Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS MODEL PENDAMPINGAN MITIGASI VIRUS AI


(AVIAN INFLUENZA) SUBTIPE H5N1 PADA PETERNAKAN
ITIK PETELUR DI KELOMPOK TERNAK HARAPAN KITA
KABUPATEN PASURUAN

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

FIKRI NUR FAUZAN


04.03.19.370

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN

2022
PROPOSAL TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS MODEL PENDAMPINGAN MITIGASI VIRUS AI


(AVIAN INFLUENZA) SUBTIPE H5N1 PADA PETERNAKAN
ITIK PETELUR DI KELOMPOK TERNAK HARAPAN KITA
KABUPATEN PASURUAN

Diajukan sebagai syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr Pt)

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

FIKRI NUR FAUZAN


04.03.19.370

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

EFEKTIVITAS MODEL PENDAMPINGAN MITIGASI VIRUS AI


(AVIAN INFLUENZA) SUBTIPE H5N1 PADA PETERNAKAN
ITIK PETELUR DI KELOMPOK TERNAK HARAPAN KITA
KABUPATEN PASURUAN

FIKRI NUR FAUZAN

04.03.19.370

Malang, 15 November 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Nurlaili, S. Pt., M.SC drh. Iman Aji Wijoyo, M. Vet


19840314 20143 2 001 NIP. 19901028 201902 1 002

Mengetahui:

Direktur
Politeknik Pembangunan Pertanian Malang

Dr. Setya Budhi Udraya, S.Pt, M.Si


NIP.19690511 199602 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyusun Proposal Tugas Akhir dengan judul Efektivitas Model

Pendampingan Mitigasi Virus AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 di Kelompok Ternak

Harapan Kita Kabupaten Pasuruan. Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan Tugas Akhir ini terutama kepada:

1. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt, M.Si selaku Direktur POLBANGTAN Malang.

2. Wahyu Windari, S.Pt, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Peternakan.

3. Dr. Sad Likah, S.Pt, MP., selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan dan

Kesejahteraan Hewan.

4. Nurlaili, S. Pt., M.SC, selaku Dosen Pembimbing I.

5. drh. Iman Aji Wijoyo, M. Vet, selaku Dosen Pembimbing II.

6. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan yang telah

mendampingi dalam kegiatan Identifikasi Potensi Wilayah

7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam proses menyusun Proposal Tugas Akhir.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifat nya membangun demi kesempuranaan

Proposal ini.

Malang, 09 Desember 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4
1.4 Manfaat........................................................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu.....................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.............................................................................................................9
2.2.1 Aspek Teknis....................................................................................................9
2.2.1 Aspek Penyuluhan..........................................................................................11
2.3 Kerangka Pikir.......................................................................................................15
3.1 Lokasi dan Waktu.......................................................................................................18
3.1.1 Lokasi Penelitian..................................................................................................18
3.1.2 Waktu Pelaksanaan...............................................................................................18
3.2 Metode Penetapan Sampel Sasaran Penyuluhan.........................................................18
3.2.1 Populasi dan Sampel Sasaran.........................................................................18
3.2.2 Jenis dan Sumber Data...................................................................................19
3.1 Analisis Data..............................................................Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Garis Kontinum......................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Desain Penyuluhan.................................................................................................19
3.3.1 Metode Penetapan Sasaran.............................................................................21
3.3.2 Metode Penetapan Materi Penyuluhan...........................................................21
3.3.3 Penetapan Metode Penyuluhan.......................................................................22
3.3.4 Penetapan Media Penyuluhan.........................................................................22
3.3.5 Metode Pelaksaan Penyuluhan.......................................................................22
3.3.6 Metode Evaluasi.............................................................................................23
3.4 Batasan Istilah............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Itik merupakan salah satu unggas yang dipelihara oleh peternak dengan cara diangon

(berpindah) maupun dikandangkan secara intensif. Pada manajemen pemeliharaan dengan

cara diangon pada lokasi pesawahan yang telah dipanen telah berlangsung sejak lama

sebagai sumber pakan tambahan bagi peternak untuk mengurangi biaya produksi. Dalam

budidaya itik petelur yang baik harus diperhatikan kaidah kesehatan hewan khususnya

mitigasi wabah penyakit. Kaidah kesehatan hewan antara lain: situasi penyakit, tindakan

pengamanan penyakit, pelaksanaan biosekuriti, dan obat hewan (Permentan Nomor:

36/Permentan/OT.140/3/2007).

Avian Influenza (AI) merupakan virus penyebab penyakit infeksius pada unggas yang

mengakibatkan kerugian ekonomi secara signifikan. Peningkatan kasus HPAI H5N1 pada

unggas kembali dilaporkan pada 2016, namun tidak dilaporkan adanya kasus pada manusia

(Wibawa, 2016). Di 2013, pemerintah menetapkan AI sebagai Penyakit Hewan Menular

Strategis sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 4026/Kpts/OT.140/4/2013. Menurut

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 juncto Undang-undang Nomor 41 Tahun 2014

tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai

kewenangannya melakukan pengamanan terhadap penyakit hewan menular strategis.

Pengamanan tersebut antara lain meliputi penerapan biosekuriti, pengebalan hewan, serta

pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan.

1
Desa Kejapanan merupakan Desa yang memiliki jumlah populasi itik yang selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 sebesar 4.478 sedangkan pada tahun 2019

mengalami peningkatan menjadi 5.697 (Sekretaris Kelompokn Ternak). Desa Japanan

Kecamatan Gempol menjadi salah desa yang mendukung dalam pemeliharaan itik petelur,

baik dari segi sarana dan prasarana, lokasi, dan sumberdaya yang mendukung.

Kelompok Ternak Harapan Kita merupakan salah satu Kelompok yang

mengembangkan ternak itik petelur dengan jumlah 15 anggota. Model peternakan itik

petelur yang dipelihara yaitu secara semi intensif, namun setelah diadakannya IPW bisa

dikatakan kurang memperhatikan kesehatan itik baik dari segi biosecurity, sanitasi, maupun

vaksinasi pada ternak yang dipelihara. Dampak yang yang dialami oleh Kelompok Ternak

Harapan Kita adalah ditemukannya ternak yang terserang AI (Avian Influenza) pada ternak

yang dipelihara dengan subtipe H5N1. Avian influenza (AI) atau yang biasa dikenal sebagai

penyakit flu burung merupakan jenis penyakit yang bersifat patogen dengan menyerang

unggas sebagai inangnya (Sabriyanto, Margaretha, Wirnangsih (2022).

Setelah dilakukan Identifikasi Potensi Wilayah diketahui masalah yang dihadapi oleh

Kelompok Ternak Harapan Kita adalah terjadinya deplesi pada beberapa ternak itik petelur

dengan indikasi penyakit Avian Influenza di kelompok ternak Harapan Kita. Beberapa

peternak itik di Kelompok Ternak Harapan Kita juga belum mempunyai ilmu teori dan

praktek sebagai pedoman dalam mitigasi virus Avian Influenza, baik biosecurity, sanitasi,

maupun vaksinasi. Banyak peternak itik petelur di Kecamatan Gempol yang memiliki

cara managemen

2
pemeliharaan itik petelur khususnya pada kesehatan ternak yang sangat bervariasi. Hal ini

menyebabkan dari masyarakat di Kelompok Ternak Harapan Kita pada umumnya merasa

kebingungan harus mengikuti manajemen kesehatan dari peternak yang mana untuk

mengendalikan penyakit dari luar.

Beberapa peternak belum mengerti ciri – ciri ternak terserang penyakit AI (Avian

Influenza) dan juga tata laksana pencegahannya yang mana apabila terserang virus AI akan

berdampak buruk bagi ternak yang dipelihara khususnya tingkat deplesi yang tinggi.

Peternak juga menyepelekan terkait biosecurity yang mana peternak hanya melakukan

penyemprot kandang saja menggunakan desinfektan dengan tidak memperhatikan isolasi,

dan pengendalian lalu lintas ternak, sedangkan untuk program vaksinasi yang dilakukan oleh

beberapa peternak di kelompok ternak hanya memberikan vaksin tetes pada ternaknya tanpa

memberikan vaksin injeksi. Hal ini ini sangat kurang untuk mengantisipasi virus AI (Avian

Influenza) yang masuk dari luar kandang, pencegahan penyakit Flu Burung pada unggas

dengan cara divaksinasi menggunakan vaksin AI inaktif sediaan tunggal maupun

dikombinasi dengan vaksin lain (Kencana dkk., 2015). Dari hasil pengamatan tersebut, kita

dapat menerapkan manajemen kesehatan dengan menganalisa dari buku, jurnal, ilmu

pelatihan dan lapangan itu sendiri dengan cara mengadakan pendampingan penyuluhan

sebagai mitigasi virus AI (Avian Influenza) di kelompok ternak.

Adanya masalah serta latar belakang tersebut maka diadakan pendampingan dengan

judul Efektivitas Pendampingan Mitigasi Virus AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 di

Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan. Setelah dilaksanakan pendampingan

mitigasi Virus Avian Influenza akan dilaksanakan evaluasi pendampingan yang telah

diterapkan. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

3
dirumuskan pokok masalah yang hendak diteliti, yakin Efektivitas Pendampingan Mitigasi

Virus AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten

Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah

Agar peneliti ini menjadi terarah dan sistematis, maka pokok masalah yang ditetapkan

dikembangkan dalam batasan sub masalah sebagai berikut

1. Bagaimana model pendampingan peternak itik petelur terhadap virus AI (Avian Influenza)

H5N1?

2. Bagaimana mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok

Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan?

3. Bagaimana efektivitas pendampingan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap,

keterampilan peternak terhadap virus AI (Avian Influenza) H5N1 sesudah dilakukan

penyuluhan mengenai materi mitigasi virus AI menggunakan model pendampingan?

1.3 Tujuan

Berdasarkan pada perumusan masalah dalam pengkajian Efektivitas Model

Pendampingan Mitigasi Virus AI (Avian Influenza) Sub Tipe H5N1 pada Peternakan Itik

Petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan maka tujuan dari pengkajian

ini adalah:

1. Mengetahui model pendampingan peternak itik petelur terhadap virus AI (Avian Influenza)

H5N1.

2. Mengetahui mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok

Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan.

4
3. Mengetahui efektivitas pendampingan terhadap peningkatan pengetahuan, sikap,

keterampilan peternak terhadap virus AI (Avian Influenza) H5N1 sesudah dilakukan

penyuluhan mengenai materi mitigasi virus AI menggunakan model pendampingan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa

1. Sebagai persyaratan kelulusan mahasiswa dalam menempuh pendidikan Diploma IV

di Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

2. Menambah pengetahuan mengenai cara mitigasi virus AI (Avian Influenza)

subtipe H5N1 pada ternak itik.

3. Mengetahui strategi pendampingan dalam mitigasi virus AI (Avian Influenza)

subtipe H5N1 pada ternak itik..

1.4.2 Manfaat bagi Polbangtan Malang

1. Memperkenalkan Politeknik Pembangunan Pertanian kepada masyarakat Kecamatan

Gempol Kabupaten Kediri sebagai penyelenggara pendidikan Vokasi Diploma IV

dalam bidang pertanian dan peternakan.

2. Meningkatkan peranan Polteknik Pembangunan Pertanian Malang dalam memajukan

pertanian, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan petani

1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat

1. Menambah pengetahuan mengenai tata cara mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada

itik petelur.

2. Menambah informasi mengenai mitigasi penyakit kepada peternak untuk membangun

industri itik petelur yang lebih baik.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian Eriantina (2018) dengan judul “Analisis Efektivitas Program

Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Sawah

Menurut Prespektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Desa Bumi Jaya Kecamatan Abung

Timur Kabupaten Lampung Utara)”. Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

program pemberdayaan penyuluhan pertanian dalam meningkatkan pendapatan petani padi

sawah dan untuk mengetahui bagimana pandangan ekonomi Islam tentang efektivitas

program pemberdayaan penyuluhan pertanian dalam meningkatkan pendapatan petani

sawah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data

menggunakan metode analisis data yang digunakan adalah pendekatan deskriktif kualitatif.

Pada penelitian Lili Adam Yuliandri, dkk (2019) yang berjudul “Efektivitas

Penyuluhan dalam Penerapan Teknologi Deteksi Birahi sebagai Upaya Meningkatkan

Keberhasilan Insenminasi Buatan pada Sapi Potong”. Populasi dalam penelitian ini adalah

peternak yang telah mengikuti penyuluhan dalam Penerapan Teknologi Deteksi Birahi

sebagai Upaya Meningkatkan Keberhasila Insenminasi Buatan pada Sapi Potong.

Pengambilan sampel menggunakan metode sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan

bahwa terdapat populasi ternak sapi potong terbanyak di Kecamatan Japara. Analisis data

yang digunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan menggunakan analisis tabulasi silang

sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan proses penyuluhan pertanian lada

dilaksanakan dengan menggunakan metode survey.

6
Pada penelitian Tintin Rostini dan Danang Biyatmoko (2021) yang berjudul “PKM

Peningkatan Status Kesehatan Ternak Melalui Penerapan Biosecurity Terkontrol pada

Peternakan Itik Rakyat di Kelurahan Guntung Paikat Kota Banjarbaru”. Solusi yang

ditawarkan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan konsep biosekuriti di dalam

kandang dan di lingkungan luar kandang. Hasil kegiatan menunjukkan kegiatan dapat

direspon baik oleh peternak mitra dan mampu memberikan peningkatan terhadap capaian

bobot itik pedaging dalam 6 minggu pengamatan, dampak kegiatan aplikasi biosekuriti

diperoleh capaian bobot 1.000 -1.200g/ekor. Hasil bobot itik jantan pedaging yang baik

dampak aplikasi biosekuriti yang signifikan.

Pada penelitian Ridwan M. Said, dkk (2010) yang berjudul “KIE untuk Peningkatan

Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Flu Burung di

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan”. Populasi dalam penelitian ini adalah peternak unggas

sebagai sampel yang berjumlah 120 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dan analisis data yang digunakan metoda analisis uji statistic T-Test.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa sebelum intervensi model pendidikan

komunikasi informasi dilakukan, pengetahuan, sikap dan praktik pencegahan dan

pengendalian avian influenza terbatas.

Menurut Hamidun, dkk (2018), Penyebaran penyakit avian influenza disuatu

peternakan dapat dicegah dengan cara menerapkan biosecurity. Penerapan biosecurity yang

dilakukan dapat berupa pemisahan unggas, mengatur lalu lintas peralatan serta personil

dalam peternakan. Hal-hal tersebut akan membantu dalam mengendalikan resiko munculnya

penyakit dalam suatu

7
peternakan, sehingga kondisi kesehatan unggas didalamnya dapat terjaga dengan baik.

