Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENYAKIT LIMFATIK

Nama : Sovia Domini Nahak

Kelas : 1(c)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


TAHUN PELAJARAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena anugerah-Nya
yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi.
Sebelumnya penulis sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
bapak Albert Baumali S.kep.,M.kes. selaku dosen mata kuliah Hukum Perdata yang
memberikan arahan dan bimbingannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, penulis sangat berharap dukungan
serta sumbangsih pikiran baik berupa kritik maupun saran yang membangun.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis
pada khususnya maupun bagi yang memerlukan.

Kupang, 18 april 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
Mengetahui dan memahami,..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1. Infeksi.............................................................................................................................6
2.1.1. Defenisi penyakit infeksi..............................................................................................6
2.1.2. Penyebab Penyakit Infeksi...........................................................................................6
2.1.3. Tanda dab Gejala Penyakit Infeksi...............................................................................7
2.1.4. Patofisiologi / perjalanan penyakit infeksi...................................................................8
2.1.5. Pengobatan/ terapi infeksi............................................................................................8
2.2. Kanker.........................................................................................................................9
2.2.1. Defenisi kanker....................................................................................................9
2.2.2. Penyebab Kanker...............................................................................................10
2.2.3. Tanda dan gejala kanker.....................................................................................10
2.2.4. Patofisiologi.......................................................................................................11
2.2.5. Pengobatan / terapi kanker.................................................................................12
2.3. Akibat Penyumbatan Pada Penyakit Limfatik...........................................................12
2.3.1. Defenisi Akibat Penyumbatan pada Penyakit Limfatik.....................................12
` 2.3.2. Penyebab penyumbatan pada penyakit limfatik..............................................13
2.3.3. Tanda dan Gejala penyumbatan pada penyakit limfatik....................................13
2.3.4. Patofisiologi penyumbatan pada penyakit limftik..............................................13
2.3.5. Pengobatan penyumbatan pada penyakit limfatik..............................................14
BAB III PENUTUP.................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................16
3.2. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem limfatik merupakan suatu jalur tambahan tempat cairan dapat
mengalir dari ruang interstisial ke dalam darah. Hal yang terpenting, sistem
limfatik dapat mengangkut protein dan zat-zat berpartikel besar keluar
dari ruang jaringan, yang tidak dapat dipindahkan dengan proses absorpsi
langsung ke dalam kapiler darah. Pengembalian protein ke dalam darah dari
ruang interstisial ini merupakan fungsi yang penting dan tanpa adanya fungsi
tersebut, kita akan meninggal dalam waktu 24 jam.

Pembentukan cairan limfe berasal dari cairan interstisial yang mengalir ke dalam sistem
limfatik. Cairan limfe yang pertama kali mengalir dari setiap
jaringan mempunyai komposisi yang hampir sama dengan cairan interstisial.
Sistem limfatik juga merupakan salah satu jalan utama untuk obsorpsi zat
makanan dari saluran cerna terutama absorpsi lemak. Setelah menyantap
makanan berlemak cairan limfe dalam duktus torasikus kadang-kadang
mengandung 1-2 % lemak.

Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur


patogen (misalnya, bakteri, virus, fungi, protozoa, dan parasit) yang dapat
menyebabkan infeksi pad amanusia. Infeksi yang terjadi pada orang normal
umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini
disebabkan tubuh manusia memiliki suatu ruang sistem yang disebut sistem
imun, yang melindungi tubuh.

Fungsi sistem limfatik adalan transpor cairan untuk kembali ke dalam


darah dan berperan penting dalam pertahanan tubuh dan pertahanan terhadap
penyakit. Limfe merupakan cairan jaringan berlebih (cairan interstisial dari
darah) dibawa pembuluh limfe dan kembali ke aliran darah. Sistem ini
merupakan sistem satu jalur untuk menuju jantung, tidak ada pemompaan dari
pembuluh limfe dan pembuluh darah.

1.2 Rumusan Masalah

a) Infeksi
b) kanker
c) akibat penyumbatan pada penyakit limfatik

1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami,
1. Defenisi dari Infeksi,Kanker,dan akibat penyumbatan pada penyakit
limfatik

4
2. Penyebab dari Infeksi,Kanker,dan akibat penyumbatan pada penyakit
limfatik
3. Tanda dan gejala dari Infeksi,Kanker,dan akibat penyumbatan pada
penyakit limfatik
4. Patovisiologi/perjalanan penyakit dari Infeksi,Kanker,dan akibat
penyumbatan pada penyakit limfatik
5. Pengobatan/terapi

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Infeksi

2.1.1. Defenisi penyakit infeksi


Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikro pathogen,
yang bersifat sangat dinamis. Secara umum proses terjadinya penyakit
melibatkan 3 faktor yang saling berinteraksi yaitu : Faktor penyebab penyakit
(agen),factor manusia atau pejamu (host),dan factor lingkungan (Mazni
R,2008).

