan penelitian berbasis genetik berhasil
mengidentifikasi lebih dari 100 jenis defisiensi imun primer dan pola menurunnya terkait
pada Xlinked recessive, resesif autosomal, atau dominan autosomal Dalam penegakan
diagnosis defisiensi imun, penting ditanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya,
sejak masa kehamilan, persalinan dan morbiditas yang ditemukan sejak lahir secara
detail. Riwayat pengobatan yang pernah didapat juga harus dicatat, disertai keterangan
efek pengobatannya, apakah membaik, tetap atau memburuk. Bila pernah dirawat,
operasi atau transfusi juga dicatat. Riwayat imunisasi dan kejadian efek simpangnya juga
dicari.
Walaupun penyakit defisiensi imun tidak mudah untuk didiagnosis, secara klinis
terdapat berbagai tanda dan gejala yang dapat membimbing kita untuk mengenal
penyakit ini. Sesuai dengan gejala dan tanda klinis tersebut maka dapat diarahkan
terhadap kemungkinan penyakit defisiensi imun.
2.1.2.5 Klasifikasi imunodefisensi
Imunodefisiensi sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : imunodefisiensi
primer; dan Imunodefisiensi sekunder.
2.1.2.6 Imunodefisiensi Primer.
Imunodefisiensi ini merupakan imunodefisiensi yang disebabkan adanya
mutasi gen (faktor genetik). Sehingga dapat diturunkan dari orang tua ke anak-
anak. Imunodefisiensi ini juga dibawa penderitanya sejak lahir. Mutasi gen yang
terjadi bukan pada semua gen, tetapi pada gen-gen tertentu yang berperan dalam
respon imun. Imunodefisiensi primer bisa terjadi atau berdampak pada sel-sel
limfosit T, dan juga pada respon imun non spesifik/innate. Sindrom-sindrom yang
dihasilkan dari imunodefisiensi ini cukup bervariasi. Sindroma-sindroma ini juga
dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi penderitanya, mengganggu aktivitasnya
bahkan dapat mengancam jiwanya. Meskipun demikian sindroma-sindroma ini
merupakan penyakit yang jarang ditemukan. Sehingga penderitanya dapat
dimasukkan sebagai penderita penyakit langka (rare disease). Gangguan sistem
imunitas tersebut dapat dibedakan atas gangguan sistem imun adaptif (Defisiensi
sel T, Defisiensi se B dan Kombinasi defisiensi sel T serta sel B) dan gangguan
sistem imun alami (gangguan fagositik dan gangguan komplemen)
(McCusker,2011:2).
Para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 150 jenis imunodefisiensi
primer. Imunodefisiensi dapat mempengaruhi limfosit B, limfosit T, atau fagosit.
Gangguan imunodefisiensi, diantaranya:
a. Gangguan Kekebalan Sistem Imunitas Adaptif
Sel T dan sel B adalah sel utama dari sistem kekebalan adaptif tubuh. Sel B
memediasi produksi antibodi dan oleh karena itu memainkan peran utama dalam
antibodi-mediated (humoral) imunitas. Di sisi lain, sel T mengatur respon sel yang
dimediasi sistem imun. Cacat yang terjadi pada setiap pengembangan, diferensiasi
dan pematangan sel T mengarah pada gangguan immunodefisiensi sel T,
sedangkan cacat yang berkaitan dengan sel B mengarah pada pengembagan sel B
dan/atau gangguan hasil pematangan sel B (defisiensi antibodi), karena produksi
antibodi sel B yang diperantarai sel B membutuhkan fungsi sel T. Oleh karenanya
gabungan gangguan sel T dan sel B akan menyebabkan gangguan
immunodefisiensi sel B dan sel T( Combined Immunodeficiensies/ CIDs)
(McCusker,2011:2,Abbas,2006:465).
1. Macam macam imunodefisiensi primer
a) Imunodefisiensi pada sel limfosit T
Salah satu contoh penyakit imunodefisiensi jenis ini adalah Severe
Combined Immunodeficiency (SCID). Penyakit ini merupakan penyakit
kelainan respon imun yang disebabkan kegagalan pembentukan limfosit T
dan limfosit B yang fungsional. Akibat kegagalan ini adalah penderitanya
memiliki respon imun yang sangat lemah untuk melawan infeksi patogen.
Sehingga hal ini dapat mengancam jiwa dari penderita SCID.
2.1.3.3 Infeksi
Cacar air
Infeksi sitomegalovirus
Campak Jerman (rubella kongenital)
Infeksi HIV (AIDS)
Mononukleosis infeksiosa
Campak
Infeksi bakteri yang berat
Infeksi jamur yang berat
Tuberkulosis yang berat
2.1.3.6 Lain-lain
Sirosis karena alkohol
Hepatitis kronis
Penuaan yang normal
Sarkoidosis
Lupus eritematosus sistemik
1. Tes darah, yang dapat mengungkap kelainan dalam sistem kekebalan tubuh.
Tes termasuk mengukur sel-sel darah dan sel imun.
2. Identifikasi infeksi, untuk menganalisis infeksi dan penyebabnya apabila
pasien tidak merespon pengobatan standar.
3. Uji Pre-natal, dilakukan orangtua yang memiliki anak dengan gangguan
imunodefisiensi untuk melakukan pengecekan apakah gangguan tersebut juga
dialami janin pada kehamilan berikutnya.
KESIMPULAN
1. Imunodefisiensi adalah kondisi dimana salah satu atau beberapa komponen respon
imun mengalami penurunan jumlah dan fungsinya atau ketidakmampuan sistem imun
untuk merespon antigen.
2. Imunodefisiensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu imunodefisiensi primer dan
imunodefisiensi sekunder. Imunodefisiensi primer merupakan imunodefisiensi yang
disebabkan adanya mutasi gen (faktor genetik). Sehingga dapat diturunkan dari orang
tua ke anak-anak. Imunodefisiensi ini juga dibawa penderitanya sejak lahir.
Sedangkan imunodefisiensi sekunder merupakan akibat samping dari penyakit lain
atau disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurang gizi dan juga akibat pemakaian
obat. Penyakit ini berkembang umumnya setelah seseorang mengalami penyakit.
3. Penyebab imunodefisiensi diantaranya adalah penyakit keturunan dan kelainan
metabolisme, bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan, infeksi,
penyakit darah dan kanker, pembedahan dan trauma, dan lain-lain.
4. Gejala klinis yang menonjol pada Imunodefisiensi adalah infeksi berulang atau
berkepanjangan atau oportunistik atau infeksi yang tidak umum yang tidak
memberikan respon yang adekuat terhadap terapi antimikroba.
5. Pemeriksaan Penunjang Imunodefisiensi yaitu tes darah, identifikasi infeksi, dan uji
pre-natal.
6. Pengobatan immunodefisiensi termasuk pencegahan, pengobatan infeksi dan
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meliputi pola hidup sehat untuk melindungi
dari infeksi, pengobatan infeksi virus dan bakteri dengan antiviral dan antibiotik,
suntikan atau subkutan immunoglobin, pengobatan terbaik kekurangan sel T adalah
transplantasi sum-sum tulang belakang dari donor yang cocok pengobatan lain yang
masih dalam fase eksperimen termasuk, sitosin, transplantasi thymic, terapi gen dan
transplantasi sel induk.
DAFTAR PUSTAKA
1. International Patient Organitation (2012). Imunodefisiensi primer – Diagnosis
imunodefisiensi primer (edisi pertama). IPOP
2. https://www.google.co.id/books/edition/Imunologi_dan_Alergi_Hipersensitif/
TxNkDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PA195&printsec=frontcover (diakses 12
Oktober 2022)
3. https://www.google.co.id/books/edition/Penyakit_Gangguan_Sistem_Tubuh/
VDJtEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PA77&printsec=frontcover (diakses 12
Oktober 2022)
4. https://www.google.co.id/books/edition/Mikrobiologi_III_Imunologi/
RqP5DwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PT21&printsec=frontcover (diakses 12
Oktober 2022)
5. https://www.google.co.id/books/edition/Patofisiologi/KdJfk2qazVIC?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PA58&printsec=frontcover (diakses 12
Oktober 2022)
6. https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Patologi_Robbins_E_Book/
Yvn2DwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PA166&printsec=frontcover (diakses 18
Oktober 2022)
7. https://www.google.co.id/books/edition/Penyakit_Infeksi_di_Indonesia_Solusi_Kin/
xbGhDwAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=imunodefisiensi&pg=PA24&printsec=frontcover (diakses 18
Oktober 2022)
8. https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/04/AI07_Penyakit-
defisiensi-imun.pdf (diakses 18 Oktober 2022)