Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PATOFISIOLOGI

GANGGUAN IMUN
Dosen Pembimbing : Dr. Hendratna M.T., M.Kes.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 02

1. Dwi Suprianto (210208074 / 21A1)


2. Oktawiani Catur Widiasti (210208078 / 21A2)
3. Praditta Deva Maharani (210208079 / 21A2)
4. Siti Aprilia (210208080 / 21A2)
5. Uut Yuliana (210208081 / 21A2)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DUTA BANGSA

SURAKARTA

2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah berjudul
“Gangguan Imun” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas pada Dr. Hendratna M.T., M.Kes. Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Duta Bangsa Surakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta , 28 November 2021

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 3


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 5
A Latar Belakang ............................................................................................. 5
B Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C Tujuan .......................................................................................................... 5
D Manfaat ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
A Sistem Imun ................................................................................................. 6
B Imunisasi ...................................................................................................... 7
C Kelainan fungsi imun ................................................................................... 8
a) .Lupus eritematosus sistemik ........................................................... 8
b) Arteritis reumatoid ......................................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 12
A Kesimpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

4
BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Imunitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki tubuh untuk
menyerang toksin atau organisme seperti virus yang cenderung akan
merusak organ dan jaringannya (Syarifuddin, Imunologi Dasar : Prinsip
Dasar Sistem Kekebalan Tubuh... hal.1). Kondisi stress (pikiran) juga
cenderung meningkatkan kemungkinan individu untuk terkena penyakit
infeksi dan menurunnnya imunitas. Lingkungan dapat menjadi factor yang
mempengaruhi sistem imunitas tubuh. Usia sangat berpengaruh sekali
pada imunitas tubuh. Seperti sel-sel lain, pada umumnya sel-sel imun juga
berada pada aktivitas puncaknya saat individu sudah dewasa.

B Rumusan Masalah
Apakah menjaga imunitas sangat penting untuk tubuh dengan usia
yang semakin bertambah ?

C Tujuan
Mampu memberi penyuluhan bagi pasien yang sedang sakit dan
keluarga pasien.

D Manfaat
Menambah ilmu tentang pentingnya menjaga imunitas tubuh serta
cara tepat menangani pasien dengan tingkat imunitas rendah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A Sistem Imun

Banyak ancaman penyakit dari luar tubuh yang menyerang sistem


imun seperti pertahanan tubuh (barrier anatomis, sel fagosit, sistem
imun spesifik interleukin, interferon, berbagai antibodi). Penyakit
sistem imun ini menyerang organ sistem imun yang paling utama.
Organ utama sistem imun limfoid (thymus, lien, sumsum tulang)serta
sistem limfatiknya ( limpa, limfonodi, tonsil dan pembuluh limfe).
Imunitas non spesifik terdiri dari pertahanan fisik dan pertahanan
kimia. Pertahanan fisik berupa barier anatomis : kulit dan mukosa, silia
atau bulu getar, batuk, bersin, serta demam. Adapun pertahanan kimia
berupa garam, lisozim (air mata, air liur, dan cairan lainnya), interferon
(protein yang dibuat oleh berbagai sel dari sistem kekebalan tubuh,
termasuk sel darah putih).
Respon imunitas non spesifik adalah respon inflamasi. Respon
inflamasi terjadi di tubuh memunculkan gejala rubor(kemerahan),
dolor (sakit atau nyeri), calor(panas), tumor(bengkak). Respon
inflamasi zat pro-inflamasi : histamin (zat kimia yang diproduksi oleh
sel-sel darah putih ketika mengalami alergi), serotonin (Hormon
serotonin berperan sebagai neurotransmiter, yaitu pengantar sinyal
antarjaringan saraf), bradikinin (Bradikinin sebagai mediator inflamasi
memiliki peranan penting dalam dilatasi pembuluh darah (yang
fungsinya sama seperti histamin) dan merupakan senyawa utama yang
menyebabkan rasa nyeri pada reaksi peradangan).
Adapun cara untuk mengurangi respon inflamasi, respon inflamasi
yang merugikan badai sitoksin (Badai sitokin (cytokine storm) terjadi
ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam
6
jangka waktu yang sangat cepat), Antihistamin adalah kelompok obat
yang digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala akibat reaksi
alergi, misalnya pada rhinitis alergi atau urtikaria.
Imunitas spesifik ada 2 imunitas humoral terjadi saat sistem imun
merespon antigen dengan memproduksi antibodi terlarut di plasma,
imunitas seluler terjadi proliferasi limfosit kemudian bergerak ke lokasi
antigen.
Respon imun primer dan sekunder serta reaksi anafilaksis, primer
pertama kali terjadi setelah terpajan antigen ; waktu 2 minggu ; antibodi
igm, sekunder pajanan selanjutnya ; cepatdan efisien ; sel t dan b aktif ;
antibodi igg , reaksi anafilaksis melibatkan ige sel mast dan basofil
degradasi mediatorpro-inflamasi kolaps dan syok.