Data World Health Statistics menunjukan bahwa lebih dari 70%


kematian khususnya balita di sebabkan oleh penyakit infeksi ( seperti diare,
pneumonia, campak malaria ) dan malnutrisi.Menurut UNICEF penyakit
infeksi merupakan penyebab kematian utama. Dari 9 juta kematian pada balita
per tahunnya di dunia, lebih dari 2 juta di antaranya meninggal akibat penyakit
ISPA.

WHO melaporkan lebih dari 50% kasus penyakit infeksi berada di asia
tenggara dan sub-sahara afrika. Dilaporkan,tiga per empat kasus penyakit
infeksi pada balita berada di 15 negara berkembang.

2.1.2. Penyebab Penyakit Infeksi


Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti virus,
bakteri, jamur, atau parasit. Masing-masing penyakit infeksi memiliki
gejalanya tersendiri dan pengobatan yang berbeda-beda, tergantung
penyebabnya.

Setiap penyakit infeksi juga memiliki masa inkubasinya masing-masing. Masa


inkubasi adalah jeda waktu dari saat mikroorganisme masuk ke dalam tubuh
seseorang hingga orang tersebut menunjukkan gejala penyakit infeksi. Ada
yang memiliki masa inkubasi selama beberapa hari, bulan, hingga tahun.

a) Infeksi virus

Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa


penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak ditemukan di Indonesia
adalah ISPA, influenza, cacar, COVID-19, campak, hepatitis, demam
berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis.
Sedangkan, penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang ditemukan
termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS.

6
b) Infeksi bakteri

Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak


ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri adalah:

 Demam tifoid
 Tuberkulosis (TB)
 Pneumonia
 Meningitis
 Infeksi saluran kemih
 Difteri
 Batuk rejan (pertusis)
 Sepsis

c) Infeksi jamur

Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan
kelembapan yang tinggi. Beberapa contoh penyakit jamur yang sering
terjadi adalah athlete’s foot, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur
pada vagina. Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis
dan pneumonia.

d) Infeksi parasit

Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti
cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria,
giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis.

2.1.3. Tanda dab Gejala Penyakit Infeksi.

Hampir seluruh jenis infeksi dapat menimbulkan gejala serupa.


Beberapa gejala yang umum muncul akibat penyakit infeksi antara lain

 Batuk dan bersin.


 Demam.
 Peradangan.
 Muntah.
 Diare.
 Nyeri otot.
 Kelelahan.
 Kram.
Gejala-gejala di atas muncul karena tubuh sedang berupaya untuk membasmi
mikroorganisme yang menginfeksi.

7
2.1.4. Patofisiologi / perjalanan penyakit infeksi

Ada serangkaian peristiwa yang terjadi selama infeksi. Rantai peristiwa


tersebut meliputi beberapa tahapan, yang melibatkan agen infeksi, reservoir,
masuknya agen ke inang yang rentan, keluarnya agen dari inang tersebut, dan
penularan ke inang baru. Masing-masing mata rantai harus terjadi secara
berurutan agar infeksi dapat berkembang.
Infeksi dimulai ketika suatu organisme berhasil memasuki tubuh, lalu
tumbuh dan memperbanyak diri. Hal ini disebut kolonisasi. Sebagian besar
manusia tidak mudah terinfeksi. Orang-orang dengan sistem imun yang lemah
lebih rentan terhadap infeksi kronis atau persisten, sedangkan individu dengan
sistem imun yang tertekan sangat rentan terhadap infeksi oportunistik.
Umumnya, patogen masuk ke dalam tubuh inang melalui mukosa pada lubang
tubuh, seperti rongga mulut, hidung, mata, genitalia, anus, dan bisa juga masuk
melalui luka terbuka. Beberapa patogen dapat tumbuh di tempat awal masuk,
tetapi banyak yang bermigrasi dan menyebabkan infeksi sistemik pada organ
yang berbeda. Beberapa patogen tumbuh di dalam sel inang (intraseluler)
sedangkan yang lain tumbuh bebas dalam cairan tubuh.