Menurut Iriantoni dkk (2019) pada Kegiatan operasional biosekuriti berupa isolasi,

pembersihan dan desinfeksi di peternakan serta kontrol pergerakan di peternakan itik.

Penilaian tersebut meliputi terdapatnya tanda tanda bioskuriti di peternakan, penggunaan alas

kaki dan pakaian khusus, perlakuan sanitasi dan batas antara tempat parkir dan peternakan.

Selain itu aspek penilaian di kendang meliputi jenis hewan di peternakan, lokasi dan kondisi

gudang pakan serta kondisi kebersihan kandang.

Menurut Rosidi Azis, dan Lestariningsih (2018) Salah satu cara untuk menghindari

terjadinya penyakit pada itik dengan menjalankan program sanitasi (kandang, tempat pakan

dan minum).Sanitasi kandang sangat diperlukan untuk menjaga agar ternak dapat tinggal

dengan nyaman dan aman dari penyakit. Sanitasi kandang tidak bisa dilepaskan dari

kesehatan ternak itik. Pertumbuhan penyakit dapat disebabkan oleh kotoran itik yang basah.

Menurut Anwar (2018) Vaksinasi sangat di perlukan untuk mmbentuk kekebalan

dalam tubuh itik terhadap penyakit yang di sebabkan oleh virus. Pada dasarnya daya tahan

tubuh itik terhadap virus lebih tinggi di banding unggas lain. Namun, pemberian vaksin

hendaknya diberikan secara periodik dan teratur. Vaksin dapat di berikan dengan beberapa

cara, yaitu dengan penetesan, penyemprotan, pencelupan, wing wept, penyuntikan, dan air

minum. Umumnya, vaksinasi di berikan bertujuan untuk mencegah serangan A.I (Avian

Influenza).

8
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Aspek Teknis

1. Efektivitas

Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan. Dalam artian

efektivitasmerupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan

prosedur dari organisasimencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam pengertian

teoritis atau praktis, tidak adapersetujuan yang universal mengenai apa yang

dimaksud dengan “Efektivitas”.Bagaimanapun definisi efektivitas berkaitan

dengan pendekatan umum. Bila ditelusuriefektifitas berasal dari kata dasar efektif

yang artinya : (1). Ada efeknya (pengaruhnya,akibatnya, kesannya) seperti:

manjur; mujarab; mempan; (2). Penggunaan metode/cara,sarana/alat dalam

melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna mencapai hasil yangoptimal

(Bungkaes dkk., 2013).

2. Pendampingan

Program pendampinganmerupakan kegiatan yang disusun sebagai sebuahpaket

kegiatan untuk memastikan bahwa pesertamelakukan kegiatan konseling dan

memilikikemampuan dasar yang dibutuhkan saat melakukankonseling sebaya.

Program pendampingan dimaksudkan untuk memberikanpenguatan secara

psikososial agar konselor sebayadapat dengan mandiri dan percaya diri

melakukankegiatan konseling (Shohib dkk., 2016)

3. Mitigasi

Mitigasi penyakit di peternakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan

untuk mengurangi dampak penyakit di peternakan unggas. Tujuan utama dilakukannya

9
mitigasi adalah untuk menekan kerugian yang ditimbulkan oleh suatu penyakit dalam

peternakan unggas (Purba dkk., 2020).

4. Avian Influenza

Avian Influenza (AI) merupakan virus penyebab penyakit infeksius pada unggas yang

mengakibatkan kerugian ekonomi secara signifikan Mutisari dkk (2018). Beberapa faktor

resiko yang teridentifikasi di lapangan yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat, itik

yang belum divaksinasi AI, sistem pemeliharaan multiage, lalu-lintas itik antar daerah

endemis AI, kurangnya laporan masyarakat mengenai itik sakit, serta kurangnya petugas

lapangan untuk monitoring penyakit unggas. Unggas yang divaksinasi AI H5N1 dapat

terhindar dari kemungkinan terinfeksi virus AI H5N1 yang beredar terhadap clade

2.1.3 maupun clade 2.3.2. Vaksin memberikan respon imun protektif yang sebagian besar

dihasilkan oleh hemagglutinin (HA) dan sedikit neuraminidase (NA) yang terdapat di

dalam antigen vaksin.

5. Agribisnis Itik

Agribisnis itik merupakan suatu sistem agribisnis yang mencakup proses

penyediaan sarana produksi seperti bibit itik, pakan, areal atau lahan dan lainnya, proses

pengolahan seperti pemeliharaan, dan proses pemasaran itik. Pembudidayaan itik

dikuatkan dengan PermentanNomor:36/Permentan /OT.140/3/2007 Tentang Pedoman

Budidaya Itik Pedaging Yang Baik, sehingga masyarakat diberikan tuntunan dan

pedoman tentang budidaya itik. Pemeliharaan itik tidak memakan waktu yang lama,

dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan

itik jantan tubuhnya relatif lebih baik daripada itik betina. Berat badan sampai saat

dipotong tidak kurang dari 1,5 kg.

10
2.2.1 Aspek Penyuluhan

1. Pengertian Penyuluhan

Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K), penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan

yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta

pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam

mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta

meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar sekolah untuk para petani

dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki

kesejahteraan hidupnya sendiri serta masyarakatnya (Syahyuti, 2014). Pada saat materi

penyuluhan disampaikan banyak petani yang kurang percaya, akan tetapi setelah melihat

hasilnya yang kenyataanya memberikan keuntungan petani akan sadar dan percaya

kemudian mencobanya, hal ini mencerminkan realisme. (Bahua, 2015).

1. Tujuan Penyuluhan

Setyaningsih (2019) menyatakan tujuan Penyuluhan Pertanian mencakup tujuan

jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu

menumbuhkan perubahan-perubahan dalam diri petani yang mencakup tingkat

11
taraf hidup masyarakat tani sehingga kesejahteraan hidup petani terjamin. Tujuan pemerintah

terhadap penyuluhan pertanian adalah: meningkatkan produksi pangan, merangsang

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan rakyat desa,

mengusahakan pertanian yang berkelanjutan.

2. Sasaran Penyuluhan

Sasaran dalam penyuluhan pertanian adalah pelaku utama dan pelaku usaha. Pelaku

utama adalah petani beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola usaha dibidang

pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan

disekitar hutan, yang meliputi: usaha hulu, usahatani, agroindustri, pemasaran dan jasa

penunjang. Sedangkan pelaku usaha adalah perorangan atau korporasi yang dibentuk

menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan

(Undang-undang No.16 Tahun 2006 tentang SP3K).

3. Materi Penyuluhan

Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan

disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran penyuluhan. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006

tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, materi penyuluhan

pertanian didefinisikan sebagai bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para

penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi

informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian

lingkungan. Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan

kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan

pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian.

12
4. Metode Penyuluhan

Peraturan Menteri Pertanian No. 03 Tahun 2018 menjelaskan bahwa metode penyuluhan

pertanian adalah cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian

kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau, dan mampu menolong, dan

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, sumber daya

lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Metode penyuluhan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pelaku utama dan

pelaku usaha. Metode penyuluhan mengacu pada kegiatan dalam programa penyuluhan

pertanian dan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.

5. Media Penyuluhan

Media penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat

merangsang pikiran, perasaan dan kemauan pelaku utama dan pelaku usaha sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri pelaku utama dan pelaku usaha pertanian

tersebut (Pertanian, 2017). Pemilihan media penyuluhan pertanian ini harus dilakukan oleh

seorang penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini

dikarenakan penyuluh pertanian harus menggunakan media penyuluhan pertanian yang tepat

dan sesuai dengan karakteristik sasaran penyuluhan di wilayah mereka. Media penyuluhan

pertanian yang dipilih harus benar-benar efektif untuk menyampaikan materi penyuluhan

kepada pelaku utama/petani dan pelaku usaha sebagai sasaran penyuluhan pertanian di

wilayah tersebut.

13
6. Evaluasi Penyuluhan

Evaluasi adalah proses pengumpulan informasi melalui pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen tertentu untuk mengambil suatu keputusan (Anwarudin et al.,

2021). Pada Peraturan Menteri Pertanian No. 03 Tahun 2018 dijelaskan bahwa tujuan

evaluasi penyuluhan adalah untuk mengetahui dan menilai proses, efektivitas dan efisiensi

kinerja serta dampak penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Proses evaluasi dilakukan

melalui pengumpulan, analisis data dan informasi secara berkala.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka pikir disusun berdasarkan kondisi hasil kegiatan identifikasi potensi wilayah

(IPW) di lokasi Tugas Akhir Desa Kejapanan Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Dari

hasil identifikasi potensi wilayah (IPW) didapatkan bahwa di Desa Kejapanan memiliki

komoditas ternak unggulan yaitu itik petelur. Kondisi peternak sebagian besar belum

mengerti tata cara memanajemen kesehatan ternaknya khususnya mitigasi virus AI (Avian

Influenza). Jumlah populasi itik petelur di Kecamatan Gempol khususnya di Desa

Kejapanan sebanyak 5.800 ekor. Namun dengan jumlah ternak itik petelur yang banyak

tersebut, ternak milik peternak mengalami deplesi yang mengakibatkan jumlah ternak yang

dipelihara mengalami penurunan dengan indikasi terserang penyakit AI (Avian Influenza).

Kondisi yang diharapkan oleh peneliti yaitu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan peternak itik petelur agar dapat mencegah virus AI (Avian Influenza) pada

ternak itik dan mengimplementasikan ke ternaknya yang dapat menekan terjadinya deplesi

pada ternak.

2.3 Kerangka Pikir


Identifikasi Potensi Wilayah

Keadaan Sekarang (Exiting) Keadaan yang diinginkan (Ekspektasi)


1. Peternak dapat mengatasi deplesi akibat
1. Ternak itik petelur mengalami peningkatan
penyebaran virus AI (Avian Influenza) menjadi turun
deplesi akibat penyebaran virus AI (Avian
2. Dengan memahami cara pengendalian virus AI
Influenza)
(Avian Influenza) diharapkan peternak dapat
2. Kurangnya pemahaman terkait pengendalian
menekan angka deplesi
virus AI (Avian Influenza)
3. Peternak dapat menerapkan dalam penanganan
3. Peternak lemah dalam penanganan dan
dan pengendalian virus AI baik biosecurity, sanitasi,
pengendalian virus AI baik biosecurity, sanitasi,
maupun vaksinasi dengan baik dan benar.
maupun vaksinasi
Masalah
1. Beberapa ternak terserang penyakit AI (Avian Influenza)
2. Peternak di Kelompok Ternak Hrapan Kita belum mengerti tata cara pengendalian virus AI (Avian Influenza)
3. Manajemen kesehatan yang diterapkan di Kelompok Ternak Harapan Kita masih belum dijalankan dengan baik.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi pendampingan di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan?
2. Bagaimana mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten
Pasuruan?
3. Bagimana efektivitas strategi pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan Kita

Tujuan
Untuk mengetahui strategi pendampingan di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten Pasuruan.
Untuk mengetahui mitigasi virus AI (Avian Influenza) pada peternakan itik petelur di Kelompok Ternak Harapan Kita Kabupaten
Pasuruan.
Untuk mengetahui efektivitas strategi pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) subtipe H5N1 di Kelompok Ternak Harapan
Kita Kabupaten Pasuruan.

EFEKTIVITAS STRATEGI PENDAMPINGAN MITIGASI VIRUS AI (AVIAN INFLUENZA) SUBTIPE H5N1 PADA PETERNAKAN ITIK PETELUR DI
KELOMPOK TERNAK HARAPAN KITA KABUPATEN PASURUAN

Rencana Penyuluhan

Tujuan Sasaran Materi Metode Media Evaluasi


- Jangka Pendek : Efektivitas Strategi
Anggota Mitigasi virus AI Pendampingan Akan
meningkatnya Pendampingan
Kelompok Ternak (Avian Influenza) ditentukan
pengetahuan dan saat penelitian anggota Kelompok
keterampilan anggota Harapan Kita subtipe H5N1 Ternak Harapan
Kelompok Ternak Desa Kejapanan pada ternak itik Kita dalam
Harapan Kita dalam Kecamatan petelur. mitigasivirus AI
pengendalian virus AI Gempol (Avian Influenza)
- Jangka panjang: Kabupaten subtipe H5N1
anggota Kelompok Pasuruan Jawa
Ternak Harapan Kita Timur
dapat mengendalikan
tingkat deplesipada
ternak itik yang dipelihara 17
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu

3.1.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tugas akhir pendampingan peternak itik petelur sistem intensif akan

dilaksanakan di kelompok tani Harapan Kita Dusun Tawangsari Desa Kejapanan Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan Jawa Timur.

3.1.2 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Maret 2023.

Dengan pelaksanaan pendampingan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada

itik petelur sistem semi intensif selama 30 hari.

3.2 Metode Penetapan Sampel Sasaran Penyuluhan

3.2.1 Populasi dan Sampel Sasaran

Sasaran penyuluhan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada ternak

itik yaitu anggota kelompok ternak harapan kita Desa Kejapanan Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan. Populasi dalam kajian ini adalah seluruh peternak yang tergabung

dalam Kelompok ternak harapan kita Desa Kejapanan dengan jumlah populasi sebanyak 15

peternak.

Penentuan sampel dalam pelaksanaan penyuluhan menggunakan sampling jenuh. hal ini

dilakukan karena jumlah populasi relatif kecil, hanya ada 15 orang peterna

18
3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Data diambil dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan kuisioner.

Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung menggunakan

pertanyaan model wawancara serta dalam bentuk kuesioner.

2. Data Sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari instansi- instansi terkait,

pemerintah setempat dan lain-lain yang telah tersedia.

3.3 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah rangkaian pengolahan untuk menghasilkan informasi atau

pengetahuan dari data mentah. Pengolahan data kajian meliputi tiga tahapan, yaitu: (1)

Editing atau pengecekan data; (2) Coding atau pemberian kode pada tiap data dengan

kategori sama; (3) Tabulation atau pembuatan tabel – tabel berisikan data yang telah

diberikan kode. Data penelitian dianalisis untuk diambil rata-rata dan standar devisiasi yang

kemudian disajikan secara deskriptif kuanitatif. Teknik analisis data digunakan sebagai

pengujian data yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang kemudian

dianalisis. Maka daripada itu, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuantitatif deskriptif yaitu dengan menganalisis data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara

umum (Sugiyono 2010).

3.3.1 Motode Analisis Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

Pengukuran pengetahuan, sikap dan keterampilan dianalisis menggunakan analisis

deskriptif. Pengukuran aspek penegtahuan dan keterampilan 1 kali yaitu saat pendampingan.

Tujuan pengukuran pengetahuan, sikap, dan keterampilan ini yaitu untuk mencari responden

19
yang akan diberi penyuluhan. Skala pengukuran pengetahuan yaitu guttman benar dan salah,

skala pengukuran keterampilan yaitu liket yang diberikan dengan kategori: sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat setuju. Berikut adalah langkah- langkah untuk menganalisis

data.

Kemudian dari data yang diperoleh ditabulasi dan dihitung skor tertinggi tingkat

pengetahuan dan keterampilan untuk mengetahui sampai mana tingkat pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki kelompok ternak harapan kita dalam mitigasi virus AI (Avian

Influenza) subtipe H5N1 seperti pada tabel berikut.

Tabel 1. Skor Pengetahuan

Nilia Tertinggi = (Jumlah soal) X (Skor tertinggi)= 15 x 1 x 20=300 Nilai terendah =

(Jumlah soal) X (Skor terendah)= 15 x 0 x 20 = 0 Selanjutnya menentukan interval kelas

dengan rumus : i – R/K Keterangan:

i = interval kelas/kategori

R= Range (Skor tertinggi – Skor terendah )


Tabel 2. Skor Keterampilan
Nilai Nilai Banyak Kelas Rentang Skor Kategori
Terendah Tertinggi
0 - 300 Meniru
301 - 600 Manipulasi
1 5 5 601 - 900 Presesi
901 - 1200 Artikulasi
1201 - 1200 Naturalisasi
Sumber: Data Primer yang diolah, 2022. Analisis Keterampilan
Nilia tertinggi = (Jumlah soal) X (Skor tertinggi)= 15 x 5 x20=1500 Nilai terendah =(Jumlah
soal) X (Skor terendah)= 15 x 1x20 = 300 Selanjutnya menentukan interval kelas dengan
rumus : i – R/K Keterangan:
i = interval kelas/kategori
R= Range (Skor tertinggi – Skor terendah )

K= Jumlah interval kelas/ kategori i = 1500/5 = 300

20
3.4 Desain Penyuluhan

3.3.1 Metode Penetapan Sasaran

Sasaran penyuluhan mitigasi virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1 pada ternak

itik yaitu seluruh anggota kelompok ternak harapan kita. Penentuan sampel

21
dalam pelaksanaan penyuluhan menggunakan sampling jenuh. hal ini dilakukan karena

jumlah populasi relatif kecil, hanya ada 15 orang peternak.

3.3.1 Metode Penetapan Materi Penyuluhan


Materi penyuluhan yang akan disampaikan dalam kegiatan penyuluhan adalah

pengendalian virus AI (Avian Influenza) sub tipe H5N1. Pemilihan materi penyuluhan telah

disesuaikan dengan keadaan di lapangan sesuai dengan hasil Identifikasi Potensi Wilayah

(IPW).

3.3.2 Penetapan Metode Penyuluhan

Pemilihan metode penyuluhan digunakan untuk membantu penyuluh dalam

menyampaikan materi kepada sasaran yaitu petani agar lebih mudah diterima. Oleh karena

itu, dalam menentukan metode penyuluhan pertanian perlu pemperhatikan karakteristik

petani yang diantaranya umur, pendidikan maupun budaya lingkungan sekitar. Selain itu

dalam menentukan metode penyuluhan ditetapkan berdasarakan keadaan yang terjadi di

masyarakat.

3.3.3 Penetapan Media Penyuluhan

Media penyuluhan pertanian merupakan alat yang dapat menunjang keberhasilan dari

kegiatan penyuluhan. Jenis media penyuluhan sangat beragam serta memiliki fungsinya

masing-masing. Media penyuluhan yang digunakan dalam kajian ini adalah media, leaflet,

dan video.

3.3.4 Metode Pelaksanaan Penyuluhan

Metode penyuluhan pertanian dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu

metode penyuluhan langsung yang artinya para penyuluh langsung berhadapan

muka dengan sasaran dan penyuluhan tidak langsung dimana dalam penyampaian

materi pesan tidak dilaksanakan secara langsung oleh penyuluh tetapi melalui

22
perantara atau media penyuluhan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan

penyuluhan secara langsung yaitu Pendampingan Kelompok.

3.3.5 Metode Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian merupakan proses yang

sistematis, sebagai upaya penilaian atas suatu kegiatan oleh evaluator. Metode

evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi dampak kegiatan penyuluhan. Evaluasi

dilakukan dengan menghitung menganalisi pengetahuan dan keterampilan terhadap

kelompok Ternak Harapan Kita di Desa Japanan menggunakan aplikasi SPSS 25,

untuk menguji validitas dan reliabilitas.

Efektivitas strategi pendampingan dilakukan untuk melihat apakah pemilihan

materi, media, dan metode sudah sesuai dengan kondisi sasaran penyuluhan agar

kegiatan penyuluhan benar-benar tepat. Efektivitas strategi pendampingan

bertujuan untuk membandingkan antara kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

yang ingin dicapai apakah sudah sesuai. Metode yang digunakan adalah kuantitatif

deskriptif hasil evaluasi penyuluhan dengan unsur-unsur rancangan penyuluhan

yaitu sasaran, materi, tujuan, metode, dan media.

23
3.4 Batasan Istilah

Untuk mempermudah pengukuran terhadap variabel-variabel yang diamati maka perlu

dijelaskan pengertian, dan batasan operasional sebagai berikut :

No Variabel Pengertian

1. Efektivitas Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam


mencapai tujuan atau sasaran
Kelompok Ternak Kelompok ternak peternakan itik petelur yang
2. Harapan Kita berlokasi di Desa Kejapanan Kecamatan Gempol
Kabupaten Pasuruan
Pendampingan dalam kegiatan pengendalian virus
3. Pendampingan
AI (Avian Influenza)
Mesin tetas yang digunakan dengan termostart manual
4. Avian Influenza dan alat ukur suhu menggunakan
termometer
Sejenis program yang dirancang untuk melindungi
5. Biosecurity ternak dari bebagai serangan penyakit atau sebagai
langkah awal dalam pengendalian wabah penyakit.
Suatu kegiatan pencegahan yang meliputi kebersihan
bangunan tempat tinggal ternak atau kandang dan
6. Sanitasi
lingkungannya dalam rangka untuk
menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya.
Strategi merupakan perencanaan yang telah disusun dan
7. Strategi disepakati sebelumnya untuk mencapai sasaran atau
tujuan bersama.

24
DAFTAR PUSTAKA

Bungkaes, H. R., Posumah, J. H., & Kiyai, B. (2013). Hubungan efektivitas pengelolaan program
raskin dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh
Kabupaten Kepualauan Talaud. Acta Diurna Komunikasi, 2(2).

Purba, Deddy Wahyudin, et al. Pengantar ilmu pertanian. Yayasan Kita Menulis, 2020.

Shohib, M., Firmanto, A., Kusuma, W. A., & Martasari, G. I. (2016). Pendampingan kelompok
konselor sebaya di Kota Batu. Jurnal Dedikasi, 13.

Said, Ridwan M., M. Ridwan Thaha, dan M. Syafar. "KIE untuk peningkatan pengetahuan, sikap,
dan praktik pencegahan dan penanggulangan penyakit flu burung di Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health
Journal) 5.1 (2010): 23-28.

Rostini, T., & Biyatmoko, D. (2021). PKM PENINGKATAN STATUS KESEHATAN TERNAK
MELALUI PENERAPAN BIOSECURITY TERKONTROL PADA PETERNAKAN ITIK RAKYAT
DI KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT KOTA BANJARBARU. JURNAL PENGABDIAN AL-
IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY, 6(3).

Yuliandri, L. A., & Rahmah, U. I. L. (2021). EFEKTIVITAS PENYULUHAN DALAM PENERAPAN


TEKNOLOGI DETEKSI BIRAHI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
KEBERHASILAN IB PADA SAPI POTONG. Agrivet: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan
Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner), 9(2), 176-184.

Eriantina, E. (2018). ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM PEMBERDAYAAN PENYULUH


PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH
MENURUT PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Desa
Bumi Jaya Kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara) (Doctoral dissertation,
UIN Raden Intan Lampung).

Usto, R. Mitigasi Risiko Pembibitan Sapi Asli Indonesia Di PT Karya Anugerah Rumpin, Bogor–
Jawa Barat (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).

Kencana,G.A.Y., Suartha, I.N., Simbolon, M.P.,Handayani, A.N., Ong, S., Syamsidar,


Kusumastuti, A.2015.Respons Antibodi terhadap Penyakit Tetelo pada Ayam yang Divaksin
Tetelo dan Tetelo-Flu Burung. Jurnal Veteriner. Vol. 16 No. 2 : 283-290.

Andy, R., Liman, dan Erwanto. 2015. Estimasi Kapasitas Tampung dan Potensi Nilai Nutrisi Daun
Nenas Di Pt. Great Giant Pineapple Terbanggi Besar Sebagai Pakan Ruminansia. Universitas
Lampung.

25
Anwarudin, O., L. Fitriana, W. T. Defriyanti, P. Permatasari, E. Rusdiyana, K. M. Zain,
E. N. Jannah, M. Sugiarto, Nurlina, dan Y. Haryanto. 2021. Sistem Penyuluhan Pertanian.
Manokwari: Yayasan Kita Menulis.

Bahua, M. I. 2015. Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Gorontalo.

Ginting, S. P. dan Rantan, K. 2009. Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan Limbah


Holtikultura Untuk Pakan Ternak Kambing. Pusat Penelitian
Dan
Pengembangan Peternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Deptan

Hanafi, N.D. 2008. Perlakuan Silase dan amoniasi daun kelapa sawit sebagai bahan pakan domba.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Harijati, S. 2007. Potensi dan Pengembangan Kompetensi Agribisnis Petani Berlahan Sempit :
Kasus Petani Sayuran di Kota dan Pinggiran Jakarta dan Bandung. Repository IPB.

26

Anda mungkin juga menyukai