B Imunisasi

Usaha menggunakan antigen non- patogen guna menimbulkan


respon imun primer dgn pembentukan sel memori utk memproduksi
antibodi yg efektif. perbedaan vaksinasi dan imunisasi. Perbedaan
vaksinasi adalah pemberiannya tanpa jaminan hasil akhir dan imunisasi
adalah pembentukan antibodi yang dapat diukur.
imunitas aktif berupa hasil dari infeksi alamiah atau vaksinasi ; bertahan
lama jika imunitas pasif berupa pemindahan antibodi dari individu yg
imun ke yang non-imun ; bertahan lebih singkat.
Vaksin merupakan salah satu cara terpenting dan tepat guna untuk
mencegah penyakit dan menjaga kondisi tubuh. Vaksin, yang juga
sering disebut imunisasi, mengambil keuntungan dari fungsi unik yang
dimiliki tubuh dalam mempelajari dan melawan kuman-kuman
penyebab penyakit. Vaksin membantu menciptakan kekebalan tubuh
untuk melindungi dari infeksi tanpa mengakibatkan efek samping yang
membahayakan. Jenis vaksin yang sering digunakan ekstra tak hidup

7
(DPT, TT), patogen hidup dilemahkan (campak, parotitis, rubela, dan
polio), sintetik atau rekombinan rekayasa genetik (hepatitis A/B,
varicela).

C Kelainan fungsi imun

Kelainan dapat terjadi, respon yang berlebihan pun dapat


berbahaya diantaranya alergi klasik seperti asma, sengatan serangga,
sitotoksisitas (senyawa sitotoksik merupakan suatu senyawa yang dapat
merusak sel normal atau sel kanker serta digunakan untuk menghambat
pertumbuhan dari sel tumor maligna) yang diperantarai komplemen
tranfusi inkompatibel, dan reaksi kompleks imun diabetes mellitus 1,
artitis rematoid hipersensitivitasi lambat penolakan transplatasi.
Kelainan pada fungsi imun juga menyebabkan penyakit autoimun :

a. Lupus eritematosus sistemik


Penyakit lupus atau lupus eritematosus adalah penyakit
autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa
bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak. Lupus
bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh
wanita. Pada kondisi normal, sistem imun akan melindungi tubuh
dari infeksi atau cedera. Namun, saat seseorang mengalami
penyakit autoimun, seperti lupus, sistem imun justru menyerang
sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat.
Lupus memiliki beberapa jenis, yaitu SLE (systemic lupus
erythematosus), cutaneus lupus (lupus pada kulit), drug induced
lupus (lupus akibat obat), dan neonatal lupus. Penyebab lupus
belum diketahui secara pasti. Kombinasi dari faktor genetik dan
lingkungan sering dikaitkan dengan terjadinya lupus. Beberapa
pemicu dari munculnya gejala lupus adalah paparan sinar
matahari, penyakit infeksi, atau obat-obatan tertentu, resiko
8
terjadinya lupus juga meningkat jika seseorang berjenis kelamin
wanita, berusia 15–45 tahun, dan memiliki anggota keluarga
dengan penyakit lupus. Perlu diingat, lupus bukanlah penyakit
menular.
Gejala Lupus Lupus dapat menyebabkan peradangan di
berbagai organ dan bagian tubuh. Hal ini menyebabkan gejala
lupus bisa sangat beragam dan berbeda antara satu penderita
dengan penderita lain. Meski demikian, terdapat sejumlah umum
yang bisa terjadi, yaitu:
a) Nyeri dan kaku sendi
b) Ruam di kulit, sering terjadi di pipi dan hidung
c) Kelelahan yang tidak diketahui sebabnya
d) Kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari
e) Penurunan berat badan
f) Demam tanpa sebab yang jelas
g) Pucat pada jari tangan atau jari kaki
h) Sariawan
Lupus adalah penyakit yang sulit didiagnosis. Dokter akan
melakukan tanya jawab, pemeriksaan fisik untuk melihat tanda
dan gejala yang timbul, serta melakukan pemeriksaan penunjang,
untuk mendiagnosis penyakit ini. Beberapa pemeriksaan
penunjang yang akan dilakukan untuk memastikan lupus adalah
tes lab (tes darah, tes urine, biopsi), dan pemindaian, seperti
Rontgen. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk memastikan
adanya antibodi ANA (antinuclear antibody) yang meningkat
nilainya pada penderita penyakit autoimun. Lupus tidak bisa
disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
meredakan keluhan, mencegah munculnya gejala, dan
menghambat perkembangan penyakit.
Pengobatan akan dilakukan dengan beberapa cara, antara
lain pemberian obat-obatan, penerapan pola hidup sehat, dan
9
pengelolaan stres dengan cara yang positif. Lupus tidak dapat
dicegah. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menurukan risiko terkena lupus atau mencegah kambuhnya
keluhan dan gejala, misalnya dengan menerapkan gaya hidup
sehat, menghindari pemicu lupus, dan melakukan kontrol
kesehatan ke dokter secara berkala.