2.1.5. Pengobatan/ terapi infeksi


berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang digunakan untuk
menagani penyakit infeksi:

a). Antibiotik

Antibiotik biasanya digunakna untuk mengobati penyakit infeksi


yang disebabkan oleh bakteri, seperti Streptococcus atau E. coli.

Jenis bakteri tertentu sangat rentan terhadap jenis antibiotik


tertentu. Penggunaan obat ini dilakukan jika dokter sudah
mengindentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan penyakit infeksi.

Walaupun bermanfaat, penggunaan antibiotik untuk pengobatan


penyakit infeksi yang berlebihan, dapat menyebabkan bakteri resisten.
Ini hanya akan membuat penyakit infeksi semakin sulit ditangani.

b). Antivirus.

Seperti namanya, obat antivirus digunakan untuk mengatasi


masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus. Tapi sayangnya, tidak
semua virus bisa ditangani menggunakan obat ini, seperti berikut.

- HIV/AIDS

- Herpes

- Hepatitis B

8
- Hepatitis C

- Influenza

 c). Antijamur

Nah, obat jenis ini bentuknya seperti salep dan harus dioleskan.
Obat jenis ini digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi akibat
jamur.

Sementara itu, beberapa penyakit infeksi yang menyerang


jamur, seperti paru-paru-paru atau selaput lendir, dapat diobati dengan
antijamur oral.

Infeksi jamur pada organ dalam lebih parah, terutama pada


orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Mereka mungkin
membutuhkan obat antijamnur yang diberikan melalui infus.

d). Antiparasit

Beberapa penyakit infeksi, seperti malaria yang disebabkan oleh


parasit. Meksipun sudah terdapat beberapa jensi obat-obatan yang
bsia menangani masalah ini, tetapi beberapa jenis parasit bisa
resistensi atau tidak mati jika terkena obat.

2.2. Kanker

2.2.1. Defenisi kanker

Kanker adalah sel yang tumbuh secara terus-menerus secara tidak


terkendali, tidak terbatas, dan tidak normal (abnormal). Secara normal, seluruh
tubuh melakukan pembelahan untuk membentuk jaringan sel yang kompak
demi terciptanya keseimbangan tubuh. Selain melakukan pembelahan, sel juga
memiliki teknik membaca pesan yang sama demi menjalankan fungsi sebagai
satu-kesatuan (Supriyanto,2014).
Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Pembelahan sel
ini tidak terkendali, sel-sel tersebut kemudian menyerang dan merusak jaringan
biologis lainnya baik dengan dengan pertumbuhan secara langsung dijaringan
yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(Sukardja,
Kesimpulan dari penjelasan diatas yaitu kanker merupakan proses
terjadinya perubahan sel yang abnormal secara berlebihan sehingga
mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh yang normal akan mati. Hal ini dapat
memicu sel kanker terus tumbuh dan tidak terkendali juga tidak pernah mati.

9
2.2.2. Penyebab Kanker
Penyebab utama kanker adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel
sehingga sel tersebut tumbuh tidak normal. Sebenarnya, tubuh memiliki
mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal ini. Namun, bila
mekanisme tersebut gagal, maka sel abnormal akan tumbuh secara tidak
terkendali.
Faktor yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker berbeda-beda,
tergantung pada jenis kankernya. Meski demikian, tidak ada jenis kanker yang
spesifik hanya dipicu oleh satu faktor.
Faktor yang diduga berisiko menyebabkan mutasi genetik pada sel-sel
normal dan kegagalan tubuh untuk memperbaikinya antara lain:

 Riwayat penyakit kanker dalam keluarga


 Usia di atas 65 tahun, meski sebagian jenis kanker lebih banyak terjadi
pada anak-anak
 Kebiasaan merokok
 Parapan radiasi, zat kimia (seperti asbes atau benzene), atau sinar
matahari
 Infeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV
 Paparan hormon dalam kadar tinggi atau jangka panjang
 Obesitas
 Kurang banyak bergerak dan tidak rutin berolahraga
 Penyakit yang menyebabkan peradangan jangka panjang, seperti kolitis
ulseratif.
 Daya tahan tubuh menurun, misalnya akibat menderita HIV/AIDS

2.2.3. Tanda dan gejala kanker

Gejala yang timbul akibat kanker juga bervariasi, tergantung pada jenis kanker
dan organ tubuh yang terkena. Beberapa keluhan yang sering dialami penderita
kanker adalah:

 Muncul benjolan
 Nyeri di salah satu bagian tubuh
 Pucat, lemas, dan cepat lelah
 Berat badan turun secara drastis
 Gangguan buang air besar atau buang air kecil
 Batuk kronis
 Memar dan perdarahan secara spontan
 Demam yang terus berulang

10
2.2.4. Patofisiologi.

Sukardja (2010), menjelaskan semua sel baik yang normal maupun sel kanker
membelah dalam diri suatu siklus sel. Namun, sel-sel yang normal didalam tubuh
berada pada keseimbangan antara kecepatan sel-sel tersebut untuk membelah dan
membentuk sel-sel baru dengan kecepatan kematian sel. Secara umum, sel-sel
dodalam tubuh terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :

a). Kelompok sel yang aktif berpoliferasi


b). Kelompok sel yang berdiferensiasi
c). Kelompok sel yang tidak aktif berfoliferasi (G0) yang dapat masuk
kedalam siklus sel dengan stimulasi tertentu.

Setiap sel memulai pertumbuhannya selama fase pasca-miotic (G1) dimana


enzim-enzim yang penting untuk produksi DNA, RNA, dan protein lain diproduksi.
Fase ini diikuti oleh fase sintesis DNA (S). setelah sintesis DNA lengkap, sel masuk
fase pra-miotik (G2) dimana terjadi sintesis protein dan RNA lebih lanjut. Fases ini
diikuti fase mitosis (M) dimana pembelahan sel terjadi, satu sel akan membelah
menjadi dua sel. Sel kemudian memasuki fase G1 kembali. Sel yang berada pada fase
G1 dapat memasuki fase istrahat (G0).
Kanker muncul dari lesi genetic yang menyebabkan pertumbuhan atau
pembelahan sel yang berlebihan yang tidak diiringi dengan kematian sel yang
adekuat. Kegagalan diferensiasi selular menyebabkan perubahan posisi selular dan
kapasitas untuk untuk berproliferasi. Secra normal, sel-sel akan dirangsang unuk
memasuki siklus sel dari G0 atau tetap berada di siklus sel bawah pengaruh sinyal-
sinyal tertentu seperti oleh faktor pertumbuhan, sitokin dan hormone. Sel kemudian
memasuki G1 dan fase S setelah melalui titik pemeriksaan untuk memastikan bahwa
gen-nya siap melakukan replikasi. Enzim-enzim kinase tergantung siklin (cyclin-
dependent kinase, CDKs) adalah enzim yang berperan mengatur perjalanan sel
memasuki setiap fase dalam siklus sel. Salah satu titik pemeriksaan terpenting agar sel
dapat sel dapat memasuki fase S adalah yang diatur oleh produk dari gen pensupresi
tumor p53. Produk gen ini merupakan inhibitor CDK 4 dan 6. Enzim CDK 4 dan 6
yang teraktivasi akan menfosforilasi produk gen renoblastoma (pRb). pRb yang
terfosforilasi akan melepaskan E2FS yang berperan dalam menyelesaikan replikasi
DNA selama fase S. selama fase G2, CDK2 bersama-sama dengan siklin A dan E
memastikan bahwa sintesis DNA yang benar telah lengkap. Sel selanjutnya akan
memasuki fase M dibawah pengaruh CDK1 dan siklin B.
Poliferasi sel kanker juga diatur oleh protoonkogen yang dalam keadaan aktif
akan menyebabkan pertumbuhan sel. Onkogen dapat menjadi 2 kelompok, 1)
onkogen yang bekerja di sitoplasma untuk mengganggu sinyal faktor pertumbuhan
normal, ras, raf, dan enzim tirosin kinase dari src, erbB tau sis; 2) onkogen inti, yang
mengubah kontol transkripsi gen, seperti jum, fos, myc, dan myb. Gen pensupresi
tumor, seperti p53 dan pRb bekerja mengahambata atau mencegah terjadinya
pertumbuhan sel yang tidak teratur akibat aktivitas proto-onkogen tersebut.
Selanjutnya, kapasitas sel untuk membelah diatur oleh aktivitas telomerase yang
mengatur replikasi kromosom. Kapasitas invasi dan metastasis dipengaruhi oleh
kerjasama antara metaloprotease untuk menarik sel stroma pejamu pada tempat invasi
melalui tumor-induced angiogenesis.

11
2.2.5. Pengobatan / terapi kanker

Jenis pengobatan yang akan dipilih dokter tergantung pada beberapa hal, mulai
dari jenis kanker, letak kanker, stadium kanker, kondisi kesehatan pasien secara
umum, dan keinginan pasien.
Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

 Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan memberikan obat-obatan untuk membunuh sel
kanker.
 Operasi
Operasi kanker dilakukan dengan memotong dan mengangkat jaringan kanker.
 Radioterapi
Radioterapi dilakukan dengan memaparkan sinar radiasi untuk membunuh sel-sel
kanker. Radioterapi terdiri dua jenis, yaitu radiasi dari mesin yang berada di luar
tubuh (radioterapi eksternal) atau radiasi dari alat implan yang dipasang di dalam
tubuh (brakiterapi).
 Transplantasi sumsum tulang
Lewat prosedur ini, sumsum tulang pasien akan diganti dengan sumsum tulang
baru dari pendonor agar dapat menghasilkan sel baru yang normal dan bebas
kanker.
 Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis bertujuan untuk mengaktifkan sistem imun pasien
untuk melawan kanker.
 Terapi hormon
Beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan kanker prostat, dipicu oleh
hormon. Oleh sebab itu, menghambat hormon pemicu tersebut dapat menghentikan
pertumbuhan sel kanker.
 Targeted drug therapy
Terapi target dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang mampu
menghambat mutasi genetik pada sel.

Perlu diketahui bahwa pengobatan kanker di atas dapat menyebabkan


berbagai efek samping, salah satunya adalah berkurangnya jumlah sel darah putih
sehingga tubuh pasien rentan terkena infeksi.

2.3. Akibat Penyumbatan Pada Penyakit Limfatik

2.3.1. Defenisi Akibat Penyumbatan pada Penyakit Limfatik

Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi


mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh, terutama antarkelenjar
limfa. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Limfa atau getah bening adalah
cairan jernih kekuning-kuningan yang berisi sel-sel darah putih, keping darah,

12
dan fibrinogen. Kandungan fibrinogen pada limfa menyebabkan limfa mampu
membeku. Cairan getah bening tidak selalu berada di dalam pembuluh limfa,
oleh karena itu disebut sebagai peredaran terbuka.[1][2] Cairan ini kemudian
dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa
dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Aliran cairan limfa tidak dipompa
oleh jantung seperti pada peredaran darah, tetapi mengalir karena desakan
otot-otot rangka di sekitar pembuluh limfa.
` 2.3.2. Penyebab penyumbatan pada penyakit limfatik

Penyumbatan dalam sistem limfatik dapat menyebabkan terjadinya


pembengkakan akibat penumpukan cairan getah bening atau limfedema.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada
pembuluh getah bening yang rusak, misalnya karena cedera, radioterapi, atau
operasi pengangkatan kelenjar getah bening. Penyumbatan saluran limfatik
juga dapat disebabkan oleh infeksi cacing, misalnya pada penyakit filariasis.
2.3.3. Tanda dan Gejala penyumbatan pada penyakit limfatik

Gejala utama obstruksi limfatik adalah pembengkakan yang persisten


(kronis), biasanya pada lengan atau kaki.
2.3.4. Patofisiologi penyumbatan pada penyakit limftik

Patofisiologi lymphedema melibatkan dua proses, ketidakseimbangan


produksi dan pengeluaran limfa, serta kerusakan jaringan.

a). Fisiologi Saluran Limfatik


Untuk mengetahui patogenesis dan patofisiologi lymphedema,
kita harus mengetahui fisiologi saluran limfatik. Pembuluh limfa
merupakan sistem dengan tekanan yang rendah. Ukuran pembuluh
limfa bervariasi. Pada pembuluh limfa yang besar, terdapat otot polos
kontraktil untuk membantu aliran limfa. Aliran pada sistem limfatik
menghubungkan ruang interstisial dengan organ limfoid, menuju
sirkulasi sentral.

b). Ketidakseimbangan antara Produksi dan Pengeluaran Limfa


Ketidakseimbangan antara produksi limfa dan pengeluarannya
menjadi proses yang sangat penting pada patogenesis dan patofisiologi
lymphedema. Lymphedema muncul akibat kegagalan pengeluaran
limfa akibat gagalnya transpor limfatik. Hal ini dapat disebabkan oleh
kerusakan kongenital, destruksi anatomi akibat tumor, operasi, dan

13
radioterapi, serta defisiensi fungsional. Edema muncul sebagai
manifestasi klinis dari kegagalan transpor tersebut. Edema pitting
disebabkan oleh terkumpulnya cairan di ruang interstisial.

c. Kerusakan Jaringan
Kerusakan jaringan pada lymphedema disebabkan oleh inflamasi
kronis yang dimediasi monosit, makrofag, limfosit, dan sel dendritik,
kurangnya tekanan oksigen akibat cairan yang penuh protein, serta
proliferasi jaringan stroma dan parenkim dengan peningkatan
penyimpanan substansi pada matriks ekstraseluler. Selain itu, kerusakan
yang terus menerus dapat menyebabkan kegagalan kapasitas transport
limfatik. Hal ini lama-kelamaan akan menyebabkan penebalan jaringan
kutan serta hiperselularitas, fibrosis, dan peningkatan jaringan adiposa
subfascial dan jaringan subkutan yang patologis.
Hal ini menyebabkan limfangitis serta kerusakan kulit pada pasien
lymphedema. Edema yang terjadi juga berubah dari
edema pitting menjadi non-pitting. Hal ini menandakan bahwa
lymphedema sudah berada di stadium akhir.
2.3.5. Pengobatan penyumbatan pada penyakit limfatik

Pengobatan limfedema bertujuan untuk meredakan gejala yang diderita oleh


pasien dan mengurangi pembengkakan. Tujuan lainnya adalah untuk mencegah
infeksi dan mencegah pembengkakan makin parah. Metode yang dapat dilakukan
oleh dokter meliputi:

a). Terapi mandiri

Beberapa terapi yang digunakan untuk mengatasi limfedema secara


mandiri di rumah adalah:

 Memosisikan tungkai atau lengan yang bermasalah lebih tinggi daripada


jantung saat berbaring, untuk meredakan nyeri atau gejala
 Berolahraga ringan untuk melenturkan otot yang bermasalah dan
membantu mengurangi cairan getah bening yang menumpuk
 Berhati-hati saat menggunakan benda tajam agar lengan atau tungkai
tidak terluka

14
 Menjaga kebersihan bagian tubuh yang bengkak serta tidak berjalan
tanpa alas kaki

b). Terapi khusus

Sejumlah terapi khusus yang dapat dilakukan untuk mengatasi limfedema


antara lain:

 Pneumatic compression, yaitu alat yang dililitkan di lengan dan tungkai


untuk memompa dan memberikan tekanan secara berkala sehingga cairan
getah bening bisa mengalir lebih lancar
 Compression garments, yaitu stoking khusus yang berfungsi menekan
lengan atau kaki yang bermasalah agar cairan limfe dapat keluar
 Manual lymph drainage, yaitu teknik pijat manual yang dilakukan oleh
tenaga medis untuk melancarkan aliran cairan limfe
 Complete decongestive therapy (CDT), yaitu kombinasi beberapa jenis
terapi yang disertai penerapan pola hidup sehat

15
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem limfatik berperan penting dalam membentuk kekebalan atau imunitas
tubuh. Di dalam ini sistem ini, terdapat berbagai organ yang bertugas untuk
menghasilkan, menyimpan, dan menyebarkan sel darah putih ke berbagai bagian tubuh
guna melawan kuman penyebab penyakit.
Sistem limfatik terdiri dari kelenjar dan pembuluh yang bekerja sama untuk
mengalirkan cairan getah bening ke sistem peredaran darah. Sistem limfatik termasuk
bagian utama dalam sistem

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini kurang dari sempurna.
Oleh sebab itu penulis berharap untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya penulis dapat
menulisnya dengan baik

16
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/44863/3/Prianka_Bayu_Putra_22010110130167_Bab2KTI.pdf

https://www.alodokter.com/penyebab-penyakit-infeksi-penyebaran-dan-tips-pencegahannya

https://hellosehat.com/infeksi/penyakit-infeksi/

https://health.grid.id/read/353154754/ragam-pengobatan-penyakit-infeksi-yang-disesuaikan-
dengan-penyebabnya?page=all

https://www.alodokter.com/penyakit-kanker

https://health.kompas.com/penyakit/read/2021/12/19/130000168/obstruksi-limfatik-
limfedema-

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/lymphedema/patofisiologi

17

Anda mungkin juga menyukai