PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
2022
PROPOSAL TUGAS AKHIR
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
04.03.19.370
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Direktur
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun Proposal Tugas Akhir dengan judul Efektivitas Model
Harapan Kita Kabupaten Pasuruan. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
1. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt, M.Si selaku Direktur POLBANGTAN Malang.
3. Dr. Sad Likah, S.Pt, MP., selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan dan
Kesejahteraan Hewan.
6. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan yang telah
7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifat nya membangun demi kesempuranaan
Proposal ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.............................................................................................................9
2.2.1 Aspek Teknis....................................................................................................9
2.2.1 Aspek Penyuluhan..........................................................................................11
2.3 Kerangka Pikir.......................................................................................................15
3.1 Lokasi dan Waktu.......................................................................................................18
3.1.1 Lokasi Penelitian..................................................................................................18
3.1.2 Waktu Pelaksanaan...............................................................................................18
3.2 Metode Penetapan Sampel Sasaran Penyuluhan.........................................................18
3.2.1 Populasi dan Sampel Sasaran.........................................................................18
3.2.2 Jenis dan Sumber Data...................................................................................19
3.1 Analisis Data..............................................................Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Garis Kontinum......................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Desain Penyuluhan.................................................................................................19
3.3.1 Metode Penetapan Sasaran.............................................................................21
3.3.2 Metode Penetapan Materi Penyuluhan...........................................................21
3.3.3 Penetapan Metode Penyuluhan.......................................................................22
3.3.4 Penetapan Media Penyuluhan.........................................................................22
3.3.5 Metode Pelaksaan Penyuluhan.......................................................................22
3.3.6 Metode Evaluasi.............................................................................................23
3.4 Batasan Istilah............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25
v
BAB I
PENDAHULUAN
Itik merupakan salah satu unggas yang dipelihara oleh peternak dengan cara diangon
cara diangon pada lokasi pesawahan yang telah dipanen telah berlangsung sejak lama
sebagai sumber pakan tambahan bagi peternak untuk mengurangi biaya produksi. Dalam
budidaya itik petelur yang baik harus diperhatikan kaidah kesehatan hewan khususnya
mitigasi wabah penyakit. Kaidah kesehatan hewan antara lain: situasi penyakit, tindakan
36/Permentan/OT.140/3/2007).
Avian Influenza (AI) merupakan virus penyebab penyakit infeksius pada unggas yang
mengakibatkan kerugian ekonomi secara signifikan. Peningkatan kasus HPAI H5N1 pada
unggas kembali dilaporkan pada 2016, namun tidak dilaporkan adanya kasus pada manusia
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
Pengamanan tersebut antara lain meliputi penerapan biosekuriti, pengebalan hewan, serta
1
Desa Kejapanan merupakan Desa yang memiliki jumlah populasi itik yang selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 sebesar 4.478 sedangkan pada tahun 2019
Kecamatan Gempol menjadi salah desa yang mendukung dalam pemeliharaan itik petelur,
baik dari segi sarana dan prasarana, lokasi, dan sumberdaya yang mendukung.
mengembangkan ternak itik petelur dengan jumlah 15 anggota. Model peternakan itik
petelur yang dipelihara yaitu secara semi intensif, namun setelah diadakannya IPW bisa
dikatakan kurang memperhatikan kesehatan itik baik dari segi biosecurity, sanitasi, maupun
vaksinasi pada ternak yang dipelihara. Dampak yang yang dialami oleh Kelompok Ternak
Harapan Kita adalah ditemukannya ternak yang terserang AI (Avian Influenza) pada ternak
yang dipelihara dengan subtipe H5N1. Avian influenza (AI) atau yang biasa dikenal sebagai
penyakit flu burung merupakan jenis penyakit yang bersifat patogen dengan menyerang
Setelah dilakukan Identifikasi Potensi Wilayah diketahui masalah yang dihadapi oleh
Kelompok Ternak Harapan Kita adalah terjadinya deplesi pada beberapa ternak itik petelur
dengan indikasi penyakit Avian Influenza di kelompok ternak Harapan Kita. Beberapa
peternak itik di Kelompok Ternak Harapan Kita juga belum mempunyai ilmu teori dan
praktek sebagai pedoman dalam mitigasi virus Avian Influenza, baik biosecurity, sanitasi,
maupun vaksinasi. Banyak peternak itik petelur di Kecamatan Gempol yang memiliki
cara managemen
2
pemeliharaan itik petelur khususnya pada kesehatan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini
menyebabkan dari masyarakat di Kelompok Ternak Harapan Kita pada umumnya merasa
kebingungan harus mengikuti manajemen kesehatan dari peternak yang mana untuk
Beberapa peternak belum mengerti ciri – ciri ternak terserang penyakit AI (Avian
Influenza) dan juga tata laksana pencegahannya yang mana apabila terserang virus AI akan
berdampak buruk bagi ternak yang dipelihara khususnya tingkat deplesi yang tinggi.
Peternak juga menyepelekan terkait biosecurity yang mana peternak hanya melakukan
dan pengendalian lalu lintas ternak, sedangkan untuk program vaksinasi yang dilakukan oleh
beberapa peternak di kelompok ternak hanya memberikan vaksin tetes pada ternaknya tanpa
memberikan vaksin injeksi. Hal ini ini sangat kurang untuk mengantisipasi virus AI (Avian
Influenza) yang masuk dari luar kandang, pencegahan penyakit Flu Burung pada unggas
dikombinasi dengan vaksin lain (Kencana dkk., 2015). Dari hasil pengamatan tersebut, kita
dapat menerapkan manajemen kesehatan dengan menganalisa dari buku, jurnal, ilmu
pelatihan dan lapangan itu sendiri dengan cara mengadakan pendampingan penyuluhan
Adanya masalah serta latar belakang tersebut maka diadakan pendampingan dengan
mitigasi Virus Avian Influenza akan dilaksanakan evaluasi pendampingan yang telah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat
3
dirumuskan pokok masalah yang hendak diteliti, yakin Efektivitas Pendampingan Mitigasi
Virus AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten
Pasuruan.
Agar peneliti ini menjadi terarah dan sistematis, maka pokok masalah yang ditetapkan
1. Bagaimana model pendampingan peternak itik petelur terhadap virus AI (Avian Influenza)
H5N1?
2. Bagaimana mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok
1.3 Tujuan
Pendampingan Mitigasi Virus AI (Avian Influenza) Sub Tipe H5N1 pada Peternakan Itik
Petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan maka tujuan dari pengkajian
ini adalah:
1. Mengetahui model pendampingan peternak itik petelur terhadap virus AI (Avian Influenza)
H5N1.
2. Mengetahui mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok
4
3. Mengetahui efektivitas pendampingan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap,
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan mengenai tata cara mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada
itik petelur.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Prespektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Desa Bumi Jaya Kecamatan Abung
Timur Kabupaten Lampung Utara)”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
sawah dan untuk mengetahui bagimana pandangan ekonomi Islam tentang efektivitas
menggunakan metode analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriktif kualitatif.
Pada penelitian Lili Adam Yuliandri, dkk (2019) yang berjudul “Efektivitas
Keberhasilan Insenminasi Buatan pada Sapi Potong”. Populasi dalam penelitian ini adalah
peternak yang telah mengikuti penyuluhan dalam Penerapan Teknologi Deteksi Birahi
bahwa terdapat populasi ternak sapi potong terbanyak di Kecamatan Japara. Analisis data
yang digunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis tabulasi silang
sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan proses penyuluhan pertanian lada
6
Pada penelitian Tintin Rostini dan Danang Biyatmoko (2021) yang berjudul “PKM
Peternakan Itik Rakyat di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru”. Solusi yang
ditawarkan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan konsep biosekuriti di dalam
kandang dan di lingkungan luar kandang. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan dapat
direspon baik oleh peternak mitra dan mampu memberikan peningkatan terhadap capaian
bobot itik pedaging dalam 6 minggu pengamatan, dampak kegiatan aplikasi biosekuriti
diperoleh capaian bobot 1.000 -1.200g/ekor. Hasil bobot itik jantan pedaging yang baik
Pada penelitian Ridwan M. Said, dkk (2010) yang berjudul “KIE untuk Peningkatan
Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Flu Burung di
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan”. Populasi dalam penelitian ini adalah peternak unggas
sebagai sampel yang berjumlah 120 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling dan analisis data yang digunakan metoda analisis uji statistic T-Test.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sebelum intervensi model pendidikan
peternakan dapat dicegah dengan cara menerapkan biosecurity. Penerapan biosecurity yang
dilakukan dapat berupa pemisahan unggas, mengatur lalu lintas peralatan serta personil
dalam peternakan. Hal-hal tersebut akan membantu dalam mengendalikan resiko munculnya
7
peternakan, sehingga kondisi kesehatan unggas didalamnya dapat terjaga dengan baik.
Menurut Iriantoni dkk (2019) pada Kegiatan operasional biosekuriti berupa isolasi,
Penilaian tersebut meliputi terdapatnya tanda tanda bioskuriti di peternakan, penggunaan alas
kaki dan pakaian khusus, perlakuan sanitasi dan batas antara tempat parkir dan peternakan.
Selain itu aspek penilaian di kendang meliputi jenis hewan di peternakan, lokasi dan kondisi
Menurut Rosidi Azis, dan Lestariningsih (2018) Salah satu cara untuk menghindari
terjadinya penyakit pada itik dengan menjalankan program sanitasi (kandang, tempat pakan
dan minum).Sanitasi kandang sangat diperlukan untuk menjaga agar ternak dapat tinggal
dengan nyaman dan aman dari penyakit. Sanitasi kandang tidak bisa dilepaskan dari
kesehatan ternak itik. Pertumbuhan penyakit dapat disebabkan oleh kotoran itik yang basah.
dalam tubuh itik terhadap penyakit yang di sebabkan oleh virus. Pada dasarnya daya tahan
tubuh itik terhadap virus lebih tinggi di banding unggas lain. Namun, pemberian vaksin
hendaknya diberikan secara periodik dan teratur. Vaksin dapat di berikan dengan beberapa
cara, yaitu dengan penetesan, penyemprotan, pencelupan, wing wept, penyuntikan, dan air
minum. Umumnya, vaksinasi di berikan bertujuan untuk mencegah serangan A.I (Avian
Influenza).
8
2.2 Landasan Teori
1. Efektivitas
teoritis atau praktis, tidak adapersetujuan yang universal mengenai apa yang
dengan pendekatan umum. Bila ditelusuriefektifitas berasal dari kata dasar efektif
2. Pendampingan
3. Mitigasi
9
mitigasi adalah untuk menekan kerugian yang ditimbulkan oleh suatu penyakit dalam
4. Avian Influenza
Avian Influenza (AI) merupakan virus penyebab penyakit infeksius pada unggas yang
mengakibatkan kerugian ekonomi secara signifikan Mutisari dkk (2018). Beberapa faktor
yang belum divaksinasi AI, sistem pemeliharaan multiage, lalu-lintas itik antar daerah
endemis AI, kurangnya laporan masyarakat mengenai itik sakit, serta kurangnya petugas
lapangan untuk monitoring penyakit unggas. Unggas yang divaksinasi AI H5N1 dapat
terhindar dari kemungkinan terinfeksi virus AI H5N1 yang beredar terhadap clade
2.1.3 maupun clade 2.3.2. Vaksin memberikan respon imun protektif yang sebagian besar
dihasilkan oleh hemagglutinin (HA) dan sedikit neuraminidase (NA) yang terdapat di
5. Agribisnis Itik
penyediaan sarana produksi seperti bibit itik, pakan, areal atau lahan dan lainnya, proses
Budidaya Itik Pedaging Yang Baik, sehingga masyarakat diberikan tuntunan dan
pedoman tentang budidaya itik. Pemeliharaan itik tidak memakan waktu yang lama,
dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan
itik jantan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina. Berat badan sampai saat
10
2.2.1 Aspek Penyuluhan
1. Pengertian Penyuluhan
yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar sekolah untuk para petani
dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki
kesejahteraan hidupnya sendiri serta masyarakatnya (Syahyuti, 2014). Pada saat materi
penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang percaya, akan tetapi setelah melihat
hasilnya yang kenyataanya memberikan keuntungan petani akan sadar dan percaya
1. Tujuan Penyuluhan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu
11
taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan pemerintah
2. Sasaran Penyuluhan
Sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan pelaku usaha. Pelaku
utama adalah petani beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola usaha dibidang
pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan
disekitar hutan, yang meliputi: usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa
penunjang. Sedangkan pelaku usaha adalah perorangan atau korporasi yang dibentuk
menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan
3. Materi Penyuluhan
Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan
disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006
pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para
penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi
12
4. Metode Penyuluhan
Peraturan Menteri Pertanian No. 03 Tahun 2018 menjelaskan bahwa metode penyuluhan
pertanian adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian
kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong, dan
lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
Metode penyuluhan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pelaku utama dan
pelaku usaha. Metode penyuluhan mengacu pada kegiatan dalam programa penyuluhan
5. Media Penyuluhan
Media penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri pelaku utama dan pelaku usaha pertanian
tersebut (Pertanian, 2017). Pemilihan media penyuluhan pertanian ini harus dilakukan oleh
seorang penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini
dikarenakan penyuluh pertanian harus menggunakan media penyuluhan pertanian yang tepat
dan sesuai dengan karakteristik sasaran penyuluhan di wilayah mereka. Media penyuluhan
pertanian yang dipilih harus benar-benar efektif untuk menyampaikan materi penyuluhan
kepada pelaku utama/petani dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan pertanian di
wilayah tersebut.
13
6. Evaluasi Penyuluhan
2021). Pada Peraturan Menteri Pertanian No. 03 Tahun 2018 dijelaskan bahwa tujuan
evaluasi penyuluhan adalah untuk mengetahui dan menilai proses, efektivitas dan efisiensi
Kerangka pikir disusun berdasarkan kondisi hasil kegiatan identifikasi potensi wilayah
(IPW) di lokasi Tugas Akhir Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Dari
hasil identifikasi potensi wilayah (IPW) didapatkan bahwa di Desa Kejapanan memiliki
komoditas ternak unggulan yaitu itik petelur. Kondisi peternak sebagian besar belum
mengerti tata cara memanajemen kesehatan ternaknya khususnya mitigasi virus AI (Avian
Kejapanan sebanyak 5.800 ekor. Namun dengan jumlah ternak itik petelur yang banyak
tersebut, ternak milik peternak mengalami deplesi yang mengakibatkan jumlah ternak yang
Kondisi yang diharapkan oleh peneliti yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan peternak itik petelur agar dapat mencegah virus AI (Avian Influenza) pada
ternak itik dan mengimplementasikan ke ternaknya yang dapat menekan terjadinya deplesi
pada ternak.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pendampingan di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan?
2. Bagaimana mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten
Pasuruan?
3. Bagimana efektivitas strategi pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan Kita
Tujuan
Untuk mengetahui strategi pendampingan di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan.
Untuk mengetahui mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten
Pasuruan.
Untuk mengetahui efektivitas strategi pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan
Kita Kabupaten Pasuruan.
EFEKTIVITAS STRATEGI PENDAMPINGAN MITIGASI VIRUS AI (AVIAN INFLUENZA) SUBTIPE H5N1 PADA PETERNAKAN ITIK PETELUR DI
KELOMPOK TERNAK HARAPAN KITA KABUPATEN PASURUAN
Rencana Penyuluhan
METODE PELAKSANAAN
Lokasi penelitian tugas akhir pendampingan peternak itik petelur sistem intensif akan
dilaksanakan di kelompok tani Harapan Kita Dusun Tawangsari Desa Kejapanan Kecamatan
Waktu pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2023.
Dengan pelaksanaan pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada
Sasaran penyuluhan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada ternak
itik yaitu anggota kelompok ternak harapan kita Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan. Populasi dalam kajian ini adalah seluruh peternak yang tergabung
dalam Kelompok ternak harapan kita Desa Kejapanan dengan jumlah populasi sebanyak 15
peternak.
Penentuan sampel dalam pelaksanaan penyuluhan menggunakan sampling jenuh. hal ini
dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil, hanya ada 15 orang peterna
18
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung menggunakan
2. Data Sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari instansi- instansi terkait,
pengetahuan dari data mentah. Pengolahan data kajian meliputi tiga tahapan, yaitu: (1)
Editing atau pengecekan data; (2) Coding atau pemberian kode pada tiap data dengan
kategori sama; (3) Tabulation atau pembuatan tabel – tabel berisikan data yang telah
diberikan kode. Data penelitian dianalisis untuk diambil rata-rata dan standar devisiasi yang
kemudian disajikan secara deskriptif kuanitatif. Teknik analisis data digunakan sebagai
pengujian data yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang kemudian
dianalisis. Maka daripada itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang telah terkumpul
19
3.1 Desain Penyuluhan
Sasaran penyuluhan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada
ternak itik yaitu seluruh anggota kelompok ternak harapan kita. Penentuan sampel
pengendalian virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1. Pemilihan materi penyuluhan
telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan sesuai dengan hasil Identifikasi Potensi
Wilayah (IPW).
menyampaikan materi kepada sasaran yaitu petani agar lebih mudah diterima. Oleh
keberhasilan dari kegiatan penyuluhan. Jenis media penyuluhan sangat beragam serta
20
3.3.5 Metode Pelaksanaan Penyuluhan
Pendampingan Kelompok.
21
(afektif) terdapat 5 tingkatan yakni menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan
Skor jawaban tertinggi = 4, jumlah pertanyaan = 15, sehingga jumlah skor tertinggi
adalah 4 x 15 = 60
Skor jawaban terendah = 1, jumlah pertanyaan = 15, sehingga jumlah skor terendah
adalah 1 x 135= 15
60−15
=
6
= 7,5 atau 7
No Skor Tingkatan
1. 55 – 60 Mengevaluasi
2. 47 – 54 Mengsintesis
3. 39 – 46 Menganalisis
4. 31 – 38 Menerapkan
5. 23 – 30 Memahami
6. 15 – 22 Mengetahui
adalah 4 x 9 = 36
22
adalah 1 x 9 = 9
36−9
= 5
= 5,4 atau 5
No Variabel Pengertian
23
Pendampingan dalam kegiatan pengendalian virus
3. Pendampingan
AI (Avian Influenza)
Mesin tetas yang digunakan dengan termostart manual
4. Avian Influenza dan alat ukur suhu menggunakan
termometer
Sejenis program yang dirancang untuk melindungi
5. Biosecurity ternak dari bebagai serangan penyakit atau sebagai
langkah awal dalam pengendalian wabah penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bungkaes, H. R., Posumah, J. H., & Kiyai, B. (2013). Hubungan efektivitas pengelolaan program
raskin dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh
Kabupaten Kepualauan Talaud. Acta Diurna Komunikasi, 2(2).
Purba, Deddy Wahyudin, et al. Pengantar ilmu pertanian. Yayasan Kita Menulis, 2020.
Shohib, M., Firmanto, A., Kusuma, W. A., & Martasari, G. I. (2016). Pendampingan kelompok
konselor sebaya di Kota Batu. Jurnal Dedikasi, 13.
Said, Ridwan M., M. Ridwan Thaha, dan M. Syafar. "KIE untuk peningkatan pengetahuan, sikap,
dan praktik pencegahan dan penanggulangan penyakit flu burung di Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health
Journal) 5.1 (2010): 23-28.
Rostini, T., & Biyatmoko, D. (2021). PKM PENINGKATAN STATUS KESEHATAN TERNAK
MELALUI PENERAPAN BIOSECURITY TERKONTROL PADA PETERNAKAN ITIK RAKYAT
DI KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT KOTA BANJARBARU. JURNAL PENGABDIAN AL-
IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY, 6(3).
Usto, R. Mitigasi Risiko Pembibitan Sapi Asli Indonesia Di PT Karya Anugerah Rumpin, Bogor–
Jawa Barat (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Andy, R., Liman, dan Erwanto. 2015. Estimasi Kapasitas Tampung dan Potensi Nilai Nutrisi Daun
Nenas Di Pt. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Sebagai Pakan Ruminansia. Universitas
Lampung.
25
Anwarudin, O., L. Fitriana, W. T. Defriyanti, P. Permatasari, E. Rusdiyana, K. M. Zain,
E. N. Jannah, M. Sugiarto, Nurlina, dan Y. Haryanto. 2021. Sistem Penyuluhan Pertanian.
Manokwari: Yayasan Kita Menulis.
Hanafi, N.D. 2008. Perlakuan Silase dan amoniasi daun kelapa sawit sebagai bahan pakan domba.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Harijati, S. 2007. Potensi dan Pengembangan Kompetensi Agribisnis Petani Berlahan Sempit :
Kasus Petani Sayuran di Kota dan Pinggiran Jakarta dan Bandung. Repository IPB.
26