b. Arteritis reumatoid
Rheumatoid arthritis adalah peradangan sendi akibat sistem
kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri. Radang
sendi ini menimbulkan keluhan bengkak dan nyeri sendi, serta
sendi terasa kaku. Rheumatoid arthritis lebih sering diderita oleh
wanita, terutama yang berusia antara 40 hingga 60 tahun, dan
biasanya terjadi simetris pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh.
Gejala rheumatoid arthritis terkadang bisa mirip dengan penyakit
lain, contohnya osteoarthritis dan polimialgia reumatik.
Penyebab Rheumatoid Arthritis, Rheumatoid Arthritis
tergolong penyakit autoimun. Meski penyebab kondisi autoimun
tersebut belum dapat diketahui secara pasti, namun diduga kondisi
ini dapat terjadi karena faktor genetik. Penderita rheumatoid
arthritis biasanya memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang
sama. Di sisi lain, dokter juga menyangka faktor lingkungan atau
paparan bahan kimia dapat memicu terjadinya kondisi ini.
Penanganan Rheumatoid Arthritis perlu ditangani dengan
baik untuk mencegah pengikisan tulang dan kelainan bentuk sendi.
Selain menimbulkan keluhan radang sendi, rheumatoid arthritis
juga bisa menimbulkan keluhan pada kulit, mata, paru-paru,
jantung, serta pembuluh darah. Langkah penanganan dapat
dilakukan dengan penanganan mandiri di rumah. Selain itu, dokter
juga dapat memberikan obat sesuai tingkat keparahan penyakit
dan terapi agar penderita dapat lebih mudah melakukan kegiatan

10
sehari-hari. Namun jika pemberian obat belum bisa mengatasi
gejala, maka dokter dapat melakukan prosedur operasi.

Kelainan fungsi imun atau penyakit imun dapat menyebabkan


imuno depresi yang disebabkan gaya hidup, lingkungan, virus (HIV),
obat-obatan, kelainan genetik, psikologis, dan penuaan. Transplantasi
adalah operasi untuk memindahkan organ sehat dari seorang pendonor
untuk ditransplantasikan ke orang lain (penerima) yang mengalami
kerusakan organ. Hal ini biasanya dilakukan untuk menyelamatkan hidup
orang yang menerima transplantasi organ. Prosedur transplantasi organ
yang telah dilakukan saat ini di antaranya transplantasi ginjal, pankreas,
hati, jantung, paru-paru, dan usus halus. Dalam situasi khusus,
transplantasi dobel juga dijalankan, misalnya ginjal dan pankreas atau
jantung dan paru-paru. Transplantasi ginjal adalah transplantasi yang
paling sering dilakukan untuk saat ini.

11
BAB III PENUTUP

A Kesimpulan

Sistem kekebalan tubuh (Imunitas) adalah sistem mekanisme pada


organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan
mengidentifikasi dan membunuh patogen serta seltumor. Sistem imun
terbagi dua berdasarkan perolehannya atau asalnya, yaitu :

a. Sistem Imun Non-spesifik (sistem imun alami)

b. Sistem Imun Spesifik (sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)

Cara mempertahankan kekebalan tubuh yaitu dengan cara :

1. Nutrisi yang sempurna. Setiap makanan yang kita makan harus


mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi dan sistem
imun saling berkaitan.

2. Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan. Tekanan psikologi


yang berkepanjangan dapat menggangu mekanisme sistem imun dalam
tubuh. Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon
kortisol yang jika berlebihan akan berdampak negatif bagi sistem
kekebalan tubuh kita.

12
DAFTAR PUSTAKA

Syarifudin. 2019. Imunologi Dasar ; Prinsip Dasar Sistem Kekebalan


Tubuh. Jakarta : Cendekia Publisher.
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/11630/8/Ni%27matul%20Khayati_Pemb
erian%20Makanan%20Sehat%20Untuk%20Imunitas%20Tubuh%20Anak%20Usia%2
0Dini%20Di%20Masa%20Pandemi%20COVID-
19%20%28Studi%20Kasus%20Keluarga%20di%20Desa%20Sibalung%20RT%2003
%20RW%2007%2C%20Kemranjen%2C%20Banyumas%29.pdf Diakses pada 28
November 2021 Pukul 19.22 WIB
https://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/download/18
82/1618 Diakses pada 28 November 2021 Pukul 19.27 WIB
https://www.alodokter.com/cara-meningkatkan-hormon-serotonin-untuk-
menghindari-depresi Diakses pada 28 November 2021 Pukul 20.26 WIB
https://hellosehat.com/sehat/operasi/mengenal-lebih-jauh-seputar-transplantasi-
organ/ Diakses pada 28 November 2021 Pukul 21.07 WIB
https://www.alodokter.com/lupus Diakses pada tanggal 28 November 2021
Pukul 21.39 WIB
https://www.alodokter.com/rheumatoid-
arthritis#:~:text=Rheumatoid%20arthritis%20adalah%20peradangan%20sendi,sendi%
2C%20serta%20sendi%20terasa%20kaku. Diakses pada tanggal 28 November 2021
Pukul 21.45 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai