1. Sebutkan perbedaan Respon Imun Non Spesifik dan spesifik ( min 4 ) ?
Jawaban : a. Spesifik memiliki nilai resistensi membaik oleh infeksi yang berulang sedangkan non spesifik memiliki resistensi yang tidak berubah oleh infeksi b. Spesifik memiliki waktu respons yang lambat sehingga tidak siap sampai terpajan antigen sedangkan non spesifik memiliki waku respons yang selalu siap menit/jam. c. Spesifik memiliki respon memori menetap dan respon lebih cepat pada infeksi serupa berikutnya sehingga perlindungan lebih baik pada pajanan ulang sedangkan non spesifik tidak memiliki respon memori d. Spesifik harus memiliki pajanan sebelumnya sedangkan non spesifik tidak perlu memiliki pajanan 2. Sebutkan Komponen –komponen Imunitas Non spesifik dan fungsinya a. Kulit : kulit memiliki sel-sel epitel yang sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh bakteridan virus kecuali kulit jika sudah terluka, karena kulit memiliki kondisi sedikit asam dengan pH 5 dan suhu kurang dari 37 derajat kondisi ini akan menyulitkan bakteri dan virus untuk dapat tetap hidup di permukaan kulit. b. Membran mukosa : membran mukosa melapisi saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran kemih dan saluran ekskresi. Sama seperti kulit membran mukosa tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus karena antara satu membran dan membran lain sangat rapat. c. Silia : merupakan penonjolan tipis yang berfungsi untuk menggerakan lendir yang berhasil menangkap kotoran-kotoran kecil agar keluar dari paru-paru dan menggerakan sel telur sepanjang tub uterina, sehingga virus dan bakteri tidak dapat masuk. d. Batuk : merupakan respon alamiah dari tubuh yang berfungsi menjaga paru-paru dan saluran pernapasan agar tetap dalam kondisi yang baik, sehingga bakteri dan virus yang mengendap dapat dikelaurkan melalui batuk. e. Bersin : merupakan cara tubuh untuk membersihkan iritasi akibat kuma, serbuk sari atau benda asing yang masuk melalui hidung dan tenggorokan dengan mengeluarkan puluhan ribu droplet dari hidung. 3. Sebutkan Sel sel imun yang mempunyai peran Fagositosit dan kadar jumlahnya diperedaran darah ? Jawaban : Sel-sel fagositosis ialah menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis sel darah putih yang dapat melakukan fagositosis adalah neutrofil, eosinofil dan sel pembukuh alami. Jika sel telah dirusak oleh antigen maka sel tersebut akan mengirimkan sinyal kimiawi yang menarik sel fagositosit untuk datang 4. Jelaskan apa yang dimaksud sistim komplemen sebutkan cara pengaktifan sistem kompleman Jawaban : protein dalam serum darah yang bereaksi berjenjang sebagai enzim untuk membantu sistem kekebalan seluler dan sistem kekebalan humoral untuk melindungi tubuh dari infeksi. Sistem komplemen merupakan salah satu sistem yang berfungsi sebagai mekanisme efektor utama pada imunitas humoral, sistem ini juga berperan untuk mempertahankan imunohomeostasis. Aktivasi sistem komplemen akan menghasilkan banyak molekul dengan aktivitas biologis yang ampuh yang dirancang untuk membantu respon imun pada berbagai tahapan, diantaranya: opsonisasi dan fagositosis yang diperantarai oleh komplemen, stimulasi respon inflamasi, cytolysis yang diperantarai oleh formasi membrane attack complex (MAC) serta produksi anaphylatoxin. Aktivasi komplemen terjadi melalui 3 jalur, yaitu jalur klasik, jalur alternatif dan jalur lektin. Ketiga jenis jalur aktivasi komplemen ini memiliki persamaan yaitu pada terbentuknya C3 convertase, yang membelah molekul C3 menjadi C3b (fragmen yang besar) dan C3a (fragmen yang lebih kecil). Molekul C3b dan iC3b (merupakan produk hasil pemecahan molekul C3b) terikat pada permukaan sel dan berperan sebagai opsonin untuk fagosit melalui reseptor CR1, CR3, CR4 dan CRIg. Proses proteolisis molekul iC3b akan menghasilkan C3c dan C3dg/C3d, fragmen ini kemudian akan dikenali oleh reseptor CR2. Sebagai tambahan, molekul C3b dapat terikat secara kovalen dengan C3 convertase untuk membentuk C5 convertase, yang kemudian berfungsi untuk membelah molekul C5 menjadi C5b dan C5a. Fragmen C5a akan dilepaskan, sedangkan fragmen C5b akan tetap terikat di protein komplemen yang terdapat di permukaan sel. C5b memiliki kemampuan untuk mengikat molekul protein selanjutnya yang ada di kaskade, yaitu molekul C6 dan C7. Kompleks C5b,6,7 kemudian akan berikatan dengan C8 (kompleks C5b-8), pada akhirnya kompleks ini akan berikatan dengan komponen paling akhir dari kaskade komplemen yaitu molekul C9 membentuk formasi membrane attack complex (MAC), yang dapat membunuh atau menstimulasi sel di tempat MAC ini terbentuk